Showing posts with label box office. Show all posts
Showing posts with label box office. Show all posts

Recommended TV Series - HANNA (2019 - onward)


Judul TV                : Hanna
Produksi                 : Amazon Video
Sutradara                : Sarah Adina Smith
Pemeran                 : Esme Creed-Miles, Joel Kinnaman, Mireille Enos
Tanggal Tayang     : 29 Maret 2019
Total episode         : 8

Tahun 2011 silam, film Hanna besutan sutradara Joe Wright menjadi film box-office di Eropa dan Amerika. Film berbahasa Inggris - Jerman itu mengisahkan tentang seorang gadis remaja bernama Hanna (diperani Saoirse Rona), yang dibesarkan oleh Erik Heller (Eric Bana) - seorang Agen CIA kelahiran Finlandia - di hutan dan mendidiknya menjadi seorang petarung tangguh. Mereka kemudian berhadapan dengan Marissa Wiegler (Cate Blanchett), Agen Senior CIA yang menghabisi ibu Hanna.

Pasca kesuksesan film tersebut Amazon membeli hak produksi film ini dan mengembangkan ceritanya menjadi serial televisi. Alhasil bulan Maret 2019 silam, serial ini dirilis dalam bentuk miniseri sepanjang 8 episode. Dan hasilnya? Wow.... meski masih sangat setia dengan film layar lebarnya, kualitas serial ini jauh melebihi kedasyatan pendahulunya.

Sama seperti versi layar lebar, Hanna versi serial televisi mengisahkan tentang Hanna (kini diperani Esme Creed-Miles), seorang gadis remaja 16 tahun yang dididik oleh "ayahnya" Erik Heller di tengah hutan Polandia. Hanna dilatih dengan sangat keras semua jenis bela-diri dan kemampuan bertahan hidup super-ekstrim.

Hanna tidak mengetahui kalau orang yang dikira "ayahnya" ternyata adalah seorang Agen CIA. Sekitar 17 tahun silam, CIA membuat sebuah program bernama UTRAX, di mana program itu bertujuan membuat prajurit super dengan mengubah DNA embrio bayi. Untuk mewujudkan program itu, CIA merekrut para wanita untuk dijadikan kelinci percobaan. Erik merupakan salah satu orang yang ditunjuk untuk mencari para wanita tersebut. Dia kemudian bertemu dengan Johanna (Joanna Kulig) yang kemudian bersedia menjadi kelinci percobaan program tersebut.

Pasca kelahiran Hanna, CIA memutuskan untuk menghentikan program tersebut, sehingga mereka memutuskan untuk membunuh semua bayi hasil proyek UTRAX. Mengetahui rencana itu, Erik diam-diam mengambil Hanna dan mengembalikannya pada Johanna. Tindakan Erik membuat Marissa Wiegler (Mireille Enos) marah dan memutuskan untuk menghabisi Erik, Johanna, dan Hanna. Dalam aksi kejar-kejaran, Johanna tewas tertembak. Erik dan Hanna berhasil selamat dan bersembunyi di hutan.

Selama bertahun-tahun, Erik tinggal di dalam hutan, dan melatih Hanna untuk mempersiapkan dirinya menghadapi Marissa. Sayang, Hanna melakukan kesalahan, dan berhubungan dengan orang di luar hutan, sehingga posisinya diketahui dan Marissa mengutus pasukannya untuk menangkap Erik dan Hanna.

Erik melarikan diri ke Berlin, sedangkan Hanna membiarkan dirinya ditangkap untuk memancing Marissa keluar. Namun Marissa tidak semudah itu terpancing, sehingga memaksa Hanna melakukan kekacauan di basis rahasia CIA di Maroko, kemudian melarikan diri.

Dalam pelariannya, Hanna berkenalan dengan Sophie (Rhianne Barreto) - seorang gadis remaja asal Amerika - yang kelak menjadi sahabatnya. Namun karena menguatirkan keselamatan Sophie, Hanna terpaksa mengusir sahabatnya saat berhadapan dengan orang-orang Melissa di Stasiun Kereta Api di Spanyol.

Sementara posisi Melissa sudah semakin dekat, Erik sudah mempersiapkan perlawanan dengan mengontak mantan rekan-rekannya untuk bertarung dengan Melissa. Akankan mereka berhasil menghancurkan Melissa dan Hanna berhasil membalaskan dendamnya pada Melissa?

Jika Anda pernah melihat versi layar lebarnya, serial televisi ini memiliki cukup banyak perbedaan. Selain usia Hanna (Hanna di layar lebar berusia 15 tahun, sedangkan versi televisi berusia 16 tahun), sosok Marissa Wiegler versi layar lebar jauh lebih dingin dan sadis, ketimbang versi serial televisi yang - menurut saya - terlalu "manis" dan toleran. Selain itu, versi layar lebar menegaskan kalau Marissa adalah Eksekutor UTRAX sehingga dialah yang memutuskan untuk menghabisi para bayi produk program itu. Sedangkan di serial televisi, Marissa justru bukan Eksekutor program itu.

Di luar perbedaan itu, hal yang menarik dari versi serial televisi adalah alur ceritanya lebih mendalam. Aksi bela-diri dan pertarungannya pun terbilang lebih baik daripada versi layar lebar. Akhir serial ini pun sangat berbeda dengan versi layar lebar, sehingga penonton akan penasaran dengan nasib Marissa Wiegler : Akankah tewas di tangan Hanna atau tidak?



DO YOU KNOW? 
Shooting serial televisi ini dilakukan sejak Maret 2018 dan dilakukan di Hungaria, Slovakia, Spanyol, dan Inggris. Beberapa adegan juga dilakukan di lokasi pariwisata terkenal di Spanyol, seperti di Pelabuhan Almeria dan Estacion Intermodal.

Serial ini sangat sukses, sehingga Amazon memutuskan untuk membuat Season Kedua serial ini, yang akan tayang tahun depan.

Esme Creed-Miles
Untuk mempersiapkan dirinya memerani karakter Hanna, Esme Creed-Miles berlatih ilmu bela-diri selama berbulan-bulan (6 jam sehari). Dalam wawancaranya dengan The Atlantic, Miles mengungkapkan kalau dirinya membaur dengan karakter ini secara emosional dan fisik.



Fakta-fakta Mengejutkan Seputar MCU (Marvel Cinematic Universe)

Avengers : End Game adalah film produksi Marvel Studio teranyar yang paling dinantikan oleh para penonton di dunia. Dan untuk menyambut perilisan film Avengers : End Game tanggal 24 April 2019 mendatang, saya sudah mengumpulkan banyak fakta-fakta menarik tentang hal menarik di balik proses pembuatan film MCU (Marvel Cinematic Universe).

Kira-kira apa saja yang faktanya?

Yuk... disimak di sini ya...


1. I AM GROOT
Mungkin banyak penonton yang "sedikit" mencibir karakter Groot yang disuarakan Vin Diesel, bahkan mungkin merasa penggunaan Vin Diesel terlalu berlebihan dan "terlalu mahal". Wajar jika ada yang mengatakan hal itu, mengingat karakter Groot hanya menyebutkan 3 kalimat ("I am Groot") di sepanjang film Guardians of the Galaxy Volume 1 dan 2, serta di film Avengers : Infinity War. Kalau hanya menyebutkan 3 kalimat itu, harusnya siapapun bisa melakukannya. Jadi mengapa harus Vin Diesel?

Jawabannya terletak pada kemampuan Vin Diesel yang ternyata mampu mendalami dan memahami karakter Groot. Berkat pendalaman yang dilakukannya, Vin Diesel mampu membuat Groot seolah-olah memiliki jiwa dan perasaan, sehingga berhasil membuat penonton trenyuh. Bagaimana hal ini bisa terjadi?

Sumber terpercaya menyebutkan bahwa sebelum proses pengambilan gambar Guardians of the Galaxy Volume 1 dilakukan, Sutradara James Gunn memberikan skenario berisi "terjemahan" setiap kalimat "I am Groot" yang diucapkan Vin Diesel. Berkat  skenario tersebut, Vin Diesel menjadi paham apa yang disampaikan Groot. Dengan demikian dia bisa menjiwai karakter Groot dan memberikan penekanan yang tepat untuk setiap kalimat "I am Groot" yang diucapkannya. Alhasil - meski hanya mengatakan 3 kata tersebut - Vin Diesel mampu membuat karakter Groot menjadi karakter yang memorabel dan sangat "berjiwa".



2. BAHASA WAKANDA
Untuk menciptakan suasana nyata dari suatu negara fiksi, seringkali kreator film membuat bahasa fiksi negara tersebut. Hal ini pernah dilakukan oleh James Cameron saat merilis film Avatar (2009), di mana dia membuat bahasa Na'vi untuk karakter Avatar di film tersebut.

Namun hal ini tidak berlaku untuk film Black Panther. Meski Wakanda merupakan negara fiksi yang memiliki bahasa negara Wakandan, namun bahasa yang digunakan bukanlah bahasa fiksi. Bahasa Wakandan sebenarnya adalah bahasa Xhosa, yang tidak lain adalah bahasa nasional Afrika Selatan.

Bahasa Xhosa diajarkan John Kani (pemeran T'Chaka, ayah dari T'Challa, Sang Black Panther). Bahasa ini pertama kali digunakan di film Captain America : Civil War (2016) dan kemudian digumana kembali di film Black Panther (2018).



3. PEMERAN 2 GENERASI
Kenneth Choi adalah satu-satunya aktor pendukung film-film MCU yang memerani karakter beda 2 generasi.
Kenneth Choi as Jim Morita (Captain America : The First Avengers)

Choi pertama kali bermain di fim Captain America : The First Avengers (2011). Di sana dia berperan sebagai Jim Morita, salah seorang anggota kelompok Steve Rogers (Chris Evans) yang memerangi Red Skull.
Kenneth Choi as Principal Morita (Spider-Man : Homecoming)

Setelah itu, Choi kembali dipercaya kembali untuk memerani karakter Kepala Sekolah Morita di film Spider-Man : Homecoming (2017), yang tidak lain merupakan cucu dari Jim Morita. Dalam salah satu adegan di film Spider-Man : Homecoming, saat Kepala Sekolah Morita sedang berada di ruang kantornya, tampak foto Jim Morita terpampang di kantor tersebut. Selain untuk menunjukkan "penghormatan" Kepala Sekolah Morita terhadap kakeknya, foto itu sengaja dipasang untuk memberikan indikasi kepada para penonton adanya korelasi antara kedua karakter itu dan keterkaitan antara film Captain America : The First Avengers dengan Spider-Man : Homecoming.



4. RENTANG WAKTU KEJADIAN "IRON MAN 2", "THE INCREDIBLE HULK", DAN "THOR"
Pasca kesuksesan film Iron Man (2008) - yang menjadi awal dimulainya masa Marvel Cinematic Universe (MCU) - pihak Marvel Studio memutuskan untuk membuat beberapa film yang berdiri sendiri, namun memiliki keterkaitan satu dengan yang lain, terutama dengan Iron Man.

Agar terlihat ada keterkaitan satu-dengan yang lain, maka rentang waktu kejadian satu film dengan film yang lain dibuat saling berdekatan sehingga kaitan kesemua film itu dapat terlihat. Inilah yang terjadi di film The Incredible Hulk (2008), Iron Man 2 (2010), dan Thor (2011) di mana ketiga film itu berjarak waktu 1 minggu dari kejadian di Iron Man pertama, dan ketiganya terjadi di waktu bersamaan.



5. CHRIS EVANS MENOLAK BERPERAN SEBAGAI CAPTAIN AMERICA
Para fans film-film MCU sepakat kalau Chris Evans adalah sosok yang paling cocok memerani karakter Steve Rogers / Captain America. Mulai dari postur tubuh, suara, hingga bahasa tubuh, semuanya sangat pas dengan apa yang dibayangkan para penonton tentang sosok Captain America.

Tapi siapa sangka kalau awalnya Chris Evans menolak memerani karakter superhero ini? Dia tidak hanya sekali, tetapi tiga kali kali menolak menjadi Captain America.

Alasan utama Evans menolak peran tersebut adalah karena sosok Captain America adalah sosok yang sangat legendaris. Menurut penuturannya, tidak perduli sebaik atau seburuk apapun dia membawakan karakter tersebut, karirnya di film pasti berakhir. Namun setelah melewati diskusi panjang dengan para sahabat dan eksekutif Marvel Comic, Evans akhirnya setuju untuk menerima peran tersebut. Dan seperti yang Anda ketahui, kini Chris Evans telah menjadi legenda sendiri karena memerankan Captain America dengan sangat sempurna.



6. KARAKTER PHIL COULSON AWALNYA TIDAK PERNAH ADA
Phil Coulson (dperani Clark Gregg) - Agen S.H,I.E.L.D. - sebenarnya tidak pernah direncanakan untuk ada. Karakter ini hanyalah karakter cameo dan bukan karakter inti. Sosok Coulson pertama kali muncul di film Iron Man (2008), dan kala itu karakter itu hanya disebut "Agen" saja.

Karena hanya muncul sekilas dan "tidak penting" di film-film MCU, Gregg sempat frustrasi dan memutuskan untuk tidak menerima peran itu lagi. Namun sejarah bercerita lain. Pada tahun 2011, Sutradara Kenneth Branagh mengajak Gregg kembali untuk muncul sebagai "Agen" di film Thor. Bedanya, karakter tersebut kini diberi nama Phil Coulson Kesempatan ini dimanfaatkan Gregg untuk menunjukkan kemampuan beraktingnya. Hasilnya benar-benar luar biasa : para penonton menyukai karakter tersebut.

Melihat animo penonton tersebut, Marvel Comics memutuskan untuk menjadikan karakter Phil Coulson sebagai karakter utama. Alhasil kehadiran Agen Phil Coulson menjadi daya tarik karena sosoknya yang berkarisma dan menjadi penolong bagi tim Avengers. Bahkan begitu populernya karakter ini, Marvel Comics memutuskan untuk membuat khusus serial televisi Agent of S.H.I.E.L.D (ditayangkan jaringan televisi ABC sejak tahun 2014 hingga hari ini) di mana karakter Phil Coulson menjadi tokoh utama di serial itu. Tentu saja karakter ini tetap diperankan oleh Clark Gregg.



7. CAPTAIN MARVEL HAMPIR MUNCUL DI "AGE OF ULTRON"
Captain Marvel adalah salah satu karakter Marvel yang filmnya baru dirilis awal tahun 2019 silam. Seperti yang kita ketahui, filmnya menjadi sangat sukses dan disukai banyak orang.

Tapi tahukah Anda kalau karakter Captain Marvel hampir saja dimunculkan di film Avengers : Age of Ultron (2015)?

Yep.... di akhir film tersebut, Captain America dan Black Widow diceritakan sedang memilih anggota baru untuk kelompok The Avengers. Dari pilihan mereka, muncullah The Falcon, Vision, Scarlet Witch, dan War Machine. Sebenarnya dalam pemilihan tersebut, sosok Captain Marvel juga muncul. Tapi Sutradara Josh Whedon memutuskan untuk membuang adegan yang menampilkan Captain Marvel tersebut, karena dia tidak ingin karakter itu muncul terlalu cepat di film MCU. Dan setelah memantapkan cerita tentang karakter super tak terkalahkan ini, barulah film Captain Marvel dirilis tahun 2019.



8. BRUCE BANNER PERNAH BERENCANA BUNUH DIRI
Jika Anda bertanya, "Karakter manakah yang hidupnya paling kelam?", maka saya bisa jawab : Hulk. Sosok Raksasa Hijau ini memiliki masa lalu yang sangat kelam yang tidak banyak diketahui orang. Salah satunya adalah niatnya untuk bunuh diri.

Di film The Incredible Hulk (2008), Bruce Banner (yang waktu itu diperani Edward Norton) digambarkan berencana untuk bunuh diri dengan cara menembak dirinya dengan pistol. Namun sebelum dia melakukan niatnya, Hulk tiba-tiba muncul dari dalam dirinya, kemudian menghancurkan pistol yang dipegangnya.

Itulah mengapa saat di film The Avengers (2012), ketika sedang bercakap-cakap dengan para anggota The Avengers, Bruce Banner (yang kini diperani Mark Ruffalo) mengatakan bahwa dia "pernah berencana bunuh diri, tetapi mahluk di dalamku muncul dan mencegahku melakukannya" ("I put a bullet in my mouth, but the other guy spit it up").



9. ROBERT DOWNEY JR SAMA SEKALI TIDAK PERNAH MENGENAKAN PAKAIAN PERANG "IRON MAN" UNTUK BERTARUNG
Meski memerani Iron Man, pada kenyataannya Robert Downey Jr sama sekali tidak pernah mengenakan pakaian perang Iron Man untuk adegan pertarungan. Kalau pun di layar dia tampak mengenakan pakaian tersebut secara utuh dan bertarung, itu hanyalah efek CGI saja.

Kostum Iron Man bukanlah kostum yang nyaman dikenakan. Selain berat, cara mengenakan kostum tersebut sangat kompleks dan rumit, sehingga akan sangat mengganggu Downey Jr untuk bergerak dan melakukan adegan perkelahian.

Agar Downey bisa lebih fokus menjalankan fungsinya sebagai aktor dan tidak dipersulit dengan kostum berat nan rumit, maka semua adegan yang menampilkan dirinya bertarung dengan kostum Iron Man dibuat dengan teknik CGI. Hanya beberapa adegan saja yang menampilkan Tony Stark mengenakan beberapa bagian kostum perang Iron Man. Itu pun dirasakan Downey Jr sudah sangat tidak nyaman dan mengganggu.



10. PENGHARGAAN PADA LOU FERRIGNO
Ada 2 orang yang mendapatkan penghargaan dari Marvel Comic dan selalu dihadirkan dalam setiap seri film MCU. Yang pertama - tentu saja - adalah Stan Lee, kreator dan pembuat komik Marvel seperti The Avengers dan Spider-Man.

Yang kedua adalah Lou Ferrigno.

Mungkin bagi generasi masa kini, nama ini terdengar asing. Tetapi bagi remaja yang tumbuh di era 1970an, nama artis ini sangat tidak asing. Dia adalah seorang binaraga dan juga bintang film. Namanya menjadi terkenal berkat perannya sebagai sosok raksasa hijau Hulk di serial televisi The Incredible Hulk (1977 - 1982). Serial tersebut sangat populer hingga hari ini, dan masih banyak orang memuja Lou Ferrigno karena dianggap paling pas untuk memerani Hulk.

Marvel Comics kemudian merekrut Lou Ferrigno untuk tampil sebagai cameo bersama Stan Lee di film layar lebar Hulk (2003) karya Sutradara Ang Lee, dan The Incredible Hulk (2008) karya Sutradara Louis Letterier. Setelah itu, Ferrigno dipercaya untuk mengisi suara Hulk sejak film The Incredible Hulk hingga film Thor : Ragnarok (2017).


Movie Review - Crossroads : One Two Jaga (2018)



Judul Film            : Crossroad - One Two Jaga
Sutradara              : Nam Ron
Pemeran               : Zahiril Adzim, Ario Bayu, Rosdeen Suboh, Asmara Abigail
Tanggal tayang    : 6 September 2018

Film ini bisa dikatakan sebagai film "paling berani" yang pernah diproduksi sineas Malaysia. Gimana gak? Film ini mengangkat tema yang sangat sensitif : Korupsi dalam Kepolisian Malaysia, serta perlakuan tidak pantas yang dilakukan pihak kepolisian pada pekerja asing dan imigran gelap. Mungkin kalau film ini diproduksi sineas Indonesia, bakal disambut dengan demo dan aksi penolakan di mana-mana ya?

Film ini sebenarnya terbagi menjadi 3 cerita yang berbeda tapi saling berkaitan. Kisah pertama bercerita tentang Hussein (Zahiril Adzim) - seorang polisi baru - yang sedang menjalani masa pelatihan dengan didampingi oleh Hassan (Rosdeen Suboh) yang merupakan polisi senior. Saat melakukan patroli bersama, Hussein segera mengetahui kalau Hassan adalah polisi korup yang suka menilap uang.

Kisah kedua bercerita tentang Sugiman (Ario Bayu) - seorang pekerja imigran dari Indonesia - yang harus menolong adiknya, Sumiyati (Asmarah Abigail), agar bisa keluar dari Malaysia. Sumiyati juga adalah seorang TKW yang baru saja kehilangan paspor. Kalau tertangkap polisi, dia bisa dipenjara.

Kisah ketiga bercerita tentang seorang Komisaris Polisi bernama James (Kin Wah Chew) yang merupakan polisi korup kelas kakap. Dia selalu menangani hal-hal besar, yang tidak jarang menekan para "kliennya" untuk memberikan uang suap padanya. Salah seorang pengusaha yang sering menggunakan jasa James adalah Dato (Nam Ron). Namun diam-diam Dato punya rencana untuk menghancurkan James, sehingga dalam setiap transaksi, dia selalu merekam pembicaraannya dengan James, kemudian mengirimkan rekaman itu kepada orang-orang yang dipercayanya.

Ketiga kisah itu bersinggungan manakala James rupanya adalah Atasan Hassan, dan Hussein secara tidak sengaja membunuh anak Sugiman saat mencoba menangkap Sumiyati yang dianggap pekerja ilegal. Kejadian itulah yang kemudian membuat James, Hassan, da Hussein harus berurusan dengan polisi. Sedangkan Sugiman dan Sumiyati melarikan diri dari Malaysia.

Film ini memiliki alur yang sama dengan film Training Day (2001) yang diperani Denzel Washington dan Ethan Hawke, yang juga menceritakan tentang polisi senior yang korup. Meski demikian, film ini diracik dengan tampilan khas kehidupan masyarakat Malaysia yang kental, sehingga nyaris tidak terasa kalau film ini menjiplak film Hollywood tersebut. Akting para pemainnya begitu nyata, sehingga nyaris berhasil membuat saya mengira polisi Malaysia berperilaku seburuk itu.


DO YOU KNOW? 
Selain menjadi pemeran utama, Ario Bayu juga bertindak sebagai Produser Eksekutif untuk film ini.

Skenario film ini ditulis oleh 5 orang penulis : Ayam Fared, Pitt Hanif, Nam Ron, Amri Rohayat, dan Muhammad Syafiq.


Awalnya film Crossroad : One Two Jaga hanyalah merupakan film konsep yang dibuat dan ditayangkan di Youtube pada tahun 2014. Ketika mendapatkan respon yang positif dari penonton YouTube, Sutradara Nam Ron memutuskan untuk menjadikan film itu sebagai film layar lebar berdurasi panjang.

Karena tema penyuapan polisi merupakan tema yang sangat sensitif, Nam Ron meminta Inspektur Polisi Khalid Abu Bakar (Komisaris Polisi Malaysia) untuk memeriksa draft skenario film sebelum diproduksi. Draft tersebut mengalami ditolak dua kali, sehingga harus direvisi. Pada revisi ketiga, skenario itu akhirnya disetujui untuk kemudian diproduksi.

Kisah Crossroad : One Two Jaga diadaptasi dalam bentuk novel berjudul sama oleh Sahidzan Salleh. Novel berjumlah 283 halaman tersebut diterbitkan oleh Penerbit Buku FIXI pada bulan Mei 2018.

Movie Review - KL Sepcial Force (2018)



Judul Film             : KL Special Force
Sutradara               : Syafiq Yusof
Pemeran                : Fattah Amin, Rosyam Nor, Syamsul Yusof
Tanggal tayang     : 8 Mei 2018

Sekelompok perampok menamakan diri mereka sebagai "Geng Anarkis" melakukan perampokan yang cukup berani : Mereka merampok Bank Damofa di siang hari, pada saat sedang ramai. Kepolisian Malaysia segera bertindak dan mengepung mereka. Namun, kelompok yang terdiri dari 4 perampok itu berhasil melarikan diri dari kepungan polisi. Mereka tidak saja berhasil menghancurkan barikade polisi, tetapi juga berhasil melukai dan membunuh beberapa orang polisi.

Beberapa saat sebelum melarikan diri, Asyaff (Syamsul Yusof) - pemimpin perampok itu - berhasil melumpuhkan Roslan (Rosyam Nor), Komisaris Polisi pemimpin pengepungan tersebut. Asyaff kemudian mengajak Roslan bekerja sama dengan menawarinya sejumlah uang.

Perasaan Roslan saat itu gundah. Di satu sisi Roslan sedang butuh uang untuk memenuhi kebutuhan perekonomian keluarganya. Tapi di sisi lain, dia ingin menegakkan keadilan dan berusaha menolak suap.

Pasca kejadian perampokan, Kepolisian Malaysia mendapat anggota polisi baru bernama Zul (Fattah Amin), yang ternyata tahu hubungan "khusus" Roslan dengna Asyaff. Rupanya dia sendiri adalah kaki-tangan Asyaff yang "ditugaskan" untuk bekerja sama dengan Roslan. Zul sendiri punya kekasih yang tidak lain adalah pemilik Bank Damofa.

Ketika Bank Damofa kembali mengalami perampokan di cabang lain, Zul dan Roslan mulai merasa ada yang tidak beres. Mereka memutuskan untuk bekerja sama menangkap Asyaff, meski mempertaruhkan nyawa dan jabatan mereka.

Kalau dicermati, alur film ini sebenarnya sangat mirip dengan film Infernal Affairs produksi Hong Kong. Meski demikian, tidak serta-merta dijiplak mentah-mentah. KL Special Force menampilkan banyak aksi-seru tembak-tembakan yang cukup seru. Satu hal yang saya takjub adalah adegan peledakan mobil yang selalu ditampilkan dengan sangat dramatis dan keren banget, ala-ala gaya John Woo dan film-film Hong Kong. Sangat keren.

Walau terbilang cukup menghibur, ada beberapa hal yang terasa dipaksakan dan agak mengganggu. Misalnya ada perampok yang tertangkap CCTV menyimpan bom di tong sampah 3 hari sebelum kejadian. Masalahnya rekaman CCTV yang ditunjukkan merekam gambar dengan sudut yang "terlalu rendah". Selain itu, masa sih ada tong sampah di tempat umum yang tidak penuh selama 3 hari dan tidak ada Petugas Kebersihan yang membersihkan tong sampah selama 3 hari?

Belum lagi aksi arogan polisi yang juga terkesan dipaksakan (misalnya Roslan yang seenaknya menutup sebuah restoran dan "memagarinya" dengan garis polisi hanya untuk berbicara dengan Zul di dalam restoran tersebut). Saya tidak tahu apakah adegan itu diprotes penonton, tapi sejujurnya adegan itu sangat tidak pantas ditampilkan karena dapat menjatuhkan citra polisi.

Dan hal lain yang cukup mengganggu adalah adegan yang menggunakan "darah". Entah mengapa, setiap ada adegan orang tertembak, nyaris tidak ada adegan peluru mengenai orang tersebut. Tahu-tahu orang yang tertembak langsung tersungkur ke tanah dengan darah menutupi sebagian tubuhnya (tidak jelas bagian tubuhnya yang mana yang tertembak).

Sedikit konyol, tapi cukup mengganggu.

Movie Review - Atterados (2018)




Judul Film           : Atterados (Terrified)
Sutradara             : Demian Rugna
Pemeran              : Maximiliano Ghione, Noberto Gonzalo, Elvira Onetto
Tanggal tayang   : 3 Mei 2018

Cukup jarang saya bisa menemukan film produksi Argentina, meski saya dengar banyak flm produksi Negara Perak tersebut. Secara kebetulan saya berhasil menemukan film horor ini. Meski tidak bisa dibilang film yang bagus, tetapi film ini terbilang cukup menarik untuk disimak.

Alkisah di sebuah wilayah di Kota Buenos Aires, terdapat sebuah kejadian paranormal misterius yang cukup mengerikan. Di sebuah keluarga, seorang suami menemukan istrinya tewas dengan cara yang sangat mengerikan. Polisi menduga kalau kematian istri pria tersebut adalah akibat penganiayaan, setelah mereka menemukan kamar mandi - tempat mayat sang istri ditemukan - dalam kondisi banjir darah.

Paranormal Jano Mario (Noberto Gonzalo), Mora Albreck (Elvira Onetto), dan Rosentock (George Lewis) menemui pria itu dan menginvestigasi kasus tersebut. Mereka menemukan kalau kejadian yang dialami pria tersebut memiliki kesaman dengan kejadian paranormal yang terjadi di Amerika Serikat tahun 1995 silam.

Tidak lama pasca kasus itu, seorang anak laki-laki - yang tinggal tidak jauh dari rumah tempat kejadian - tewas tertabrak bis. Namun setelah dimakamkan, anak tersebut tiba-tiba bangkit dari kubur dan kembali ke rumahnya. Kejadian itu sontak mengejutkan masyarakat sekitar.

Ketiga paranormal - ditemani Komisaris Funes (Maximiliano Ghione) - segera mendatangi rumah keluarga tersebut. Mereka menemukan anak keluarga tersebut sedang duduk di ruang makan. Awalnya mereka menduga itu hanyalah hoax, dan mungkin ada yang mencari sensasi saja. Tetapi setelah melihat mayat anak tersebut bergerak, mereka pun segera menyadari kalau memang terjadi aktiviatas paranormal di sana.

Ketiga paranormal itu segera menyidiki lingkungan perumahan tersebut. Mereka menemukan kalau ada kegiatan supranatural di sekitar wilayah tersebut. Namun, belum juga mereka membongkar apa yang terjadi, satu-persatu dari mereka tewas dengan mengerikan.

Atterados memang menawarkan tontonan yang sangat memacu adrenalin. Penuh kejutan dan kengerian. Meski sangat minim efek khusus, namun film ini cukup berhasil mengusung suasana mengerikan dan menakutkan, serta membawa penonton ke dalam suasana yang mencekam.

Sayang, film ini tidak menceritakan terlalu mendalam mengenai latar-belakang serta penyebab kejadian supranatural tersebut. Tidak ada penjelasan asal-usul dan kapan kejadian itu terjadi. Bahkan mahluk apa yang menghantui wilayah itu dan tujuannya melakukan hal itu, sama sekali tidak dibahas.

Secara keseluruhan, film ini hanya menampilkan keseramahn dan ketakutan saja. Memang ketakutan yang ditampilkan dalam film ini terbilang cukup "cerdas" : Nyaris tidak ada adegan kaget-kagetan, namun berhasil menggiring penonton untuk merasakan ketakutan lewat suasana yang kelam dan gelap. Beberapa adegan dibuat sangat senyap dan tanpa suara, sehingga memunculkan perasaan takut dari penonton. Tapi kalau bicara soal jalan cerita, mungkin Anda akan kecewa, karena banyak pertanyaan yang tidak terjawab di film ini.


Movie Review - The Super (2018)


Judul Film               : The Super
Sutradara                 : John J. McLaughlin
Pemeran                  : Patrick John Flueger, Val Kilmer, Louisa Krause
Tanggal tayang        : 19 Oktober 2018

Val Kilmer adalah salah seorang aktor senior yang memiliki kemampuan akting yang cukup baik. Sayang, tabiatnya yang buruk dan sering bikin masalah, membuatnya jarang mendapat kesempatan bisa bermain di film-film bermutu. Meski sempat bermain di film-film sukses seperti Top Gun (1986, bareng Tom Cruise), The Doors (1991, sebagai penyanyi legendaris Jim Morrison), True Romance (1993), Heat (1995), dan Batman Forever (1995, sebagai Bruce Wayne / Batman), namun karirnya justru tidak berkembang dan hanya bergerak di tempat.

The Super merupakan film terbaru Val Kilmer yang sebenarnya bukan film yang "super-super" amat. Meski demikian, film ini bisa dikatakan sebagai film "master-piece" terbaru Val Kilmer karena di film ini dia kembali menampilkan aktingnya yang sangat luar biasa dan bikin orang berdecak kagum padanya. Jadi meski mengusung alur yang sangat biasa (bahkan tidak terlalu istimewa buat para kritikus), film ini sangat tertolong oleh akting Val Kilmer yang keren banget. 


Bergenre horor, film yang disutradarai John J. McLaughlin ini mengisahkan tentang Phil Lodge (Patrick John Flueger), seorang mantan polisi yang memutuskan untuk mundur dari kesatuan pasca kematian istrinya akibat kebakaran. Bersama kedua anaknya - Violet (Taylot Richardson) dan Rose (Mattea Conforti) - Phil memutuskan untuk bekerja sebagai pengurus apartemen agar bisa dekat dengan kedua anaknya.

Phil diterima bekerja di sebuah apartemen yang disebut-sebut sebagai apartemen berhantu. Banyak penghuninya yang tiba-tiba menghilang dan tidak pernah ditemukan. Di apartemen tersebut, Phil berkenalan dengan rekan sekerjanya, Julio (Yul Vaquez) dan Walter (Val Kilmer). Dari kedua orang tersebut, Walter adalah rekan kerja yang paling misterius. Tidak hanya itu. Dia pun ternyata mempelajari ilmu Voodoo dan melakukan hal-hal aneh yang membuat bulu kuduk merinding.

Walter pun sudah memperlihatkan perilaku aneh pada keluarga Phil, sehingga Phil berusaha menjauhkan keluarganya dari Walter.

Ada apa dengan Walter? Apakah ada kaitan antara ilmu voodoo yang dipelajarinya dengan hilangnya para penghuni apartemen? Yang pasti, ada kejutan yang tidak terduga di 20 menit menjelang akhir film ....

Ya.... ending film ini memang sangat mengejutkan dan tidak terduga. Sayang, penyampaiannya terkesan dipaksakan, bahkan cukup ganjil dan ga masuk akal. Apalagi jika Anda benar-benar menyimak dari awal, tentu penjelasan di akhir film terasa makin tidak masuk akal dan absurb. Meski demikian, film ini sangat tertolong dengan akting Val Kilmer yang sangat gemilang. Aktingnya sangat luar biasa, dan berhasil membuat penonton merasa tidak nyaman serta ketakutan.



DO YOU KNOW? 
Produser film ini adalah Dick Wolf. Bagi penggemar serial televisi, namanya sudah tidak asing. Dialah produser dan kreator serial televisi Law & Order, serial televisi Amerika Serikat terpopuler di Amerika Serikat.

Dick Wolf
Sebagai informasi, Law & Order adalah serial televisi yang tayang sejak 1990 - 2010. Meski sudah berakhir masa tayangnya, namun serial ini sudah menjadi franchise dan memiliki beberapa serial lain seperti : Law & Order - Special Victims Unit (1999 - sekarang), Law & Order - Criminal Intent (2001 - 2011), Law & Order - Trial by Jury (2005 - 2006), Law & Order : LA (2010 - 2011), Law & Order - True Crime (2016), dan Law & Order - Hate Crimes (2019).

Sedangkan Patrick John Flueger adalah aktor Amerika yang populer berkat peran-perannya di serial televisi seperti The 4400 (2004 - 2007), Scoundrels (2010), Chicago Fire (2014 - 2018), dan Chicago PD (2014 - sekarang).
Randy Crenshaw

Theme song film ini adalah Beautiful Dream dan dinyanyikan oleh Randy Crenshaw. Randy sendiri adalah penyanyi dan komposer yang sering membuat lagu latar serta menyanyikan theme song untuk film-film populer seperti The Little Mermaid : Ariel's Beginning (2008), Blades of Glory (2007),  Family Guy (2005), The SpongeBob Squarepants Movie (2004), The Nightmare Before Christmas : Oogie's Revenge (2004), The Lorax (2012), dan lain-lain.


Daftar Lengkap Pemenang Oscar 2019


Ajang Academy Award yang barusan digelar 24 Februari 2019 pagi tadi (waktu Amerika Serikat) memunculkan banyak kejutan. Salah satunya adalah terpilihnya Green Book yang berhasil meraih penghargaan Best Picture, mengalahkan saingan beratnya : Black Panther, Bohemian Rhapsody, A Star Is Born, Roma, Vice, BlacKkKlansman, dan The Favourite.

Sedangkan penghargaan Best Actor jatuh pada Rami Malek berkat aktingnya yang luar biasa sebagai Freddie Mercury di film Bohemian Rhapsody. Dan Olivia Colman berhasil menyihir para penonton - dan juri Academy Award - dengan aktingnya yang gemilang sebagai Queen Anne di film The Favourite (garapan sutradara Yorgos Lanthimos).

Seperti yang sudah diramalkan Elton John beberapa minggu sebelum Ajang Acedemy Award, lagu "Shallow" yang dinyanyikan Lady Gaga dan Bradley Cooper terlilih sebagai Best Original Song. Lagu yang menjadi theme song film A Star is Born ini ditulis oleh Lady Gaga bareng Mark Ronson, Anthony Rossomando, dan Andrew Wyatt.

Untuk tahun ini, film The Favourite dan Roma bersaing ketat menjadi film yang paling banyak meraih nominasi Piala Oscar (10 Nominasi), disusul A Star is Born dan Vice (9 Nominasi) dan Black Panther (8 Nominasi).

Dan film Bohemian Rhapsody menjadi film yang meraih penghargaan Oscar terbanyak (4 penghargaan : Best Actor, Best Sound Editing, Best Sound Mixing, dan Best Film Editing). Disusul oleh Black Panther, Green Book, dan Roma yang masing-masing meraih 3 penghargaan Oscar.

Dan berikut ini adalah daftar lengkap Nominasi dan Pemenang Penghargaan Oscar di ajang Academy Award 2019 :

Best Picture
    Black Panther
    BlacKkKlansman
    Bohemian Rhapsody
    The Favourite
    WINNER: Green Book
    Roma
    A Star Is Born
    Vice

Best Actor
    Christian Bale — Dick Cheney in Vice
    Bradley Cooper – Jackson Maine in A Star Is Born
    Willem Dafoe — Vincent van Gogh in At Eternity's Gate
    WINNER: Rami Malek – Freddie Mercury in Bohemian Rhapsody
    Viggo Mortensen — Frank "Tony Lip" Vallelonga in Green Book

Best Actress
    Yalitza Aparicio – Cleodegaria "Cleo" Gutiérrez in Roma
    Glenn Close — Joan Castleman in The Wife
    WINNER: Olivia Colman – Anne, Queen of Great Britain in The Favourite
    Lady Gaga — Ally Maine in A Star Is Born
    Melissa McCarthy — Lee Israel in Can You Ever Forgive Me?

Best Supporting Actor
    WINNER: Mahershala Ali – Don Shirley in Green Book
    Adam Driver — Philip "Flip" Zimmerman in BlacKkKlansman
    Sam Elliott — Bobby Maine in A Star Is Born
    Richard E. Grant — Jack Hock in Can You Ever Forgive Me?
    Sam Rockwell — George W. Bush in Vice

Best Supporting Actress
    Amy Adams — Lynne Cheney in Vice
    Marina de Tavira — Sofía in Roma
    WINNER: Regina King – Sharon Rivers in If Beale Street Could Talk
    Emma Stone — Abigail Masham in The Favourite
    Rachel Weisz — Sarah Churchill in The Favourite

Best Director
    Spike Lee — BlacKkKlansman
    Pawel Pawlikowski — Cold War
    Yorgos Lanthimos — The Favourite
    WINNER: Alfonso Cuarón – Roma
    Adam McKay — Vice

Best Animated Feature
    Incredibles 2 — Brad Bird, John Walker, and Nicole Paradis Grindle
    Isle of Dogs — Wes Anderson, Scott Rudin, Steven Rales, and Jeremy Dawson
    Mirai – Mamoru Hosoda and Yūichirō Saitō
    Ralph Breaks the Internet – Rich Moore, Phil Johnston, and Clark Spencer
    WINNER: Spider-Man: Into the Spider-Verse — Bob Persichetti, Peter Ramsey, Rodney Rothman, Phil Lord, and Christopher Miller

Best Animated Short
    Animal Behaviour — Alison Snowden and David Fine
    WINNER: Bao — Domee Shi and Becky Neiman-Cobb
    Late Afternoon — Louise Bagnall and Nuria González Blanco
    One Small Step — Andrew Chesworth and Bobby Pontillas
    Weekends — Trevor Jimenez

Best Adapted Screenplay
    The Ballad of Buster Scruggs — Joel Coen and Ethan Coen
    WINNER: BlacKkKlansman – Charlie Wachtel, David Rabinowitz, Kevin Willmott, and Spike Lee
    Can You Ever Forgive Me? — Nicole Holofcener and Jeff Whitty
    If Beale Street Could Talk — Barry Jenkins
    A Star Is Born — Eric Roth, Bradley Cooper, and Will Fetters

Best Original Screenplay
    The Favourite — Deborah Davis and Tony McNamara
    First Reformed — Paul Schrader
    WINNER: Green Book – Nick Vallelonga, Brian Currie, and Peter Farrelly
    Roma — Alfonso Cuarón
    Vice — Adam McKay

Best Cinematography
    Cold War — Lukasz Zal
    The Favourite — Robbie Ryan
    Never Look Away — Caleb Deschanel
    WINNER: Roma — Alfonso Cuarón
    A Star Is Born — Matthew Libatique

Best Documentary – Feature
    WINNER: Free Solo — Jimmy Chin, Elizabeth Chai Vasarhelyi, Evan Hayes, and Shannon Dill
    Hale County This Morning, This Evening — RaMell Ross, Joslyn Barnes, and Su Kim
    Minding the Gap — Bing Liu and Diane Quon
    Of Fathers and Sons — Talal Derki, Ansgar Frerich, Eva Kemme, and Tobias N. Siebert
    RBG — Betsy West and Julie Cohen

Best Documentary – Short Subject
    Black Sheep — Ed Perkins
    End Game — Rob Epstein, Jeffrey Friedman
    Lifeboat — Skye Fitzgerald
    A Night at the Garden — Marshall Curry
    WINNER: Period. End of Sentence. – Rayka Zehtabchi and Melissa Berton

Best Live-Action Short Film
    Detainment – Vincent Lambe and Darren Mahon
    Fauve – Jérémy Comte and Maria Gracia Turgeon
    Marguerite – Marianne Farley and Marie-Hélène Panisset
    Mother – Rodrigo Sorogoyen and and María del Puy Alvarado
    WINNER: Skin — Guy Nattiv and and Jaime Ray Newman

Best Foreign Language Film
    Capernaum (Lebanon) in Arabic, directed by Nadine Labaki
    Cold War (Poland) in French and Polish, directed by Paweł Pawlikowski
    Never Look Away (Germany) in German, directed by Florian Henckel von Donnersmarck
    WINNER: Roma (Mexico) in Spanish and Mixtec, directed by Alfonso Cuarón
    Shoplifters (Japan) in Japanese, directed by Hirokazu Kore-eda

Best Film Editing
    BlacKkKlansman — Barry Alexander Brown
    WINNER: Bohemian Rhapsody — John Ottman
    Green Book — Patrick J. Don Vito
    The Favourite — Yorgos Mavropsaridis
    Vice — Hank Corwin

Best Sound Editing
    Black Panther —  Benjamin A. Burtt and Steve Boeddeker
    WINNER: Bohemian Rhapsody — John Warhurst and Nina Hartstone
    First Man — Ai-Ling Lee and Mildred Iatrou Morgan
    A Quiet Place — Ethan Van der Ryn and Erik Aadahl
    Roma — Sergio Diaz and Skip Lievsay

Best Sound Mixing
    Black Panther – Steve Boeddeker, Brandon Proctor, and Peter J. Devlin
    WINNER: Bohemian Rhapsody – Paul Massey, Tim Cavagin, and John Casali
    First Man – Jon Taylor, Frank A. Montaño, Ai-Ling Lee, and Mary H. Ellis
    Roma – Skip Lievsay, Craig Henighan, and José Antonio Garcia
    A Star Is Born – Tom Ozanich, Dean Zupancic, Jason Ruder, and Steve A. Morrow

Best Production Design
    WINNER: Black Panther — Hannah Beachler and Jay Hart
    First Man — Nathan Crowley and Kathy Lucas
    The Favourite — Fiona Crombie and Alice Felton
    Mary Poppins Returns — John Myhre and Gordon Sim
    Roma — Eugenio Caballero and Bárbara Enrı́quez

Best Original Score
    BlacKkKlansman — Terence Blanchard
    WINNER: Black Panther — Ludwig Goransson
    If Beale Street Could Talk – Nicholas Britell
    Isle of Dogs — Alexandre Desplat
    Mary Poppins Returns — Marc Shaiman and Scott Wittman

Best Original Song
    "All The Stars" from Black Panther by Kendrick Lamar and SZA
    "I'll Fight" from RBG by Diane Warren and Jennifer Hudson
    "The Place Where Lost Things Go" from Mary Poppins Returns by Marc Shaiman and Scott Wittman
    WINNER: "Shallow" from A Star Is Born by Lady Gaga, Mark Ronson, Anthony Rossomando, Andrew Wyatt, and Benjamin Rice
    "When A Cowboy Trades His Spurs For Wings" from The Ballad of Buster Scruggs by Willie Watson and Tim Blake Nelson

Best Makeup and Hairstyling
    Border – Göran Lundström and Pamela Goldammer
    Mary Queen of Scots – Jenny Shircore, Marc Pilcher, and Jessica Brooks
    WINNER: Vice – Greg Cannom, Kate Biscoe, and Patricia Dehaney

Best Costume Design
    The Ballad of Buster Scruggs – Mary Zophres
    WINNER: Black Panther — Ruth E. Carter
    The Favourite — Sandy Powell
    Mary Poppins Returns — Sandy Powell
    Mary Queen of Scots — Alexandra Byrne



Best Visual Effects
    Avengers: Infinity War – Dan DeLeeuw, Kelly Port, Russell Earl, and Dan Sudick
    Christopher Robin – Christopher Lawrence, Michael Eames, Theo Jones, and Chris Corbould
    WINNER: First Man – Paul Lambert, Ian Hunter, Tristan Myles, and J.D. Schwalm
    Ready Player One –  Roger Guyett, Grady Cofer, Matthew E. Butler, and David Shirk
    Solo: A Star Wars Story – Rob Bredow, Patrick Tubach, Neal Scanlan, and Dominic Tuohy

8 Film yang Jalan Ceritanya Berubah Sesaat Sebelum Proses Shooting Berakhir

Biasanya - sebelum melakukan proses shooting film - tim kreatif film telah menentukan alur cerita dari awal hingga akhir. Proses inilah yang kemudian berkembang menjadi story-board (lembar cerita) dan berkembang menjadi pembahasan mengenai teknik pengambilan gambar dan lokasi pengambilan gambar, yang pada akhirnya berujung pada biaya pembuatan film.

Namun meski sudah dibahas di awal, saat proses pembuatan film berlangsung, ada saja kendala yang mengharuskan beberapa pihak - khususnya Sutradara dan Produser - mengambil keputusan untuk mengubah jalan cerita. Akibatnya cerita yang sudah ditentukan di awal, harus diubah. Hal ini berdampak pada perubahan skenario, yang kemudian berdampak pada semuanya (perubahan lokasi shooting, jadwal pengambilan gambar, dan lain-lain).

Tidak hanya film berbiaya murah yang sering mengalami hal ini, tetapi juga film berbiaya besar pun mengalami hal ini. Ada film yang justru meraih kesuksesan pasca perubahan ini, tetapi ada juga yang jeblok. Dan berikut ini adalah 10 film yang pernah mengalami perubahan jalan cerita beberapa saat sebelum proses shooting berakhir :

1. ROGUE ONE : A STAR WARS STORY (2016)
Film yang disutradarai Gareth Edwards ini merupakan salah satu film box-office yang luar biasa di tahun 2016. Dibuat dengan biaya US$ 265 juta, film ini mampu meraup keuntungan hingga US$ 1,058 milyar. Sungguh luar biasa.... !!

Tetapi siapa sangka kalau film ini justru mengalami banyak kendala selama proses pembuatannya? Salah satu yang paling krusial adalah perubahan alur cerita dan skenario yang terus-menerus. Perubahan ini bahkan terjadi sejak awal hingga akhir produksi. Salah satu perubahan radikal yang terjadi adalah tentang latar belakang karakter utama Jyn Erso (diperani Felicity Jones). Awalnya, karakter ini diceritakan sebagai mantan tentara dari Rebel Alliance berpangkat Sersan yang memutuskan untuk bergabung dengan Rebel Alliance. Namun di tengah proses produksi, latar belakang karakter ini diubah dan Jyn Erso disebut sebagai seorang kriminal yang bergabung dengan Rebel Alliance.

Perubahan ini cukup berdampak signifikan pada produk mainan yang diproduksi sebagai pendukung film tersebut, karena mainan itu sudah dibuat jauh sebelum filmnya diproduksi. Alhasil bungkus mainan karakter Jyn Erso masih mencantumkan nama "Sergeant Jyn Erso", meski karakternya tidak ada hubungannya dengan kesatuan militer.



2. CASABLANCA (1942)
Tidak dapat dipungkiri kalau Casablanca adalah film klasik dan merupakan salah satu film terbaik sepanjang waktu. Tetapi siapa sangka kalau proses pembuatan film ini tidak seperti yang diduga banyak orang?

Ketika Casablanca diputuskan untuk diproduksi, skenarionya belum tuntas dibuat. Karena itu, pengambilan gambar dilakukan secara berurutan, mengikuti urutan adegan di skenario. Jelas ini merupakan cara yang sangat tidak efisien dan tidak pernah dianjurkan para sineas di masa kini. Bahkan pada saat proses pengambilan gambar akan dilakukan untuk adegan terakhir, Howard Koch - salah seorang penulis skenario Casablanca - menjelaskan kalau timnya belum bisa memutuskan bagaimana akhir dari film tersebut.

Keputusan akhir cerita film Casablanca baru diputuskan beberapa hari sebelum tengat waktu penuntasan film, di mana di akhir adegan Kapten Louis Renault (diperankan Claude Rains) membebaskan Rick Blaine (Humphrey Bogart) dan membiarkannya pergi bergabung dengan Kelompok Free French di  Brazzaville. Dan sesaat sebelum pergi, Blaine mengatakan kalimat legendarisnya, "Louis, I this is the beginning of a beautiful friendship."


3. FIRST BLOOD (1982)
Rambo menjadi karakter ikonik setelah film First Blood sukses besar dan membuat nama Sylvester Stallone menjadi super-star papan atas dunia. Dibuat dengan biaya US$ 15 juta, film ini mampu meraup keuntungan hingga US$ 125 juta. Tapi jika Anda tahu skenario awal film ini, mungkinkah film ini akan meraih sukses seperti sekarang?

Awalnya, skenario First Blood dibuat jauh lebih kelam, di mana di akhir ceritanya, Rambo (Stallone) sudah terkepung polisi dan diminta untuk menyerah. Namun Rambo menolak. Kolonel Trautman (Richard Crenna) - sahabat Rambo - kemudian datang dan membujuk Rambo. Alih-alih menuruti sahabatnya, Rambo justru meminta Trautman untuk membunuhnya. Ketika Trautman menolak, Rambo akhirnya menodongkan pistolnya ke kepalanya, lalu bunuh diri.

Menurut Stallone, adegan tersebut ditampilkan sebagai gambaran kondisi sebenarnya yang dialami para veteran pasca Perang Vietnam, di mana mereka menghadapi tekanan dari masyarakat, yang pada akhirnya memaksa mereka untuk bunuh diri.

Setelah proses pembuatan film tuntas, Stallone dan Sutradara Ted Kotcheff baru menyadari kalau keseluruhan film sebenarnya sudah menggambarkan dengan jelas kondisi para veteran Vietnam tersebut : mulai dari disingkirkan, dikejar-kejar, dilecehkan, hingga bertahan hidup dalam kerasnya kehidupan di masyarakat. Dengan demikian, tidak perlu lagi mengakhiri film sedemikian mengenaskan. Namun mereka pun ragu penonton bisa menerima kalau adegan yang dibuat adalah adegan "happy-ending".

Karena itu, Stallone dan Kotcheff memutuskan untuk membuat 2 versi film dengan akhir cerita yang berbeda : Yang pertama menampilkan Rambo bunuh diri, yang kedua menampilkan Rambo menyerahkan diri. Dan setelah ditayangkan, para penonton lebih memilih versi di mana Rambo menyerahkan diri.



4. BRAZIL (1984)
Film garapan sutradara Terry Gilliam ini merupakan film surealis yang sangat kompleks. Meski kurang sukses secara finansial, film ini memiliki banyak penggemar fanatik hingga hari ini. Film yang diperani Charles McKeown dan Tom Stoppard ini bercerita tentang Sam Lowry (McKeown), seorang pria yang mencari seorang wanita yang selalu muncul dalam mimpinya.

Dalam petualangannya, Lowry mengalami serangkaian petualangan yang aneh, yang kemudian membuatnya ditangkap pihak berwajib. Awalnya, akhir cerita film ini menampilkan Lowry berhasil melarikan diri dari penjara, tetapi pelarian tersebut hanyalah halusinasi, karena dirinya masih terjebak di dalam penjara.

Akhir cerita ini ternyata tidak disukai oleh Distributor Film Amerika. Mereka berpendapat penonton lebih suka menyaksikan "happy-ending" daripada akhir yang menggantung. Agar film tersebut dapat dirilis, maka Tim Editing Film diam-diam (tanpa izin Sutradara Terry Gilliam) melakukan perubahan pada akhir film tersebut, sehingga akhir cerita menampilkan Lowry benar-benar berhasil melarikan diri dari penjara.Versi inilah yang dirilis dan ditayangkan di Amerika Serikat.

Saat mengetahui filmnya diedit tanpa seizinnya, Terry Gilliam kemudian mengundang para kritikus film ke rumahnya untuk menyaksikan versi asli film Brazil. Rupanya para kritikus menyukai versi tersebut. Bahkan versi awal film Brazil kemudian memenangkan penghargaan Best Picture di Ajang Lost Angeles Film Critics Award. Atas pencapaian ini, film Brazil kemudian dirilis ulang dengan akhir cerita seperti versi awal.



5. MISSION IMPOSSIBLE : ROGUE NATION (2015)
Ada yang menarik saat proses pemilihan pemeran di film Mission Impossible : Rogue Nation. Di film ini, Sean Harris terpilih sebagai karakter antagonis Solomon Lane. Sean setuju untuk memerani karakter ini dengan 1 syarat : karakternya harus tewas dibunuh Ethan Hunt (diperani Tom Cruise) di akhir film. Dia hanya ingin muncul sekali saja di franchise film Mission Impossible.

Awalnya, Sutradara Christopher McQuarrie setuju. Tetapi pada saat proses pembuatan skenario, McQuarrie (yang juga merangkap sebagai Penulis Skenario) melakukan metode yang tidak umum : Skenario dibuat tidak berdasarkan alur cerita, tetapi berdasarkan urutan lokasi yang ditemui McQuarrie. Akibatnya, setelah proses pembuatan film berjalan, McQuarrie baru menyadari kalau tidak ada adegan yang memungkinkan baginya untuk menampilkan Solomon Lane dibunuh Ethan Hunt.

Setelah melalui negosiasi yang cukup alot, akhirnya disepakati kalau karakter Solomon Lane tidak dimatikan dalam seri tersebut, namun dirinya hanya dijebak di dalam ruang kaca.



6. PRETTY IN PINK (1986)
Film drama remaja karya sutradara Howard Deutch ini menjadi film klasik karena alur kisahnya yang tidak umum. Tidak hanya filmnya, namun lagu pendukung film ini (Pretty in Pink yang dinyanyikan grup The Psychedelic Furs) menjadi lagu yang sangat populer di masa itu, bahkan berhasil duduk di peringkat keempat tangga lagu Billboard Hot 100.

Pretty in Pink mengisahkan tentang seorang gadis bernama Andie Walsh (Molly Ringwald) yang terjebak dalam cinta segitiga. Ada 2 orang pria yang jatuh hati padanya : seorang anak kaya berwajah tampan bernama Blaine (Andrew McCarthy) dan tetangga Andie yang buruk rupa bernama Duckie (Jon Cryer).

Di skenario awal, Andie dan Duckie jadian. Tapi saat proses pembuatan film dimulai, Molly Ringwald dan Andrew McCarthy justru menunjukkan kedekatan yang sangat baik. Hal ini membuat proses pengambilan gambar menjadi sangat "kagok" dan kurang tepat. Meski demikian, Sutradara Howrd Deutch tetap bertahan untuk membuat film sesuai alur yang dibuat di skenario.

Ketika selesai dibuat, film kemudian menjalani proses screening. Hasilnya sangat mencengangkan : para penonton tidak suka dengan akhir cerita film itu. Adegan yang ditampilkan kurang meyakinkan. Bahkan para penonton wanita memprotes akhir cerita film tersebut, dan menilai karakter Andie selayaknya mendapatkan pasangan kekasih pria yang tampan.

Melihat respon negatif tersebut, Howard Deutch kemudian meminta John Hughes - penulis skenario Pretty in Pink - untuk mengubah akhir cerita film tersebut, kemudian melakukan pengambilan gambar kembali. Dan akhir cerita berubah menjadi : Andie jadian dengan Blaine.

Meski akhir cerita film telah berubah, masalah ternyata masih ada. Saat masih dalam proses pembuatan, naskah film Pretty in Pink dibuat dalam bentuk novel. Dan ketika cerita filmnya diubah, novel sudah dalam proses cetak, sehingga ceritanya tidak mungkin diganti. Alhasil, akhir cerita novel masih mengikuti alur awal film dan sangat berbeda dengan versi layar lebarnya.




7. WORLD WAR Z (2013)
Film garapan sutradara Marc Forster ini merupakan salah satu film box-office di tahun 2013. Bercerita tentang dunia yang dikuasia zombie dan perjuangan sisa manusia dalam menghentikan pandemi zombie, film ini menuai banyak pujian dan kritikan. Pujian diberikan pada akting Brad Pitt serta penggunaan teknik CGI yang terbilang sangat canggih di waktu itu. Tapi kritikan juga terlontar dikarenakan akhir cerita yang menggantung, seolah-olah akan ada sekuelnya (meski hingga hari ini sekuel film World War Z masih belum jelas kapan akan diproduksi).

Tidak banyak yang tahu kalau proses pembuatan film World War Z tidaklah mudah. Skenario film sempat mengalami perubahan berkali-kali sehingga fokus cerita sempat "tidak nyambung". Bahkan setelah film selesai dibuat, Sutradara Simon Crane merasa tidak puas dengan hasilnya, sehingga dia melakukan sesuai yang tidak pernah dilakukan sutradara manapun sebelumnya : Membuat ulang 40 menit terakhir dari film tersebut. Alhasil biaya pembuatan melonjak tajam.

Meski demikian, dengan hasil pendapatan yang sangat memuaskan, tidak ada orang yang keberatan dengan apa yang dilakukan. Crane.




8. THE SHINING (1980)
Tidak dapat dipungkiri kalau film arahan Stanley Kubrick ini penuh dengan cerita menarik, baik filmnya sendiri maupun proses pembuatannya. Dan salah satu hal "baru" yang paling menarik dari film ini adalah tentang pasca produksi film ini.

"Seharusnya" di bagian akhir film The Shining terdapat adegan yang menampilkan Jack Torrance (Jack Nicholson) duduk membeku di taman labirin, sementara Wendy Torrance (Shelley Duvall) - istri Jack - dan Danny Torrance (Danny Lloyd) - anak Jack - sedang berbicara dengan polisi.

Pada saat premier film ini di Los Angeles dan New York, Kubrick memutuskan untuk membuang adegan ini karena tidak berguna dan tidak relevan dengan keseluruhan film. Karena kopi film sudah terdistribusi ke seluruh Amerika Serikat, maka Kubrick menugaskan para asistennya untuk keliling ke seluruh bioskop di Amerika Serikat untuk memotong adegan tersebut dan mengeditnya sebelum ditayangkan.

Kini adegan itu tidak pernah ada di versi manapun. Meski demikian, bukti kalau adegan itu pernah ada dan pernah dibuat dapat dilihat pada serangkaian foto yang ada di studio Kubrick (seperti yang tampak pada foto di atas).





8 Film Keren yang Akan Rilis Februari 2019

Sebentar lagi kita akan melangkah ke bulan kedua tahun 2019. Ada banyak film keren yang sudah menanti dan recommended banget buat para moviegoers.

Ga perlu banyak ngomong, berikut ini adalah film-filmnya ya....

1 MISS BALA (Rilis : 1 Februari 2019)
Sutradara      : Catherine Hardwicke
Pemeran       : Gina Rodriguez, Ismael Cruz Cordova, Anthony Mackie

Awal Februari diawali dengan film super seru produksi Spanyol ini. Film bergenre thriller ini mengisahkan tentang Gloria (Gina Rodriguez) - seorang make-up artis dari Los Angeles - harus berurusan dengan kartel narkoba di Meksiko. Hal ini terjadi secara "kebetulan" saat dirinya mengunjungi sahabatnya di Tijuana, Meksiko.

Saat sedang berpesta, tiba-tiba sahabat Gloria diculik kelompok kartel narkoba. Jika ingin sahabatnya selamat, Gloria harus menyelundupkan narkoba milik kelompok itu. Gloria tidak bisa melaporkan kejadian ini pada polisi karena ada oknum polisi - termasuk Polisi Anti Narkoba - yang terlibat dalam jaringan kartel tersebut.

Tidak ada cara lain : Gloria harus memutar otak untuk bisa lepas dari cengkraman kartel tersebut. Dan Gloria mempertaruhkan segalanya untuk bisa mengubah keadaan dan menghancurkan kartel tersebut, serta menyelamatkan sahabatnya tersebut.



2. THE INFORMER (Rilis : 1 Februari 2019)
Sutradara         : Andrea Di Stefano
Pemeran          : Joel Kinnaman, Rosamund Pike, Clive Owen, Common, Ana de Armas

Diadaptasi dari novel Three Seconds karya Roslund / Hellstrom, film super seru produksi Inggris ini mengisahkan tentang Pete Koslow (Joel Kinnaman), seorang mantan kriminal yang direkrut oleh agen FBI korup untuk menyusup ke dalam geng Polandia yang melakukan operasi mereka di New York.

Saat melakukan penyidikan, Pete tertangkap polisi dan dijebloskan ke penjara. Celakanya, banyak orang di dalam penjara mengetahui identitas Pete sebenarnya. Bahkan ada beberapa orang yang kenal dekat dengan anggota geng Polandia.

Pete harus bertarung melawan waktu, berusaha keluar dari penjara, sekaligus membongkar kejahatan geng Polandia, sebelum identitasnya bocor.



3.THE LEGO MOVIE 2 : THE SECOND PART (Rilis : 8 Februari 2019)
Sutradara                : Mike Mitchell
Pemeran                 : Chris Patt, Elizabeth Banks, Tiffany Haddish, Charlie Day

Butuh 5 tahun bagi Warner Animation untuk merilis sekuel film The Lego Movie, yang sebelumnya menjadi film box-office di tahun 2014. Dan akhirnya film tersebut bisa rilis juga tahun ini. Film The Lego Movie 2 : The Second Part merupakan film layar lebar Lego keempat yang dirilis. Sebelumnya, Lego sudah merilis film The Lego Batman Movie, The Lego Ninjago Movie, dan The Lego Movie. Alur The Lego Movie 2 sendiri merupakan kelanjutan dari film The Lego Movie.

Dikisahkan 5 tahun pasca kejadian di seri pertama, Emmet Brickowski (Chris Pratt) - pekerja konstruksi di Bricksburg yang menjadi tokoh utama film ini - kembali ke kehidupan sehari-harinya. Kota Bricksburg pun kini menjadi kota yang tenang dan damai.

Tapi kedamaian Kota Bricksburg terusik ketika Duplo - kelompok penguasa yang bersebarangan dengan Lego - meluluh-lantakkan kota Bricksburg. Untuk menyelamatkan penduduk Bricksburg dari amukan Duplo, Emmet pun meminta bantuan teman-temannya untuk menghadapi musuh. Dan perang di Negara Lego itu pun terjadi kembali.



4.  COLD PURSUIT (Rilis : 8 Februari 2019)
Sutradara                : Hans Petter Moland
Pemeran                 : Liam Neeson, Laura Dern, Emmy Rossum, Tom Bateman

Film adaptasi dari film Norwegia Kradtidioten (In Order of Disappearance; 2014), mengisahkan tentang Nelson Coxman (Liam Neeson), seorang petugas pembersih salju di Rocky Mountains. Satu ketika anaknya dibunuh oleh salah seorang anggota kartel narkoba.

Dendam atas kematian anaknya itu, membuat Nelson menuntut balas dengan menghabisi orang-orang yang bertanggung jawab atas kematian anaknya tersebut.



5. THE PRODIGY (Rilis : 8 Februari 2019) 
Sutradara                  : Nicholas McCarthy
Pemeran                   : Taylor Schilling, Jackson Robert Scott, Colm Feore

Sebuah film horor lagi yang tayang bulan ini, dan dipastikan akan bikin Anda mengalami mimpi buruk akut.

Film ini mengisahkan tentang seorang anak kecil bernama Miles (Jackson Robert Scott) yang super-cerdas. Namun satu ketika dia menunjukkan perilaku aneh dan tidak wajar. Awalnya orang tuanya menganggap Miles mengidap gangguan psikologis. Namun semakin lama, perilaku Miles menunjukkan keganjilan yang makin mengerikan. Merasa anaknya mengalami kerasukan, orang tua Miles memutuskan untuk menyidiki apa yang membuat anak mereka demikian.

Jika Anda merasa pernah melihat wajah anak pemeran Miles,  maka Anda memang sangat jeli sekali. Pemeran Miles adalah Jackson Robert Scott, yang tidak lain adalah pemeran Georgie Denbrough, adik dari Bill Denbrough di film It (2017). Georgie adalah anak kecil berjas hujan kuning yang tewas dimakan Pennywise the Clown di awal film.



6. HAPPY DEATH DAY 2U (Rilis : 13 Februari 2019)
Sutradara                : Christopher Landon
Pemeran                 : Jessica Rothe, Israel Broussard Suraj Sharma, Ruby Modine

Tahun 2017 silam, film Happy Death Day merupakan salah satu film horor yang cukup sukses. Film ini mengisahkan seorang gadis bernama Theresa Gelbman (Jessica Rothe) yang terjebak di dalam lingkaran waktu dan terus-menerus mengalami kejadian pembunuhan dari sosok bertopeng dan berpakaian hitam.  Lewat "pengalaman" terbunuh berkali-kali, Theresa belajar bagaimana cara menghindarkan dirinya dari kejaran sang pembunuh. Pada akhirnya Theresa berhasil menyibak identitas pelaku pembunuhan sebenarnya.

Nah, seri ini mengisahkan kejadian 2 tahun pasca kejadian di seri pertama. Kali ini Theresa kembali terjebak dalam lingkaran waktu di mana ternyata ada pelaku pembunuhan lain yang mengincar dirinya. Theresa harus mencari jalan untuk keluar dari lingkaran waktu itu, atau dia akan tewas kembali untuk kedua kalinya.



7. ALITA : BATTLE ANGEL (Rilis : 14 Februari 2019)
Sutradara                 : Robert Rodriguez
Pemeran                   : Christoph Waltz, Jennifer Connelly, Mahershala Ali, Ed Skrein

Film yang diproduseri James Cameron ini terbilang merupakan film fiksi ilmiah yang sangat keren dan super canggih. Film ini menggabungkan antara animasi dan adegan nyata di mana percampuran keduanya menghasilkan adegan yang sangat memanjakan mata.

Diadaptasi dari manga Gunnm (Battle Angel Alita) karya Yukito Kishiro, film ini mengisahkan tentang Alita (Rosa Salazar) - sebuah "core" robot yang terbangun tanpa ada memori sama sekali. Dengan bantuan Dokter Dyson Ido (Christoph Waltz), Alita kemudian mendapatkan badan baru. Badan tersebut memungkinkan dirinya untuk melakukan banyak hal luar biasa dan mengejutkan, termasuk kemampuan bertarung.

Saat mencari tahu jati-dirinya, Alita harus berhadapan dengan banyak manusia mekanik yang mengincar nyawanya.



8. THE RHYTHM SECTION (Rilis : 22 Februari 2019)
Sutradara                : Reed Morano
Pemeran                 : Blake Lively, Jude Law, Sterling K. Brown

Setelah sukses berperan sebagai Albus Dumbledore di film Fantastic Beasts : The Crimes of Grindelwald (2018), tahun ini Jude Law kembali berakting dalam film thriller super seru. Tapi berbeda dengan film sebelumnya, di film ini dia berperan sebagai karakter antagonis.

Film ini bertutur tentang seorang wanita bernama Stephanie Patrick (Blake Lively) yang baru kehilangan keluarganya karena kecelakaan pesawat. Bagi Stephanie, kecelakaan tersebut bukan kecelakaan yang wajar dan dia memutuskan untuk menyidiki penyebab kecelakaan maut tersebut.

Semakin dalam penelusuran yang dilakukannya, semakin terkuak kalau ada oknum-oknum yang memang sengaja melakukan sabotase untuk membungkam seseorang yang ada di pesawat. Dan Stephanie memutuskan untuk mengungkap jati diri pelaku kecelakaan tersebut.