Judul Film : Truth or Dare
Sutradara : Jeff Wadlow
Pemeran : Lucy Hale, Tyler Posey, Violett Beane, Hayden Szeto
Tanggal rilis : 13 April 2018
Sebuah film anak muda bergenre horor-supranatural baru-baru ini tayang di Amerika Serikat. Dibuat dengan dana yang tidak besar (US$ 3.5 juta), film ini mampu meraup keuntungan sebesar US$ 21 juta dan berada di peringkat ketiga tangga Box Office Amerika Serikat, persis di bawah A Quiet Place (peringkat pertama) dan Rampage (peringkat kedua).
Alur cerita film ini sebenarnya sederhana saja : Sekelompok pemuda bertamasya ke Meksiko. Di sana, mereka berkenalan dengan seorang pria penduduk lokal bernama Carter (London Liboiron) yang mengajak mereka bermain sebuah permainan klasik Amerika Serikat bernama Truth or Dare. Dalam permainan itu, setiap orang diberi tantangan : Mengatakan sesuatu dengan jujur (Truth) atau menerima tantangan melakukan hal ekstrim (Dare).
Awalnya para pemuda itu menganggap permainan itu biasa-biasa saja. Tetapi rupanya permainan itu justru merupakan permainan kutukan yang harus dimainkan terus-menerus. Jika salah seorang pemain menolak melakukan permainan tersebut, maka dia pun akan tewas sebagai konsekuensi dari ketidak-taatannya pada permainan.
Maka sudah dapat ditebak : Satu persatu korban berjatuhan. Dan yang masih hidup berusaha mencari cara untuk mematahkan kutukan tersebut.
Kalau mau jujur, film horor atau thriller yang diperani para artis remaja dan ABG sebenarnya menampilkan banyak hal konyol. Film jenis ini sempat meraih kejayaan ketika di tahun 1990an ketika film Scream (1996) sukses dan menjadi film remaja bergenre slasher paling populer di masa itu. Tidak heran, banyak produser yang kemudian merilis film-film thriller dan horor yang diperani aktor dan artis ABG. Alur cerita tidak perlu rumit dan detil. Penonton tidak akan terlalu memperhatikan. Justru fokus mereka hanya pada para pemeran film yang cantik dan seksi, atau tampan dan bertubuh bagus.
Hal serupa juga terjadi pada film ini. Uniknya, para pemain muda yang bermain di film Truth or Dare adalah para artis yang biasanya bermain di serial televisi Amerika Serikat : Lucy Hale adalah pemeran di serial televisi Pretty Little Liars produksi Freedom, Tyler Posey di serial televisi Teen Wolf (MTV), Violett Beane di serial televisi The Flash (CW), dan Hayden Szeto di serial televisi The Good Place (NBC).
Jadi terbilang cukup wajar jika akting mereka belum senatural artis yang langsung terjun ke layar lebar seperti Gal Gabot, Jason Momoa, Ezra Miller, dan Tom Holland. Meski demikian, mungkin kita bisa memberikan nilai lebih pada Lucy Hale yang punya kematangan berakting yang agak lebih baik yang artis lain di film Truth or Dare, terutama saat dia sedang berperan sebagai orang yang kerasukan.
Sebagai sebuah film hiburan, Truth or Dare cukup sukses dan berhasil menghadirkan ketegangan serta membuat penonton penasaran. Tetapi jika Anda adalah penonton yang mengharapkan film dengan cerita yang cerdas, jangan harap dapat menemukannya di film ini. Sudah pasti film ini tidak menawarkan apapun selain kejutan demi kejutan. Akting para pemain pun terbilang cukup standar tanpa memberikan nilai lebih.
Meski secara kualitas film ini kurang, tetapi karena perolehan film ini cukup lumayan, tidak heran jika dalam waktu dekat, sekuel film ini akan dibuat.
Showing posts with label walking dead. Show all posts
Showing posts with label walking dead. Show all posts
Recommended TV Series - THE MIST (2017 - onward)
Judul TV Seri : The Mist
Pemeran : Morgan Spector, Alyssa Sutherland, Gus Birney, Danica Curcic
Jaringan Televisi : Spike-TV
Tanggal tayang : 22 Juni - 10 Agustus 2017
Total Episode :10
Bagi penggemar karya Novelis Stephen King, tentu tidak asing dengan kisah The Mist. Ya, The Mist merupakan salah satu mahakarya Si Raja Kisah Horor ini. Ceritanya sudah sangat melegenda sehingga sempat menjadi inspirasi beberapa film horor produk Hollywood.
The Mist mengisahkan tentang sebuah kejadian misterius yang menimpa kota Bridgton, Maine, Amerika Serikat. Diawali dengan seorang prajurit amnesia (diperani Okezie Morro) yang tiba-tiba tersadar sedang terbaring di dalam hutan, ditemani seekor anjing. Dia tidak tahu jati-diri dirinya dan hanya tahu namanya Bryan Hunt, berdasarkan kartu kredit yang tersimpan di dompetnya. Tidak lama, kabut tebal tiba-tiba menyelimuti sekelilingnya. Sang anjing lalu menggonggong ke kabut, dan masuk ke dalamnya. Ketika Hunt mencari anjing tersebut, dia terkejut menemukan anjingnya telah tewas dengan tubuh tercabik-cabik.
Sementara itu di dalam kota Bridgton, Keluaga Copeland - Kevin (Morgan Spector) dan Eve (Alyssa Sutherland) - sedang dirundung duka karena anak perempuan mereka, Alex (Gus Birney), diduga telah mengalami tindak pemerkosaan yang dilakukan teman sekolahnya, Jay Heisel (Luke Cosgrove). Jay adalah anak dari Connor Heisel, sherif kota tersebut.
Kevin kemudian pergi ke kantor sherif untuk mengadukan Jay, sementara Eve membawa Alex berbelanja ke Supermarket.Tidak lama kemudian, kabut tebal pun turun menutupi kota tersebut. Begitu pekatnya kabut itu, sehingga jarak pandang menjadi sangat terbatas. Beberapa orang mencoba menembus kabut itu, namun mereka justru tewas dalam kondisi yang menggenaskan.
Misteri ini semakin bertambah rumit setelah para penduduk baru menyadari kalau ada beberapa orang pendatang asing di antara mereka. Lebih aneh lagi, beberapa di antara pendatang tersebut tiba-tiba ditemukan tewas bunuh diri. Setelah diperiksa, baru ketahuan kalau mereka adalah Tamtama atau Prajurit Militer Amerika Serikat.
Mengapa tentara menyamar dan memasuki kota tersebut. Apa yang ada di dalam kabut tebal itu?
Serial yang baru tayang 3 episode ini terbilang sangat seru dan menggoda orang untuk terus mengikutinya. Alurnya yang sangat cepat, serta dengan misteri-misteri yang terus bertambah di setiap episode, membuat Penonton penasaran untuk terus menontonnya.
Satu masalah dalam serial ini adalah adalah proses editing yang kurang nyaman dan agak mengganggu di Episode 1 dan 2. Mungkin karena dilakukan secara terburu-buru, maka ada beberapa bagian yang terasa kurang enak saat terjadi perpindahan adegan. Akibatnya ketegangan yang telah dibangun menjadi mentah dan mengganggu Penonton. Tapi sejak episode 3, masalah itu sudah tidak ada dan Penonton pun dapat dengan asyik mengikuti jalan ceritanya.
ABOUT " THE MIST"
The Mist merupakan salah satu karya Stephen King yang cukup fenomenal. Stephen King membuat kisah ini dalam bentuk cerpen dan merupakan salah satu bagian cerita dalam kumpulan cerpen Dark Forces : New Stories of Suspence and Supernatural Horror yang dirilis tahun 1980. Dengan total 134 halaman, The Mist menjadi cerpen terpanjang yang ada di buku setebal 561 halaman tersebut.
Karena diminati banyak orang, maka Stephen King kemudian merevisi cerpen tersebut dan merilisnya dalam bentuk novel yang berdiri sendiri di tahun 1985.
Menurut Stephen King, The Mist terinspirasi dari kejadian nyata yang pernah dialami King. Kala itu hujan badai dasyat sedang menyerang wilayah sekitar tempat tinggal King. Sehari setelah badai, daerah tersebut ditutupi oleh kabut yang sangat tebal. Waktu itu, King dan anaknya pergi ke sebuah mini market. Dalam perjalanan tersebut, King membayangkan adanya mahluk raksasa dan seram bersembunyi di dalam kabut. Dan ketika King sedang berada di dalam super market, King membayangkan dirinya dan anaknya terjebak di dalam tempat tersebut dan mereka dikepung oleh mahluk menyeramkan yang bersembunyi di dalam kabut yang tebal. Dari sanalah dia kemudian terinsipirasi untuk menciptakan cerita The Mist.
Tahun 2007, Sutradara Frank Darabont mengadaptasi novel Stephen King ini ke dalam film layar lebar berjudul The Mist, dengan pemeran Thomas Jane, Marcia Gay Harden, Laurie Holden, dan Jeffrey DeMunn. Meski memiliki ending yang berbeda dengan novelnya, namun film tersebut meraih sukses besar dan menjadi salah satu film horor terbaik di masa itu.
Kini The Mist dibuat dalam versi serial televisi bertotal 10 episode. Dengan melihat alur cerita yang dibuat jauh lebih seru dan menegangkan, dapat dipastikan serial ini akan meraih kesuksesan yang jauh lebih baik daripada film layar lebarnya.
DO YOU KNOW?
Rencana untuk membuat serial televisi The Mist sebenarnya telah muncul sejak tahun 2007, ketika film layar lebar The Mist sukses di layar lebar. Eksekutif Produser Bob Weinstein dan Harvey Weinstein berencana mengembangkan cerita The Mist menjadi mini-seri televisi. Skenario mini-seri The Mist baru rampung November 2013, dan rencananya akan segera diproduksi dan ditayangkan Jaringan Televisi Dimention Television. Proses shooting baru mulai dilakukan April 2016, setelah Weinstein menemukan kesepakatan dengan Spike-TV untuk memproduksi serial tersebut bulan September 2015.
Shooting serial televisi The Mist dilakukan di kota Halifax, Nova Scotia, Canada. Biaya untuk memproduksi keseluruhan episode The Mist mencapai US$ 23 juta. Untungnya, Pemerintah Nova Scotia mengumumkan untuk memberikan kontribusi US$ 5.9 juta untuk pembuatan serial tersebut, sebagai bagian dari promosi pariwisata Nova Scotia. Dengan biaya pembuatan serial televisi
Subscribe to:
Posts (Atom)