ASURA (阿修羅) - Film Tiongkok Termahal Tahun ini Ditarik dari Bioskop Setelah Tayang 3 Hari. Mengapa?
Film Asura adalah sebuah film kolosal produksi Tiongkok yang baru dirilis tanggal 13 Juli 2018 silam.
Disutradarai Peng Zhang dan diperani artis papan atas Hong Kong Carina Lau, Tony Leung Ka Fai, Leo Wu, dan Ming Dao, film bergenre eksyen - fantasi ini disebut sebagai film fantasi termahal yang pernah dibuat oleh Tiongkok. Dibuat dengan biaya sebesar US$ 113 juta, film ini diharapkan akan menjadi film kolosal yang mengalahkan kehebatan trilogi The Lord of the Rings. Bahkan agar bisa menyaingi kehebatan film karya Sutradara Peter Jackson tersebut, Asura juga akan dibuat dalam 3 seri.
Sayang, baru juga tayang 3 hari, film Asura ditarik dari bioskop. Di luar dugaan, tidak ada orang yang menonton film ini. Tentu saja hal ini sangat mengejutkan, mengingat promosi film ini dianggap sudah cukup gencar dan baik. Namun tidak mampu menarik perhatian orang untuk menontonnya.
Apa yang membuat film ini gagal total? Ternyata ini alasannya ....
PROMOSI FILM ASURA DISABOTASE
Ternyata dalam bisnis film, ada istilah "Ghost-Writer" yaitu orang-orang yang dibayar untuk membuat suatu review mengenai film-film yang akan tayang. Komentar dan review yang mereka buat dapat menjadi referensi orang untuk menonton suatu film. Seringkali, sukses-tidaknya sebuah film sangat tergantung dari kepiawaian "Ghost-Writer" dalam menulis referensi.
Nah, permasalahan di film Asura, ternyata review yang beredar justru review miring dan kurang baik. Alhasil tidak banyak orang yang tertarik menonton film tersebut. Dan film tersebut pun akhirnya hanya mampu meraup pendapatan US$ 7.1 juta dalam penayangan 3 hari. Sangat jauh dari target bahkan biaya pembuatan film yang mencapai US$ 113 juta.
Melihat hal ini, produser film Asura berpendapat kalau ada yang menyabotase promosi film Asura sehingga review film tersebut sangat buruk dan merusak citra film Asura.
TERLALU BANYAK MENGGUNAKAN TENAGA AHLI LUAR
Salah satu hal negatif dari film Asura adalah terlalu banyaknya penggunaan tenaga ahli dari luar Tiongkok. Seperti yang kita ketahui, Tiongkok merupakan salah satu negara yang memiliki masyarakat dengan jiwa patriotisme yang sangat tinggi. Jadi ketika mereka mengetahui kalau proses pembuatan film ini menggunakan tenaga ahli dari luar Tiongkok terlalu banyak, mereka jelas protes dan memboilot film ini.
Bayangkan saja : Perancang Kostum film adalah Ngila Dickson (Amerika Serikat) yang merancang kostum untuk film The Lord of the Rings. Martin Hernandez (memenangkan Oscar untuk film Birdman) dipercaya sebagai Sound Editor. Charlie Ituriaga (special effect untuk film Deadpool dan Fast and Furious 7) dipercaya untuk menangani Efek Khusus film ini. Ini belum termasuk para artis pendukung film yang juga mayoritas orang luar negeri seperti Matthew Knowles, Damien Walters, Umar Khan, Paul Phillip Clark, Ron Smoorenberg, dan lain-lain.
Dengan banyaknya tenaga ahli luar Tiongkok yang berperan di film ini, tentu saja mengundang tanggapan negatif dari para penonton Tiongkok.
FILM ASURA TIDAK DISUKAI KRITIKUS TIONGKOK
Tidak hanya penonton yang sepertinya gak suka dengan film Asura. Bahkan para kritikus lokal Tiongkok pun sejak awal - jauh sebelum Asura diproduksi - sudah membenci film ini.
Editor Hu Xi Jin dari Global Times - yang merupakan harian propaganda pemerintah - bahkan terang-terangan menyerang Asura dan menyebut film tersebut sebagai film yang tidak layak ditonton. Bahkan Asura merupakan kerugian besar karena produser telah menghambur-hamburkan uang ratusan ribu Yuan hanya untuk membuat sesuatu yang tidak ada gunanya.
GAYA MENONTON PENONTON TIONGKOK SUDAH BERUBAH
Sejak tahun 2010, penonton Tiongkok sebenarnya sudah mengalami perubahan gaya menonton. Mereka lebih senang menonton film-film yang bertemakan keluarga. Karena itu, film bergenre drama dan komedi merupakan jenis film yang banyak menjadi pilihan mereka sekarang.
Jadi ketika disodorkan film fantasi yang dipenuhi dengan efek CGI, mungkin hanya sebagian kecil saja penonton yang menyukainya.
SALAH JADWAL
Satu lagi kesalahan film Asura yang membuatnya gagal : Jadwal perilisan film yang keliru. Seperti yang dijelaskan di atas, gaya penonton Tiongkok sudah mengalami perubahan yang cukup drastis, di mana mereka lebih menyukai film-film bertemakan drama dan keluarga.
Di hari penayangannya, Asura ternyata harus berhadapan dengan film drama dan komedi : Dying to Survive dan Hidden Man. Kedua film itu menguasai tangga box-office Tiongkok di saat perilisan Asura, dan kedua film itu sangat kuat dalam cerita dan gencar dalam promosi. Wajar jika Asura gagal untuk meraup penonotn.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment