Showing posts with label google. Show all posts
Showing posts with label google. Show all posts

TV Series Recommended - Black Summer (2019 - onward)


Judul              : Black Summer
Ditayangkan  : Netflix
Pemeran         : Jaime King, Justin Chu Cary, Christine Lee, Sal Calez, Kelsey Flower
Total episode  : 8
Tanggal tayang  : 11 April 2019


Baru-baru ini Netflix merilis serial televisi Black Summer bergenre horor-zombie. Serial bertotal 8 episode ini diproduksi oleh The Asylum, yang sebelumnya merilis serial televisi Z Nation yang juga bertemakan zombie. Meski demikian, pihak produser film Black Summer memastikan kedua serial itu sama sekali tidak ada korelasinya dan masing-masing berdiri sendiri.

Black Summer mengisahkan tentang dunia yang hancur setelah virus misterius merebak dan menjangkiti semua orang. Yang meninggal akibat virus itu, akan menjadi zombie. Dan bila ada orang yang terkena gigitan zombie, maka dia pun akan berubah menjadi zombie. Pemerintah Amerika kemudian mengevakuasi para penduduk yang selamat ke stadiun kota yang merupakan tempat yang paling aman.

Saat evakuasi, Rose (Jaime King) harus berpisah dengan anaknya setelah suaminya terkena gigitan zombie.

Di waktu bersamaan, Ooh Kyung Sun (Christine Lee) - seorang gadis muda asal Korea mencari ibunya yang hilang di kota tersebut. Dia terjebak di tengah-tengah kejaran zombie sehingga harus melarikan diri. Dalam pelariannya, secara tidak sengaja dia menaiki sebuah mobil, yang dikendarai William Velez (Sal Valez). William sendiri adalah seorang penduduk yang selamat dan barusan menghentikan usaha seseorang yang berusaha mencuri mobil milik Barbara (Gwynyth Walsh).

Dan pada waktu yang bersamaan pula, seorang perampok bernama Julius James (Justin Chu Cary) terpaksa membunuh tentara militer yang berusaha memerasnya. Agar identitasnya tidak ketahuan, dia menggunakan identitas sang tentara - yaitu "Spears" - kemudian melarikan diri.

Kesemua orang tadi akhirnya bertemu dan memutuskan untuk bersama-sama pergi ke stadiun kota untuk mencari perlindungan. Sepanjang perjalanan, mereka bertemu dengan banyak orang dan harus bertarung dengan para zombi.

Serial ini terbilang cukup unik karena beberapa hal. Selain alur ceritanya yang sangat cepat, banyak karakter yang tewas dengan sangat cepat di serial ini. Hal lain yang unik dari serial ini adalah durasi masing-masing episode yang tidak standar. Rata-rata di kisaran 30 - 35 menit. Namun ada juga yang 44 menit. Bahkan episode terakhir hanya berdurasi 20 menit.

Hal unik lainnya dalam serial ini adalah adanya pembagian segmen di setiap episode. Masing-masing segmen diberi judul sesuai dengan kejadian yang akan terjadi. Selain itu juga, setiap segmen juga digunakan sebagai penjelasan sebuah adegan yang sedang terjadi dan dilihat dari beberapa sudut pandang.

Ooh Kyung Sun (played by Christina Lee)
Dari semua karakter di serial ini, yang paling menarik perhatian adalah karakter Kyung Sun / Sun yang diperani Christine Lee. Sedari awal, wanita ini hanya berbicara dalam bahasa Korea dan sedikit Inggris yang patah-patah. Meski mengalami kesulitan berkomunikasi, namun dia seolah-olah paham dengan percakapan orang lain. Sun juga ditampilkan sebagai sosok yang sangat tangguh dan paling berani, sehingga - bagi penggemar serial The Walking Dead - karakter Sun sangat identik dengan karakter Glenn Rhee yang diperani Steven Yeun.

Recommended TV Series - HANNA (2019 - onward)


Judul TV                : Hanna
Produksi                 : Amazon Video
Sutradara                : Sarah Adina Smith
Pemeran                 : Esme Creed-Miles, Joel Kinnaman, Mireille Enos
Tanggal Tayang     : 29 Maret 2019
Total episode         : 8

Tahun 2011 silam, film Hanna besutan sutradara Joe Wright menjadi film box-office di Eropa dan Amerika. Film berbahasa Inggris - Jerman itu mengisahkan tentang seorang gadis remaja bernama Hanna (diperani Saoirse Rona), yang dibesarkan oleh Erik Heller (Eric Bana) - seorang Agen CIA kelahiran Finlandia - di hutan dan mendidiknya menjadi seorang petarung tangguh. Mereka kemudian berhadapan dengan Marissa Wiegler (Cate Blanchett), Agen Senior CIA yang menghabisi ibu Hanna.

Pasca kesuksesan film tersebut Amazon membeli hak produksi film ini dan mengembangkan ceritanya menjadi serial televisi. Alhasil bulan Maret 2019 silam, serial ini dirilis dalam bentuk miniseri sepanjang 8 episode. Dan hasilnya? Wow.... meski masih sangat setia dengan film layar lebarnya, kualitas serial ini jauh melebihi kedasyatan pendahulunya.

Sama seperti versi layar lebar, Hanna versi serial televisi mengisahkan tentang Hanna (kini diperani Esme Creed-Miles), seorang gadis remaja 16 tahun yang dididik oleh "ayahnya" Erik Heller di tengah hutan Polandia. Hanna dilatih dengan sangat keras semua jenis bela-diri dan kemampuan bertahan hidup super-ekstrim.

Hanna tidak mengetahui kalau orang yang dikira "ayahnya" ternyata adalah seorang Agen CIA. Sekitar 17 tahun silam, CIA membuat sebuah program bernama UTRAX, di mana program itu bertujuan membuat prajurit super dengan mengubah DNA embrio bayi. Untuk mewujudkan program itu, CIA merekrut para wanita untuk dijadikan kelinci percobaan. Erik merupakan salah satu orang yang ditunjuk untuk mencari para wanita tersebut. Dia kemudian bertemu dengan Johanna (Joanna Kulig) yang kemudian bersedia menjadi kelinci percobaan program tersebut.

Pasca kelahiran Hanna, CIA memutuskan untuk menghentikan program tersebut, sehingga mereka memutuskan untuk membunuh semua bayi hasil proyek UTRAX. Mengetahui rencana itu, Erik diam-diam mengambil Hanna dan mengembalikannya pada Johanna. Tindakan Erik membuat Marissa Wiegler (Mireille Enos) marah dan memutuskan untuk menghabisi Erik, Johanna, dan Hanna. Dalam aksi kejar-kejaran, Johanna tewas tertembak. Erik dan Hanna berhasil selamat dan bersembunyi di hutan.

Selama bertahun-tahun, Erik tinggal di dalam hutan, dan melatih Hanna untuk mempersiapkan dirinya menghadapi Marissa. Sayang, Hanna melakukan kesalahan, dan berhubungan dengan orang di luar hutan, sehingga posisinya diketahui dan Marissa mengutus pasukannya untuk menangkap Erik dan Hanna.

Erik melarikan diri ke Berlin, sedangkan Hanna membiarkan dirinya ditangkap untuk memancing Marissa keluar. Namun Marissa tidak semudah itu terpancing, sehingga memaksa Hanna melakukan kekacauan di basis rahasia CIA di Maroko, kemudian melarikan diri.

Dalam pelariannya, Hanna berkenalan dengan Sophie (Rhianne Barreto) - seorang gadis remaja asal Amerika - yang kelak menjadi sahabatnya. Namun karena menguatirkan keselamatan Sophie, Hanna terpaksa mengusir sahabatnya saat berhadapan dengan orang-orang Melissa di Stasiun Kereta Api di Spanyol.

Sementara posisi Melissa sudah semakin dekat, Erik sudah mempersiapkan perlawanan dengan mengontak mantan rekan-rekannya untuk bertarung dengan Melissa. Akankan mereka berhasil menghancurkan Melissa dan Hanna berhasil membalaskan dendamnya pada Melissa?

Jika Anda pernah melihat versi layar lebarnya, serial televisi ini memiliki cukup banyak perbedaan. Selain usia Hanna (Hanna di layar lebar berusia 15 tahun, sedangkan versi televisi berusia 16 tahun), sosok Marissa Wiegler versi layar lebar jauh lebih dingin dan sadis, ketimbang versi serial televisi yang - menurut saya - terlalu "manis" dan toleran. Selain itu, versi layar lebar menegaskan kalau Marissa adalah Eksekutor UTRAX sehingga dialah yang memutuskan untuk menghabisi para bayi produk program itu. Sedangkan di serial televisi, Marissa justru bukan Eksekutor program itu.

Di luar perbedaan itu, hal yang menarik dari versi serial televisi adalah alur ceritanya lebih mendalam. Aksi bela-diri dan pertarungannya pun terbilang lebih baik daripada versi layar lebar. Akhir serial ini pun sangat berbeda dengan versi layar lebar, sehingga penonton akan penasaran dengan nasib Marissa Wiegler : Akankah tewas di tangan Hanna atau tidak?



DO YOU KNOW? 
Shooting serial televisi ini dilakukan sejak Maret 2018 dan dilakukan di Hungaria, Slovakia, Spanyol, dan Inggris. Beberapa adegan juga dilakukan di lokasi pariwisata terkenal di Spanyol, seperti di Pelabuhan Almeria dan Estacion Intermodal.

Serial ini sangat sukses, sehingga Amazon memutuskan untuk membuat Season Kedua serial ini, yang akan tayang tahun depan.

Esme Creed-Miles
Untuk mempersiapkan dirinya memerani karakter Hanna, Esme Creed-Miles berlatih ilmu bela-diri selama berbulan-bulan (6 jam sehari). Dalam wawancaranya dengan The Atlantic, Miles mengungkapkan kalau dirinya membaur dengan karakter ini secara emosional dan fisik.



TV Series Recommended - DELHI CRIME (2019 - onward)


Judul TV Series           : Delhi Crime
Ditayangkan                : Netflix
Pemeran                      : Shefali Shah, Rasika Dugal, Adil Hussain, Rajesh Tailang
Sutradara                    : Richie Mehta
Tanggal tayang           : 22 Maret 2019
Total episode              : 7


Serial televisi antologi seperti American Crime kini menjadi salah satu fenomena tersendiri di Amerika Serikat. Serial ini mengadaptasi dari kasus kriminal nyata yang pernah terjadi dan dilihat dari berbagai sudut pandang. Dramatisasi ceritanya pun cukup nyata, membuat penonton memahami latar belakang suatu kasus.

Mengikuti kesuksesan serial American Crime, Sutradara asal India Richie Mehta kemudian memproduksi dan merilis serial televisi Delhi Crime. Serial televisi ini mengadopsi konsep cerita American Crime dengan mengangkat kasus kriminal yang pernah terjadi di India. Dan kasus yang diangkat adalah kasus Pemerk0saan yang dilakukan sekelompok orang terhadap seorang wanita pada tahun 2012. Kasus ini merupakan kasus yang sangat besar di masa itu karena pelaku melakukannya secara berkelompok yang mengakibatkan korban tewas. Kasus ini menjadi membesar dan menghebohkan ketika banyak orang mengeluarkan petisi menuntut keadilan bagi korban. Bahkan Presiden Pranab Mukherjee (Presiden India saat itu) sampai turun tangan dan membuat beberapa Undang-Undang Darurat untuk mengadili para pelaku kejahatan.

Berbeda dengan American Crime yang menceritakan latar belakang hingga tuntasnya sebuah perkara, Delhi Crime justru menampilkan cerita pasca tindakan pemerk0saan tersebut.

Dikisahkan pada tahun 2012, di kota Munirka, sebelah Selatan Delhi, masyarakat menemukan 2 orang wanita muda tanpa identitas tergeletak di jalan raya. Keduanya dalam kondisi sangat mengenaskan - dengan pakaian berantakan dan pingsan - sehingga segera ditolong oleh warga setempat.

Komisioner Deputi (Deputy Commisioner of Police / DCP) Vartika Chaturvedi (Shefali Shah) - yang mendapatkan kabar temuan kedua korban tersebut - segera mengutus timnya untuk menyediki kedua korban itu. Mereka pun menemukan bukti bahwa kedua wanita itu adalah korban pemerk0saan. Korban diduga mengalami tindakan fisik yang sangat brutal sehingga keduanya dalam kondisi sangat kritis.

Penyidikan polisi perlahan mendapatkan hasil. Kedua wanita tersebut ditengarai terakhir menaiki bis umum. DCP Vartika pun mengerahkan timnya untuk mencari bis yang ditumpangi kedua wanita tersebut. Mereka kemudian berhasil menemukan bis yang merupakan tempat kejadian perkara. Entah bagaimana, penemuan itu justru bocor ke media. Masyarakat marah dan berusaha menghancurkan bis tersebut. Polisi berusaha menenangkan masyarakat yang emosi, namun karena terjadi salah paham, terjadi perselisihan di antara mereka.

Polisi kemudian berhasil menangkap Jai Singh (Mridul Sharma), sopir bis tersebut. Saat diperiksa, Jai menceritakan semua kejadian yang terjadi di dalam bisnya. Penjelasan yang disampaikan Jai sangat rinci dan mengerikan, sehingga mengundang amarah DCP Vartika. Dia pun memerintahkan bawahannya untuk menangkap semua pelaku kejahatan. Dan mulailah pengejaran dramatis yang dilakukan para polisi terhadap para pelaku kejahatan yang berjumlah puluhan orang.

Serial ini mendapatkan respon yang sangat positif dari para penonton. Bahkan ketika dua episode pertama serial ini ditayangkan di Sundace Film Festival, serial ini pun mendapatkan respon yang sangat baik dari penonton. Netflix pun tertarik dan membeli hak distribusi serial ini, sehinga serial Delhi Crime menjadi serial televisi India ketiga yang ditayangkan di Netflix (setelah Sacred Games dan Ghaul yang ditayangkan tahun 2018 silam).

Pasca kesuksesan serial ini, Sutradara Richie Mehta berencana untuk merilis kelanjutan serial ini, di mana ceritanya akan mengadaptasi kasus kriminal lain yang pernah terjadi di India. Sementara sebagian pemeran utama di serial ini - termasuk Shefali Shah - akan ikut terlibat kembali di serial tersebut.



BEHIND THE STORY
Seperti yang saya tuliskan di atas, kejadian yang dipaparkan di serial televisi Delhi Crime adalah kejadian nyata yang terjadi di Munirka, sebuah kota kecil di sebelah Selatan Delhi. Kejadian tersebut terjadi tanggal 16 Desember 2012, di mana seorang wanita muda bernama Jyoti Singh Pandey (23 tahun) - seorang staf rumah sakit bagian Fisioterapi - mengalami pemerk*s**n, dan penyiksaan di dalam bis yang ditumpanginya bersama temannya, Awindra Pratap. Para pelaku terdiri dari 6 orang (termasuk sopir bis). Kedua korban kemudian ditinggalkan begitu saja di jalan dan diselamatkan oleh para penduduk yang menemukan mereka.

Sebelas hari pasca kejadian, Jyoti meninggal dunia. Kejadian itu membangkitkan amarah masyarakat Delhi dan menuntut pemerintah segera menemukan pelaku dan menghukum mereka dengan hukuman seberat-beratnya. Aksi unjuk-rasa merebak di mana-mana. Karena pada waktu itu media tidak boleh menyebutkan nama korban, media kemudian menyebut nama korban dengan nama Nirbhaya (yang berarti "Tidak Takut"), sebagai bentuk penghormatan kepada korban dan simbol perlawanan wanita terhadap pemerk*s*an dan aksi kekerasan terhadap wanita.

Berkat tekanan masyarakat, para pelaku berhasil ditangkap. Salah satu pelaku - Ram Singh - meninggal di dalam Penjara Tihar tanggal 11 Maret 2013. Meski catatan polisi menyebutkan dirinya bunuh diri, banyak orang yang percaya kalau Ram Singh meninggal karena dianiaya dan dibunuh para narapidana yang bersimpati dengan Jyoti. Pada pelaku lain terbukti bersalah dan dihukum gantung pada tanggal 15 September 2013.





TV Series Recommended - THE TWILIGHT ZONE (2019 - onward)


Judul TV Seri            : The Twilight Zone
Ditayangkan              : CBS All Access
Pemeran                    : Jordan Peele (Host), Taissa Farmiga, Adam Scott, John Cho, Kumail Nanjiani
Tanggal tayang         : 1 April 2019 - sekarang
Total Episode            : TBA

The Twilight Zone merupakan salah satu serial televisi klasik yang paling disukai para penonton Amerika Serikat. Serial ini terdiri dari banyak episode yang masing-masing berdiri sendiri dan tidak saling berhubungan. Setiap episode mengisahkan kejadian aneh dan misterius yang terjadi di masyarakat. Yang menarik dari serial ini adalah setiap episode selalu diakhiri dengan kejutan yang tidak terduga.

Serial The Twilight Zone pertama kali tayang tahun 1959. Hingga hari ini, serial itu masih banyak diminati orang. Karena melihat animo penonton yang tinggi pada serial ini, serial The Twilight Zone telah dibuat-ulang sebanyak 3 kali. Serial The Twilight Zone yang akan saya ulas adalah remake ketiga dan yang terbaru.

Pertama kali ditayangkan di jaringan CBS All Access tanggal 1 April 2019 silam, serial ini mengangkat cerita yang sama seperti seri sebelumnya, yaitu mengangkat cerita tentang kejadian misterius yang terjadi di masyarakat masa kini. Hingga tulisan ini dibuat, The Twilight Zone versi 2019 baru tayang 2 episode dan belum jelas akan tayang berapa episode.

Episode pertama mengisahkan tentang Komedian Samir Wassan (Kumail Nanjiani) yang berjuang untuk menjadi Stand Up Komikal, namun kurang berhasil. Lalu dia bertemu dengan JC Wheller (Ryan Robbins) - seorang Komikal Senior - yang mengajarinya untuk mengangkat tema komik dari kisah hidup pribadinya. Samir lalu membuat komik tentang orang di sekitarnya. Tetapi setiap kali setelah menceritakan komiknya, orang yang dia ceritakan menghilang dan tidak ada orang yang ingat keberadaan orang tersebut.

Ketika Samir menyadari punya kekuatan menghilangkan orang, dia memutuskan untuk menghilangkan orang-orang yang dianggapnya menyebalkan (dan dunia mungkin lebih menyenangkan bila orang tersebut tidak pernah eksis di muka bumi). Sampai satu ketika dia harus putus dengan kekasihnya, Rena (Amara Karan), setelah Samir menghilangkan orang yang dikasihi Rena dan membuat masa depannya hancur. Menyadari dirinya telah menjadi monster, Samir memutuskan untuk menghilangkan dirinya sendiri.

Episode kedua merupakan adaptasi dari episode ke-123 serial The Twilight Zone pertama yang berjudul "Nightmare at 20,000 Feet". Episode tersebut ditayangkan 11 Oktober 1963 dan menjadi salah satu episode The Twilight Zone paling populer di masanya. Episode ini mengisahkan tentang Justin Sanderson (Adam Scott), seorang reporter yang menderia PTSD (Post-Trauma Syndrom Disorder). Saat menaiki pesawat ke Tel Aviv, dia menemukan sebuah MP3 Player yang didalamnya berisi rekaman tentang kejadian yang akan terjadi di pesawat yang ditumpanginya. Salah satu hal adalah pesawat tersebut akan jatuh 1 jam lagi. Justin berusaha memperingatkan kejadian itu pada para penumpang lain dan Sang Pilot, namun ceritanya tidak dipercaya. Akhirnya Justin merebut kendali pesawat untuk kemudian menghancurkan pesawat tersebut.

Meski mengusung cerita baru, namun konsep The Twilight Zone yang ditampilkan dalam serial ini masih sama seperti versi aslinya. Sangat menarik dan bikin penasaran penonton hingga akhir cerita



ABOUT "THE TWILIGHT ZONE"
Seperti yang saya sebutkan di atas, The Twilight Zone merupakan salah satu serial televisi klasik yang sangat dimininati para penonton di Amerika Serikat. Serial ini merupakan kreasi Rod Serling dan ditayangkan di CBS dari tahun 1959 - 1964 dengan total 156 episode. Masing-masing episode merupakan cerita yang berdiri sendiri di mana garis besar kisahnya menceritakan tentang para karakter utama menghadapi dengan kejadian-kejadian aneh dan tidak masuk akal yang terjadi di sekitar mereka.
Rod Serling & The Twilight Zone (1959)

Kebanyakan ceritanya berhubungan dengan hal-hal fiksi ilmiah (misalnya invasi mahluk asing, perjalanan menembus waktu, dan lain-lain). Namun ada juga beberapa yang menampilkan tema paranormal, fantasi, dan horor.

Pada umumnya, The Twilight Zone menampilkan format yang kurang lebih sama : Rod Serling akan muncul di awal dan menceritakan latar belakang episode yang akan dtitayangkan (kadang juga hanya berupa "voice-over"). Di akhir cerita, Rod Serling akan muncul kembali dan memberikan kesimpulan dari episode yang baru ditonton.

Serial The Twilight Zone menjadi salah satu serial paling legendaris yang disukai penonton hingga hari ini. Bahkan Majalah Rolling Stones pernah memasukkan serial ini di urutan ketujuh dalam daftar "100 Greatest Shows of All Time" (2016). Sedangkan TV Guide menempatkan serial ini di urutan ke-3 dalam daftar "The Greatest TV Shows of All Time" (2013).


Setelah masa tayangnya berakhir di tahun 1964, Sterling menjual hak tayangnya pada CBS dan mengizinkan jaringan televisi itu untuk merilis ulang serial tersebut di kemudian hari.

Steven Spielberg kemudian bekerja sama dengan CBS dengan memproduksi film layar lebar Twilight Zone : The Movie (1983). Film tersebut mengadaptasi ulang 3 episode klasik Twilight Zone dan membaginya menjadi 3 segmen dengan cerita yang berbeda dan tidak saling berhubungan.

Proses pembuatan film Twilight Zone : The Movie menjadi bahan perbincangan yang ramai diperdebatkan. Satu hal yang menjadi perbincangan masyarakat di masa itu adalah kasus jatuhnya helikopter yang digunakan dalam film tersebut. Insiden itu menyebabkan tewasnya aktris pemeran utama film itu (Vic Morrow) dan 2 orang pemain anak (Myca Dinh Le dan Renee Shin Yi Chen). Dalam penyidikan polisi, penggunaan kedua pemain anak itu ternyata tidak melewati prosedur yang benar dan tidak mengantungi izin, sehingga dianggap sebagai tindakan ilegal. Meski sudah terselesaikan di persidangan, tetapi kasus ini menjadi ramai diperdebatkan. Bahkan hingga hari ini, kasus kematian kedua pemain anak itu masih menjadi sorotan dan perdebatan di kalangan sineas dan penikmat film.

Pada tahun 1984, CBS memberikan sinyal lampu hijau untuk memproduksi versi terbaru dari serial televisi The Twilight Zone. Dan pada tahun 1985, serial televisi The Twilight Zone versi baru pun dirilis. Sayang serial ini tidak mendapatkan respon yang cukup baik dari penonton sehingga hanya bertahan 3 Season, dan masa tayangnya berakhir di tahun 1989.

Pada tahun 2002, CBS kembali mencoba menghidupkan kembali serial ini dengan merilis kembali versi terbaru The Twilight Zone. Forest Whitaker dipilih menjadi Narator di serial ini. Berbeda dengan seri The Twilight Zone sebelumnya yang hanya dibuat dengan durasi 22 - 30 menit perepisode, serial ini menggunakan format 1 jam untuk setiap episodenya (2 cerita per episode). Dan berbeda dengan seri The Twilight Zone sebelumnya, serial ini justru mengusung cerita tentang Terorisme, Rasis, Seksualitas, dan hal-hal tabu lainnya. Serial ini pun kurang mendapat sambutan yang baik dari penonton sehingga berakhir tahun 2003 setelah merilis 44 episode.

Pada tahun 2012, Sutradara Bryan Singer mengembangkan cerita The Twilight Zone dan berencana menghidupkan kembali serial ini. Idenya disetujui CBS yang kemudian memberikan izin untuk segera memproduksi serial tersebut. Ide Singer kemudian diimplementasikan Ken Levine dengan membuat skenario pertama untuk serial The Twilight Zone versi baru. Dan bulan Desember 2017, proses produksi The Twilight Zone pun dimulai, hingga akhirnya serial The Twilight Zone ditayangkan di CBS All Access pada tanggal 1 April 2019 hingga hari ini.



Movie Review - KL Sepcial Force (2018)



Judul Film             : KL Special Force
Sutradara               : Syafiq Yusof
Pemeran                : Fattah Amin, Rosyam Nor, Syamsul Yusof
Tanggal tayang     : 8 Mei 2018

Sekelompok perampok menamakan diri mereka sebagai "Geng Anarkis" melakukan perampokan yang cukup berani : Mereka merampok Bank Damofa di siang hari, pada saat sedang ramai. Kepolisian Malaysia segera bertindak dan mengepung mereka. Namun, kelompok yang terdiri dari 4 perampok itu berhasil melarikan diri dari kepungan polisi. Mereka tidak saja berhasil menghancurkan barikade polisi, tetapi juga berhasil melukai dan membunuh beberapa orang polisi.

Beberapa saat sebelum melarikan diri, Asyaff (Syamsul Yusof) - pemimpin perampok itu - berhasil melumpuhkan Roslan (Rosyam Nor), Komisaris Polisi pemimpin pengepungan tersebut. Asyaff kemudian mengajak Roslan bekerja sama dengan menawarinya sejumlah uang.

Perasaan Roslan saat itu gundah. Di satu sisi Roslan sedang butuh uang untuk memenuhi kebutuhan perekonomian keluarganya. Tapi di sisi lain, dia ingin menegakkan keadilan dan berusaha menolak suap.

Pasca kejadian perampokan, Kepolisian Malaysia mendapat anggota polisi baru bernama Zul (Fattah Amin), yang ternyata tahu hubungan "khusus" Roslan dengna Asyaff. Rupanya dia sendiri adalah kaki-tangan Asyaff yang "ditugaskan" untuk bekerja sama dengan Roslan. Zul sendiri punya kekasih yang tidak lain adalah pemilik Bank Damofa.

Ketika Bank Damofa kembali mengalami perampokan di cabang lain, Zul dan Roslan mulai merasa ada yang tidak beres. Mereka memutuskan untuk bekerja sama menangkap Asyaff, meski mempertaruhkan nyawa dan jabatan mereka.

Kalau dicermati, alur film ini sebenarnya sangat mirip dengan film Infernal Affairs produksi Hong Kong. Meski demikian, tidak serta-merta dijiplak mentah-mentah. KL Special Force menampilkan banyak aksi-seru tembak-tembakan yang cukup seru. Satu hal yang saya takjub adalah adegan peledakan mobil yang selalu ditampilkan dengan sangat dramatis dan keren banget, ala-ala gaya John Woo dan film-film Hong Kong. Sangat keren.

Walau terbilang cukup menghibur, ada beberapa hal yang terasa dipaksakan dan agak mengganggu. Misalnya ada perampok yang tertangkap CCTV menyimpan bom di tong sampah 3 hari sebelum kejadian. Masalahnya rekaman CCTV yang ditunjukkan merekam gambar dengan sudut yang "terlalu rendah". Selain itu, masa sih ada tong sampah di tempat umum yang tidak penuh selama 3 hari dan tidak ada Petugas Kebersihan yang membersihkan tong sampah selama 3 hari?

Belum lagi aksi arogan polisi yang juga terkesan dipaksakan (misalnya Roslan yang seenaknya menutup sebuah restoran dan "memagarinya" dengan garis polisi hanya untuk berbicara dengan Zul di dalam restoran tersebut). Saya tidak tahu apakah adegan itu diprotes penonton, tapi sejujurnya adegan itu sangat tidak pantas ditampilkan karena dapat menjatuhkan citra polisi.

Dan hal lain yang cukup mengganggu adalah adegan yang menggunakan "darah". Entah mengapa, setiap ada adegan orang tertembak, nyaris tidak ada adegan peluru mengenai orang tersebut. Tahu-tahu orang yang tertembak langsung tersungkur ke tanah dengan darah menutupi sebagian tubuhnya (tidak jelas bagian tubuhnya yang mana yang tertembak).

Sedikit konyol, tapi cukup mengganggu.

Movie Review - Atterados (2018)




Judul Film           : Atterados (Terrified)
Sutradara             : Demian Rugna
Pemeran              : Maximiliano Ghione, Noberto Gonzalo, Elvira Onetto
Tanggal tayang   : 3 Mei 2018

Cukup jarang saya bisa menemukan film produksi Argentina, meski saya dengar banyak flm produksi Negara Perak tersebut. Secara kebetulan saya berhasil menemukan film horor ini. Meski tidak bisa dibilang film yang bagus, tetapi film ini terbilang cukup menarik untuk disimak.

Alkisah di sebuah wilayah di Kota Buenos Aires, terdapat sebuah kejadian paranormal misterius yang cukup mengerikan. Di sebuah keluarga, seorang suami menemukan istrinya tewas dengan cara yang sangat mengerikan. Polisi menduga kalau kematian istri pria tersebut adalah akibat penganiayaan, setelah mereka menemukan kamar mandi - tempat mayat sang istri ditemukan - dalam kondisi banjir darah.

Paranormal Jano Mario (Noberto Gonzalo), Mora Albreck (Elvira Onetto), dan Rosentock (George Lewis) menemui pria itu dan menginvestigasi kasus tersebut. Mereka menemukan kalau kejadian yang dialami pria tersebut memiliki kesaman dengan kejadian paranormal yang terjadi di Amerika Serikat tahun 1995 silam.

Tidak lama pasca kasus itu, seorang anak laki-laki - yang tinggal tidak jauh dari rumah tempat kejadian - tewas tertabrak bis. Namun setelah dimakamkan, anak tersebut tiba-tiba bangkit dari kubur dan kembali ke rumahnya. Kejadian itu sontak mengejutkan masyarakat sekitar.

Ketiga paranormal - ditemani Komisaris Funes (Maximiliano Ghione) - segera mendatangi rumah keluarga tersebut. Mereka menemukan anak keluarga tersebut sedang duduk di ruang makan. Awalnya mereka menduga itu hanyalah hoax, dan mungkin ada yang mencari sensasi saja. Tetapi setelah melihat mayat anak tersebut bergerak, mereka pun segera menyadari kalau memang terjadi aktiviatas paranormal di sana.

Ketiga paranormal itu segera menyidiki lingkungan perumahan tersebut. Mereka menemukan kalau ada kegiatan supranatural di sekitar wilayah tersebut. Namun, belum juga mereka membongkar apa yang terjadi, satu-persatu dari mereka tewas dengan mengerikan.

Atterados memang menawarkan tontonan yang sangat memacu adrenalin. Penuh kejutan dan kengerian. Meski sangat minim efek khusus, namun film ini cukup berhasil mengusung suasana mengerikan dan menakutkan, serta membawa penonton ke dalam suasana yang mencekam.

Sayang, film ini tidak menceritakan terlalu mendalam mengenai latar-belakang serta penyebab kejadian supranatural tersebut. Tidak ada penjelasan asal-usul dan kapan kejadian itu terjadi. Bahkan mahluk apa yang menghantui wilayah itu dan tujuannya melakukan hal itu, sama sekali tidak dibahas.

Secara keseluruhan, film ini hanya menampilkan keseramahn dan ketakutan saja. Memang ketakutan yang ditampilkan dalam film ini terbilang cukup "cerdas" : Nyaris tidak ada adegan kaget-kagetan, namun berhasil menggiring penonton untuk merasakan ketakutan lewat suasana yang kelam dan gelap. Beberapa adegan dibuat sangat senyap dan tanpa suara, sehingga memunculkan perasaan takut dari penonton. Tapi kalau bicara soal jalan cerita, mungkin Anda akan kecewa, karena banyak pertanyaan yang tidak terjawab di film ini.


Recommended TV Series - LEAVING NEVERLAND (2019)



Judul TV Seri               : Leaving Neverland
Ditayangkan                 : HBO
Tanggal tayang             : 3 - 4 Maret 2019
Total episode                : 2 

Beberapa waktu lalu, masyarakat Amerika Serikat dihebohkan dengan penayangan film dokumenter berjudul Leaving Neverland. Film produksi HBO ini disutradarai dan diproduseri Sineas Inggris Dan Reed, dengan durasi total 4 jam (yang dibagi menjadi 2 episode, dan ditayangkan tanggal 3 dan 4 Maret 2019 silam).

Film dokumenter ini berisi wawancara dengan 2 orang - Wade Robson dan James Safechuck - yang mengaku pernah mengalami pelecehan s*ksual oleh artis (almarhum) Michael Jackson.

Semasa hidupnya, Michael Jackson memang sudah sangat sering terseret kasus pelecehan seperti ini, khususnya pelecehan yang dilakukan olehnya pada anak-anak. Kasus besar yang tercatat dalam sejarah adalah kasus tahun 1993 saat Michael dituduh telah melakukan pelecehan terhadap Jordan Chandler, seorang anak laki-laki berusia 13 tahun. Michael menolak tuduhan itu namun bersedia membayar biaya pengadilan lebih dari US$ 15 juta, ditambah penyelesaian secara kekeluargaan dengan keluarga Chandler. Meski Michael tidak pernah secara resmi dihukum, namun kasus itu menjadi kasus pertama dan terbesar yang pernah dituduhkan pada Michael.

Kasus selanjutnya terjadi lagi pada tahun 2005 di mana Michael kembali mendapatkan serangkaian tuduhan telah melakukan pelecehan pada anak-anak. Tetapi lagi-lagi kasus itu berhenti dan diselesaikan lewat jalan damai.

Film ini mengambil perspektif dari kacamata Wade Robson dan Jimmy Safechuck, dua orang pria yang dulunya ditengarai pernah menjadi sahabat Michael Jackson saat mereka masih berusia sangat belia. Wade Robson - yang kini dikenal sebagai koreografer terkenal yang membuat koreografi untuk Britney Spears dan grup musik NSYNC - mengenal Michael Jackson di usia 5 tahun. Dia berhasil menjadi sahabat Michael saat memenangkan perlombaan menari ala Michael Jackson, di mana Wade menjadi peserta termuda saat itu.

Sedangkan Jimmy Safechuck mengenai Michael saat dia berusia 9 tahun, ketika membintangi iklan Pepsi-Cola.

Selain menampilkan wawancara kedua orang tersebut, film ini juga menampilkan wawancara dengan seluruh anggota keluarga Wade dan Jimmy, mulai dari saat perkenalan mereka dengan Michael Jackson, hingga dampak yang terjadi pada keluarga mereka pasca mengetahui kasus pelecehan yang menimpa anak mereka.

Pasca ditayangkan di Sundance Film Festival tanggal 25 Januari 2019, film ini mendapatkan respon yang sangat positif dari para penonton. Saat ditayangkan di televisi, film ini dibagi menjadi 2 bagian dan ditayangkan di Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa (Inggris, Jerman, Spanyol, Norwegia, Swedia, dan lain-lain). Film ini ditonton lebih dari 2 juta menonton di seluruh dunia.

Pasca perilisan film tersebut, banyak negara yang kemudian memutuskan untuk tidak menayangkan lagu-lagu Michael Jackson di radio mereka. Beberapa di antaranya adalah Kanada (Radio CKOI dan Rhytme FM), Belanda (NH Radio), dan Selandia Baru (NZME Radio). Bahkan episode serial televisi animasi The Simpsons berjudul "Stark Raving Dad" yang menampilkan Michael Jackson sebagai bintang tamu ditarik dari peredaran.

Meski banyak orang yang memprotes tindakan Michael Jackson semasa hidupnya, namun tidak sedikit pula orang yang mendukung dan Michael Jackson. Banyak yang yakin kalau film Leaving Neverland dibuat hanya dari 1 sisi saja, dan para pembuat film tersebut tidak melihat dari sudut pandang yang lain.Walau demikian, Sutradara Dan Reed menyebutkan kalau dirinya telah berusaha netral saat membuat film ini, dan tidak berusaha menyudutkan Michael Jackson.

Sementara keluarga Michael Jackson menuntut HBO sebesar US$ 100 juta karena telah menayangkan film itu tanpa seizin mereka. Tapi tuntutan mereka dianulir pengadilan karena orang yang seharusnya melakukan tuntutan adalah Michael Jackson, dan dia sudah meninggal, sehingga tuntutan keluarga Michael Jackson tidak dapat diteruskan.



DO YOU KNOW? 
Di waktu yang nyaris bersamaan (tanggal 4 Maret 2019), Oprah Windfrey merilis tayangan televisi berjudul Oprah Windfrey Presents : After Neverland (direkam tanggal 2 Maret 2019) di mana Oprah mewawancarai Dan Reed, Wade Robson, dan Jimmy Safechuck, membahas film Leaving Neverland. Hadir dalam acara wawancara tersebut seluruh keluarga Wade Robson dan Jimmy Safechuck, serta para penonton yang semuanya pernah menjadi korban pelecehan s*ksual. Oprah sendiri pernah mengalami pelecehan yang dilakukan ayahnya waktu Oprah masih berusia sangat belia.

Pasca kesuksesan film dokumenter tersebut, Dan Reed berencana untuk membuat dokumenter wawancara dengan menghadirkan korban pelecehan Michael Jackson berikutnya : Jordy Chandler dan Gavin Arzino. Kedua anak itu ditengarai merupakan "Sahabat" Michael Jackson yang paling sering menginap di rumah Michael Jackson di Neverland.

Movie Review - No Mercy (언니, 2019)



Judul Film              : No Mercy
Sutradara                : Gyeong Taek
Pemeran                 : Lee Si Young, Park Se Wan, Lee Joon Hyuk, Choi Jin Ho
Tanggal tayang      : 1 Januari 2019

Saat membaca judul film ini - apalagi melihat poster filmnya yang terbilang cukup "sadis" - para penonton diberi kesan kalau film ini akan menampilkan adegan super brutal dan sadis, seperti film Villainess, The Man From Nowhere, atau The City of Violence. Sayang, harapan Penonton ternyata tidak terbukti, karena film No Mercy justru terbilang sangat "soft" dan tidak menampilkan aksi sadis yang berlebihan.

Film ini mengisahkan tentang seorang wanita bernama Park In Ae (Lee Si Young) yang baru keluar dari penjara gara-gara membela adiknya yang mengalami pelecehan seksual dari seorang pria. Saat pulang, In Ae berjumpa dengan adiknya, Park Eun Hye. Sang adik yang masih duduk di bangku SMA mengalami sedikit keterbelakangan mental, sehingga sering dimanfaatkan teman-temannya. Meski demikian, Eun Hye tidak pernah menceritakan masalah ini pada kakaknya.

Satu ketika, teman-teman Eun Hye mengumpankannya pada seorang lelaki hidung belang, yang tidak lain adalah seorang anggota geng. Eun Hye ditawan oleh sang pria dan teman-teman Eun Hye dipaksa membayar uang tebusan sebesar 10 juta won. Karena tidak merasa punya kepentingan untuk menolong Eun Hye, mereka membiarkan saja Eun Hye ditawan sang anggota geng.

Karena adiknya tidak pulang ke rumah, In Ae memutuskan untuk mencari sang adik. Di sekolah, dia menemukan informasi tentang perlakuan teman-teman adiknya. Berbekal informasi itu, In Ae melabrak teman-teman Eun Hye. Dari sana, dia mendapatkan informasi keberadaan sang anggota triad. Sayangnya, Eun Hye sudah berpindah tangan ke orang lain, sehingga In Ae mencari lagi orang yang menyembunyikan adiknya. Belakangan, Eun Hye ditawan oleh seorang anggota legislatif yang pernah menidurinya. Saat mengetahui hal ini, In Ae pun segera melabrak sang legislatif.

Meski menjanjikan tontonan yang seru, film ini sebenarnya tidak seseru yang saya harapkan. Koreografi pertarungannya kurang realistis. Meski Lee Si Young aslinya adalah seorang petinju amatir di kehidupan nyata, namun kemampuan bela dirinya kurang terekspos di film ini. Dia berusaha tampil garang, tetapi film ini tidak memberikannya ruang yang besar baginya untuk menunjukkan kemampuanya. Alhasil beberapa adegan perkelahian antara Lee Si Young dengan para pria terkesan "dibuat-buat". Sayang sekali, mengingat kemampuan beladiri Si Young cukup mumpuni.

No Mercy tidak menampilkan hal yang cukup "memorabel" untuk diingat. Mungkin hanya sekali nonton saja, setelah itu bisa dilupakan.


Recommended Movie - My Valentine Story (2019)


Judul Film         : MY VALENTINE STORY

Sutradara          : Aditya Demapratama

Pemeran            : Jerome Kurnia, Mayrian Adhani Putri, Daniar Iryantie, Nexa Fathia

Tanggal tayang : 14 Februari 2018

Total Episode    : 3


Bulan Februari selalu identik dengan bulan Kasih Sayang. Dan Valentine’s Day – yang jatuh tanggal 14 Februari – selalu menjadi menjadi momen bagi banyak pasangan untuk mencurahkan cinta mereka pada pasangannya.

Tapi, apakah Kasih Sayang itu hanya “sahih” ditunjukkan tanggal 14 Februari saja? Apakah Valentine’s Day hanyalah perwujudan cinta pada kekasih saja?

Dan pertanyaan yang lebih esensi : Apakah demi mewujudkan ungkapan Kasih Sayang pada seseorang, kita harus mengorbankan segala-galanya?
Jerome Kurnia

Tema inilah yang menjadi dasar cerita web-drama My Valentine Story yang baru rilis tanggal 14 Februari 2019 kemarin. Diproduksi oleh Exsportbags – yang merupakan salah satu merek produk tas terkemuka dari Bandung – webdrama bertotal 3 episode ini diperani oleh Mayrian Adhani Putri dan Jerome Kurnia.

Nama Jerome Kurnia mungkin sudah tidak asing di telinga penonton muda – khususnya apra wanita – karena pria blasteran Indonesia-Belgia ini akan berperan sebagai Yugo di film Dilan 1991 yang akan tayang tanggal 24 Februari 2019 mendatang. Yugo adalah sepupu Milea dan akan menjadi saingan berat Dilan, karena dia pun jatuh hati pada gadis cantik itu.

Di mini-seri berdurasi 7 – 8 menit perepisode ini, Ayas (Mayrian) adalah seorang anak magang di sebuah perusahaan tas ternama di Bandung. Di tempat kerja tersebut, Ayas bekerja bersama sahabatnya, Zelvy (Daniar Iryantie), dan dimentori oleh Gerry (Jerome), seorang pria tampan yang bekerja di perusahaan tersebut.

Karena hubungan yang cukup intens, dua minggu pasca bekerja di perusahaan tersebut, Ayas dan Gerry sudah menjalin hubungan yang cukup dekat. Sayang, hubungan mereka mengalami cobaan saat Nexa (Nexa Fathia) – sahabat Gerry – diterima bekerja di perusahaan tersebut sebagai staf Design Product. Nexa tidak hanya sekedar sahabat Gerry, tetapi juga memendam perasaan yang khusus pada Gerry.

Selanjutnya, penonton akan melihat pergolakan hati Ayas, yang membuat dirinya harus mengorbankan sahabat dan keluarganya demi tetap bisa merangkai kasihnya pada pria yang dicintainya. Apakah semua pengorbanan itu pantas dan sesuai?




DO YOU KNOW?
Menurut Sutradara dan Penulis Naskah Aditya Demapratama, penulisan naskah dibuat dalam waktu 1 minggu dan proses shooting dilakukan selama 4 hari. Meski dibuat dengan waktu yang sangat singkat, namun Aditya mampu menampilkan cerita yang menarik dan menggugah. Alurnya sendiri dibuat tidak seperti drama pada umumnya, karena aka nada twist yang mengejutkan. Seperti apa? Anda harus melihatnya sendiri ….

Theme song drama ini berjudul “Bukan Lagu Valentine” yang dinyanyikan Fiersa Besari.

Hampir semua adegan dalam web-drama ini dilakukan di dalam kantor yang memproduksi tas Exsport. Tidak hanya kantornya, tetapi para pendukung dan cameo dalam serial ini juga semuanya adalah staf perusahaan tersebut.

Setelah Episode Pertama tayang tanggal 14 Februari 2019, Episode Kedua akan tayang 21 Februari, dan episode terakhir tayang 28 Februari. Untuk bisa menonton serial ini, Anda bisa Subscribe Channel @exsportbags di Youtube. 




Recommended Anime - Hero Mask (2018)




Judul Anime             : Hero Mask
Sutradara                  : Hiruyasu Aoki
Produksi                   : Pierrot Studio
Tanggal tayang         : 3 Desember 2018

Sudah cukup lama saya tidak menonton serial anime Jepang. Dan baru-baru ini saya tertarik untuk menonton serial anime Hero Mask yang ditayangkan Netflix beberapa waktu lalu. Serial bertotal 15 episode ini bertemakan detektif-misteri yang cukup menggelitik karena alurnya yang sangat cepat, dengan intensitas aksi yang cukup intens.

Tiga tahun silam, seorang pembunuh berantai bernama Grimms berhasil dibekuk oleh James Blood, anggota kepolisian SSC (Special Service of Crime). Saat ditahan, Grimms bunuh diri dan dinyatakan meninggal dunia.

Kisah pun berpindah ke masa kini, di mana Monica Campbell - seorang pengacara - sedang melakukan penyidikan guna mengungkap kasus kejahatan yang dilakukan oleh perusahaan LIVE Corporation. Satu ketika, saat sedang berjalan menuju ke kantornya - Monica dibunuh oleh seseorang. Sarah Sinclair - asisten Monica - melihat kejadian pembunuhan itu, dan bertekad untuk mencari tahu pelaku pembunuhan itu. Dia kemudian meminta bantuan James Blood.

Monica adalah mentor James Blood. Bagi James, Monica adalah ibu kandungnya. Jadi saat mengetahui Monica dibunuh, James memutuskan untuk menyidiki kasusnya.

Rupanya sang pembunuh tahu kalau James menyidiki kasus pembunuhan yang dilakuannya. Alih-alih menyembunyikan dirinya, sang pembunuh justru menyerbu masuk ke kantor SSC mencari James. Dengan sangat kejam, sang pembunuh membantai para polisi di kantor tersebut. Dan ketika bertemu James, sang pembunuh membuka jati-dirinya sebagai Grimms. Ketika dia berusaha membunuh James, Grimms ternyata mengenakan topeng yang mampu membuat wajahnya berubah dan memiliki kekuatan super, sehingga dia tidak mati, meski sudah terluka parah ditembaki James.

Grimms kemudian berhasil melarikan diri, namun berhasil ditemukan James. Terjadi pertarungan hidup-mati di antara mereka, di mana James akhirnya berhasil membunuh Grimms dan mendapatkan topeng misterius yang dikenakan Grimms.

Saat polisi membawa jasad Grimms ke rumah sakit untuk dioptopsi, tiba-tiba mereka diserang oleh sekelompok orang tidak dikenal (yang belakangan diketahui merupakan pasukan LIVE Corporation). James berusaha mencegah tindakan pasukan tersebut, namun dia kalah. Pasukan tersebut berhasil mengambil topeng dan jenasah Grimms. Sebelum pasukan tersebut pergi, James sempat mengenali seorang anggota tentara tersebut, yang tidak lain adalah Harry Creighton, mantan polisi SSC.

Apa peran Harry Creighton di LIVE Corporation? Mengapa jasad Grimms begitu penting untuk diambil? Siapakah LIVE Corporation sebenarnya?

Anime seru ini benar-benar bikin penasaran dan membuat penonton tidak bisa berhenti untuk terus menonton serial berdurasi 24 menit perepisode ini.


8 Film Keren yang Akan Rilis Februari 2019

Sebentar lagi kita akan melangkah ke bulan kedua tahun 2019. Ada banyak film keren yang sudah menanti dan recommended banget buat para moviegoers.

Ga perlu banyak ngomong, berikut ini adalah film-filmnya ya....

1 MISS BALA (Rilis : 1 Februari 2019)
Sutradara      : Catherine Hardwicke
Pemeran       : Gina Rodriguez, Ismael Cruz Cordova, Anthony Mackie

Awal Februari diawali dengan film super seru produksi Spanyol ini. Film bergenre thriller ini mengisahkan tentang Gloria (Gina Rodriguez) - seorang make-up artis dari Los Angeles - harus berurusan dengan kartel narkoba di Meksiko. Hal ini terjadi secara "kebetulan" saat dirinya mengunjungi sahabatnya di Tijuana, Meksiko.

Saat sedang berpesta, tiba-tiba sahabat Gloria diculik kelompok kartel narkoba. Jika ingin sahabatnya selamat, Gloria harus menyelundupkan narkoba milik kelompok itu. Gloria tidak bisa melaporkan kejadian ini pada polisi karena ada oknum polisi - termasuk Polisi Anti Narkoba - yang terlibat dalam jaringan kartel tersebut.

Tidak ada cara lain : Gloria harus memutar otak untuk bisa lepas dari cengkraman kartel tersebut. Dan Gloria mempertaruhkan segalanya untuk bisa mengubah keadaan dan menghancurkan kartel tersebut, serta menyelamatkan sahabatnya tersebut.



2. THE INFORMER (Rilis : 1 Februari 2019)
Sutradara         : Andrea Di Stefano
Pemeran          : Joel Kinnaman, Rosamund Pike, Clive Owen, Common, Ana de Armas

Diadaptasi dari novel Three Seconds karya Roslund / Hellstrom, film super seru produksi Inggris ini mengisahkan tentang Pete Koslow (Joel Kinnaman), seorang mantan kriminal yang direkrut oleh agen FBI korup untuk menyusup ke dalam geng Polandia yang melakukan operasi mereka di New York.

Saat melakukan penyidikan, Pete tertangkap polisi dan dijebloskan ke penjara. Celakanya, banyak orang di dalam penjara mengetahui identitas Pete sebenarnya. Bahkan ada beberapa orang yang kenal dekat dengan anggota geng Polandia.

Pete harus bertarung melawan waktu, berusaha keluar dari penjara, sekaligus membongkar kejahatan geng Polandia, sebelum identitasnya bocor.



3.THE LEGO MOVIE 2 : THE SECOND PART (Rilis : 8 Februari 2019)
Sutradara                : Mike Mitchell
Pemeran                 : Chris Patt, Elizabeth Banks, Tiffany Haddish, Charlie Day

Butuh 5 tahun bagi Warner Animation untuk merilis sekuel film The Lego Movie, yang sebelumnya menjadi film box-office di tahun 2014. Dan akhirnya film tersebut bisa rilis juga tahun ini. Film The Lego Movie 2 : The Second Part merupakan film layar lebar Lego keempat yang dirilis. Sebelumnya, Lego sudah merilis film The Lego Batman Movie, The Lego Ninjago Movie, dan The Lego Movie. Alur The Lego Movie 2 sendiri merupakan kelanjutan dari film The Lego Movie.

Dikisahkan 5 tahun pasca kejadian di seri pertama, Emmet Brickowski (Chris Pratt) - pekerja konstruksi di Bricksburg yang menjadi tokoh utama film ini - kembali ke kehidupan sehari-harinya. Kota Bricksburg pun kini menjadi kota yang tenang dan damai.

Tapi kedamaian Kota Bricksburg terusik ketika Duplo - kelompok penguasa yang bersebarangan dengan Lego - meluluh-lantakkan kota Bricksburg. Untuk menyelamatkan penduduk Bricksburg dari amukan Duplo, Emmet pun meminta bantuan teman-temannya untuk menghadapi musuh. Dan perang di Negara Lego itu pun terjadi kembali.



4.  COLD PURSUIT (Rilis : 8 Februari 2019)
Sutradara                : Hans Petter Moland
Pemeran                 : Liam Neeson, Laura Dern, Emmy Rossum, Tom Bateman

Film adaptasi dari film Norwegia Kradtidioten (In Order of Disappearance; 2014), mengisahkan tentang Nelson Coxman (Liam Neeson), seorang petugas pembersih salju di Rocky Mountains. Satu ketika anaknya dibunuh oleh salah seorang anggota kartel narkoba.

Dendam atas kematian anaknya itu, membuat Nelson menuntut balas dengan menghabisi orang-orang yang bertanggung jawab atas kematian anaknya tersebut.



5. THE PRODIGY (Rilis : 8 Februari 2019) 
Sutradara                  : Nicholas McCarthy
Pemeran                   : Taylor Schilling, Jackson Robert Scott, Colm Feore

Sebuah film horor lagi yang tayang bulan ini, dan dipastikan akan bikin Anda mengalami mimpi buruk akut.

Film ini mengisahkan tentang seorang anak kecil bernama Miles (Jackson Robert Scott) yang super-cerdas. Namun satu ketika dia menunjukkan perilaku aneh dan tidak wajar. Awalnya orang tuanya menganggap Miles mengidap gangguan psikologis. Namun semakin lama, perilaku Miles menunjukkan keganjilan yang makin mengerikan. Merasa anaknya mengalami kerasukan, orang tua Miles memutuskan untuk menyidiki apa yang membuat anak mereka demikian.

Jika Anda merasa pernah melihat wajah anak pemeran Miles,  maka Anda memang sangat jeli sekali. Pemeran Miles adalah Jackson Robert Scott, yang tidak lain adalah pemeran Georgie Denbrough, adik dari Bill Denbrough di film It (2017). Georgie adalah anak kecil berjas hujan kuning yang tewas dimakan Pennywise the Clown di awal film.



6. HAPPY DEATH DAY 2U (Rilis : 13 Februari 2019)
Sutradara                : Christopher Landon
Pemeran                 : Jessica Rothe, Israel Broussard Suraj Sharma, Ruby Modine

Tahun 2017 silam, film Happy Death Day merupakan salah satu film horor yang cukup sukses. Film ini mengisahkan seorang gadis bernama Theresa Gelbman (Jessica Rothe) yang terjebak di dalam lingkaran waktu dan terus-menerus mengalami kejadian pembunuhan dari sosok bertopeng dan berpakaian hitam.  Lewat "pengalaman" terbunuh berkali-kali, Theresa belajar bagaimana cara menghindarkan dirinya dari kejaran sang pembunuh. Pada akhirnya Theresa berhasil menyibak identitas pelaku pembunuhan sebenarnya.

Nah, seri ini mengisahkan kejadian 2 tahun pasca kejadian di seri pertama. Kali ini Theresa kembali terjebak dalam lingkaran waktu di mana ternyata ada pelaku pembunuhan lain yang mengincar dirinya. Theresa harus mencari jalan untuk keluar dari lingkaran waktu itu, atau dia akan tewas kembali untuk kedua kalinya.



7. ALITA : BATTLE ANGEL (Rilis : 14 Februari 2019)
Sutradara                 : Robert Rodriguez
Pemeran                   : Christoph Waltz, Jennifer Connelly, Mahershala Ali, Ed Skrein

Film yang diproduseri James Cameron ini terbilang merupakan film fiksi ilmiah yang sangat keren dan super canggih. Film ini menggabungkan antara animasi dan adegan nyata di mana percampuran keduanya menghasilkan adegan yang sangat memanjakan mata.

Diadaptasi dari manga Gunnm (Battle Angel Alita) karya Yukito Kishiro, film ini mengisahkan tentang Alita (Rosa Salazar) - sebuah "core" robot yang terbangun tanpa ada memori sama sekali. Dengan bantuan Dokter Dyson Ido (Christoph Waltz), Alita kemudian mendapatkan badan baru. Badan tersebut memungkinkan dirinya untuk melakukan banyak hal luar biasa dan mengejutkan, termasuk kemampuan bertarung.

Saat mencari tahu jati-dirinya, Alita harus berhadapan dengan banyak manusia mekanik yang mengincar nyawanya.



8. THE RHYTHM SECTION (Rilis : 22 Februari 2019)
Sutradara                : Reed Morano
Pemeran                 : Blake Lively, Jude Law, Sterling K. Brown

Setelah sukses berperan sebagai Albus Dumbledore di film Fantastic Beasts : The Crimes of Grindelwald (2018), tahun ini Jude Law kembali berakting dalam film thriller super seru. Tapi berbeda dengan film sebelumnya, di film ini dia berperan sebagai karakter antagonis.

Film ini bertutur tentang seorang wanita bernama Stephanie Patrick (Blake Lively) yang baru kehilangan keluarganya karena kecelakaan pesawat. Bagi Stephanie, kecelakaan tersebut bukan kecelakaan yang wajar dan dia memutuskan untuk menyidiki penyebab kecelakaan maut tersebut.

Semakin dalam penelusuran yang dilakukannya, semakin terkuak kalau ada oknum-oknum yang memang sengaja melakukan sabotase untuk membungkam seseorang yang ada di pesawat. Dan Stephanie memutuskan untuk mengungkap jati diri pelaku kecelakaan tersebut.






Recommended Movie - PSP : Gaya Mahasiswa (2019)


Judul Film          : PSP - Gaya Mahasiswa
Sutradara            : Hilman Mutasi 
Pemeran             : Rizky Firdaus Wijaksana, Adjis Doaibu, Dimas Danang, Imam Darto, Aura Kasih
Tanggal tayang  : 31 Januari 2019

Di era 1970an ada sebuah grup musik melayu yang cukup unik bernama OM PSP (Orkes Moral Pancaran Sinar Petromaks). Personel grup musik ini adalah para mahasiswa Universitas Indonesia yang kala itu berkampus di daerah Rawamangun, Jakarta Timur. Mereka adalah Ade Anwar (Vokal, gendang 1), Monos (Vokal, Gitar), Omen (Vokal, ukulele), Rizali Indrakesumah (vokal, mandolin), Didin (tamborin), Aditya (gendang 2), Andra Ramadan Muluk (marakas), dan James R. Lapian (bas).

Musik yang mereka bawakan adalah musik dangdut dan lagu-lagunya merupakan plesetan dari lagu-lagu dangdut yang sedang populer saat itu. Berkat keunikan mereka itu, nama OM PSP dengan cepat melejit dan langsung disukai banyak kalangan, mulai dari mahasiswa, anak-anak hingga orang tua. Pasca meraih kesuksesan, OM PSP mulai menciptakan lagu sendiri, yang tentu saja masih bernuansa dangdut dengan lirik-lirik yang jenaka. Beberapa lagu mereka yang sukses antara lain Fatime dan Drakula. Mereka pulalah yang kemudian dianggap sebagai Pelopor Genre Musik Dangdut Humor, yang kemudian menjadi salah satu genre musik dangdut yang masih disukai hingga hari ini.

Selain sukses di dunia tarik suara, OM PSP juga berkesempatan bermain dalam film. Salah satu film mereka yang cukup populer adalah Manis-Manis Sombong (1980) yang tidak lain merupakan film perdana mereka.
Hingga hari ini para personal OM PSP masih ada. Meski usia sudah uzur, namun semangat berkarya mereka kuat hingga hari ini.

Untuk menghormati karya serta nama besar mereka yang legendaris, MAX Pictures memutuskan untuk membuat film PSP - Gaya Mahasiswa. Diperani oleh para jebolan acara Stand Up Comedy (plus Dimas Danang dan Imam Darto), film ini mengadaptasi ulang film Manis-Manis Sombong. Tentu saja dibuat dalah suguhan kekinian yang lebih segar dan menarik.

Secara garis besar, film ini mengisahkan tentang awal berdirinya grup musik OM PSP yang anggotanya merupakan para mahasiswa Universitas Indonesia. Saat pertama kali muncul dengan mengusung musik dangdut, mereka dianggap sebelah mata oleh banyak orang. Namun para mahasiswa tersebut pantang menyerah dan terus berjuang untuk tetap eksis.

Sementara itu, hubungan mereka menjadi sedikit bersitegang saat berkenalan dengan seorang gadis bernama Fatima (Aura Kasih). Kecantikan Fatima menarik hati semua personil OM PSP, sehingga kesemuanya bersaing untuk mendapatkan hati Fatima. Alhasil, persaingan tersebut menginsipirasi mereka untuk menciptakan lagu "Fatime" yang kelak menjadi lagu andalan dan legendaris mereka.

Lagu-lagu OM PSP yang tampil di film ini semuanya merupakan lagu-lagu yang sudah dibuat ulang dengan gaya yang sangat modern, agar dapat diterima masyarakat masa kini. Musiknya pun terasa sangat modern dan menggelitik, sehingga terasa sangat asyik untuk didengar oleh masyarakat milenial di masa kini.



DO YOU KNOW?  
Ide pembuatan film "PSP - Gaya Mahasiswa" terinspirasi dari kesuksesan film Warkop DKI Reborn (2017). Adalah Hilman Mutasi yang melihat kesuksesan Warkop DKI Reborn, kemudian berpikir untuk mengangkat kisah OM PSP.

Jika melihat dari sejarah Warkop DKI dan Orkes Moral Pancaran Sinar Petromak sebenarnya memiliki sejarah kebersamaan yang cukup menarik. Keduanya sering tampil bersama dalam berbagai program acara, terutama acara Warung Kopi yang disiarkan Radio Prambors di akhir era 1970an. Keduanya memulai debut tampil bersama di stasiun televisi TVRI pada tahun 1978 dalam acara Ulang Tahun TVRI. Jadi sangat wajar jika keduanya merupakan legenda komedi yang sangat dihormati masyarakat Indonesia.