Showing posts with label film. Show all posts
Showing posts with label film. Show all posts

Recommended TV Series : THE WORLD OF THE MARRIED (부부의 세계; 2020)


Judul Serial         : The World of the Married
Pemeran              : Kim Hae Joon, Park Hae Joon, Han So Hee, Park Sun Young
Ditayangkan       : JTBC
Tanggal tayang   : 27 Maret 2020 - sekarang
Total episode      : 16 episode

Di saat pandemik Corona-19 sedang melanda dunia, banyak orang yang akhirnya harus tinggal atau bekerja dari rumah (Work From Home). Nah, sambil mengisolasi diri, ada tayangan televisi menarik yang bisa ditonton ni. Judulnya The World of the Married.

Serial ini merupakan adaptasi dari serial televisi Inggris berjudul Doctor Foster yang tayang sejak 2015 hingga hari ini.

The World of the Married mengangkat cerita yang terbilang cukup kontroversi tentang kehidupan pernikahan. Alur ceritanya juga tergolong cepat, bahkan sangat memprovokasi. Tidak heran banyak penonton yang terbawa emosi saat menonton serial ini.

Alkisah Ji Sun Woo (Kim Hee Ae) adalah seroang dokter yang memiliki hidup yang sempurna dengan suaminya, Lee Tae Oh (Park Hae Joon). Tapi siapa sangka kalau suaminya diam-diam berselingkuh. Perselingkuhan itu akhirnya diketahui oleh Sun Wo, dan dia bertekad membalas dendam atas penghianatan suaminya tersebut.

Serial seru ini berhasil meraih rating 20.061%, dan membuatnya duduk di peringkat ketiga dalam daftar Serial Korea dengan Rating Tertinggi sepanjang masa (di bawah Sky Castle dan Crash Landing on You).




ABOUT "DOCTOR FOSTER"
Seperti yang saya tulis di atas, Doctor Foster merupakan serial televisi produksi BBC One - Inggris. Serial ini pertama kali tayang tanggal 9 September 2015 dan Seri 1 dirilis sebanyak 5 episode. Karena sukses, maka Seri 2 dirilis dengan total 5 episode dan ditayang tangagl 5 September 2017. Skenario Doctor Foster ditulis oleh Mike Barlett, dengan sutradara Tom Vaughan (Seri 1) dan Jeremy Lovering (Seri 2).

Serial Doctor Foster mengisahkan kisah kehidupan Dokter Gemma Foster (dupernai Suranne Jones) yang hidup bahagia dengan suami dan anak-anaknya. Tidak disangka, setelah sekian tahun menikah, Dokter Foster menemukan fakta kalau suaminya diam-diam berselingkuh. Mengetahui perilaku tidak terpuji suaminya tersebut, Dokter Foster pun diam-diam mengatur rencana balas dendam untuk menghabisi suami, dan anak-anaknya.








TV Series Recommended - DELHI CRIME (2019 - onward)


Judul TV Series           : Delhi Crime
Ditayangkan                : Netflix
Pemeran                      : Shefali Shah, Rasika Dugal, Adil Hussain, Rajesh Tailang
Sutradara                    : Richie Mehta
Tanggal tayang           : 22 Maret 2019
Total episode              : 7


Serial televisi antologi seperti American Crime kini menjadi salah satu fenomena tersendiri di Amerika Serikat. Serial ini mengadaptasi dari kasus kriminal nyata yang pernah terjadi dan dilihat dari berbagai sudut pandang. Dramatisasi ceritanya pun cukup nyata, membuat penonton memahami latar belakang suatu kasus.

Mengikuti kesuksesan serial American Crime, Sutradara asal India Richie Mehta kemudian memproduksi dan merilis serial televisi Delhi Crime. Serial televisi ini mengadopsi konsep cerita American Crime dengan mengangkat kasus kriminal yang pernah terjadi di India. Dan kasus yang diangkat adalah kasus Pemerk0saan yang dilakukan sekelompok orang terhadap seorang wanita pada tahun 2012. Kasus ini merupakan kasus yang sangat besar di masa itu karena pelaku melakukannya secara berkelompok yang mengakibatkan korban tewas. Kasus ini menjadi membesar dan menghebohkan ketika banyak orang mengeluarkan petisi menuntut keadilan bagi korban. Bahkan Presiden Pranab Mukherjee (Presiden India saat itu) sampai turun tangan dan membuat beberapa Undang-Undang Darurat untuk mengadili para pelaku kejahatan.

Berbeda dengan American Crime yang menceritakan latar belakang hingga tuntasnya sebuah perkara, Delhi Crime justru menampilkan cerita pasca tindakan pemerk0saan tersebut.

Dikisahkan pada tahun 2012, di kota Munirka, sebelah Selatan Delhi, masyarakat menemukan 2 orang wanita muda tanpa identitas tergeletak di jalan raya. Keduanya dalam kondisi sangat mengenaskan - dengan pakaian berantakan dan pingsan - sehingga segera ditolong oleh warga setempat.

Komisioner Deputi (Deputy Commisioner of Police / DCP) Vartika Chaturvedi (Shefali Shah) - yang mendapatkan kabar temuan kedua korban tersebut - segera mengutus timnya untuk menyediki kedua korban itu. Mereka pun menemukan bukti bahwa kedua wanita itu adalah korban pemerk0saan. Korban diduga mengalami tindakan fisik yang sangat brutal sehingga keduanya dalam kondisi sangat kritis.

Penyidikan polisi perlahan mendapatkan hasil. Kedua wanita tersebut ditengarai terakhir menaiki bis umum. DCP Vartika pun mengerahkan timnya untuk mencari bis yang ditumpangi kedua wanita tersebut. Mereka kemudian berhasil menemukan bis yang merupakan tempat kejadian perkara. Entah bagaimana, penemuan itu justru bocor ke media. Masyarakat marah dan berusaha menghancurkan bis tersebut. Polisi berusaha menenangkan masyarakat yang emosi, namun karena terjadi salah paham, terjadi perselisihan di antara mereka.

Polisi kemudian berhasil menangkap Jai Singh (Mridul Sharma), sopir bis tersebut. Saat diperiksa, Jai menceritakan semua kejadian yang terjadi di dalam bisnya. Penjelasan yang disampaikan Jai sangat rinci dan mengerikan, sehingga mengundang amarah DCP Vartika. Dia pun memerintahkan bawahannya untuk menangkap semua pelaku kejahatan. Dan mulailah pengejaran dramatis yang dilakukan para polisi terhadap para pelaku kejahatan yang berjumlah puluhan orang.

Serial ini mendapatkan respon yang sangat positif dari para penonton. Bahkan ketika dua episode pertama serial ini ditayangkan di Sundace Film Festival, serial ini pun mendapatkan respon yang sangat baik dari penonton. Netflix pun tertarik dan membeli hak distribusi serial ini, sehinga serial Delhi Crime menjadi serial televisi India ketiga yang ditayangkan di Netflix (setelah Sacred Games dan Ghaul yang ditayangkan tahun 2018 silam).

Pasca kesuksesan serial ini, Sutradara Richie Mehta berencana untuk merilis kelanjutan serial ini, di mana ceritanya akan mengadaptasi kasus kriminal lain yang pernah terjadi di India. Sementara sebagian pemeran utama di serial ini - termasuk Shefali Shah - akan ikut terlibat kembali di serial tersebut.



BEHIND THE STORY
Seperti yang saya tuliskan di atas, kejadian yang dipaparkan di serial televisi Delhi Crime adalah kejadian nyata yang terjadi di Munirka, sebuah kota kecil di sebelah Selatan Delhi. Kejadian tersebut terjadi tanggal 16 Desember 2012, di mana seorang wanita muda bernama Jyoti Singh Pandey (23 tahun) - seorang staf rumah sakit bagian Fisioterapi - mengalami pemerk*s**n, dan penyiksaan di dalam bis yang ditumpanginya bersama temannya, Awindra Pratap. Para pelaku terdiri dari 6 orang (termasuk sopir bis). Kedua korban kemudian ditinggalkan begitu saja di jalan dan diselamatkan oleh para penduduk yang menemukan mereka.

Sebelas hari pasca kejadian, Jyoti meninggal dunia. Kejadian itu membangkitkan amarah masyarakat Delhi dan menuntut pemerintah segera menemukan pelaku dan menghukum mereka dengan hukuman seberat-beratnya. Aksi unjuk-rasa merebak di mana-mana. Karena pada waktu itu media tidak boleh menyebutkan nama korban, media kemudian menyebut nama korban dengan nama Nirbhaya (yang berarti "Tidak Takut"), sebagai bentuk penghormatan kepada korban dan simbol perlawanan wanita terhadap pemerk*s*an dan aksi kekerasan terhadap wanita.

Berkat tekanan masyarakat, para pelaku berhasil ditangkap. Salah satu pelaku - Ram Singh - meninggal di dalam Penjara Tihar tanggal 11 Maret 2013. Meski catatan polisi menyebutkan dirinya bunuh diri, banyak orang yang percaya kalau Ram Singh meninggal karena dianiaya dan dibunuh para narapidana yang bersimpati dengan Jyoti. Pada pelaku lain terbukti bersalah dan dihukum gantung pada tanggal 15 September 2013.





Movie Recommended - Triple Threat (2019)


Judul Film           : Triple Threat
Sutradara             : Jesse V. Johnson 
Pemeran              : Tony Jaa, Iko Uwais, Tiger Chen, Scott Adkins, Michael Jai White
Tanggal tayang   : 19 Maret 2019

Film eksyen super-keras ini merupakan film yang terbilang cukup keren karena diperani oleh para aktor dan aktris yang kesemuanya merupakan ahli bela-diri. Mereka merupakan para petarung dari berbagai negara : Indonesia, Thailand, China, Amerika, dan Inggris.

Selain itu, film ini juga menampilkan banyak adegan laga dan tembak-tembakan yang sekilas mengingatkan kita pada eksyen film laga Hong Kong era 1980 - 1990an. Adegan paling memorabel adalah adegan penyerangan di kantor polisi, yang segera mengingatkan kita pada adegan penyerbuan ke rumah musuh yang dilakukan Chow Yun Fat, Dean Shek, dan Ti Lung di film A Better Tomorrow 2 (1989).

Film ini pun sepertinya dibuat untuk menyaingi kepopuleran trilogi Expendables yang dibuat Sylvester Stallone, di mana di film itu Stallone mengumpulkan semua aktor film eksyen yang populer di era 1980-an. Jika Anda melihat daftar para aktor dan aktris yang memerani Triple Threat, Anda pun akan segera tahu kalau mereka adalah bintang film dari era 2000 awal.

Triple Threat mengisahkan tentang Xiao Xian (Celina Jade), anak seorang bilyuner China, yang memutuskan untuk menggunakan sebagian hartanya untuk menghancurkan sindikat kejahatan yang menguasai Maha Jaya, kota kelahirannya. Tentu saja rencana Xiao Xian tidak disukai oleh para pemimpin sindikat kota tersebut. Salah satu diantaranya adalah Su Feng (Monica Siu), yang menyewa para serdadu bayaran untuk menghabisi Xiao Xian.

Para serdadu itu kemudian bertolak ke desa kecil di pinggiran Maha Jaya untuk membebaskan pemimpin mereka bernama Collins (Scott Adkins) yang ditahan oleh Pemerintah Maha Jaya yang dibantu masyarakat Indonesia yang kebetulan tinggal di wilayah tersebut. Collins berhasil dibebaskan dan semua penduduk di sana dihabisi oleh kelompok Collins.

Payu (Tony Jaa) dan Long Fei (Tiger Chen) adalah anggota Collins yang tidak setuju dengan tindakan Collins. Akibatnya mereka nyaris dibunuh, tetapi berhasil melarikan diri. Sementara itu, Jaka (Iko Uwais) adalah salah seorang penduduk Indonesia yang selamat dari pembantaian. Dia memutuskan untuk membalaskan dendam pada Collins dan kelompoknya.

Payu, Long Fei, dan Jaka kemudian bertemu di kota Maha Jaya. Mereka memutuskan untuk bekerja sama menghabisi Collins. Tapi Jaka justru menggunakan Payu dan Long Fei untuk memancing Collins agar muncul. Di waktu bersamaan, Xiao Xian nyaris terbunuh kelompok Collins usai melakukan wawancara di televisi. Dia segera meminta perlindungan polisi. Namun Collins tidak mau melepaskannya, dan menyerbu ke kantor polisi.

Payu dan Long Fei berhasil menyelamatkan Xiao Xian, kemudian membawanya kabur ke tempat yang aman. Sementara itu, Jaka berpura-pura bergabung dengan kelompok Collins agar bisa menghabisi mereka satu-persatu.

Di akhir cerita, Payu, Long Fei, dan Jaka bersatu untuk menghabisi kelompok Collins.

Dengan daftar para pendukung film yang notabene semuanya ahli bela diri, sangat wajar jika film ini menampilkan banyak adegan perkelahian yang dramatis dan bikin miris. Meski alur ceritanya tidak terlalu spesial, namun adegan pertarungan mereka adalah daya tarik yang membuat film ini enak ditonton.



DO YOU KNOW? 
Berikut ini adalah daftar para pendukung film Triple Threat dan jenis bela diri apa saja yang mereka kuasai :
Tony Jaa   : Muay-Thai
Iko Uwais : Pencak Silat
Tiger Chen : Kung Fu
Scott Adkins : Taekwondo, Kickboxing, Karate, Wushu, Jiujitsu, Muay Thai, Ninjitsu
Michael Jai White : Karate, Taekwondo, Kobudo, Tang Soo Do, Wushu, Brazillian Jiu-Jitsu
Michael Bisping : Jujutsu, Kickboxing, Karate
Celina Jade : Taekwondo
Jeeja Yanin : Taekwondo
Ron Smoorenburg : Judo, Karete, Free Fighting
Dominique Vandenberg : Free Style Martial Arts

Tony Jaa memulai debutnya bermain film tahun 2003, di mana film pertama yang diperaninya adalah Ong-Bak : Muay Thai Warrior. Di film tersebut, Tony Jaa menampilkan aksi bela diri Muay Thai dan melakukan semua adegan berbahaya tanpa bantuan alat maupun pemeran pengganti.

Iko Uwais - seperti yang kita ketahui - memulai debutnya sebagai aktor film laga lewat film Merantau (2009). Meski di film itu dia sudah menggunakan pencak-silat, namun baru di film The Raid (2011) kemampuannya bela-dirinya diterima masyarakat Internasional, dan pencat silat mulai dikenal oleh masyarakat di luar Indonesia.

Sejak berusia 18 tahun, Tiger Chen (Chen Hu) sudah berlatih wushu dan bergabung dengan kelompok Sichuan Wushu Team. Sejak tahun 2000, dia bergabung dalam kelompok koreografi perkelahian di film pimpinan Yuen Woo Ping, dan sering menjadi koreografer untuk film laga internasional seperti trilogi The Matrix, Charlie's Angels (2000), Once in the Life (2000), dan Kill Bill : Volume 1 (2003). Tiger Chen adalah guru bela diri Keanu Reeves.

Scott Adkins memulai karir bermain film di tahun 2001 saat dia dipercaya bermain di film laga Dei Seung Chui Keung yang merupakan produksi Hong Kong. Sejak saat itu, dia sering mendapat kesempatan bermain di film laga Hong Kong dan bekerja sama dengan banyak sutradara papan atas Hong Kong seperti Yuen Woo Ping, Corey Yuen, Sammo Hung, dan Jackie Chan.

Michael Jai White menjadi terkenal sejak berperan sebagai superhero Spawn (1997). Dia tercatat dalam sejarah sebagai aktor kulit hitam pertama yang mendapatkan peran utama sebagai superhero. Meski setelah itu dia banyak bermain di film komedi, namun namanya mulai dikenal publik sebagai aktor laga pasca berperan di film Universal Soldier : The Return (1999) bareng Jean Claude van Damme, serta Exit Wound (2001) bareng Steven Seagal.

Aktris Jeeja Yanin yang berperan sebagai protagonis Mook pertama kali dikenal publik saat bermain di film Chocolate (2008). Di film itu dia melakukan semua aksi laga sendiri, tanpa bantuan pemeran pengganti. Karirnya sebagai aktris laga mencapai puncaknya hingga tahun 2012, di mana dia memutuskan berhenti sejenak dari dunia keartisan karena sedang hamil pasca menikah dengan Adrian Robert Bowden, adik dari penyanyi Thailand Pamela Bowden. Jeeja kembali ke dunia akting pada tahun 2016 dengan membintangi film-film laga kembali hingga hari ini.

Awalnya Tiger Chen memunculkan ide proyek film laga berjudul Makeshift Squad. Ide itu kemudian berkembang menjadi film laga yang melibatkan aktor dan aktris laga dari berbagai negara, sehingga berubah menjadi Triple Threat.

Meski disebutkan negara fiksi Maha Jaya, namun keseluruhan shooting dilakukan di Thailand. Dialog film ini menggunakan multi-bahasa : Inggris, Mandarin, Thai, dan Indonesia.

Movie Review - KL Sepcial Force (2018)



Judul Film             : KL Special Force
Sutradara               : Syafiq Yusof
Pemeran                : Fattah Amin, Rosyam Nor, Syamsul Yusof
Tanggal tayang     : 8 Mei 2018

Sekelompok perampok menamakan diri mereka sebagai "Geng Anarkis" melakukan perampokan yang cukup berani : Mereka merampok Bank Damofa di siang hari, pada saat sedang ramai. Kepolisian Malaysia segera bertindak dan mengepung mereka. Namun, kelompok yang terdiri dari 4 perampok itu berhasil melarikan diri dari kepungan polisi. Mereka tidak saja berhasil menghancurkan barikade polisi, tetapi juga berhasil melukai dan membunuh beberapa orang polisi.

Beberapa saat sebelum melarikan diri, Asyaff (Syamsul Yusof) - pemimpin perampok itu - berhasil melumpuhkan Roslan (Rosyam Nor), Komisaris Polisi pemimpin pengepungan tersebut. Asyaff kemudian mengajak Roslan bekerja sama dengan menawarinya sejumlah uang.

Perasaan Roslan saat itu gundah. Di satu sisi Roslan sedang butuh uang untuk memenuhi kebutuhan perekonomian keluarganya. Tapi di sisi lain, dia ingin menegakkan keadilan dan berusaha menolak suap.

Pasca kejadian perampokan, Kepolisian Malaysia mendapat anggota polisi baru bernama Zul (Fattah Amin), yang ternyata tahu hubungan "khusus" Roslan dengna Asyaff. Rupanya dia sendiri adalah kaki-tangan Asyaff yang "ditugaskan" untuk bekerja sama dengan Roslan. Zul sendiri punya kekasih yang tidak lain adalah pemilik Bank Damofa.

Ketika Bank Damofa kembali mengalami perampokan di cabang lain, Zul dan Roslan mulai merasa ada yang tidak beres. Mereka memutuskan untuk bekerja sama menangkap Asyaff, meski mempertaruhkan nyawa dan jabatan mereka.

Kalau dicermati, alur film ini sebenarnya sangat mirip dengan film Infernal Affairs produksi Hong Kong. Meski demikian, tidak serta-merta dijiplak mentah-mentah. KL Special Force menampilkan banyak aksi-seru tembak-tembakan yang cukup seru. Satu hal yang saya takjub adalah adegan peledakan mobil yang selalu ditampilkan dengan sangat dramatis dan keren banget, ala-ala gaya John Woo dan film-film Hong Kong. Sangat keren.

Walau terbilang cukup menghibur, ada beberapa hal yang terasa dipaksakan dan agak mengganggu. Misalnya ada perampok yang tertangkap CCTV menyimpan bom di tong sampah 3 hari sebelum kejadian. Masalahnya rekaman CCTV yang ditunjukkan merekam gambar dengan sudut yang "terlalu rendah". Selain itu, masa sih ada tong sampah di tempat umum yang tidak penuh selama 3 hari dan tidak ada Petugas Kebersihan yang membersihkan tong sampah selama 3 hari?

Belum lagi aksi arogan polisi yang juga terkesan dipaksakan (misalnya Roslan yang seenaknya menutup sebuah restoran dan "memagarinya" dengan garis polisi hanya untuk berbicara dengan Zul di dalam restoran tersebut). Saya tidak tahu apakah adegan itu diprotes penonton, tapi sejujurnya adegan itu sangat tidak pantas ditampilkan karena dapat menjatuhkan citra polisi.

Dan hal lain yang cukup mengganggu adalah adegan yang menggunakan "darah". Entah mengapa, setiap ada adegan orang tertembak, nyaris tidak ada adegan peluru mengenai orang tersebut. Tahu-tahu orang yang tertembak langsung tersungkur ke tanah dengan darah menutupi sebagian tubuhnya (tidak jelas bagian tubuhnya yang mana yang tertembak).

Sedikit konyol, tapi cukup mengganggu.

Movie Review - The Super (2018)


Judul Film               : The Super
Sutradara                 : John J. McLaughlin
Pemeran                  : Patrick John Flueger, Val Kilmer, Louisa Krause
Tanggal tayang        : 19 Oktober 2018

Val Kilmer adalah salah seorang aktor senior yang memiliki kemampuan akting yang cukup baik. Sayang, tabiatnya yang buruk dan sering bikin masalah, membuatnya jarang mendapat kesempatan bisa bermain di film-film bermutu. Meski sempat bermain di film-film sukses seperti Top Gun (1986, bareng Tom Cruise), The Doors (1991, sebagai penyanyi legendaris Jim Morrison), True Romance (1993), Heat (1995), dan Batman Forever (1995, sebagai Bruce Wayne / Batman), namun karirnya justru tidak berkembang dan hanya bergerak di tempat.

The Super merupakan film terbaru Val Kilmer yang sebenarnya bukan film yang "super-super" amat. Meski demikian, film ini bisa dikatakan sebagai film "master-piece" terbaru Val Kilmer karena di film ini dia kembali menampilkan aktingnya yang sangat luar biasa dan bikin orang berdecak kagum padanya. Jadi meski mengusung alur yang sangat biasa (bahkan tidak terlalu istimewa buat para kritikus), film ini sangat tertolong oleh akting Val Kilmer yang keren banget. 


Bergenre horor, film yang disutradarai John J. McLaughlin ini mengisahkan tentang Phil Lodge (Patrick John Flueger), seorang mantan polisi yang memutuskan untuk mundur dari kesatuan pasca kematian istrinya akibat kebakaran. Bersama kedua anaknya - Violet (Taylot Richardson) dan Rose (Mattea Conforti) - Phil memutuskan untuk bekerja sebagai pengurus apartemen agar bisa dekat dengan kedua anaknya.

Phil diterima bekerja di sebuah apartemen yang disebut-sebut sebagai apartemen berhantu. Banyak penghuninya yang tiba-tiba menghilang dan tidak pernah ditemukan. Di apartemen tersebut, Phil berkenalan dengan rekan sekerjanya, Julio (Yul Vaquez) dan Walter (Val Kilmer). Dari kedua orang tersebut, Walter adalah rekan kerja yang paling misterius. Tidak hanya itu. Dia pun ternyata mempelajari ilmu Voodoo dan melakukan hal-hal aneh yang membuat bulu kuduk merinding.

Walter pun sudah memperlihatkan perilaku aneh pada keluarga Phil, sehingga Phil berusaha menjauhkan keluarganya dari Walter.

Ada apa dengan Walter? Apakah ada kaitan antara ilmu voodoo yang dipelajarinya dengan hilangnya para penghuni apartemen? Yang pasti, ada kejutan yang tidak terduga di 20 menit menjelang akhir film ....

Ya.... ending film ini memang sangat mengejutkan dan tidak terduga. Sayang, penyampaiannya terkesan dipaksakan, bahkan cukup ganjil dan ga masuk akal. Apalagi jika Anda benar-benar menyimak dari awal, tentu penjelasan di akhir film terasa makin tidak masuk akal dan absurb. Meski demikian, film ini sangat tertolong dengan akting Val Kilmer yang sangat gemilang. Aktingnya sangat luar biasa, dan berhasil membuat penonton merasa tidak nyaman serta ketakutan.



DO YOU KNOW? 
Produser film ini adalah Dick Wolf. Bagi penggemar serial televisi, namanya sudah tidak asing. Dialah produser dan kreator serial televisi Law & Order, serial televisi Amerika Serikat terpopuler di Amerika Serikat.

Dick Wolf
Sebagai informasi, Law & Order adalah serial televisi yang tayang sejak 1990 - 2010. Meski sudah berakhir masa tayangnya, namun serial ini sudah menjadi franchise dan memiliki beberapa serial lain seperti : Law & Order - Special Victims Unit (1999 - sekarang), Law & Order - Criminal Intent (2001 - 2011), Law & Order - Trial by Jury (2005 - 2006), Law & Order : LA (2010 - 2011), Law & Order - True Crime (2016), dan Law & Order - Hate Crimes (2019).

Sedangkan Patrick John Flueger adalah aktor Amerika yang populer berkat peran-perannya di serial televisi seperti The 4400 (2004 - 2007), Scoundrels (2010), Chicago Fire (2014 - 2018), dan Chicago PD (2014 - sekarang).
Randy Crenshaw

Theme song film ini adalah Beautiful Dream dan dinyanyikan oleh Randy Crenshaw. Randy sendiri adalah penyanyi dan komposer yang sering membuat lagu latar serta menyanyikan theme song untuk film-film populer seperti The Little Mermaid : Ariel's Beginning (2008), Blades of Glory (2007),  Family Guy (2005), The SpongeBob Squarepants Movie (2004), The Nightmare Before Christmas : Oogie's Revenge (2004), The Lorax (2012), dan lain-lain.


Daftar Lengkap Pemenang Oscar 2019


Ajang Academy Award yang barusan digelar 24 Februari 2019 pagi tadi (waktu Amerika Serikat) memunculkan banyak kejutan. Salah satunya adalah terpilihnya Green Book yang berhasil meraih penghargaan Best Picture, mengalahkan saingan beratnya : Black Panther, Bohemian Rhapsody, A Star Is Born, Roma, Vice, BlacKkKlansman, dan The Favourite.

Sedangkan penghargaan Best Actor jatuh pada Rami Malek berkat aktingnya yang luar biasa sebagai Freddie Mercury di film Bohemian Rhapsody. Dan Olivia Colman berhasil menyihir para penonton - dan juri Academy Award - dengan aktingnya yang gemilang sebagai Queen Anne di film The Favourite (garapan sutradara Yorgos Lanthimos).

Seperti yang sudah diramalkan Elton John beberapa minggu sebelum Ajang Acedemy Award, lagu "Shallow" yang dinyanyikan Lady Gaga dan Bradley Cooper terlilih sebagai Best Original Song. Lagu yang menjadi theme song film A Star is Born ini ditulis oleh Lady Gaga bareng Mark Ronson, Anthony Rossomando, dan Andrew Wyatt.

Untuk tahun ini, film The Favourite dan Roma bersaing ketat menjadi film yang paling banyak meraih nominasi Piala Oscar (10 Nominasi), disusul A Star is Born dan Vice (9 Nominasi) dan Black Panther (8 Nominasi).

Dan film Bohemian Rhapsody menjadi film yang meraih penghargaan Oscar terbanyak (4 penghargaan : Best Actor, Best Sound Editing, Best Sound Mixing, dan Best Film Editing). Disusul oleh Black Panther, Green Book, dan Roma yang masing-masing meraih 3 penghargaan Oscar.

Dan berikut ini adalah daftar lengkap Nominasi dan Pemenang Penghargaan Oscar di ajang Academy Award 2019 :

Best Picture
    Black Panther
    BlacKkKlansman
    Bohemian Rhapsody
    The Favourite
    WINNER: Green Book
    Roma
    A Star Is Born
    Vice

Best Actor
    Christian Bale — Dick Cheney in Vice
    Bradley Cooper – Jackson Maine in A Star Is Born
    Willem Dafoe — Vincent van Gogh in At Eternity's Gate
    WINNER: Rami Malek – Freddie Mercury in Bohemian Rhapsody
    Viggo Mortensen — Frank "Tony Lip" Vallelonga in Green Book

Best Actress
    Yalitza Aparicio – Cleodegaria "Cleo" Gutiérrez in Roma
    Glenn Close — Joan Castleman in The Wife
    WINNER: Olivia Colman – Anne, Queen of Great Britain in The Favourite
    Lady Gaga — Ally Maine in A Star Is Born
    Melissa McCarthy — Lee Israel in Can You Ever Forgive Me?

Best Supporting Actor
    WINNER: Mahershala Ali – Don Shirley in Green Book
    Adam Driver — Philip "Flip" Zimmerman in BlacKkKlansman
    Sam Elliott — Bobby Maine in A Star Is Born
    Richard E. Grant — Jack Hock in Can You Ever Forgive Me?
    Sam Rockwell — George W. Bush in Vice

Best Supporting Actress
    Amy Adams — Lynne Cheney in Vice
    Marina de Tavira — Sofía in Roma
    WINNER: Regina King – Sharon Rivers in If Beale Street Could Talk
    Emma Stone — Abigail Masham in The Favourite
    Rachel Weisz — Sarah Churchill in The Favourite

Best Director
    Spike Lee — BlacKkKlansman
    Pawel Pawlikowski — Cold War
    Yorgos Lanthimos — The Favourite
    WINNER: Alfonso Cuarón – Roma
    Adam McKay — Vice

Best Animated Feature
    Incredibles 2 — Brad Bird, John Walker, and Nicole Paradis Grindle
    Isle of Dogs — Wes Anderson, Scott Rudin, Steven Rales, and Jeremy Dawson
    Mirai – Mamoru Hosoda and Yūichirō Saitō
    Ralph Breaks the Internet – Rich Moore, Phil Johnston, and Clark Spencer
    WINNER: Spider-Man: Into the Spider-Verse — Bob Persichetti, Peter Ramsey, Rodney Rothman, Phil Lord, and Christopher Miller

Best Animated Short
    Animal Behaviour — Alison Snowden and David Fine
    WINNER: Bao — Domee Shi and Becky Neiman-Cobb
    Late Afternoon — Louise Bagnall and Nuria González Blanco
    One Small Step — Andrew Chesworth and Bobby Pontillas
    Weekends — Trevor Jimenez

Best Adapted Screenplay
    The Ballad of Buster Scruggs — Joel Coen and Ethan Coen
    WINNER: BlacKkKlansman – Charlie Wachtel, David Rabinowitz, Kevin Willmott, and Spike Lee
    Can You Ever Forgive Me? — Nicole Holofcener and Jeff Whitty
    If Beale Street Could Talk — Barry Jenkins
    A Star Is Born — Eric Roth, Bradley Cooper, and Will Fetters

Best Original Screenplay
    The Favourite — Deborah Davis and Tony McNamara
    First Reformed — Paul Schrader
    WINNER: Green Book – Nick Vallelonga, Brian Currie, and Peter Farrelly
    Roma — Alfonso Cuarón
    Vice — Adam McKay

Best Cinematography
    Cold War — Lukasz Zal
    The Favourite — Robbie Ryan
    Never Look Away — Caleb Deschanel
    WINNER: Roma — Alfonso Cuarón
    A Star Is Born — Matthew Libatique

Best Documentary – Feature
    WINNER: Free Solo — Jimmy Chin, Elizabeth Chai Vasarhelyi, Evan Hayes, and Shannon Dill
    Hale County This Morning, This Evening — RaMell Ross, Joslyn Barnes, and Su Kim
    Minding the Gap — Bing Liu and Diane Quon
    Of Fathers and Sons — Talal Derki, Ansgar Frerich, Eva Kemme, and Tobias N. Siebert
    RBG — Betsy West and Julie Cohen

Best Documentary – Short Subject
    Black Sheep — Ed Perkins
    End Game — Rob Epstein, Jeffrey Friedman
    Lifeboat — Skye Fitzgerald
    A Night at the Garden — Marshall Curry
    WINNER: Period. End of Sentence. – Rayka Zehtabchi and Melissa Berton

Best Live-Action Short Film
    Detainment – Vincent Lambe and Darren Mahon
    Fauve – Jérémy Comte and Maria Gracia Turgeon
    Marguerite – Marianne Farley and Marie-Hélène Panisset
    Mother – Rodrigo Sorogoyen and and María del Puy Alvarado
    WINNER: Skin — Guy Nattiv and and Jaime Ray Newman

Best Foreign Language Film
    Capernaum (Lebanon) in Arabic, directed by Nadine Labaki
    Cold War (Poland) in French and Polish, directed by Paweł Pawlikowski
    Never Look Away (Germany) in German, directed by Florian Henckel von Donnersmarck
    WINNER: Roma (Mexico) in Spanish and Mixtec, directed by Alfonso Cuarón
    Shoplifters (Japan) in Japanese, directed by Hirokazu Kore-eda

Best Film Editing
    BlacKkKlansman — Barry Alexander Brown
    WINNER: Bohemian Rhapsody — John Ottman
    Green Book — Patrick J. Don Vito
    The Favourite — Yorgos Mavropsaridis
    Vice — Hank Corwin

Best Sound Editing
    Black Panther —  Benjamin A. Burtt and Steve Boeddeker
    WINNER: Bohemian Rhapsody — John Warhurst and Nina Hartstone
    First Man — Ai-Ling Lee and Mildred Iatrou Morgan
    A Quiet Place — Ethan Van der Ryn and Erik Aadahl
    Roma — Sergio Diaz and Skip Lievsay

Best Sound Mixing
    Black Panther – Steve Boeddeker, Brandon Proctor, and Peter J. Devlin
    WINNER: Bohemian Rhapsody – Paul Massey, Tim Cavagin, and John Casali
    First Man – Jon Taylor, Frank A. Montaño, Ai-Ling Lee, and Mary H. Ellis
    Roma – Skip Lievsay, Craig Henighan, and José Antonio Garcia
    A Star Is Born – Tom Ozanich, Dean Zupancic, Jason Ruder, and Steve A. Morrow

Best Production Design
    WINNER: Black Panther — Hannah Beachler and Jay Hart
    First Man — Nathan Crowley and Kathy Lucas
    The Favourite — Fiona Crombie and Alice Felton
    Mary Poppins Returns — John Myhre and Gordon Sim
    Roma — Eugenio Caballero and Bárbara Enrı́quez

Best Original Score
    BlacKkKlansman — Terence Blanchard
    WINNER: Black Panther — Ludwig Goransson
    If Beale Street Could Talk – Nicholas Britell
    Isle of Dogs — Alexandre Desplat
    Mary Poppins Returns — Marc Shaiman and Scott Wittman

Best Original Song
    "All The Stars" from Black Panther by Kendrick Lamar and SZA
    "I'll Fight" from RBG by Diane Warren and Jennifer Hudson
    "The Place Where Lost Things Go" from Mary Poppins Returns by Marc Shaiman and Scott Wittman
    WINNER: "Shallow" from A Star Is Born by Lady Gaga, Mark Ronson, Anthony Rossomando, Andrew Wyatt, and Benjamin Rice
    "When A Cowboy Trades His Spurs For Wings" from The Ballad of Buster Scruggs by Willie Watson and Tim Blake Nelson

Best Makeup and Hairstyling
    Border – Göran Lundström and Pamela Goldammer
    Mary Queen of Scots – Jenny Shircore, Marc Pilcher, and Jessica Brooks
    WINNER: Vice – Greg Cannom, Kate Biscoe, and Patricia Dehaney

Best Costume Design
    The Ballad of Buster Scruggs – Mary Zophres
    WINNER: Black Panther — Ruth E. Carter
    The Favourite — Sandy Powell
    Mary Poppins Returns — Sandy Powell
    Mary Queen of Scots — Alexandra Byrne



Best Visual Effects
    Avengers: Infinity War – Dan DeLeeuw, Kelly Port, Russell Earl, and Dan Sudick
    Christopher Robin – Christopher Lawrence, Michael Eames, Theo Jones, and Chris Corbould
    WINNER: First Man – Paul Lambert, Ian Hunter, Tristan Myles, and J.D. Schwalm
    Ready Player One –  Roger Guyett, Grady Cofer, Matthew E. Butler, and David Shirk
    Solo: A Star Wars Story – Rob Bredow, Patrick Tubach, Neal Scanlan, and Dominic Tuohy

8 Film yang Jalan Ceritanya Berubah Sesaat Sebelum Proses Shooting Berakhir

Biasanya - sebelum melakukan proses shooting film - tim kreatif film telah menentukan alur cerita dari awal hingga akhir. Proses inilah yang kemudian berkembang menjadi story-board (lembar cerita) dan berkembang menjadi pembahasan mengenai teknik pengambilan gambar dan lokasi pengambilan gambar, yang pada akhirnya berujung pada biaya pembuatan film.

Namun meski sudah dibahas di awal, saat proses pembuatan film berlangsung, ada saja kendala yang mengharuskan beberapa pihak - khususnya Sutradara dan Produser - mengambil keputusan untuk mengubah jalan cerita. Akibatnya cerita yang sudah ditentukan di awal, harus diubah. Hal ini berdampak pada perubahan skenario, yang kemudian berdampak pada semuanya (perubahan lokasi shooting, jadwal pengambilan gambar, dan lain-lain).

Tidak hanya film berbiaya murah yang sering mengalami hal ini, tetapi juga film berbiaya besar pun mengalami hal ini. Ada film yang justru meraih kesuksesan pasca perubahan ini, tetapi ada juga yang jeblok. Dan berikut ini adalah 10 film yang pernah mengalami perubahan jalan cerita beberapa saat sebelum proses shooting berakhir :

1. ROGUE ONE : A STAR WARS STORY (2016)
Film yang disutradarai Gareth Edwards ini merupakan salah satu film box-office yang luar biasa di tahun 2016. Dibuat dengan biaya US$ 265 juta, film ini mampu meraup keuntungan hingga US$ 1,058 milyar. Sungguh luar biasa.... !!

Tetapi siapa sangka kalau film ini justru mengalami banyak kendala selama proses pembuatannya? Salah satu yang paling krusial adalah perubahan alur cerita dan skenario yang terus-menerus. Perubahan ini bahkan terjadi sejak awal hingga akhir produksi. Salah satu perubahan radikal yang terjadi adalah tentang latar belakang karakter utama Jyn Erso (diperani Felicity Jones). Awalnya, karakter ini diceritakan sebagai mantan tentara dari Rebel Alliance berpangkat Sersan yang memutuskan untuk bergabung dengan Rebel Alliance. Namun di tengah proses produksi, latar belakang karakter ini diubah dan Jyn Erso disebut sebagai seorang kriminal yang bergabung dengan Rebel Alliance.

Perubahan ini cukup berdampak signifikan pada produk mainan yang diproduksi sebagai pendukung film tersebut, karena mainan itu sudah dibuat jauh sebelum filmnya diproduksi. Alhasil bungkus mainan karakter Jyn Erso masih mencantumkan nama "Sergeant Jyn Erso", meski karakternya tidak ada hubungannya dengan kesatuan militer.



2. CASABLANCA (1942)
Tidak dapat dipungkiri kalau Casablanca adalah film klasik dan merupakan salah satu film terbaik sepanjang waktu. Tetapi siapa sangka kalau proses pembuatan film ini tidak seperti yang diduga banyak orang?

Ketika Casablanca diputuskan untuk diproduksi, skenarionya belum tuntas dibuat. Karena itu, pengambilan gambar dilakukan secara berurutan, mengikuti urutan adegan di skenario. Jelas ini merupakan cara yang sangat tidak efisien dan tidak pernah dianjurkan para sineas di masa kini. Bahkan pada saat proses pengambilan gambar akan dilakukan untuk adegan terakhir, Howard Koch - salah seorang penulis skenario Casablanca - menjelaskan kalau timnya belum bisa memutuskan bagaimana akhir dari film tersebut.

Keputusan akhir cerita film Casablanca baru diputuskan beberapa hari sebelum tengat waktu penuntasan film, di mana di akhir adegan Kapten Louis Renault (diperankan Claude Rains) membebaskan Rick Blaine (Humphrey Bogart) dan membiarkannya pergi bergabung dengan Kelompok Free French di  Brazzaville. Dan sesaat sebelum pergi, Blaine mengatakan kalimat legendarisnya, "Louis, I this is the beginning of a beautiful friendship."


3. FIRST BLOOD (1982)
Rambo menjadi karakter ikonik setelah film First Blood sukses besar dan membuat nama Sylvester Stallone menjadi super-star papan atas dunia. Dibuat dengan biaya US$ 15 juta, film ini mampu meraup keuntungan hingga US$ 125 juta. Tapi jika Anda tahu skenario awal film ini, mungkinkah film ini akan meraih sukses seperti sekarang?

Awalnya, skenario First Blood dibuat jauh lebih kelam, di mana di akhir ceritanya, Rambo (Stallone) sudah terkepung polisi dan diminta untuk menyerah. Namun Rambo menolak. Kolonel Trautman (Richard Crenna) - sahabat Rambo - kemudian datang dan membujuk Rambo. Alih-alih menuruti sahabatnya, Rambo justru meminta Trautman untuk membunuhnya. Ketika Trautman menolak, Rambo akhirnya menodongkan pistolnya ke kepalanya, lalu bunuh diri.

Menurut Stallone, adegan tersebut ditampilkan sebagai gambaran kondisi sebenarnya yang dialami para veteran pasca Perang Vietnam, di mana mereka menghadapi tekanan dari masyarakat, yang pada akhirnya memaksa mereka untuk bunuh diri.

Setelah proses pembuatan film tuntas, Stallone dan Sutradara Ted Kotcheff baru menyadari kalau keseluruhan film sebenarnya sudah menggambarkan dengan jelas kondisi para veteran Vietnam tersebut : mulai dari disingkirkan, dikejar-kejar, dilecehkan, hingga bertahan hidup dalam kerasnya kehidupan di masyarakat. Dengan demikian, tidak perlu lagi mengakhiri film sedemikian mengenaskan. Namun mereka pun ragu penonton bisa menerima kalau adegan yang dibuat adalah adegan "happy-ending".

Karena itu, Stallone dan Kotcheff memutuskan untuk membuat 2 versi film dengan akhir cerita yang berbeda : Yang pertama menampilkan Rambo bunuh diri, yang kedua menampilkan Rambo menyerahkan diri. Dan setelah ditayangkan, para penonton lebih memilih versi di mana Rambo menyerahkan diri.



4. BRAZIL (1984)
Film garapan sutradara Terry Gilliam ini merupakan film surealis yang sangat kompleks. Meski kurang sukses secara finansial, film ini memiliki banyak penggemar fanatik hingga hari ini. Film yang diperani Charles McKeown dan Tom Stoppard ini bercerita tentang Sam Lowry (McKeown), seorang pria yang mencari seorang wanita yang selalu muncul dalam mimpinya.

Dalam petualangannya, Lowry mengalami serangkaian petualangan yang aneh, yang kemudian membuatnya ditangkap pihak berwajib. Awalnya, akhir cerita film ini menampilkan Lowry berhasil melarikan diri dari penjara, tetapi pelarian tersebut hanyalah halusinasi, karena dirinya masih terjebak di dalam penjara.

Akhir cerita ini ternyata tidak disukai oleh Distributor Film Amerika. Mereka berpendapat penonton lebih suka menyaksikan "happy-ending" daripada akhir yang menggantung. Agar film tersebut dapat dirilis, maka Tim Editing Film diam-diam (tanpa izin Sutradara Terry Gilliam) melakukan perubahan pada akhir film tersebut, sehingga akhir cerita menampilkan Lowry benar-benar berhasil melarikan diri dari penjara.Versi inilah yang dirilis dan ditayangkan di Amerika Serikat.

Saat mengetahui filmnya diedit tanpa seizinnya, Terry Gilliam kemudian mengundang para kritikus film ke rumahnya untuk menyaksikan versi asli film Brazil. Rupanya para kritikus menyukai versi tersebut. Bahkan versi awal film Brazil kemudian memenangkan penghargaan Best Picture di Ajang Lost Angeles Film Critics Award. Atas pencapaian ini, film Brazil kemudian dirilis ulang dengan akhir cerita seperti versi awal.



5. MISSION IMPOSSIBLE : ROGUE NATION (2015)
Ada yang menarik saat proses pemilihan pemeran di film Mission Impossible : Rogue Nation. Di film ini, Sean Harris terpilih sebagai karakter antagonis Solomon Lane. Sean setuju untuk memerani karakter ini dengan 1 syarat : karakternya harus tewas dibunuh Ethan Hunt (diperani Tom Cruise) di akhir film. Dia hanya ingin muncul sekali saja di franchise film Mission Impossible.

Awalnya, Sutradara Christopher McQuarrie setuju. Tetapi pada saat proses pembuatan skenario, McQuarrie (yang juga merangkap sebagai Penulis Skenario) melakukan metode yang tidak umum : Skenario dibuat tidak berdasarkan alur cerita, tetapi berdasarkan urutan lokasi yang ditemui McQuarrie. Akibatnya, setelah proses pembuatan film berjalan, McQuarrie baru menyadari kalau tidak ada adegan yang memungkinkan baginya untuk menampilkan Solomon Lane dibunuh Ethan Hunt.

Setelah melalui negosiasi yang cukup alot, akhirnya disepakati kalau karakter Solomon Lane tidak dimatikan dalam seri tersebut, namun dirinya hanya dijebak di dalam ruang kaca.



6. PRETTY IN PINK (1986)
Film drama remaja karya sutradara Howard Deutch ini menjadi film klasik karena alur kisahnya yang tidak umum. Tidak hanya filmnya, namun lagu pendukung film ini (Pretty in Pink yang dinyanyikan grup The Psychedelic Furs) menjadi lagu yang sangat populer di masa itu, bahkan berhasil duduk di peringkat keempat tangga lagu Billboard Hot 100.

Pretty in Pink mengisahkan tentang seorang gadis bernama Andie Walsh (Molly Ringwald) yang terjebak dalam cinta segitiga. Ada 2 orang pria yang jatuh hati padanya : seorang anak kaya berwajah tampan bernama Blaine (Andrew McCarthy) dan tetangga Andie yang buruk rupa bernama Duckie (Jon Cryer).

Di skenario awal, Andie dan Duckie jadian. Tapi saat proses pembuatan film dimulai, Molly Ringwald dan Andrew McCarthy justru menunjukkan kedekatan yang sangat baik. Hal ini membuat proses pengambilan gambar menjadi sangat "kagok" dan kurang tepat. Meski demikian, Sutradara Howrd Deutch tetap bertahan untuk membuat film sesuai alur yang dibuat di skenario.

Ketika selesai dibuat, film kemudian menjalani proses screening. Hasilnya sangat mencengangkan : para penonton tidak suka dengan akhir cerita film itu. Adegan yang ditampilkan kurang meyakinkan. Bahkan para penonton wanita memprotes akhir cerita film tersebut, dan menilai karakter Andie selayaknya mendapatkan pasangan kekasih pria yang tampan.

Melihat respon negatif tersebut, Howard Deutch kemudian meminta John Hughes - penulis skenario Pretty in Pink - untuk mengubah akhir cerita film tersebut, kemudian melakukan pengambilan gambar kembali. Dan akhir cerita berubah menjadi : Andie jadian dengan Blaine.

Meski akhir cerita film telah berubah, masalah ternyata masih ada. Saat masih dalam proses pembuatan, naskah film Pretty in Pink dibuat dalam bentuk novel. Dan ketika cerita filmnya diubah, novel sudah dalam proses cetak, sehingga ceritanya tidak mungkin diganti. Alhasil, akhir cerita novel masih mengikuti alur awal film dan sangat berbeda dengan versi layar lebarnya.




7. WORLD WAR Z (2013)
Film garapan sutradara Marc Forster ini merupakan salah satu film box-office di tahun 2013. Bercerita tentang dunia yang dikuasia zombie dan perjuangan sisa manusia dalam menghentikan pandemi zombie, film ini menuai banyak pujian dan kritikan. Pujian diberikan pada akting Brad Pitt serta penggunaan teknik CGI yang terbilang sangat canggih di waktu itu. Tapi kritikan juga terlontar dikarenakan akhir cerita yang menggantung, seolah-olah akan ada sekuelnya (meski hingga hari ini sekuel film World War Z masih belum jelas kapan akan diproduksi).

Tidak banyak yang tahu kalau proses pembuatan film World War Z tidaklah mudah. Skenario film sempat mengalami perubahan berkali-kali sehingga fokus cerita sempat "tidak nyambung". Bahkan setelah film selesai dibuat, Sutradara Simon Crane merasa tidak puas dengan hasilnya, sehingga dia melakukan sesuai yang tidak pernah dilakukan sutradara manapun sebelumnya : Membuat ulang 40 menit terakhir dari film tersebut. Alhasil biaya pembuatan melonjak tajam.

Meski demikian, dengan hasil pendapatan yang sangat memuaskan, tidak ada orang yang keberatan dengan apa yang dilakukan. Crane.




8. THE SHINING (1980)
Tidak dapat dipungkiri kalau film arahan Stanley Kubrick ini penuh dengan cerita menarik, baik filmnya sendiri maupun proses pembuatannya. Dan salah satu hal "baru" yang paling menarik dari film ini adalah tentang pasca produksi film ini.

"Seharusnya" di bagian akhir film The Shining terdapat adegan yang menampilkan Jack Torrance (Jack Nicholson) duduk membeku di taman labirin, sementara Wendy Torrance (Shelley Duvall) - istri Jack - dan Danny Torrance (Danny Lloyd) - anak Jack - sedang berbicara dengan polisi.

Pada saat premier film ini di Los Angeles dan New York, Kubrick memutuskan untuk membuang adegan ini karena tidak berguna dan tidak relevan dengan keseluruhan film. Karena kopi film sudah terdistribusi ke seluruh Amerika Serikat, maka Kubrick menugaskan para asistennya untuk keliling ke seluruh bioskop di Amerika Serikat untuk memotong adegan tersebut dan mengeditnya sebelum ditayangkan.

Kini adegan itu tidak pernah ada di versi manapun. Meski demikian, bukti kalau adegan itu pernah ada dan pernah dibuat dapat dilihat pada serangkaian foto yang ada di studio Kubrick (seperti yang tampak pada foto di atas).





8 Film Keren yang Akan Rilis Februari 2019

Sebentar lagi kita akan melangkah ke bulan kedua tahun 2019. Ada banyak film keren yang sudah menanti dan recommended banget buat para moviegoers.

Ga perlu banyak ngomong, berikut ini adalah film-filmnya ya....

1 MISS BALA (Rilis : 1 Februari 2019)
Sutradara      : Catherine Hardwicke
Pemeran       : Gina Rodriguez, Ismael Cruz Cordova, Anthony Mackie

Awal Februari diawali dengan film super seru produksi Spanyol ini. Film bergenre thriller ini mengisahkan tentang Gloria (Gina Rodriguez) - seorang make-up artis dari Los Angeles - harus berurusan dengan kartel narkoba di Meksiko. Hal ini terjadi secara "kebetulan" saat dirinya mengunjungi sahabatnya di Tijuana, Meksiko.

Saat sedang berpesta, tiba-tiba sahabat Gloria diculik kelompok kartel narkoba. Jika ingin sahabatnya selamat, Gloria harus menyelundupkan narkoba milik kelompok itu. Gloria tidak bisa melaporkan kejadian ini pada polisi karena ada oknum polisi - termasuk Polisi Anti Narkoba - yang terlibat dalam jaringan kartel tersebut.

Tidak ada cara lain : Gloria harus memutar otak untuk bisa lepas dari cengkraman kartel tersebut. Dan Gloria mempertaruhkan segalanya untuk bisa mengubah keadaan dan menghancurkan kartel tersebut, serta menyelamatkan sahabatnya tersebut.



2. THE INFORMER (Rilis : 1 Februari 2019)
Sutradara         : Andrea Di Stefano
Pemeran          : Joel Kinnaman, Rosamund Pike, Clive Owen, Common, Ana de Armas

Diadaptasi dari novel Three Seconds karya Roslund / Hellstrom, film super seru produksi Inggris ini mengisahkan tentang Pete Koslow (Joel Kinnaman), seorang mantan kriminal yang direkrut oleh agen FBI korup untuk menyusup ke dalam geng Polandia yang melakukan operasi mereka di New York.

Saat melakukan penyidikan, Pete tertangkap polisi dan dijebloskan ke penjara. Celakanya, banyak orang di dalam penjara mengetahui identitas Pete sebenarnya. Bahkan ada beberapa orang yang kenal dekat dengan anggota geng Polandia.

Pete harus bertarung melawan waktu, berusaha keluar dari penjara, sekaligus membongkar kejahatan geng Polandia, sebelum identitasnya bocor.



3.THE LEGO MOVIE 2 : THE SECOND PART (Rilis : 8 Februari 2019)
Sutradara                : Mike Mitchell
Pemeran                 : Chris Patt, Elizabeth Banks, Tiffany Haddish, Charlie Day

Butuh 5 tahun bagi Warner Animation untuk merilis sekuel film The Lego Movie, yang sebelumnya menjadi film box-office di tahun 2014. Dan akhirnya film tersebut bisa rilis juga tahun ini. Film The Lego Movie 2 : The Second Part merupakan film layar lebar Lego keempat yang dirilis. Sebelumnya, Lego sudah merilis film The Lego Batman Movie, The Lego Ninjago Movie, dan The Lego Movie. Alur The Lego Movie 2 sendiri merupakan kelanjutan dari film The Lego Movie.

Dikisahkan 5 tahun pasca kejadian di seri pertama, Emmet Brickowski (Chris Pratt) - pekerja konstruksi di Bricksburg yang menjadi tokoh utama film ini - kembali ke kehidupan sehari-harinya. Kota Bricksburg pun kini menjadi kota yang tenang dan damai.

Tapi kedamaian Kota Bricksburg terusik ketika Duplo - kelompok penguasa yang bersebarangan dengan Lego - meluluh-lantakkan kota Bricksburg. Untuk menyelamatkan penduduk Bricksburg dari amukan Duplo, Emmet pun meminta bantuan teman-temannya untuk menghadapi musuh. Dan perang di Negara Lego itu pun terjadi kembali.



4.  COLD PURSUIT (Rilis : 8 Februari 2019)
Sutradara                : Hans Petter Moland
Pemeran                 : Liam Neeson, Laura Dern, Emmy Rossum, Tom Bateman

Film adaptasi dari film Norwegia Kradtidioten (In Order of Disappearance; 2014), mengisahkan tentang Nelson Coxman (Liam Neeson), seorang petugas pembersih salju di Rocky Mountains. Satu ketika anaknya dibunuh oleh salah seorang anggota kartel narkoba.

Dendam atas kematian anaknya itu, membuat Nelson menuntut balas dengan menghabisi orang-orang yang bertanggung jawab atas kematian anaknya tersebut.



5. THE PRODIGY (Rilis : 8 Februari 2019) 
Sutradara                  : Nicholas McCarthy
Pemeran                   : Taylor Schilling, Jackson Robert Scott, Colm Feore

Sebuah film horor lagi yang tayang bulan ini, dan dipastikan akan bikin Anda mengalami mimpi buruk akut.

Film ini mengisahkan tentang seorang anak kecil bernama Miles (Jackson Robert Scott) yang super-cerdas. Namun satu ketika dia menunjukkan perilaku aneh dan tidak wajar. Awalnya orang tuanya menganggap Miles mengidap gangguan psikologis. Namun semakin lama, perilaku Miles menunjukkan keganjilan yang makin mengerikan. Merasa anaknya mengalami kerasukan, orang tua Miles memutuskan untuk menyidiki apa yang membuat anak mereka demikian.

Jika Anda merasa pernah melihat wajah anak pemeran Miles,  maka Anda memang sangat jeli sekali. Pemeran Miles adalah Jackson Robert Scott, yang tidak lain adalah pemeran Georgie Denbrough, adik dari Bill Denbrough di film It (2017). Georgie adalah anak kecil berjas hujan kuning yang tewas dimakan Pennywise the Clown di awal film.



6. HAPPY DEATH DAY 2U (Rilis : 13 Februari 2019)
Sutradara                : Christopher Landon
Pemeran                 : Jessica Rothe, Israel Broussard Suraj Sharma, Ruby Modine

Tahun 2017 silam, film Happy Death Day merupakan salah satu film horor yang cukup sukses. Film ini mengisahkan seorang gadis bernama Theresa Gelbman (Jessica Rothe) yang terjebak di dalam lingkaran waktu dan terus-menerus mengalami kejadian pembunuhan dari sosok bertopeng dan berpakaian hitam.  Lewat "pengalaman" terbunuh berkali-kali, Theresa belajar bagaimana cara menghindarkan dirinya dari kejaran sang pembunuh. Pada akhirnya Theresa berhasil menyibak identitas pelaku pembunuhan sebenarnya.

Nah, seri ini mengisahkan kejadian 2 tahun pasca kejadian di seri pertama. Kali ini Theresa kembali terjebak dalam lingkaran waktu di mana ternyata ada pelaku pembunuhan lain yang mengincar dirinya. Theresa harus mencari jalan untuk keluar dari lingkaran waktu itu, atau dia akan tewas kembali untuk kedua kalinya.



7. ALITA : BATTLE ANGEL (Rilis : 14 Februari 2019)
Sutradara                 : Robert Rodriguez
Pemeran                   : Christoph Waltz, Jennifer Connelly, Mahershala Ali, Ed Skrein

Film yang diproduseri James Cameron ini terbilang merupakan film fiksi ilmiah yang sangat keren dan super canggih. Film ini menggabungkan antara animasi dan adegan nyata di mana percampuran keduanya menghasilkan adegan yang sangat memanjakan mata.

Diadaptasi dari manga Gunnm (Battle Angel Alita) karya Yukito Kishiro, film ini mengisahkan tentang Alita (Rosa Salazar) - sebuah "core" robot yang terbangun tanpa ada memori sama sekali. Dengan bantuan Dokter Dyson Ido (Christoph Waltz), Alita kemudian mendapatkan badan baru. Badan tersebut memungkinkan dirinya untuk melakukan banyak hal luar biasa dan mengejutkan, termasuk kemampuan bertarung.

Saat mencari tahu jati-dirinya, Alita harus berhadapan dengan banyak manusia mekanik yang mengincar nyawanya.



8. THE RHYTHM SECTION (Rilis : 22 Februari 2019)
Sutradara                : Reed Morano
Pemeran                 : Blake Lively, Jude Law, Sterling K. Brown

Setelah sukses berperan sebagai Albus Dumbledore di film Fantastic Beasts : The Crimes of Grindelwald (2018), tahun ini Jude Law kembali berakting dalam film thriller super seru. Tapi berbeda dengan film sebelumnya, di film ini dia berperan sebagai karakter antagonis.

Film ini bertutur tentang seorang wanita bernama Stephanie Patrick (Blake Lively) yang baru kehilangan keluarganya karena kecelakaan pesawat. Bagi Stephanie, kecelakaan tersebut bukan kecelakaan yang wajar dan dia memutuskan untuk menyidiki penyebab kecelakaan maut tersebut.

Semakin dalam penelusuran yang dilakukannya, semakin terkuak kalau ada oknum-oknum yang memang sengaja melakukan sabotase untuk membungkam seseorang yang ada di pesawat. Dan Stephanie memutuskan untuk mengungkap jati diri pelaku kecelakaan tersebut.






Recommended Movie - Pihu (2018)


Judul Film        : Pihu
Sutradara          : Vinod Kapri
Pemeran           : Myra Vishwakarma, Prema Sharma
Tanggal tayang :  16 November 2018

Akhir tahun 2018 silam, ada sebuah film India yang sangat menarik. Berdurasi 93 menit, film berjudul Pihu ini sangat minim dialog dan musik seperti khas film India. Selain itu, hal paling menarik dari film ini adalah : Pemeran utama film ini adalah seorang anak kecil berusia 3 tahun yang tampil sepanjang film.

Pihu merupakan film yang diadaptasi dari kejadian nyata yang pernah terjadi di tahun 2014 di mana seorang anak berusia 4 tahun ditinggal sendirian di rumah oleh orang tuanya. Sutradara Vinod Kapri memutuskan untuk mengadaptasi kejadian itu menjadi sebuah film drama yang mendebarkan sekaligus bikin miris.

Film ini diawali dengan Pihu (Kyra Vishwakarma) yang baru merayakan ulang tahunnya. Pagi harinya, anak perempuan berusia 3 tahun tersebut terbangun di sebelah ibunya (diperani Prema Sharma) yang telah meninggal. Pihu tidak mengetahui kalau ibunya sudah meninggal, dan hanya merengek membangunkan ibunya.

Ketika film bergulir, penonton baru diberi tahu kalau pada malam harinya terjadi pertengkaran yang hebat antara ibu dan ayah Pihu. Ayah Pihu yang temperamental pergi dinas luar kota ke Kolkata. Ibu Pihu kemudian memutuskan untuk bunuh diri. Awalnya dia juga ingin membunuh Pihu agar mati bersamanya. Tetapi dia kemudian mengurungkan niatnya, dan akhirnya Ibu Pihu yang bunuh diri sendiri.

Pihu yang merasa lapar kemudian mencari makanan, sampai terjebak di dalam kulkas. Untungnya dia berhasil keluar dari kulkas tersebut. Sepanjang film pula, penonton dibuat sesak nafas melihat tindakan Pihu yang sangat membahayakan diri Pihu : Dia menyalakan kompor, menyalakan Water Heater, kemudian bermain dekat setrika yang sangat panas. Ditambah lagi air dari keran membanjiri rumah, sementara di lantai ada kabel listrik yang menjuntai. Buat para Ibu, pasti tidak akan tahan melihat kondisi Pihu yang terjebak di tengah kondisi yang sangat berbahaya tersebut.

Beruntung di akhir cerita, Pihu terselamatkan ketika ayahnya pulang dari dinas kerja di Kolkata.

Film ini merupakan salah satu film box office waktu itu. Dibuat hanya dengan biaya US$ 63,000, film ini mampu meraup keuntungan hingga US$ 2,950,000

Film ini pun meraih penghargaan utama untuk Best Feature Film di ajang Competition dan kategori Best Film di ajang People Choice Award.



BEHIND THE SCENE
Myra Vishwakarma - pemeran Pihu - adalah anak dari sahabat Sutradara Vinod Kapri. Sebelum proses pembuatan film dilakukan Vinod menghabiskan waktu selama 4 bulan dengan Myra agar memahami karakter Myra. Selain itu, Myra juga merinteraksi dengan para kru film sehingga dia menjadi nyaman dekat dengan para kru.

Proses pengambilan gambar memakan waktu selama 6 bulan, di mana pengambilan gambar dilakukan setiap hari selama 2 jam sehari, dengan menggunakan tiga buah kamera yang ditempatkan terpisah.

Karena Myra masih kecil dan tidak mungkin diarahkan, maka Vinod membebaskan Myra untuk bereksplorasi dan berimprovisasi. Naskah mengalami beberapa kali perubahan karena mengikuti pola perilaku Myra.

Ketika film selesai dibuat, hasilnya sangat memuaskan dan luar biasa.