▽
http://rukyatulhilal.org/imsakiyah/
Sangat banyak fakta untuk mengatakan masyarakat kita sedang sakit parah bahkan ‘dying’. Sehingga wajib adanya upaya untuk memperbaiki kondisi masyarakat saat ini pada umumnya. Bukankah Allah SWT tidak akan mengubah nasib suatu kaum, sampai mereka mau mengubah nasib mereka sendiri (QS Ar Ra’du : 11) ??
Sebagai umat muslim, tentunya kita menginginkan perubahan masyarakat yang rusak saat ini menjadi masyarakat Islam. Kaum muslimin harus diselamatkan dari kehinaan yang mereka alami dengan cara mengajak mereka untuk berjuang menegakkan syariat Islam di bawah naungan Daulah Khilafah yang dapat menjamin kesejahteraan hidup di dunia dan tentu saja kebahagiaan hidup di akhirat.
Majelis Ta’lim sebagai lembaga non formal di masyarakat merupakan sarana yang sangat potensial untuk menyampaikan dawkah Islam dan membina masyarakat. Jumlahnya amat banyak, hampir tersebar di seluruh provinsi, kabupaten/kota, bahkan hingga ke tingkat RW dan RT sekalipun. Majelis Ta’lim ini menjangkau seluruh lapisan masyarakat mulai dari masyarakat kelas atas, kelas menengah hingga kelas bawah.
Majelis Ta’lim juga merupakan wadah pembinaan yang potensial, karena di dalamnya terdapat para muslimin dan muslimah yang dengan niat ikhlas Lillaahi ta’ala siap untuk mendengarkan “wejangan” dan menambah pemahaman ajaran Islam. Kesiapan diri seperti ini dan juga kehadiran rutin mereka memungkinkan pengemban dakwah (para da’i/da’iyah) untuk dapat mengubah pemahaman dan perilaku mereka secara berkesinambungan.
Agar majlis ta’lim dapat menjadi wadah pembinaan umat menuju masyarakat Islam, majelis ta’lim tidak boleh dijalankan sebagai sebuah aktivitas rutin belajar-mengajar tanpa arah dan tujuan yang jelas. Seharusnya majelis ta’lim bertujuan :
1. Mengokohkan aqidah (keimanan) pesertanya
2. Menjadikan pesertanya sebagai pribadi yang selalu terikat dengan syari’at Islam dalam kehidupan kesehariannya
3. Menjadikan pesertanya sebagai ibu yang mendidik anaknya dengan baik, sehingga menjadi kader umat yang berkualitas
4. Menjadikan pesertanya sebagai pejuang penegakkan syari’at dalam masyarakat.
Untuk mencapai tujuan-tujuan di atas, maka haruslah majelis ta’lim dikelola dengan sungguh-sungguh. Mulai dari mempersiapkan materi yang akan disajikan, pemberi materi dan metode penyampaian yang tepat sehingga mudah bagi peserta majelis ta’lim untuk menerima materi sebagai pemahaman yang berpengaruh dalam perilaku mereka.
Materi pokok yang diajarkan dalam majelis ta’lim ini semestinya mencakup: aqidah Islam, hukum-hukum syara’ untuk individu, hukum syara’ dalam pendidikan anak dan fiqih siyasi Islam dalam konteks kekinian.
Dari sisi pemberi materi, maka pemberi materi dalam majlis ta’lim haruslah orang-orang yang:
a. Memiliki aqidah Islam yang kuat,
b. Memiliki ilmu dan wawasan yang cukup dan mau terus belajar dan terbuka untuk mengembangkan ilmu dan wawasannya tersebut,
c. Menguasai metode mengubah perilaku manusia,
d. Sabar dan tawakal dalam mengubah perilaku madh’unya
e. Dapat memberi tauladan yang baik.
Sifat dari pengajaran dalam majlis ta’lim haruslah berupa pembentukan perilaku, tidak hanya bersifat transfer of knowledge. Untuk itu, ilmu harus diberikan untuk membetuk amal (perbuatan), bukan sekedar informasi. Jadi, pemberian ilmu di majlis ta’lim tidak cukup sekedar mengajarkan hukum, tapi juga menumbuhkan motivasi / dorongan dari aqidah, untuk menjalankan hukum tersebut, seberat apapun.
Kita sangat berharap dari pengelolaan majlis ta’lim seperti gambaran di atas akan terbentuk ibu-ibu yang berkualitas, yang akan melahirkan dan mendidik anak-anak menjadi generasi yang berkualitas, yakni yang tidak hanya cerdas tetapi peduli terhadap Islam dan kaum muslimin.
1. Aku adalah tempat paling gelap maka terangilah aku dengan tahajud.
2. Aku adalah tempat yang paling sempit maka luaskanlah aku dengan bersilaturahmi.
3. Aku adalah tempat yang paling sepi maka ramaikanlah aku dengan perbanyak baca Al-Quran.
4. Aku adalah tempatnya binatang-binatang yang menjijikkan maka racunilah ia dengan Amal Sedekah.
5. Aku adalah tempat Munkar Nakir bertanya, maka Persiapkanlah jawabanmu dengan Perbanyak mengucapkan Kalimat “LAILAHAILLALLAH”.
“Bermegah-megahan telah melalaikan kamu,sampai kamu masuk ke dalam kubur. Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu),…”
(QS. At-Takaatsur 1-3)
Kita mengeluh: "Tidak mungkin.."
Allah menjawab : "Jika Allah menghendaki sesuatu, cukup berkata jadi! Maka jadilah."
(QS. Yasin : 82)
Toeflay menambahkan : "Tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini apabila kita mau berusaha dan berdoa."
Kita mengeluh: "Saya terlalu lelah.."
Allah menjawab: "Aku ciptakan tidurmu untuk istirahatmu."
(QS. An-Naba : 9)
Toeflay menambahkan : "Jangan kau jadikan lelah sebagai alasan untuk berbuat suatu kebaikan, tapi lihatlah hasil dari jerih payah kelelahan itu."
Kita mengeluh : "Saya tak mampu.."
Allah menjawab : "Allah tidak membebankan sesuatu pada seseorang melainkan sesuai dengan kemampuannya."
(QS. Al-Baqarah : 286)
Toeflay menambahkan : "Kamu pasti mampu jika kamu berfikiran kalau kamu itu mampu untuk melakukannya."
Kita mengeluh: "Saya stress.."
Allah menjawab : "Hanya dengan mengingat Allah, maka hati menjadi tenang."
(QS. Ar-Ra’du : 28)
Toeflay menambahkan : "Jangan kamu paksakan apabila kamu tahu kalau itu sangat mustahil dengan catatan kamu sudah berusaha semaksimal mungkin."
Kita menggerutu : "Tak ada gunanya.."
Allah menjawab : "Maka barang siapa mengerjakan amal kebaikan seberat dzarrah, niscaya ia akan melihat kebaikannya.”
(QS. Az-Zalzalah: 7)
Toeflay menambahkan : "Semua yang Allah ciptakan pasti berguna dan bermanfaat serta tidak sia-sia, jadi optimislah."
Jika Allah berkehendak maka Allah hanya berfirman "kun"/jadilah maka yang di kehendaki Allah tersebut pasti terjadi (fayakun), maka berusahalah kita karena Allah selalu bersama kita semua.
Pertanyaan yang mungkin ada di benak kalian :
qwerty : "Anda percaya akan hal itu?"
toeflay : "Percaya, sangat amat bangat percaya karena Allah SWT adalah Tuhanku, Islam adalah Agamaku, Muhammad adalah Nabi dan Rasulku, Alqur'an adalah Pedoman Hidupku takkan pernah ku jual agamaku dan kepercayaanku dengan apapun itu."