Showing posts with label Movie. Show all posts
Showing posts with label Movie. Show all posts

Petunjuk Bagi Penonton Serial Televisi "CASTLE ROCK" (2018)


Seperti yang saya ulas di artikel saya sebelumnya tentang serial televisi CASTLE ROCK (untuk mengetahui lebih detil mengenai serial ini, Anda dapat melihatnya dengan mengklik di sini). Serial hasil kreasi Raja Horor Stephen King ini tidak saja merupakan karyanya yang bukan diadaptasi dari novel-novel yang pernah dibuatnya, tetapi juga serial ini menampilkan berbagai informasi karya novel Stephen King. Uniknya, informasi itu tersamar begitu baik di semua episode serial Castle Rock, sehingga hanya penggemar fanatik Stehen King saja yang bisa mengidentifikasi informasi apa saja yang ada dalam serial tersebut,

Jika Anda awam dengan karya-karya Stephen King tetapi penasaran ingin tahu apa saja informasi karya Stephen King yang ada dalam serial tersebut, berikut ini saya tampilkan detilnya kepada Anda.

Castle Rock terdiri dari 10 episode, dan beikut ini petunjuk dari masing-masing episode  :

EPISODE 1 - SEVERANCE
Episode pertama merupakan bagian yang paling banyak menampilkan referensi karya Stephen King. Meski tidak secara spesifik, namun para penggemar karya tulis Stephen King pasti menyadari banyaknya nama tokoh dan tempat di bagian ini yang terambil dari karya-karya Stephen King :

- Castle Rock :
Nama Kota Castle Rock yang menjadi judul serial ini merupakan nama kota yang paling sering muncul dalam hampir semua npvel Stephen King. Sedikitnya kota fiktif ini muncul di lebih dari 30 novel Stephen King, termasuk di antaranya : Needful Things, The Dead Zone, dan The Dark Half.

- Penjara Shawshank :
Mendengar nama penjara ini, Pembaca tentu langsung membayangkan film The Shawshank Redemption (1994). Yep.... itu adalah film yang diadaptasi dari novel King berjudul Rita Hayworth and Shawshank Redemption. Tidak hanya pemakaian nama, dalam salah satu adegan episode ini juga Anda akan melihat lubang bekas peluru di penjara dan percakapan tentang seorang sipir yang bunuh diri di penjara tersebut beberapa tahun silam. Percakapan ini merujuk pada kejadian di film The Shawshank Redemption, di mana sipir Samuel Norton (diperani Bob Gunton) - sipir kejam pemimpin Penjara Shawshank - terbukti bersalah melakukan penipuan. Daripada dipenjara, Sipir Norton memilih bunuh diri dengan menembak kepalanya sendiri.

- Alan Pangborn :
Karakter Sherif Kota Castle Rock yang diperani Scott Glenn ini adalah karakter Sheriff yang muncul di novel Stephen King : The Needful Things, The Sun Dog, dan The Dark Half.

- Jackie Torance :
Karakter yang diperani Jane Levy ini merupakan referensi dari karakter bernama Jack Torance yang ada di novel Stephen King berjudul The Shinning. Karakter ini dengan sangat sempurna pernah diperani Jack Nicholson di film berjudul sama yang dirilis tahun 1980.

- Leanne Chambers :
Karakter yang diperani Phyllis Sommerville ini adalah wanita yang dituntut hukuman mati setelah membunuh suaminya, dan Henry Matthew (Andre Holland) - karakter utama serial ini - berusaha menyelamatkan wanita tersebut. Nama Chambers adalah karakter yang pernah muncul di novel King : Stand By Me dan The Body. Dalam novel Stand By Me, karakter tersebut bernama lengkap Chris Chambers dan dalam novel The Body, karakternya bernama Jack Chambers.



EPISODE 2 - HABEUS CORPUS
Episode kedua Castle Rock lebih banyak menampilkan visual yang mengindikasikan karya-karya Stephen King :

- Bagian Pembuka :
Pada adegan pembuka, tampak tumpukan buku dan beberapa di antarnya disobek. Anda bisa melihat beberapa buku karya Stephen King di tumpukan tersebut, seperti The Green Mile, Misery, It, dan The Shinning.

- Cujo :
Dalam salah satu adegan, Henry Matthew digambarkan membaca sebuah artikel tentang "Anjing peliharaan yang tiba-tiba berubah ganas". Bagi penggemar karya Stephen King, sudah sangat jelas kalau artikel itu merujuk pada novel King berjudul Cujo.

- Bathtub Berdarah :
Adegan penemuan tubuh bersimbah darah dalam bathtub merupakan adegan yang juga muncul di film The Shinning.

- Molly Berjas Hujan Kuning :
Dalam episode ini, Molly Strand (diperani Melanie Lynskey) - pemilik M.Strand and Associates Real Estate Company - mengenakan jas hujan berwarna kuning. Adegan ini serta-merta segera mengingatkan penonton pada adegan yang sama di film It (juga adaptasi karya Stephen King) di mana sosok anak kecil bernama Georgie mengenakan jas hujan yang sama bertemu dengan Badut Pennywise.



EPISODE 3 - LOCAL COLOR
Episode ini menampilkan adegan kilas balik di tahun 1991. Tentu saja referensi yang digunakan dalam episode ini adalah referensi novel-novel Stephen King yang dibuat di masa itu.

- The Ramones :
Grup musik Rock ini adalah salah satu grup musik yang cukup populer di era 1990-an dan merupakan salah satu grup favorit Stephen King. Mereka bahkan pernah bekerja sama dengan King dengan mengisi soundtrackk untuk film Pet's Sematary (1991).

- Children of the Corn :
Saat adegan memasuki dunia sureal, Molly melewati sebuah mobil trailer yang berisi anak-anak yang mengenakan topeng aneh. Anak-anak bertingkah aneh tersebut sedikit-banyak merupakan adaptasi dari adegan yang ditampilkan di film Children of the Corn.



EPISODE 4 - THE BOX
Episode ini terbilang sedikit "tricky". Banyak referensi karya Stephen King yang ditampilkan tersamar dengan sangat baik. Dibutuhkan kecermatan penonton untuk bisa menemukan referensi karya Stephen King di episode ini. Tapi bagi Penggemar Fanatik karya King, tentu tidak akan sulit menemukan karya-karya King yang berterbaran di episode ini :

- Karakter Desjardin :
Saat melakukan penyidikan kematian ayahnya, Henry Matthew menemukan petunjuk yang mengarah pada seorang pemotong rambut bernama Josef Desjardin (David Shelby), adik Vince Desjardin yang tidak lain adalah seorang pelaku kejahatan sekaligus pengikut Sekte Ace. Karakter Vince Desjardin pernah muncul di novel Needful Things dan memegang peran penting dalam novel tersebut. Selain itu, sosok Vince Desjardin juga muncul di kisah Carrie.

- Marple Street :
Ketika mengendarai mobil menuju kuburan Matthew Deaver, Henry Deaver dan Sheriff Panglorn melewati sebuah jalan bernama Marple Street. Jalan tersebut merujuk pada cerpen Stephen King berjudul The House of Marple Street yang ada dalam novel kumpulan cerpen Nightmares and Dreamscapes.

- The Grim Reaper :
Pada adegan yang menampilkan penjara anak-anak, terdapat banyak gambar grafiti di tembok yang menampilkan sosok Grim Reaper. Karakter Grim Reaper merupakan karakter yang muncul di cerpen pertama King berjudul The Reaper's Image.



EPISODE 5 - HARVEST
Referensi karya Stephen King dalam episode ini tidak saja ditampilkan, tapi juga diuraikan dan dijelaskan lebih detil. Salah satunya adalah latar belakang Jackie Torance yang ternyata - secara mengejutkan - merupakan keponakan dari Jack Torance (karakter di novel The Shinning). Selain itu ada lagi hal-hal lain dari karya King yang dijelaskan lebih detil di episode ini :

- Kemampuan Menyihir Sheriff Panglorn :
Dalam salah satu adegan, Sheriff Panglorn mengisahkan tentang kisah masa kecilnya, bagaimana dia pernah berangan-angan untuk menjadi Pesulap. Penjelasan Sheriff Panglorn ini menjadi petunjuk dari mana dia memperoleh kemampuan menyihir, yang nantinya dia gunakan untuk menghadapi musuhnya di novel Needful Things.

- Juniper Hill :
Juniper Hill adalah sebuah Rumah Sakit Jiwa yang beberapa kali ditampilkan di beberapa novel Stephen King, seperti It, The Tommyknockers, dan 11/22/63.

- Lou Hadley :
Ketika The Kid (diperani Bill Skarsgard) keluar dari Penjara Shawshank, dia menonton sebuah acara televisi yang dibawakan oleh Lou Hadley. Sosok ini merupakan karakter penting dalam kisah The Shawshank Redemption di mana Lou Hadley adalah sosok yang senang menganiaya rekan satu selnya.

- Pennywise The Clown :
Meski tidak secara spesifik menampilkan sosok Badut Pennywise dari novel It, namun episode ini menjelaskan deskripsi yang menjelaskan latar belakang karakter antagonis tersebut. Dalam sebuah percakapan, Sheriff Pangborn menceritakan kalau dia terakhir kali melihat The Kid 27 tahun silam dan wajah The Kid masih tetap sama saat dia melihatnya sekarang. Penjelasan ini secara tidak langsung menjelaskan sosok Pennywise The Clown yang juga muncul setiap 27 tahun sekali. Selain itu, Bill Skarsgard - pemeran The Kid - juga memerani karakter Pennywise The Clown di film It yang dirilis tahun 2017.



EPISODE 6 - FILTER :
Berbeda dengan episode-episode sebelumnya, episode ini merupakan adaptasi karya Stephen King sebagai alur cerita. Jika teliti, Anda akan menemukan karya King mana yang digunakan :

- The Wizard and The Glass :
Secara eksplisit, episode ini menggunakan referensi alur cerita dari novel The Wizard and the Glass, seri keempat dari Dark Tower Saga kreasi Stephen King. Kisah di episode ini menyoroti tentang suara berdengung yang selalu didengar oleh Henry Matthew. Berdasarkan informasi yang didapatnya, suara itu dikenal banyak orang - terutama ayahnya sendiri - dengan nama "Suara Tuhan" (The Voice of God). Henry kemudian disekap oleh Odin Branch (Charles Jones) di sebuah ruangan tertutup di mana Henry terus-menerus mendengar "Suara Tuhan" di telinganya. Jika pernah membaca novel The Wizard of the Glass, Anda tentu tahu kalau alur ini sangat mirip dengan apa yang digambarkan di novel tersebut.



EPISODE 7 - THE QUEEN
Episode ini merupakan episode yang paling dramatis dan penuh adegan mengharukan. Karena berfokus pada alur ceritanya, maka tidak banyak karya Stephen King yang ditampilkan dalam episode ini. Meski demikian, tetap ada hal menarik yang bisa kita temukan dalam episode ini :

- Sissy Spacek :
Aktris Sissy Spacek merupakan aktris senior legendaris yang punya peran sangat penting dalam mempopulerkan karya Stephen King. Berkat perannya sebagai Carrie White di film layar lebar Carrie (1976; adaptasi dari novel Stephen King berjudul sama), namanya menjadi sangat populer dan film tersebut menjadi film horor legendaris. Karena itulah maka di serial ini, Spacek mendapat porsi cukup banyak sebagai tokoh kunci dari serial Castle Rock. Di serial ini, dia berperan sebagai Ruth Deaver, ibu Henry Matthew yang berperang melawan penyakit Dementia yang dideritanya.



EPISODE 8 - PAST PERFECT
Episode "Past Perfect" menampilkan banyak adegan kejutan dan tidak terbayangkan sebelumnya. Salah satunya adalah cerita masa lalu yang penuh kesadisan.

-  Tindakan Jackie Torrance :
Ketika Henry Deaver menemukan kamar The Kid yang penuh gambar tangan, dia diserang oleh Gordon (Mark Harelik) dan Lilith (Lauren Bowles). Sesaat sebelum Gordon menusuk Henry, Jackie Torrance muncul sambil membawa kapak dan berhasil melumpuhkan Gordon. Cara yang digunakan Jackie untuk melumpuh Gordon sama dengan cara yang dilakukan Jack Torrance saat melumpuhkan Dick Hallorann (Scatman Crothers) di film The Shinning.

- Jerusalem's Lot :
Dalam salah satu adegan, Wendell Deaver (Chosen Jacobs) - anak Henry Deaver - menaiki bis. Namun di tengah perjalanan, dia berhenti dan turun dari bis. Tempat di mana Wendell turun bernama Greyhound yang terletak di kota Jerusalem's Lot, yang tidak lain merupakan kota tempat terjadinya kejadian yang digambarkan di novel Stephen King berjudul Salem's Lot.



EPISODE 9 - HENRY DEAVER
Episode ini merupakan episode yang "Stephen King banget" karena paling banyak menampilkan referensi dari karya Sang Penulis, baik novel maupun film. Beberapa di antaranya yang paling kelihatan :

- Moxie :
Dalam sebuah adegan, Henry Deaver menemukan rekaman kaset milik ayahnya saat dia sedang duduk di atas tumpukan kaleng minuman bermerek Moxie. Adegan ini merupakan adegan yang muncul di film Salem's Lot dan 11/22/63.

- Emporium Galorium :
Sesaat setelah menemukan fakta kalau kematian ayahnya adalah murni bunuh diri, Henry Deaver berjalan kembali ke Kota Castle Rock dengan melewati sebuah toko bernama Emporium Galorium. Toko ini merupakan toko yang cukup sering muncul dalam karya-karya Stephen King. Beberapa di antaranya : The Sun Dog, Needful Things, dan Pet Sematary.

- Dolores Claiborne :
Sama seperti adegan di atas, tepat setelah Henry melewati Toko Emporium Galorium, terdapat toko lain bernama Claiborne's Creamery. Nama toko tersebut merupakan referensi salah satu novel terlaris Stephen King : Dolores Claiborne.

- Portal Dimensi :
Yang paling unik dari keseluruhan episode ini adalah penjelasan tentang adanya portal dimensi yang terletak di hutan di luar kota Castle Rock. Pembahasan tentang portal ini sama persis dengan penggambaran Portal Dimensi yang ada di keseluruhan novel serial The Dark Tower. Portal ini disebut akan membawa orang yang memasukinya dapat menuju ke sebuah dimensi yang kosong di mana monster-monster bersembunyi di dalamnya. Penjelasan ini sedikit-banyak menjelaskan tentang latar-belakang kemunculan Badut Pennywise di film IT dan monster di film The Mist.

- Burung Gagak :
Di akhir episode, ketika Molly Strand terjebak di dalam portal, beberapa gagak melintas di kepalanya. Adegan ini merupakan referensi langsung dari salah satu bagian di novel The Dark Half.



EPISODE 10 - ROMANS
Alih-alih sebagai penutup yang "mengakhiri serangkaian kisah Castle Rock", episode terakhir ini justru menampilkan misteri baru, yang menjadi pertanda akan ada sekuel lanjutan dari serial ini.

- Harmony Hill :
Dalam sebuah adegan, The Kid mengajak Henry Deaver bertemu dengannya di Harmony Hill. Jika pernah membaca novel Salem's Lot,  Anda tentu tahu kalau lokasi itu terletak tidak jauh dari kota Jerusalem's Lot.

- Pertemuan Molly dan Ruth :
Ketika bertemu Ruth Deaver di Jembatan Pangborn, Molly Strand mengatakan pada Ruth kalau mereka telah melakukan percakapan di atas jembatan itu berulang kali, dan hal ini terus saja terulang. Penjelasan Molly ini merupakan referensi dari kejadian yang terjadi di novel The Dark Tower. Dalam novel tersebut, Roland The Gunslinger melakukan perjalanan yang berulang-ulang untuk mengalahkan Crimson King.

- Takdir Jackie Torrance :
Setelah menyelamatkan Henry Deaver, Jackie Torrance kemudian menuliskan kejadian yang dialaminya. Tulisanya tersebut menjadi sebuah novel yang diberinya judul "Overlooked". Dan di akhir episode ini, Jackie mengatakan adalah, "Tempat terbaik untuk menyelesaikan sebuah buku adalah tempat di mana penulisan ini dimulai". Adegan ini secara eksplisit menyiratkan kejadian yang sama dengan yang terjadi di film The Shinning, ketika Jack Torrance pergi ke Hotel Overlook untuk menyelesaikan buku yang ditulisnya. Akankah Season Kedua Castle Rock akan dimulai di Hotel Overlook, tempat kejadian yang digambarkan di novel The Shinning?


Recommended Movie - IMMIGRATION GAME (2017)




Judul Film      : Immigration Game
Sutradara        : Krystof Zlatnik
Pemeran         : Mathis Landwehr, Danise Ankel, Katharina Spoorer
Ditayangkan  : 6 Juli 2017

Tidak banyak orang tahu kalau Jerman juga memproduksi film berkualitas berskala internasional. Salah satu yang cukup keren adalah film produksi 2017 ini. Immigration Game adalah film bergenre thriller-eksyen yang cukup mencekam. Dengan durasi sekitar 96 menit, penonton sudah dibuat bertahan di kursi nonton sepanjang film tanpa bergerak sama sekali.Tentu saja, karena film ini menampilkan adegan kekerasan yang seru, sehingga ga ada kesempatan bagi penonton untuk mengambil jedah atau berkedip sekalipun.

Bersetting dunia masa depan, film ini mengisahkan tentang Jerman di suatu masa di mana Pemerintah Jerman berusaha membatasi jumlah pengungsi yang datang ke negara tersebut. Salah satu cara yang dilakukan oleh Pemerintah adalah dengan memberikan izin tinggal tetap kepada para pengungsi, asalkan mereka mengikuti sebuah acara TV populer bernama "Immigration Game". Dalam permainan tersebut, para pengungsi diberi kesempatan untuk berlari dari tempat mereka menuju ke Gedung Alexanderplatz, tempat di mana acara televisi itu berlangsung. Siapa yang berhasil tiba di gedung tersebut dengan selamat, akan mendapatkan izin tinggal tetap dan diangkat sebagai warga negara Jerman.


Tentu saja untuk bisa mencapai Gedung Alexanderplatz tidaklah mudah, karena ada sekelompok orang yang ditugasi untuk menghabisi para pengungsi, bahkan sebelum mereka bisa bergerak jauh dari lokasi asal mereka. Dan tindakan kelompok tersebut diizinkan oleh Pemerintah, dan polisi pun membebaskan mereka melakukan apapun terhadap para pengungsi, termasuk membunuh.

Joe (Mathis Landwehr) adalah seorang pria yang tanpa sengaja melewati sebuah tempat dan melihat seorang pengungsi disiksa sekelompok orang. Tanpa berpikir panjang, Joe menolong pengungsi itu, dan membawanya ke tempat aman. Rupanya tindakannya justru berujung panjang, karena dia kemudian menjadi sasaran buruan kelompok orang yang bertugas membunuhi para pengungsi itu.

Apa boleh buat. Joe pun terpaksa turun tangan untuk menyelamatkan para pengungsi, sekaligus dirinya sendiri.

Film eksyen super sadis ini menampilkan adegan bertarungan dan kejar-kejaran di sepanjang kota Berlin. Ketegangan yang dibangun cukup intens, sehingga Penonton menjadi penasaran dan mengikuti film ini hingga akhir tanpa jedah sama sekali.


DO YOU KNOW? 
Meski merupakan film produksi Jerman, namun hampir semua dialog dalam film ini menggunakan bahasa Inggris.

Pengambilan gambar dilakukan dalam waktu 14 hari, ditambah 3 hari untuk pengambilan gambar tambahan.

Film ini sama sekali tidak ada skrip atau skenario dialog sama sekali. Proses pembuatan film ini cukup sederhana : Penulis hanya membuat 30 halaman berisi garis besar cerita, dan Sutradara Zlatik hanya mengarahkan para pemain sedemikian rupa agar melakukan akting sesuai cerita yang dibuat. Semua dialog dan adegan perkelahian merupakan improvisasi para aktor dan aktris di film ini. Tidak ada koreografi perkelahian sama sekali. Jadi semua adegan perkelahian hingga berdarah-darah adalah perkelahian sungguhan.

Sebagian pemeran dalam film ini - terutama para pengungsi berwajah Timur Tengah - adalah pengungsi sesungguhnya (dari Suriah) yang saat itu sedang meminta suaka dan perlindungan Pemerintah Jerman.


 

Recommended Film - TARGET (2018)


Judul Film            : Target
Sutradara              : Raditya Dika
Pemeran               : Raditya Dika, Cinta Laura, Willy Dozan, Yayan Ruhiyan, Rommy Rafael
Tanggal tayang    : 15 Juni 2018

Kita mengenal sosok Raditya Dika sebagai seorang Komikus Cerdas yang selalu menciptakan karya-karya kocak namun bermakna dan intelek. Jika sebelumnya, Dika selalu membuat film bertema drama-komedi (ingat film Single, Cinta Brontosaurus, Manusia Setengah Salmon, The Guys, dan lain-lain), maka di film terbarunya, Dika akan menampilkan film bertema thriller-komedi.

Menggaet para aktor dan aktris papan atas Indonesia (Cinta Laura, Yayan Ruhiyan, Willy Dozan, Rommy Rafael, Ria Ricis, dan Samuel Rizal), film ini akan mengangkat cerita yang terbilang baru dan seru.

Dikisahkan sekelompok orang terbangun di sebuah tempat misterius. Dari pengamatan mereka, tempat itu ternyata merupakan lokasi shooting untuk pembuatan sebuah film berjudul "Target". Kemudian mereka mendapat arahan dari sebuah suara yang terdengar di pengeras suara yang mengatakan kalau mereka harus melakukan semua hal yang tertuang dalam skenario "Target" yang terletak tidak jauh dari mereka.

Seluruh gerak-gerik mereka diawasi dan direkam. Jika ada yang berusaha kabur atau tidak mau melakukan hal yang diinstruksikan di skenario, maka mereka akan dibunuh.

Akankah orang-orang tersebut akan selamat?



DO YOU KNOW? 
Film "Target" merupakan film ketiga kolaborasi Raditya Dika dengan Soraya Intercine Films. Film pertama adalah Single (2015) yang sukses besar dan masuk dalam berbagai nominasi di Ajang Indonesia Box Office Movie Awards (2016). Atas kesuksesan itu, Soraya Intercine Films kembali mengajak Dika untuk bekolaborasi membuat film The Guys (2017). Sayang, film itu tidak sesukses Single. Meski demikian, Soraya Intercine masih yakin Dika mampu menciptakan film sukses lagi. Karena itu, mereka kembali mengajak Dika untuk membuat film "Target".

Film ini adalah film layar lebar ketujuh yang disutradarai Dika. Pertama kali Dika menyutradarai Marmut Merah Jambu (2014). Lalu diikuti Malam Minggu Miko - The Movie (2014), Single (2015), Koala Kumal (2016), Hangout (2016), dan The Guys (2017).

Berbeda dengan film-film sebelumnya, khusus untuk film Target, Dika terbilang cukup pelit dalam membagikan informasi seputar film terbarunya ini. Mulai dari proses pembuatan, hingga sinopsis film, semuanya terbilang sangat tertutup.

Yayan Ruhian - pemeran Mad Dog di dwilogi film The Raid - didapuk sebagai koreografer laga untuk film Target.

Recommended Movie - Solo : A Star Wars Story

Judul Film            : Solo - A Star Wars Story
Sutradara              : Ron Howard
Pemeran               : Alden Ehrenreich, Woody Harrelson, Emilia Clarke Donald Glover
Tanggal tayang    : 25 Mei 2018

Pada tahun 2016 silam, Lucas Film dan Walt Disney Studio merilis film Rogue One yang merupakan antologi yang sekaligus "cerita sisipan" dari Star Wars Episode IV - New Hope. Film tersebut secara gemilang meraih keuntungan finansial sebesar US$ 1,056 milyar (dibuat dengan dana US$ 265 juta), dan menjadikannya sebagai salah satu film tersukses di masa itu.

Melanjutkan kesuksesan Rogue One, maka di tahun ini Lucas Films dan Walt Disney Studio kembali merilis antologi Star Wars kedua yang juga merupakan prekuel dari Star Wars, berjudul Solo : A Star Wars Story. Berbeda dengan antologi sebelumnya, maka film ini merupakan cerita yang terpisah sendiri dari seluruh cerita Star Wars, di mana film ini akan mengisahkan perjalanan hidup Han Solo Muda (diperani Alden Ehrenreich), dimulai dari latar belakangnya yang unik, hingga perjumpaannya dengan Chewbacca (mahluk mirip beruang yang menjadi sahabatnya) serta Lando Calrisian (sahabat lama Han Solo, sekaligus pemilik Millenium Falcon, pesawat tempur hebat yang kelak menjadi pesawat Han Solo yang digunakan dalam pertempuran melawan Darth Vader).

Dibuat dalam bentuk ala western, film ini mengisahkan tentang Han Solo Muda, yang menjalani hidupnya sebagai seorang penyelundup barang-barang kebutuhan masyarakat galaksi.  Dalam petualangannya, dia berkenalan dengan Wookiee, sesosok mahluk ruang angkasa berbentuk seperti beruang dan Planet Kashyyk.

Awalnya, Han Solo menganggap Chewbacca / Chewie (Jonas Suotamo) hanyalah mahluk bodoh yang tidak bisa apa-apa selain berperang. Tetapi setelah melihat kemampuannya mengendarai pesawat antariksa, Han Solo kemudian mempercayakan Chewbacca untuk menjadi pilot pesawat tempurnya.

Han Solo kemudian berkenalan dengan Tobias Beckett (Woody Harrelson), seorang kriminal sekaligus mentor Han Solo yang mengajarinya teknik bertempur dan bertahan hidup. Solo juga kemudian berkenalan dengan Lanod Calrissian (Donald Glover), penyelundup senior dari dunia bawah tanah di galaksi. Lewat perjumpaan ini, untuk pertama kalinya Han Solo mendapat kesempatan menggunakan pesawat Millenium Falcon milik Lando, yang kelak menjadi milik Han Solo dan digunakan untuk melawan pasukan Darth Vader.

Hingga hari ini, tidak banyak informasi tentang film ini yang dipublikasikan George Lucas ke media. Seperti biasa, hal ini dilakukan sebagai taktik marketing film ini, sehingga membuat banyak orang penasaran dengan ceritanya.



DO YOU KNOW? 
George Lucas menjual skenario Solo : A Star Wars Story ini kepada Walt Disney pada tahun 2012. Naskah pertamanya ditulis oleh Lawrence Kasdan, sahabat George Lucas yang sebelumnya juga menulis skenario untuk Star Wars Episode V : The Empire Strike Back dan Star Wars VI : Return of the Jedi. Sayangnya, karena Kasdan mendapat tugas lain dari George Lucas untuk menuntaskan skenario Star Wars : The Force Awakens, maka dia tidak menuntaskan skenario Solo : A Star Wars Story. Jonathan Kasdan - anak Lawrence Kasdan - kemudian yang merapikan dan menuntaskan skenario tersebut.

Selain proyek antologi film Solo : A Star Wars Story, Walt Disney telah mempersiapkan proyek Antologi Star Wars berikutnya yang akan mengisahkan masa muda Boba Fett. Buat para fans Star Wars, tentu tahu kalau Boba Fett adalah Pemburu Bayaran yang merupakan bawahan Jabba the Gutt dan Darth Vader. Karakter ini pertama kali muncul di Star Wars V : The Empire Strikes Back, dan sejak itu telah menjadi salah satu karakter penting di Star Wars Saga. Belum ada rencana pasti kapan film tentang Boba Fett akan diproduksi dan dirilis. Tapi pihak Walt Disney telah menjelaskan kalau cerita Boba Fett nanti tidak akan ada hubungannya dengan seri Star Wars manapun dan akan menjadi film yang berdiri sendiri.
Ron Howard

Ron Howard adalah Sutradara yang sebelumnya pernah menolak saat diminta menyutradarai film Star Wars Episode 1 - The Phantom Menace (1999). Setelah 19 tahun kemudian, namanya muncul kembali sebagai kandidat utama dalam pembuatan film antologi Star Wars ini. Ron Howard sendiri merupakan sahabat karib sekaligus murid George Lucas saat masih kuliah di Fakultas Perfilman.

8 Film Wajib Nonton di Bulan Juli 2017

Bulan Juli sebenarnya adalah bulan yang paling bikin greget. Gimana gak? Setelah liburan telah usai dan kita kembali ke rutinitas keseharian kita, eh.... justru banyak film keren yang tayang di bulan ini. Benar-benar bikin gagal fokus ni. Mending kalau hanya 1 atau 2 saja yang keren. Tapi sepanjang Juli 2017 memang akan banyak film-film keren yang akan bikin kita bingung mengatur waktu untuk menonton.

Di bulan Juli 2017, ada 8 film keren yang benar-benar masuk kategori wajib nonton, Guys. Dan berikut ini adalah kedelapan film tersebut :

1. A GHOST STORY (tanggal tayang : 7 Juli 2017)
Sutradara    : David Lowery
Pemeran     : Casey Affleck, Rooney Mara

Meski judulnya agak seram, tapi film ini justru adalah film drama yang cukup menyentuh hati. Film ini mengisahkan seorang musisi bernama C (Casey Affleck) yang masih berjuang meniti karir. Dia tinggal bersama istrinya, M (Rooney Mara) di sebuah rumah di pinggiran kota.

Satu ketika, C mengalami kecelakaan lalu lintas dan tewas. Dia kemudian terbangun dan mendapati dirinya sebagai hantu yang ditutupi oleh selimut putih, dengan dua lubang dekat mata agar dia bisa melihat. Kecewa karena tidak mampu lagi berjumpa istrinya, C secara tidak sengaja menemukan jalan untuk kembali ke masa lalu, dan dapat melihat kembali kisah masa lalunya dengan M saat mereka baru menempati rumah mereka yang sekarang.


2. SPIDER-MAN : HOMECOMING (tanggal tayang : 7 Juli 2017)
Sutradara               : Jon Watts
Pemeran                : Tom Holland, Michael Keaton, Robert Downey Jr, Donald Glover

Inilah film yang paling ditunggu-tunggu Juli 2017 ini. Spider-Man : Homecoming merupakan reboot kedua dari film Spider-Man, dan melanjutkan cerita dari The Avengers : Civil War yang tayang tahun lalu.

Pasca pertempuran antara anggota The Avengers, Peter Parker (Tom Holland) melanjutkan pendidikannya setelah Tony Stark (Robert Downey Jr) menyebutkan dirinya belum siap untuk menjadi anggota The Avengers. Meski demikian, Peter Parker tetap menjadi super-hero Spider-Man yang menjaga keamanan masyarakat.

Kali ini dia harus berhadapan dengan seorang musuh berat bernama Vulture (Michael Keaton), yang bernama asli Adrian Toomes. Dulunya, Toomes adalah seorang pengusaha yang usahanya dihancurkan Tony Stark. Dengan memanfaatkan teknologi yang dimiliki bangsa Chitauri (yang dikalahkan The Avengers saat bertarung dengan Loki di seri pertama film tersebut), Toomes berhasil menciptakan senjata yang membuatnya memiliki tenaga super dan membuatnya menjadi manusia super berama Vulture. Dengan kekuatannya ini, dia berencana untuk mencuri senjata The Avengers yang tesimpan di Avengers Tower, lalu menghancurkan Tony Stark.

Mengetahui rencana jahat Toomes, Spider-Man dan Iron Man akhirnya saling bekerja sama untuk mengalahkan Vulture.



3. WAR FOR THE PLANET OF THE APES (tanggal tayang : 14 Juli 2017)
Sutradara           : Matt Reeves
Pemeran            : Andy Serkis, Woody Harrelson, Steve Zahn, Karin Konoval, Terry Notary

Sekuel dari Dawn of the Planet of the Apes (2014) ini akan melanjutkan kisah perjuangan Si Kera Cerdas Caesar (Andy Serkis) dalam mempertahankan eksistensi kaum Kera yang dipimpinnya. Di lain pihak, manusia yang terus menekan kaum kera, membuat Caesar akhirnya harus melakukan pertempuran melawan manusia.

Setelah anak, istri, dan sahabatnya tewas dalam pertempuran brutal, Caesar dan para pengikutnya yang hanya tersisa 20 orang harus terus berjuang melawan manusia yang masih terus berusaha memusnahkan kaum kera. Dan perang yang akan dihadapi Caesar kali ini akan menjadi perang habis-habisan, karena dia berhadapan dengan Colonel McCullough (Woody Harrelson), seorang Pemimpin Tentara Manusia yang bersumpah untuk memunahkan kaum kera agar manusia dapat menjadi penguasa bumi kembali.



4. WISH UPON (tanggal tayang  : 14 Juli 2017)
Sutradara          : John R. Leonetti
Pemeran           : Joey King, Ryan Phillipe, Ki Hong Lee, Shannon Purser

Film bergenre horor ini sudah pasti tidak akan dilewatkan. Wish Upon mengisahkan tentang Clare Shannon (Joey King) yang mendapat hadiah ulang tahun dari ayahnya. Hadiah tersebut berupa kotak musik misterius.

Clare kemudian mengetahui kalau kotak musik itu adalah kotak yang bisa mewujudkan semua harapannya menjadi kenyataan. Karena itu, dia selalu menggunakan kotak itu untuk meminta apapun. Namun kemudian dia baru mengetahui kalau setiap permintaan yang dibuatnya ternyata mengandung risiko yang harus ditanggungnya. Dan pada akhirnya, kotak tersebut meminta nyawa Clare sebagai pengganti permintaan yang dibuatnya.

Akankah Clare selamat dari kutukan kota musik itu?

Sebagai informasi, John R. Leonetti adalah sutradara dan sinematografer spesialis film-film horor. Beberapa film horor yang pernah dibuatnya adalah Child's Play 3 (1991), The Woods (2006), The Butterfly Effects 2 (2006), Dead Silence (2007), Insidious (2011), Insidious Chapter 2 (2013), dan tentu saja : Annabelle (2014). Dengan daftar film horor sukses yang pernah dibuat John R. Leonetti, dapat dibayangkan bagaimana serunya film Wish Upon nantinya.



5. DUNKIRK (Tanggal tayang ; 21 Juli 2017)
Sutradara              : Christopher Nolan
Pemeran               : Tom Hardy, Cillian Murphy, Mark Rylance, Harry Styles

Tahun ini, Christopher Nolan menyutradarai sebuah film drama perang yang cukup menarik, yang diangkat dari kejadian nyata tentang Evakuasi Dunkirk (Dunkirk Evacuation) yang juga dikenal dengan istilah Operation Dynamo. Operasi ini merupakan operasi penyelamatan besar-besaran yang terjadi antara tanggal 26 Mei - 4 Juni 1940. Pada saat itu, di masa Perang Dunia Kedua, pasukan aliansi Inggris, Perancis, Belgia, dan Kanada dikepung Tentara Jerman di Pulau Dunkirk, Perancis. Demi menyelamatkan pasukannya, maka Tentara Aliansi mengirimkan bala bantuan untuk menyelamatkan pasukannya. Sementara itu, pasukan yang terkepung di Pulau Dunkirk juga melakukan perlawanan. Setelah melakukan pertempuran selama 8 hari, akhirnya Tentara Aliansi berhasil menyelamatkan 338,226 orang tentara yang terjebak di pulau itu. Sayangnya, dalam perang tersebut, 68,000 tentara aliansi tewas di Pulau Dunkirk.

Perang besar legendaris inilah yang diangkat Nolan dalam film terbarunya ini.

Film ini mengambil 3 sudut pandang dari tiga tentara yang berbeda yang berjuang di 3 tempat berbeda : Di darat, laut, dan udara. Berdurasi 107 menit, film ini sangat minim dialog dan lebih banyak menampilkan adegan pertempuran. Tujuannya untuk menampilkan kondisi nyata saat perang berlangsung di Pulau Dunkirk.



6. VALERIAN AND THE CITY OF A THOUSAND PLANETS (tanggal rilis : 21 Juli 2017)
Sutradara          : Luc Besson
Pemeran            : Dane DeHaan, Cara Delevingne, Clive owen, Rihanna, Ethan Hawke, Kris Wu

Nama Luc Besson sebagai sutradara internasional sudah tidak perlu diragukan lagi. Film-film karya sutradara Perancis ini selalu berada di puncak tangga box-office, tidak saja di Perancis, tetapi juga internasional. Bulan ini, film terbarunya berjudul Valerian and The City of A Thousand Planets akan dirilis. Selain artis dari Perancis, Luc Besson juga mengajak artis internasional (Amerika Serikat dan China) untuk mendukung filmnya ini.

Bersetting abad 28, Valerian (Dane DeHaan) dan Laureline (Cara Delevingne) adalah dua orang yang bertugas untuk menjaga kedamaian hidup manusia yang tinggal di galaksi yang dikenal dengan nama Kota Seribu Planet. Namun kedamaian hidup manusia terusik ketika sekelompok spesies mahluk ruang angkasa misterius melakukan teror di Alpha, metropolis tempat berkumpulnya seluruh mahluk galaksi.

Valerian dan Laureline kemudian ditugaskan Menteri Pertahanan untuk pergi ke Alpha untuk menyidiki spesies misterius tersebut, sekaligus mencegah terjadinya kekacauan yang lebih besar di Alpha.

Film ini merupakan adaptasi dari komik populer Perancis berjdul Valerian and Laureline (Valerian et Laureline; atau dikenal juga dengan judul Valerian : Spatio-Temporal Agent) yang ditulis oleh Pierre Christin dan digambar Jean-Claude Mezieres. Komik tersebut pertama kali terbit di majalah komik Pilote tahun 1967 dan langsung meraih kesuksesan. Kesuksesan komik tersebut terus berlanjut hingga tahun 2010, di mana kisah Valerian and Laureline berakhir.

Komik Valerian and Laureline merupakan satu dari 5 Komik dengan penjualan tertinggi saat ini di Perancis dan Belgia.



7. ATOMIC BLONDE (tayang : 28 Juli 2017)
Sutradara         : David Leitch
Pemeran          : Charlize Theron, James McAvoy, John Goodman, Til Schweiger

Jika Anda sudah menonton film John Wick yang diperani Keanu Reeves, tentu tahu gimana kerennya film itu. Film tersebut disutradarai oleh 2 orang sutradara, yaitu Chad Stahelksi dan David Leitch. Nah, kali ini David Leitch bekerja sendiri dan menyiapkan film aksi-thriller berjudul Atomic Blonde.

Film ini mengambil setting tahun 1989, saat Tembok Berlin runtun dan dimulailah aliansi negara superpower baru. Pada saat itu, terjadi aksi pembunuhan di Berlin yang mana para korbannya adalah anggota spionase MI6 dari Inggris.

Lorraine Broughton (Theron), Agen Rahasia MI6 Level Atas, mendapat tugas pergi ke Berlin untuk menyidiki kasus pembunuhan tersebut. Dalam menjalankan tugasnya di Berlin, Broughton harus bekerja sama dengan agen Berlin bernama David Percival (James McAvoy). Meski awalnya hubungan kerja mereka kurang harmonis, namun berkat kerja sama yang baik, akhirnya mereka berhasil membongkar konspirasi besar yang menjadi latar belakang pembunuhan para agen Inggris tersebut.



8. THE EMOJI MOVIE (tanggal tayang : 28 Juli 2017)
Sutradara            : Tony Leondis
Pengisi Suara      : T.J. Miller, Anna Faris, Patrick Stewart, Maya Rudolph, Christina Aguilera

Dan bulan ini ditutup dengan film animasi keren produksi Sony Picture Animation.

Sama seperti judulnya, film ini mengetengahkan tentang hidup salah satu emoji (lambang ekspresi di gadget) bernama Gene yang merupakan emoji multi-ekpresi yang tinggal di ponsel. Meski memiliki kelebihan sebagai emoji dengan banyak ekspresi, namun Gene merasa hidupnya tidak nyaman. Hal ini dikarenakan keluarga dan teman-temannya hanya memiliki 1 ekpresi saja.

Karena itu, untuk bisa menjadi seperti yang lain, Gene kemudian melakukan petualangan untuk mencari tahu bagaimana agar dapat menjadi "emoji normal" seperti orang tuanya.


Let Me In

Berlatar di Los Alamos, New Mexico, 1983 yang dingin dan bersalju, Owen (Kodi Smit-McPhee), bocah 12 tahun pendiam dan penyediri yang hidup bersama Ibunya ini sama sekali tidak pernah menyangka bahwa pertemuannya dengan Abby (Chloë Grace Moretz) akan merubah hidupnya selamanya. Ya, semuanya bermula disaat Abby dan ‘ayahnya’ (Richard Jenkins) pindah ke apartemen tepat disebelah tempat tinggal Owen, dari sini Abby dan Owen mulai secara perlahan menjalin persahabatan, bahkan seiring berjalannya waktu mereka mulai menyukai satu sama lain. Masalahnya Owen tidak pernah mengetahui siapa Abby dan segala misteri yang disembunyikan gadis cilik itu dibalik wajah manisnya?



2008 lalu, disaat Hollywood memulai ‘invasi’ vampire movienya dengan menelurkan instalemen pertama saga Twilight, dunia perfilman pun berguncang. Kisah romansa antara manusia dan vampire yang diadaptasi dari novel laris Stephenie Meyer berjudul sama itu menjadi sebuah fenomena baru yang ‘menjangkiti’ penontonnya, khususnya para penonton remaja di seluruh bumi dengan kisah percintaan antara Bella dan Edward. Di saat nyaris bersamaan, di belahan bumi lain, tepatnya di sebuah negara Eropa bernama Swedia, tanpa banyak publistas dan jauh dari hingar bingar, ‘lahirlah’ Let the Right One In / LÃ¥t den rätte komma in, sebuah horror-drama besutan sutradara Tomas Alfredson yang juga sama-sama merupakan film adaptasi novel dan mengusung tema percintaan terlarang antara anak manusia dan mahkluk penghisap darah.



Jika Twilght tampil bak sebuah sinetron romantis dengan segala ke-lebayan-tingkat tingginya, menjual wajah-wajah tampan dan jelita seorang Rpattz dan K-Stew, Let the Right One In tampil sebaliknya. Dengan segala kesederhanaanya film yang sudah banyak memboyong banyak penghargaan dari festival-festival film dunia ini membawa genre vampire kedalam tingkatan yang lebih tinggi, yang tentunya tidak dipunyai oleh franchise milik Summit Entertaiment tersebut.

Menilik kesuksesan yang diperoleh Let the Right One In, versi daur ulang alias remake tentu tinggal menunggu waktu saja. Benar saja, 2 tahun kemudian, atau tepatnya 2010 lalu, Matt Reeves yang sebelumnya pernah menghadirkan Cloverfield, mencoba membawa kisah vampire Swedia itu ke tanah Hollywood dalam Let Me In. Pertanyaan saya mungkin sama dengan pertanyaan kebanyakan penonton versi aslinya, “Perlukah remake untuk sebuah film yang sudah bagus?” apalagi melihat kebiasaan buruk Hollywood yang kerap kali merusak kualitas film-film orisinil dalam setiap versi remake-nya.



Untung saja ketakutan saya ternyata tidak terbukti, tidak seperti kebanyakan sineas Hollywood lain, Reeves rupanya tahu benar bagaimana membuat sebuah versi daur ulang yang baik. Seperti halnya Let the Right One In, Let Me In juga tidak jauh-jauh dari kesan suram, dingin, kelam dan pemilihan tone warna sendu yang menghiasi hampir keseluruhan film, walaupun harus diakui tidak seperti versi kepunyaan Tomas Alfredson, Reeves tampaknya harus bersusah payah membangun tensi ketengangan dengan cara yang terbilang chessy khas Hollywood ketimbang membiarkannya mengalir apa adanya dalam ambiguitas khas film Eropa, dalam artian Reeves masih harus menggunakan teknik-teknik konvensional seperti pengunaan CGI, scoring atau visual-visual sedikit berlebihan yang terdengar dan terlihat mengerikan untuk menegaskan kepada penontonnya bahwa Let Me In ini memang sebuah film horror. Bukan masalah yang mengganggu memang, hanya saja menjadikan Let Me In terkesan sedikit kehilangan sentuhan art nya dan menjadi sebuah horror mainstream biasa. Namun sekali lagi, karena digarap dengan baik hal-hal minor tersebut tampaknya tidak terlalu berarti banyak, apalagi bagi mereka penonton awam yang sama sekali belum bersentuhan dengan versi orisinilnya akan tetap dibuat terpesona dengan kisah ‘romantis’ tidak biasa satu ini.



Kodi Smit-McPhee dan Chloë Grace Moretz bisa jadi adalah faktor utama lain yang menjadikan Let Me In mampu bergerak dengan baik, Keduanya sukes mengemban tugas yang pernah dibawakan oleh Kare Hedebrant dan Lina Leandersson dalam versi Swedia-nya. Walupun jujur saja Mortez terlihat sedikit lebih dewasa ketimbang versi novel maupun film aslinya, tidak membuat keduanya kehilangan chemistry yang dibangun dengan baik sejak menit-menit awal. Memang jika dibandingkan Kodi Smit yang lebih mendominasi baik porsi maupun aktingnya, Cortez terasa lebih pasif, ya, karakter misterius sebagai Abby memang secara tidak langsung membatasi performanya untuk dapat berkembang lebih jauh.



Walaupun secara keseluruhan saya tetap lebih menyukai Let the Right One In, namun harus diakui Matt Reeves telah berhasil melalukan ‘pekerjaan rumahnya’ mentransfer elemen-elemen penting novel maupun film aslinya dengan sangat baik. Ya, Let Me In ini adalah contoh sukses bagaimana harusnya sebuah film daur ulang itu dibuat. Jarang-jarang ada remake yang mampu berbicara banyak, sebanyak film aslinya.



Sumber >> http://www.movietei.com/movie_review.php?opt=1&idx=365&revidx=487