Showing posts with label misteri. Show all posts
Showing posts with label misteri. Show all posts

TV Series Recommended - COLD CASE ( 冷案, 2019)


Judul Serial TV     : Cold Case
Diproduksi            : Tencent Pinguin Television
Pemeran                : Li Yuan, Shi Shi, Wang Yu, Chen Mu Yang, Pu Tao
Ditayangkan         : 4 - 28 Maret 2019
Total episode        : 30

Tahun 2003 silam, jaringan televisi CBS - Amerika merilis serial televisi berjudul Cold Case. Serial yang diperani Kathryn Morris ini mengisahkan tentang sekelompok polisi Philadelphia yang bertugas untuk menyidiki kasus-kasus lama yang tidak terungkap, dengan rentang waktu kejadian 20 - 40 tahun silam. Banyak hal menarik dari serial ini. Selain banyaknya lagu lawas yang diputar (disesuaikan dengan masa kejadian sebuah perkara), banyak kejadian yang dibuat sangat dramatis, sehingga mampu menguras air mata penonton. Inti dari setiap episode serial itu pun sama : Memberikan ketengangan kepada keluarga korban, serta korban itu sendiri.

Serial Cold Case menjadi salah satu serial CBS yang sangat sukses di masa itu, sehingga dibuat hingga 7 Season, dan penayangan serial ini berakhir tahun 2010.

Kesuksesan serial ini dicoba untuk diikuti oleh Jepang. Pada tahun 2016, jaringan televisi Wowow merilis serial televisi Cold Case (コールドケース~真実の扉~  - Kurodo Kesu : Shinjitsu no Tobira). Serial bertotal 10 episode yang diperani Yo Yoshida, Kento Nagayama, Kenichi Takito, dan Ken Mitsuishi tersebut mengadaptasi beberapa episode populer Cold Case versi Amerika. Alhasil serial ini sangat sukses di Jepang, sehingga dibuat sekuelnya pada tahun 2018 berjudul Cold Case 2, dan diperani oleh pemeran yang sama.

Nah, tahun ini, jaringan televisi  China Tencen Pinguin mengadaptasi kembali serial televisi berjudul Cold Case menjadi serial televisi bertotal 30 episode berjudul sama (Cold Case - 冷案 / Leng An). Namun berbeda dengan serial televisi Cold Case versi Amerika dan Jepang (di mana karakternya merupakan pria dan wanita), para karakter utama serial ini adalah 4 orang wanita. Uniknya lagi, meski serial ini diproduksi tahun 2018 dan ditayangkan tahun 2019, namun setting waktu di serial ini adalah tahun 2016, seolah-olah ingin menghidupkan suasana "lawas".

Cold Case / Leng An menceritakan tentang Luo Ying Wei (Li Yuan), seorang polwan Divisi Narkotika yang sangat tangguh di jajarannya. Keberaniannya bertarung di lini depan menghadapi para gembong narkotika sangat ditakuti oleh para mafia, tetapi juga dihormati oleh para koleganya. Dalam sebuah penggerebekan pabrik narkoba, tentara Anti Narkoba yang dipimpinnya terjebak oleh kelompok mafia. Tembak-tembakan terjadi, dan banyak korban dari anggota polisi yang tewas. Meski demikian, Ying Wei berhasil menghancurkan pabrik narkoba yang kala itu sedang menciptakan narkoba jenis baru bernama Blue Demon.

Pasca kejadian itu, Ying Wei mengalami trauma dan memutuskan untuk berhenti dari Kesatuan Anti Narkoba, untuk kemudian meminta dipindahkan ke Divisi Arsip di Kantor Polisi Pusat di Shenzhen agar bisa berganti suasana dan mendapatkan ketenangan.

Divisi Arsip merupakan divisi yang paling diacuhkan dan dianggap tidak berarti. Staf yang ada di sana pun dianggap sebagai staf "rendah" dan tidak memiliki kemampuan. Hanya ada 3 staf di divisi tersebut : Wei Xin, Luo Yang, dan Feng Yi.

Wei Xin terlahir dari keluarga polisi. Ayahnya adalah seorang Inspektur Jendral. Kakaknya - Weng Yu ( Cai Wen Fei) - adalah Kepala Reserse Kriminal. Meski demikian, Wei Xin tidak suka ayahnya yang otoriter, sehngga selalu menentang ayahnya.

Luo Yang (Pu Tao) adalah seorang polisi berdedikasi tinggi. Meski memiliki kemampuan bela-diri yang luar biasa, dia sangat eomosional. Luo Yang adalah sahabat Wei Xin sejak kecil. Meski demikian, mereka selalu berselisih paham setiap kali bertemu. Meski demikian, hubungan mereka sangat dekat, dan diam-diam mereka saling melindungi satu dengan yang lain.

Feng Yi (Shi Shi) adalah seorang ahli komputer yang sangat cerdas. Meski demikian, dia sangat pendiam dan pemalu, sehingga jarang berbicara dengan rekan-rekannya. Weng Yu menaruh hati pada Feng Yi dan berusaha merekrutnya menjadi salah satu anggotanya. Tapi Feng Yi selalu menolak karena tidak tidak suka kekerasan dan takut darah. Di balik sikap pendiamnya, Feng Yi ternyata menyimpan kesedihan karena kematian kakaknya akibat kecelakaan, serta memendam dendam pada kakak iparnya yang menjadi "binal" pasca kematian sang kakak.

Kehadiran Ying Wei di Divisi Arsip awalnya dipandang sebelah mata oleh para staf di sana. Namun mereka mulai tertarik dengan kemampuan Ying Wei saat dia tanpa sengaja mempelajari sebuah kasus kejadian lawas yang terjadi di tahun 2008 yang melibatkan kematian anak sulung Guru Lin (Yang Xin Ming), yang merupakan Guru SMA Wei Xin dan Luo Yang. Kasus kematian Lin Hui (Zhuo Yi Ran) - anak Guru Lin - ternyata merupakan kasus yang pelik dan sangat rumit. Meski pelakunya sudah ditetapkan, namun banyak Pejabat Kepolisian yang meragukan penuntasan kasus itu. Ketika Ying Wei dan timnya menyidiki kasus itu semakin dalam, mereka menemukan petunjuk dan fakta yang sangat mengejutkan, sekaligus mengharukan.

Sama seperti seri Cold Case dan adaptasinya yang sudah dibuat, Cold Case versi China ini juga menampilkan akhir cerita yang mengejutkan dan tidak terduga, bahkan dibuat dengan sangat mengharukan. Berbeda dengan versi Jepang yang masih sangat setia dengan versi Hollywood, Cold Case versi China ini justru melakukan banyak perubahan, terutama bagian detil cerita yang disesuaikan dengan kondisi masyarakat China pada umumnya. Alhasil alurnya menjadi jauh lebih enak diikuti dan lebih banyak drama.

Selain menampilkan penelusuran kasus lawas yang belum terpecahkan, Cold Case / Leng An juga menampilkan cerita kejadian masa kini - tentang penelusuran Ying Wei pada peredaran narkoba jenis Blue Demon - yang merupakan benang merah dari keseluruhan cerita Cold Case.

Serial ini sangat seru dan menarik sekali. Satu hal yang saya sesalkan adalah serial ini terlalu "pendek". Meski dengan total 30 episode dan durasi 42 - 45 menit perepisode, namun karena ceritanya yang sangat cepat dan menarik, durasi dan episode yang banyak itu sangat tidak terasa.

Mudah-mudahan Tencent Pinguin akan membuat sekuel serial ini dalam waktu dekat ini.


Movie Review - Blood 13 (血十三, 2018)



Judul Film           : Blood 13
Sutradara             : Candy Li
Pemeran              : Huang Lu, Xie Gang, Qian Bo, Li Heng, Li Bin
Tanggal tayang   : 15 Juni 2018

Sebuah kota di sebelah Selatan Tiongkok digegerkan dengan penemuan sesosok mayat wanita yang menggantung di dalam kamar mandi di apartemennya. Tubuh sang wanita penuh luka dan darahnya dibiarkan mengucur ke ember kecil yang sengaja diletakkan di bawah tubuhnya.

Xing Min (diperani Huang Lu) - detektif kota tersebut, yang merupakan anak dari pensiunan Jendral di kepolisian - bersama asistennya, Mei Shuo (Li Heng), menyelidiki kasus pembunuhan tersebut. Mereka kemudian mendapat bantuan dari seorang detektif veteran bernama Zhou Min Sheng.

Dari penelusuran mereka, terungkap kalau korban adalah seorang PSK bernama Cheng Xiao (Dai Ya Fei). Sesaat sebelum dinyatakan hilang dan tewas, Cheng Xiao ditengarai berjumpa dengan tiga orang : kekasih adi Cheng Xiao, seorang supir taksi, dan seorang pejabat yang menjadi klien Cheng Xiao.


Namun lewat interogasi dan penyidikan mendalam, ketiga orang tersebut tidak terindikasi sebagai tersangka. Detektif Min Sheng meyakini kalau pembunuhan ini ada kaitannya dengan kasus pembunuhan PSK yang terjadi 15 tahun silam di kota lain yang tidak jauh dari kota yang sekarang. Tidak lama kemudian, terjadi lagi kasus pembunuhan yang terjadi pada 2 PSK lain.

Guna memancing sang pembunuh keluar, Xing Min memutuskan untuk menyamar menjadi PSK. Sementara itu, Detektif Min Sheng mulai membaca ada yang tidak beres dengan kasus ini, sehingga dia memulai penyidikan kembali dari awal dengan mempelajari semua fakta-fakta yang sudah ditemukan polisi. Dan akhirnya dia pun sadar siapa dalang pembunuhan itu sebenarnya.

Film ini sebenarnya sangat sukses "menjebak" penonton dengan promosinya : Judul film dan posternya cukup bikin penasaran. Dari sinopsisnya pun film ini mampu membuat penonton jadi kepingin nonton. Tapi sepertinya banyak penonton yang bakal kecewa dengan film ini.

Film berdurasi 88 menit ini memang menampilkan sebuah cerita detektif yang cukup menarik. Bahkan Sutradara Candy Li terbukti sangat berhasil membuat penonton terpaku ngeri dengan 5 menit pertama adegan di film ini yang terbilang cukup sadis. Sayang, kengerian dan ketegangan yang sudah dibangun di awal menjadi sia-sia karena menit-menit selanjutnya, film ini menjadi sangat kedodoran di mana-mana.

Konteks "pembunuh berantai" yang diusung film ini menjadi sangat absurb dan tidak masuk akal. Bagaimana mungkin seorang "Pembunuh Berantai" selama 15 tahun hanya mengincar 13 orang korban?

(Spoiler : Judul Blood 13 merujuk pada 13 korban yang diincar oleh Sang Pembunuh. Dalam film, dikisahkan bahwa pemicu dirinya menjadi pembunuh adalah saat istrinya memutuskan meninggalkannya dan menjadi PSK. Demi "menyucikan" istrinya yang sudah kotor, Sang Pembunuh kemudian membunuh 13 orang PSK. Aksi pembunuhan dilakukannya 15 tahun silam, dengan membunuh 10 orang PSK. Pembunuhan itu kemudian berhenti secara tiba-tiba tanpa penjelasan, dan "dilanjutkan" kembali 15 tahun kemudian).

Metode pembunuhan yang tidak konsisten, lokasi pembunuhan yang ga mungkin, waktu pembunuhan yang tidak logis, pemilihan korban yang sangat tidak jelas (meski ada polanya), dan bukti-bukti yang tidak konkret. Orang awam saja akan bertanya-tanya: Dengan ketidakjelasan demikian, bagaimana mungkin para polisi bisa menemukan pelakunya? Kalau di film ini, memang bisa saja karena para penonton sudah diarahkan untuk "mencurigai" pelakunya sejak awal, dan ceritanya sudah (dipaksakan) seperti itu. Tapi jika menggunakan nalar sehat, jelas sangat tidak masuk akal.

Dialog di film ini pun kurang greget dan terlalu dangkal. Penjelasan latar belakang kasus pun terlalu dipaksakan dan benar-benar tidak masuk logika.

Film ini pun ditutup dengan adegan kejar-kejaran mobil polisi dan pelaku kejahatan yang dibuat layaknya adegan kejar-kejaran era 70an. Teknik pengambilan gambarnya sangat tradisional dan tidak realistis.

Secara umum, film ini bisa dikatakan sebuah "produk gagal" yang sulit diterima penggemar film detektif. Kalau pun ada yang bisa menerima cerita semacam ini, tentu dengan catatan panjang (dan mungkin jauh lebih panjang dari skenarionya sendiri). Wajar jika kemudian pendapatan film ini tergolong biasa-biasa saja.

Saya pribadi cukup kecewa dengan film ini, meski sudah sangat berharap banyak karena melihat adegan awal yang cukup menjanjikan. Bagaimana dengan Anda?

Movie Review - No Mercy (언니, 2019)



Judul Film              : No Mercy
Sutradara                : Gyeong Taek
Pemeran                 : Lee Si Young, Park Se Wan, Lee Joon Hyuk, Choi Jin Ho
Tanggal tayang      : 1 Januari 2019

Saat membaca judul film ini - apalagi melihat poster filmnya yang terbilang cukup "sadis" - para penonton diberi kesan kalau film ini akan menampilkan adegan super brutal dan sadis, seperti film Villainess, The Man From Nowhere, atau The City of Violence. Sayang, harapan Penonton ternyata tidak terbukti, karena film No Mercy justru terbilang sangat "soft" dan tidak menampilkan aksi sadis yang berlebihan.

Film ini mengisahkan tentang seorang wanita bernama Park In Ae (Lee Si Young) yang baru keluar dari penjara gara-gara membela adiknya yang mengalami pelecehan seksual dari seorang pria. Saat pulang, In Ae berjumpa dengan adiknya, Park Eun Hye. Sang adik yang masih duduk di bangku SMA mengalami sedikit keterbelakangan mental, sehingga sering dimanfaatkan teman-temannya. Meski demikian, Eun Hye tidak pernah menceritakan masalah ini pada kakaknya.

Satu ketika, teman-teman Eun Hye mengumpankannya pada seorang lelaki hidung belang, yang tidak lain adalah seorang anggota geng. Eun Hye ditawan oleh sang pria dan teman-teman Eun Hye dipaksa membayar uang tebusan sebesar 10 juta won. Karena tidak merasa punya kepentingan untuk menolong Eun Hye, mereka membiarkan saja Eun Hye ditawan sang anggota geng.

Karena adiknya tidak pulang ke rumah, In Ae memutuskan untuk mencari sang adik. Di sekolah, dia menemukan informasi tentang perlakuan teman-teman adiknya. Berbekal informasi itu, In Ae melabrak teman-teman Eun Hye. Dari sana, dia mendapatkan informasi keberadaan sang anggota triad. Sayangnya, Eun Hye sudah berpindah tangan ke orang lain, sehingga In Ae mencari lagi orang yang menyembunyikan adiknya. Belakangan, Eun Hye ditawan oleh seorang anggota legislatif yang pernah menidurinya. Saat mengetahui hal ini, In Ae pun segera melabrak sang legislatif.

Meski menjanjikan tontonan yang seru, film ini sebenarnya tidak seseru yang saya harapkan. Koreografi pertarungannya kurang realistis. Meski Lee Si Young aslinya adalah seorang petinju amatir di kehidupan nyata, namun kemampuan bela dirinya kurang terekspos di film ini. Dia berusaha tampil garang, tetapi film ini tidak memberikannya ruang yang besar baginya untuk menunjukkan kemampuanya. Alhasil beberapa adegan perkelahian antara Lee Si Young dengan para pria terkesan "dibuat-buat". Sayang sekali, mengingat kemampuan beladiri Si Young cukup mumpuni.

No Mercy tidak menampilkan hal yang cukup "memorabel" untuk diingat. Mungkin hanya sekali nonton saja, setelah itu bisa dilupakan.


8 Film Keren yang Akan Rilis Februari 2019

Sebentar lagi kita akan melangkah ke bulan kedua tahun 2019. Ada banyak film keren yang sudah menanti dan recommended banget buat para moviegoers.

Ga perlu banyak ngomong, berikut ini adalah film-filmnya ya....

1 MISS BALA (Rilis : 1 Februari 2019)
Sutradara      : Catherine Hardwicke
Pemeran       : Gina Rodriguez, Ismael Cruz Cordova, Anthony Mackie

Awal Februari diawali dengan film super seru produksi Spanyol ini. Film bergenre thriller ini mengisahkan tentang Gloria (Gina Rodriguez) - seorang make-up artis dari Los Angeles - harus berurusan dengan kartel narkoba di Meksiko. Hal ini terjadi secara "kebetulan" saat dirinya mengunjungi sahabatnya di Tijuana, Meksiko.

Saat sedang berpesta, tiba-tiba sahabat Gloria diculik kelompok kartel narkoba. Jika ingin sahabatnya selamat, Gloria harus menyelundupkan narkoba milik kelompok itu. Gloria tidak bisa melaporkan kejadian ini pada polisi karena ada oknum polisi - termasuk Polisi Anti Narkoba - yang terlibat dalam jaringan kartel tersebut.

Tidak ada cara lain : Gloria harus memutar otak untuk bisa lepas dari cengkraman kartel tersebut. Dan Gloria mempertaruhkan segalanya untuk bisa mengubah keadaan dan menghancurkan kartel tersebut, serta menyelamatkan sahabatnya tersebut.



2. THE INFORMER (Rilis : 1 Februari 2019)
Sutradara         : Andrea Di Stefano
Pemeran          : Joel Kinnaman, Rosamund Pike, Clive Owen, Common, Ana de Armas

Diadaptasi dari novel Three Seconds karya Roslund / Hellstrom, film super seru produksi Inggris ini mengisahkan tentang Pete Koslow (Joel Kinnaman), seorang mantan kriminal yang direkrut oleh agen FBI korup untuk menyusup ke dalam geng Polandia yang melakukan operasi mereka di New York.

Saat melakukan penyidikan, Pete tertangkap polisi dan dijebloskan ke penjara. Celakanya, banyak orang di dalam penjara mengetahui identitas Pete sebenarnya. Bahkan ada beberapa orang yang kenal dekat dengan anggota geng Polandia.

Pete harus bertarung melawan waktu, berusaha keluar dari penjara, sekaligus membongkar kejahatan geng Polandia, sebelum identitasnya bocor.



3.THE LEGO MOVIE 2 : THE SECOND PART (Rilis : 8 Februari 2019)
Sutradara                : Mike Mitchell
Pemeran                 : Chris Patt, Elizabeth Banks, Tiffany Haddish, Charlie Day

Butuh 5 tahun bagi Warner Animation untuk merilis sekuel film The Lego Movie, yang sebelumnya menjadi film box-office di tahun 2014. Dan akhirnya film tersebut bisa rilis juga tahun ini. Film The Lego Movie 2 : The Second Part merupakan film layar lebar Lego keempat yang dirilis. Sebelumnya, Lego sudah merilis film The Lego Batman Movie, The Lego Ninjago Movie, dan The Lego Movie. Alur The Lego Movie 2 sendiri merupakan kelanjutan dari film The Lego Movie.

Dikisahkan 5 tahun pasca kejadian di seri pertama, Emmet Brickowski (Chris Pratt) - pekerja konstruksi di Bricksburg yang menjadi tokoh utama film ini - kembali ke kehidupan sehari-harinya. Kota Bricksburg pun kini menjadi kota yang tenang dan damai.

Tapi kedamaian Kota Bricksburg terusik ketika Duplo - kelompok penguasa yang bersebarangan dengan Lego - meluluh-lantakkan kota Bricksburg. Untuk menyelamatkan penduduk Bricksburg dari amukan Duplo, Emmet pun meminta bantuan teman-temannya untuk menghadapi musuh. Dan perang di Negara Lego itu pun terjadi kembali.



4.  COLD PURSUIT (Rilis : 8 Februari 2019)
Sutradara                : Hans Petter Moland
Pemeran                 : Liam Neeson, Laura Dern, Emmy Rossum, Tom Bateman

Film adaptasi dari film Norwegia Kradtidioten (In Order of Disappearance; 2014), mengisahkan tentang Nelson Coxman (Liam Neeson), seorang petugas pembersih salju di Rocky Mountains. Satu ketika anaknya dibunuh oleh salah seorang anggota kartel narkoba.

Dendam atas kematian anaknya itu, membuat Nelson menuntut balas dengan menghabisi orang-orang yang bertanggung jawab atas kematian anaknya tersebut.



5. THE PRODIGY (Rilis : 8 Februari 2019) 
Sutradara                  : Nicholas McCarthy
Pemeran                   : Taylor Schilling, Jackson Robert Scott, Colm Feore

Sebuah film horor lagi yang tayang bulan ini, dan dipastikan akan bikin Anda mengalami mimpi buruk akut.

Film ini mengisahkan tentang seorang anak kecil bernama Miles (Jackson Robert Scott) yang super-cerdas. Namun satu ketika dia menunjukkan perilaku aneh dan tidak wajar. Awalnya orang tuanya menganggap Miles mengidap gangguan psikologis. Namun semakin lama, perilaku Miles menunjukkan keganjilan yang makin mengerikan. Merasa anaknya mengalami kerasukan, orang tua Miles memutuskan untuk menyidiki apa yang membuat anak mereka demikian.

Jika Anda merasa pernah melihat wajah anak pemeran Miles,  maka Anda memang sangat jeli sekali. Pemeran Miles adalah Jackson Robert Scott, yang tidak lain adalah pemeran Georgie Denbrough, adik dari Bill Denbrough di film It (2017). Georgie adalah anak kecil berjas hujan kuning yang tewas dimakan Pennywise the Clown di awal film.



6. HAPPY DEATH DAY 2U (Rilis : 13 Februari 2019)
Sutradara                : Christopher Landon
Pemeran                 : Jessica Rothe, Israel Broussard Suraj Sharma, Ruby Modine

Tahun 2017 silam, film Happy Death Day merupakan salah satu film horor yang cukup sukses. Film ini mengisahkan seorang gadis bernama Theresa Gelbman (Jessica Rothe) yang terjebak di dalam lingkaran waktu dan terus-menerus mengalami kejadian pembunuhan dari sosok bertopeng dan berpakaian hitam.  Lewat "pengalaman" terbunuh berkali-kali, Theresa belajar bagaimana cara menghindarkan dirinya dari kejaran sang pembunuh. Pada akhirnya Theresa berhasil menyibak identitas pelaku pembunuhan sebenarnya.

Nah, seri ini mengisahkan kejadian 2 tahun pasca kejadian di seri pertama. Kali ini Theresa kembali terjebak dalam lingkaran waktu di mana ternyata ada pelaku pembunuhan lain yang mengincar dirinya. Theresa harus mencari jalan untuk keluar dari lingkaran waktu itu, atau dia akan tewas kembali untuk kedua kalinya.



7. ALITA : BATTLE ANGEL (Rilis : 14 Februari 2019)
Sutradara                 : Robert Rodriguez
Pemeran                   : Christoph Waltz, Jennifer Connelly, Mahershala Ali, Ed Skrein

Film yang diproduseri James Cameron ini terbilang merupakan film fiksi ilmiah yang sangat keren dan super canggih. Film ini menggabungkan antara animasi dan adegan nyata di mana percampuran keduanya menghasilkan adegan yang sangat memanjakan mata.

Diadaptasi dari manga Gunnm (Battle Angel Alita) karya Yukito Kishiro, film ini mengisahkan tentang Alita (Rosa Salazar) - sebuah "core" robot yang terbangun tanpa ada memori sama sekali. Dengan bantuan Dokter Dyson Ido (Christoph Waltz), Alita kemudian mendapatkan badan baru. Badan tersebut memungkinkan dirinya untuk melakukan banyak hal luar biasa dan mengejutkan, termasuk kemampuan bertarung.

Saat mencari tahu jati-dirinya, Alita harus berhadapan dengan banyak manusia mekanik yang mengincar nyawanya.



8. THE RHYTHM SECTION (Rilis : 22 Februari 2019)
Sutradara                : Reed Morano
Pemeran                 : Blake Lively, Jude Law, Sterling K. Brown

Setelah sukses berperan sebagai Albus Dumbledore di film Fantastic Beasts : The Crimes of Grindelwald (2018), tahun ini Jude Law kembali berakting dalam film thriller super seru. Tapi berbeda dengan film sebelumnya, di film ini dia berperan sebagai karakter antagonis.

Film ini bertutur tentang seorang wanita bernama Stephanie Patrick (Blake Lively) yang baru kehilangan keluarganya karena kecelakaan pesawat. Bagi Stephanie, kecelakaan tersebut bukan kecelakaan yang wajar dan dia memutuskan untuk menyidiki penyebab kecelakaan maut tersebut.

Semakin dalam penelusuran yang dilakukannya, semakin terkuak kalau ada oknum-oknum yang memang sengaja melakukan sabotase untuk membungkam seseorang yang ada di pesawat. Dan Stephanie memutuskan untuk mengungkap jati diri pelaku kecelakaan tersebut.






TV Series Recommended - MANIFEST (2018 - onward)


Judul TV Seri         : Manufest
Ditayangkan           : NBC
Pemeran                 : Melissa Roxburgh, Josh Dallas, Athena Karkanis, J.R. Ramirez
Tanggal tayang      : 24 September 2018
Total episode         : 16 


Bagaimana perasaan Anda saat melakukan perjalanan menaiki pesawat terbang, namun saat mendarat, Anda diberi tahu kalau sudah menghilang selama beberapa tahun? 

Inilah yang menjadi dasar cerita serial misteri terbaru produksi NBC berjudul Manifest ini.

Serial ini berfokus pada Michaela Stone (Melissa Roxburgh), seorang anggota kepolisian NYPD divisi 129 Precinct, yang pada tahun 2013 bersama keluarganya melakukan perjalanan liburan dengan menaiki pesawat Montego Air 828 dari Jamaica menuju New York City. Dalam perjalanan tersebut, pesawat mereka mengalami serangkaian goncangan di udara, namun semuanya terbilang sangat normal dan biasa saja.

Masalahnya ketika pesawat tersebut mendarat, mereka mendapatkan informasi dari NSA (National Security Agency) bahwa sekarang adalah tahun 2018. Pesawat mereka telah menghilang lebih dari 5 tahun. Tim pencarian telah dikerahkan untuk mencari keberadaan pesawat tersebut, namun tidak menemukan hasil, sehingga pesawat tersebut dinyatakan menghilang dan semua penumpangnya tewas.

Pasca kejadian itu, kehidupan semua penumpang benar-benar mengalami perubahan total. Mereka harus melakukan penyesuaian atas perubahan yang terjadi selama 5 tahun terakhir ini, terutama perubahan kehidupan mereka.

Bahkan Michaella harus menerima fakta pahit di mana tunangannya, Jared Vasquez (J.R. Ramirez) - detektif NYPD divisi 129 Precinct - telah menikah dengan sahabatnya.

Selain melakukan penyesuaian pada kehidupan baru mereka, satu-persatu penumpang pesawat mulai mengalami gangguan di mana mereka sering mengalami gangguan sakit kepala, dan halusinasi. Michaela pun mengalami gangguan yang sama. Dia berencana untuk melakukan penyidikan atas kondisi yang dialaminya, dan dia mencoba menyidikannya dari pesawat yang ditumpanginya. Sayang, pesawat itu meledak sebelum Michaella sempat menyidikinya, sehingga semua bukti pun hancur tanpa jejak.

Sementara itu, salah seorang penumpang - Kelly (Julienne Hanzelka Kim) - mengetahui rahasia di balik menghilangkan pesawat 828 dan berencana menyampaikan hal tersebut pada media. Namun sebelum rencananya terwujud, Kelly tiba-tiba tewas terbunuh. Kematian Kelly memicu rasa penasaran Michaella, yang kemudian mengajak Ben (Josh Dallas) - adik Michaella - untuk menyidiki kasus kematian Kelly dan misteri menghilangnya mereka selama 5 tahun. Ben sendiri tiba-tiba memiliki kemampuan misterius yang mampu membaca pikiran orang lain.

Penyidikan yang dilakukan Michaella dan Ben ternyata mengungkap banyak fakta-fakta mengejutkan, sekaligus menguak tabir konspirasi tingkat tinggi yang membahayakan nyawa mereka.

Serial ini terbilang sangat menarik karena alurnya yang sangat tidak terduga. Sambutan penonton pun cukup baik. Tiga episode pertama serial ini mampu menarik perhatian lebih dari 18 juta penonton. Tentu saja ini sebuah prestasi untuk serial Manifest. Tidak menutup kemungkinan serial ini akan berlanjut di Season Kedua tahun depan.


DO YOU KNOW? 
Setiap episode serial Manifest menggunakan istilah-istilah yang biasa digunakan di gunia penerbangan. Beberapa istilah tersebut adalah : Reentry, Turbulance, Unclaimed Baggage, Connecting Flight, dan lain-lain.

Jeff Rake - kreator serial televisi Manifest - telah merancang cerita serial ini sejak 10 tahun silam, saat dia sedang melakukan perjalanan wisata dengan keluarganya. Saat ceritanya ditawarkan ke beberapa jaringan televisi, semuanya menolak. Akhirnya Rake memutuskan untuk menyimpan skenarionya tersebut. Pada tahun 2014, ketika pesawat Malaysia Air MH370 menghilang, dia teringat kembali dengan skenarionya. Setahun pasca kejadian Malaysia Air tersebut, Rake menawarkan kembali skenarionya ke jaringan televisi Amerika. Kali ini, NBC merespon dan setuju untuk memproduksi cerita karyanya.

Entah ada makna tersendiri atau kelak berhubungan dengan alur cerita, di setiap episode serial televisi Manifest, Anda dapat selalu bisa menemukan angka 828. Apakah angka itu merupakan kunci misteri kisah serial televisi ini? Hingga hari ini belum ada penjelasannya ....

Ada pun adegan yang menampilkan angka 828 adalah :
- Nomer penerbangan pesawat Montego Air adalah 828.
- Ketika Michaela berada di gereja, bagian Alkitab yang dibacanya adalah Kitab Roma 8 : 28.
- Nomer rumah di mana Michaela melepaskan anjing-anjingnya adalah nomer 828.
- Begitu juga nomer rumah di mana Michaela menemukan gadis remaja yang hilang, yaitu 828.
- Nomer rumah karakter Jared dan Lourdes adaah 3528, di mana 3 + 5 = 8.
- Di episode 3, terlihat rumah Ben 2414. Dengan menggunakan angka pertama sebagai pengali, maka didapatlah : 2x4 = 8, 2x1 = 2, dan 2x4 = 8, sehingga nomer yang terbaca adalah 828.

Ada "sedikit" kekeliruan dalam penggunaan pesawat di serial Manifest. Pesawat yang digunakan Montego Air adalah pesawat Boeing 737-200, di mana pesawat itu maksimal hanya bisa menampung 136 penumpang. Tapi dikisahkan total penumpang dalam pesawat adalah 191 orang. Jenis pesawat yang mampu menampung penumpang sebanyak itu adalah Boeng 737-800 Jenis Terbaru.

Serial televisi Manifest merupakan serial keempat yang episode pertamanya bertemakan kejadian misterius di pesawat. Tiga serial sebelumnya adalah Lost (2004), Fringe (2008), dan The Strain (2014). Dua serial pertama diproduseri J.J. Abrams, sedangkan dua serial kedua diproduseri Carton Cuse (yang juga salah seorang produser serial televisi Lost).





Movie Review - TRUTH OR DARE (2018)

Judul Film              : Truth or Dare
Sutradara                : Jeff Wadlow
Pemeran                 : Lucy Hale, Tyler Posey, Violett Beane, Hayden Szeto
Tanggal rilis           : 13 April 2018

Sebuah film anak muda bergenre horor-supranatural baru-baru ini tayang di Amerika Serikat. Dibuat dengan dana yang tidak besar (US$ 3.5 juta), film ini mampu meraup keuntungan sebesar US$ 21 juta dan berada di peringkat ketiga tangga Box Office Amerika Serikat, persis di bawah A Quiet Place (peringkat pertama) dan Rampage (peringkat kedua).

Alur cerita film ini sebenarnya sederhana saja : Sekelompok pemuda bertamasya ke Meksiko. Di sana, mereka berkenalan dengan seorang pria penduduk lokal bernama Carter (London Liboiron) yang mengajak mereka bermain sebuah permainan klasik Amerika Serikat bernama Truth or Dare. Dalam permainan itu, setiap orang diberi tantangan : Mengatakan sesuatu dengan jujur (Truth) atau menerima tantangan melakukan hal ekstrim (Dare).

Awalnya para pemuda itu menganggap permainan itu biasa-biasa saja. Tetapi rupanya permainan itu justru merupakan permainan kutukan yang harus dimainkan terus-menerus. Jika salah seorang pemain menolak melakukan permainan tersebut, maka dia pun akan tewas sebagai konsekuensi dari ketidak-taatannya pada permainan.

Maka sudah dapat ditebak : Satu persatu korban berjatuhan. Dan yang masih hidup berusaha mencari cara untuk mematahkan kutukan tersebut.

Kalau mau jujur, film horor atau thriller yang diperani para artis remaja dan ABG sebenarnya menampilkan banyak hal konyol. Film jenis ini sempat meraih kejayaan ketika di tahun 1990an ketika film Scream (1996) sukses dan menjadi film remaja bergenre slasher paling populer di masa itu. Tidak heran, banyak produser yang kemudian merilis film-film thriller dan horor yang diperani aktor dan artis ABG. Alur cerita tidak perlu rumit dan detil. Penonton tidak akan terlalu memperhatikan. Justru fokus mereka hanya pada para pemeran film yang cantik dan seksi, atau tampan dan bertubuh bagus.

Hal serupa juga terjadi pada film ini. Uniknya, para pemain muda yang bermain di film Truth or Dare adalah para artis yang biasanya bermain di serial televisi Amerika Serikat : Lucy Hale adalah pemeran di serial televisi Pretty Little Liars produksi Freedom, Tyler Posey di serial televisi Teen Wolf (MTV), Violett Beane di serial televisi The Flash (CW), dan Hayden Szeto di serial televisi The Good Place (NBC).

Jadi terbilang cukup wajar jika akting mereka belum senatural artis yang langsung terjun ke layar lebar seperti Gal Gabot, Jason Momoa, Ezra Miller, dan Tom Holland. Meski demikian, mungkin kita bisa memberikan nilai lebih pada Lucy Hale yang punya kematangan berakting yang agak lebih baik yang artis lain di film Truth or Dare, terutama saat dia sedang berperan sebagai orang yang kerasukan.

Sebagai sebuah film hiburan, Truth or Dare cukup sukses dan berhasil menghadirkan ketegangan serta membuat penonton penasaran. Tetapi jika Anda adalah penonton yang mengharapkan film dengan cerita yang cerdas, jangan harap dapat menemukannya di film ini. Sudah pasti film ini tidak menawarkan apapun selain kejutan demi kejutan. Akting para pemain pun terbilang cukup standar tanpa memberikan nilai lebih.

Meski secara kualitas film ini kurang, tetapi karena perolehan film ini cukup lumayan, tidak heran jika dalam waktu dekat, sekuel film ini akan dibuat.


Recommended Movie - CULT OF CHUCKY (2017)



Judul Film              : Cult of Chucky
Sutradara                : Don Mancini
Pemeran                 : Brad Dourif, Fiona Dourif, Alex Vincent, Jeniffer Tilly
Tanggal tayang      : 3 Oktober 2017

Jauh sebelum Generasi Milenial mengenal boneka terkutuk Annabelle, ada boneka pembunuh berantai yang sudah lebih dulu menjadi legenda dan menghantui penonton di dunia. Boneka itu bernama Chucky.

Ya, Chucky adalah boneka yang paling mengerikan dan telah menghantui moviegoers sejak tahun 1980an. Dan tahun ini, Chucky muncul kembali lewat film berjudul Culf of Chucky.  Film ini sendiri merupakan seri ketujuh dan sekuel langsung dari film Curse of Chucky yang sebelumnya sudah dirilis tahun 2013 silam.

Pada film Curse of Chucky, dikisahkan kalau boneka terkutuk Chucky (disuarakan oleh Boris Dourif) dikirim ke kediaman Keluarga Pierce. Di kediaman itu, Chucky kemudian membunuh para penghuni rumah : Sarah Pierce (Chantai Quesnelle; sang Ibu), Barbie (Danielle Bisutti; anak sulung), Ian (Brennan Elliot; suami Barbie), Jill (Maitland McConnell; pengasuh anak Barbie), dan Alice (Summer H. Howell; anak Barbie).

Hanya Nica Pierce (Fiona Dourif), anak bungsu Sarah Pierce dan satu-satunya korban yang selamat. Dari Chucky sendiri, Nica mendapatkan fakta mengejutkan : Ternyata saat masih menjadi manusia bernama Charles Lee Ray, Chucky pernah jatuh hati dengan Sarah Pierce. Demi mendapatkan Sarah, Chucky kemudian membunuh ayah Nica dan Barbie. Namun tindakannya diketahui Sarah yang kemudian menjebak Chucky dan dikejar polisi. Itulah sebabnya Chucky memendam dendam pada Sarah dan keluarganya, serta berniat menghabisi mereka semua.

Sebelum Chucky berhasil membunuh Nica, polisi datang ke lokasi kejadian. Karena hanya Nica yang ada di sana, maka dia dinyatakan sebagai pelaku tunggal pembunuhan sadis keluarganya tersebut. Dan karena Nica meracau saat ditangkap, dia dinyatakan mengalami gangguan jiwa, sehingga mendapat perawaran di Institusi Sakit Jiwa.

Chucky kemudian dikirim ke rumah Andy Barclay (Alex Vincent) untuk menuntaskan misinya yang tertunda. Namun, Andy sudah lebih dulu menyadari kehadiran Chucky, sehingga sebelum Chucky bertindak, Andy segera menembak kepala Chucky.

Nah, film Cult of Chucky melanjutkan cerita dari film Curse of Chucky. Di film ini, dikisahkan kalau Nica dipindahkan dari institusi sakit jiwa baru di mana di sana, dia menjalani sesi penyembuhan. Rupanya dalam proses penyembuhan,  Dr Foley (Michael Therriault) - Sang Psikolog - menggunakan Boneka Good Guy, yang tidak lain adalah wujud manifestasi Chucky. Di antara semua pasien, hanya Madeleine (Elisabeth Rosen) yang tertarik untuk merawat boneka tersebut seperti anaknya sendiri.

Tidak lama setelah itu, ternyata serangkaian pembunuhan sadis di rumah sakit tersebut. Pelakunya sudah jelas : Chucky. Tetapi tidak ada orang yang mempercayai, bahkan semua menuding Nica adalah pelaku sebenarnya.

Di lain tempat, Andy Barclay punya hobi baru, yaitu menyiksa Chucky yang hanya tersisa kepala. Saat mendengar adanya pembunuhan di rumah sakit jiwa dengan modus-operandi seperti yang biasa dilakukan Chucky, Andy menjadi penasaran karena seolah-olah ada orang lain yang menjiplak gaya Chucky. Ternyata, saat membunuh keluarga Piece, Chucky sempat memindahkan rohnya ke tubuh Alice, dan menjadikannya sebagai medium untuk memultiplikasi dirinya. Jadi kini Chucky ada di beberapa boneka Good Guy dan leluasa membunuh siapapun yang diingininya.

Guna menghentikan aksi Chucky, Andy pun bergegas menuju ke rumah sakit jiwa, buat menghadapi Chucky untuk yang keterakhir kalinya.

Banyak pengamat dan penggemar film Chucky memuji film ini karena memiliki alur cerita yang jauh lebih berkembang dibandingkan seri-seri sebelumnya. Hal yang paling menarik dari Cult of Chucky adalah banyaknya kejutan yang sama sekali tidak terduga sehingga film ini tidak membosankan dan tidak mudah ditebak alurnya.


ABOUT "CHUCKY"
Mungkin setelah menonton film ini, Anda akan sangat penasaran dengan sosok boneka Chucky dan berusaha menemukan semua film Chucky. Tapi Anda harus kecewa karena mungkin hanya ada 4 dari total 7 film saja yang berjudul Chucky yang akan Anda temukan.
Brad Dourif sebagai Charles Lee Ray (Child's Play)

Chucky sendiri adalah karakter antagonis yang awalnya muncul di film Child's Play. Film ini adalah film bertema horor kreasi Don Mancini. Child's Play pertama dirilis tanggal 9 November 1988, dengan sutradara Tom Holland dan diperani Alex Vincent, Catherine Hicks, Chris Sarandon, serta Brad Dourif. Film ini mengisahkan tentang Charles Lee Ray (diperani Brad Dourif), seorang pembunuh berantai yang selalu membunuh korbannya dengan cara yang sangat kejam. Pembunuh yang punya nama panggilan "Chucky" ini dikenal juga dengan sebutan "Si Pencekik dari Lakeshore". Selain hobi membunuh, Chucky juga seorang praktisi sihir Voodoo yang memungkinkannya tidak bisa mati saat ditempak polisi.

Dalam sebuah aksinya, Chucky tertembak oleh seorang polisi. Sebelum meninggal, Chucky berhasil memindahkan rohnya ke sebuah boneka Good Guy. Boneka tersebut ditemukan oleh gelandangan yang kemudian menjualnya pada keluarga Barclays. Boneka itu akhirnya diberikan pada Andy Barclays (Alex Vincent) sebagai hadiah ulang tahun. Chucky kemudian ingin memindahkan rohnya pada Andy, tetapi tindakannya gagal. Marah karena tidak berhasil menguasai Andy, Chucky pun membantai keluarga Andy.

Dibuat dengan biaya yang cukup murah (US$ 9 juta), film ini meraih penghasilan sebesar US$ 44.2 juta. Prestasi ini cukup menggembirakan sehingga sekuel film ini pun disetujui untuk dibuat.

Maka tahun 1990, film Child's Play 2 dirilis. Sama seperti seri pertamanya, skenario dibuat oleh Don Mancini serta disutradarai John Lafia. Hanya Alex Vincent dan Brad Dourif yang kembali bermain di film ini. Sementara itu, pemeran lain yang bergabung antara lain Gerrit Graham, Jenny Agutter, dan Christine Elise (sebagai Kyle, kakak angkat Andy).

Mengambil setting 2 tahun pasca kejadian di seri pertama, Child's Play 2 mengisahkan tentang perusahaan PlayPals - yang memproduksi boneka Good Guy - membuat ulang boneka Good Guy yang dirasuki Chucky. Dan boneka itu pun hidup kembali serta membunuhi orang-orang di dalam perusahaan tersebut. Chucky kemudian memburu Andy untuk menuntaskan misinya: memindahkan rohnya ke tubuh Andy. Namun sebelum aksinya berhasil, Andy dan Kyle berhasil menghancurkan boneka Chucky kembali.

Sama seperti seri pertamanya, film Child's Play 2 pun meraih kesuksesan yang sama. Dengan biaya produksi US$ 13 juta, film ini berhasil meraup keuntungan hingga US$ 35.7 juta. Dan kembali lagi Produser akhirnya setuju untuk memproduksi seri ketiga dari Child's Play.

Tahun 1991, film Child's Play 3 akhirnya dirilis. Skenario tetap ditulis oleh Don Mancini, namun penyutradaraan diserahkan kepada Jack Bender. Kali ini hanya aktor Brad Dourif saja yang kembali dipercaya menjadi pengisi suara Chucky. Sedangkan para aktor pendukung film ini antara lain Justin Whalin, Dakin Matthews, Perrey Reeves, Dean Jacobson, dan Travis Fine.

Dikisahkan 8 tahun sejak kejadian di film Child's Play 2, Andy Barclay (Justin Whalin) telah remaja dan dikirim ke Sekolah Tentara Kent Military Academy.

Sementara itu, bekas boneka Chucky telah didaur ulang dan digunakan kembali di boneka Good Guy versy baru. Akibatnya sudah dapat ditebak : Chucky hidup lagi dan kembali mencari keberadaan Andy Barclays.

Namun ketika menemukan keberadaan Andy di barak tentara, Chucky pun memindahkan sasarannya pada Ronald Tyler (Jeremy Sylvers), salah seorang rekan Andy. Beberapa kali usaha dilakukan Chucky agar dapat memindahkan rohnya ke tubuh Tyler, tetapi selalu gagal. Namun ketika dia sudah berhasil menguasai Tyler, Andy berhasil mencegah arwah Chucky berpindah ke Tyler, kemudian berhasil membunuh Chucky kembali dengan melemparkannya ke kipas raksasa, sehingga tubuh Chucky hancur berantakan.

Sayang, hasil yang diraih Child's Play 3 tidak sebaik yang kedua seri sebelumnya. Selain perolehan penghasilan yang sangat kurang (hanya meraup US$ 20.5 juta), banyak kritikus yang mengkrisi film ini lemah dalam plot cerita. Meski demikian, satu hal positif yang ada di film ini adalah penggunaan boneka animatronik yang cukup baik. Boneka robot tersebut berhasil menampilkan perubahan ekspresi Chucky dengan sangat sempurna.

Bagi Don Mancini sendiri, Child's Play 3 adalah film terburuk yang pernah dibuat, sehingga dia enggan untuk terlibat dalam pengerjaan sekuel film Child's Play lagi.

Tujuh tahun kemudian (1998), sekuel film Child's Play dirilis. Namun berbeda dengan 3 seri sebelumnya, mulai seri keempat ini, film boneka pembunuh ini menggunakan nama Chucky sebagai judul film. Karena itu, di tahun ini, sekuel tersebut dirilis dengan judul Bride of Chucky. Don Mancini masih menulis skenario film. Sedangkan sutradara film ini adalah Ronny Yu, Sutradara Hong Kong yang sebelumnya sukses membuat dwilogi film wuxia The Bride With White Hair (1993; diperani Leslie Cheung dan Bridgitte Ling Ching Sia).

Brad Dourif masih dipercaya sebagai pengisi suara boneka Chucky. Sedangkan aktris Jennifer Tilly mendapat peran sebagai Tiffany Valentine, kekasih Chucky yang juga nantinya menjadi boneka. Selain mereka berdua, artis lain pendukung film ini adalah John Ritter, Katherine Heigl, dan Nick Stabile.

Meski dibuat 7 tahun kemudian, namun film Bridge of Chucky mengambil setting 1 bulan pasca kejadian di Child's Play 3.

Dikisahkan pasca pembantaian di Barak Tentara, Tiffany Valentine (Jennifer Tilly) - kekasih Charles Lee Ray - diam-diam mengambil sisa tubuh Chucky, lalu membangkitkan Chucky kembali dengan ilmu voodoo yang dipelajarinya. Setelah Chucky hidup kembali, Tiffany memaksa Chucky untuk menikahinya. Namun Chucky menolak, sehingga dia dikurung di sebuah lemari. Chucky berhasil melarikan diri, kemudian membunuh Tiffany. Setelah itu, Chucky memasukkan arwah Tiffany ke dalam boneka wanita, dan boneka itu pun hidup.

Karena masih berkeinginan untuk menjadi manusia kembali, Chucky mengajak Tiffany untuk mencari tubuh yang tepat. Mereka pun menemukan Jesse (Nick Stabile) dan kekasihnya, Jade (Katherina Heigl) sebagai sasaran.  Saat Chucky berusaha memindahkan arwahnya dan Tiffany ke tubuh Jesse dan Jade, terjadi pertarungan hebat. Jade berhasil membunuh Chucky. Sedangkan Tiffany - yang saat itu ternyata sedang hamil - melahirkan anak-anak berbentuk boneka, sebelum akhirnya menghembuskan nafas terakhir.

Film ini memiliki perbedaan dengan seri-seri film Chucky sebelumnya, karena sangat dominan dengan komedi yang dibalur dengan adegan sadis khas film-film Child's Play. Alhasil formula ini mampu merebut hati penonton. Dibuat dengan dana US$ 25 juta, film ini mampu meraup keuntungan hingga US$ 50.7 juta.  Film ini pun mendapat pujian dari para kritikus dan penonton dan dianggap jauh lebih baik daripada 3 seri Child's Play. Selain itu, banyak penonton yang juga memuji penampilkan Chucky yang baru : penuh jahitan dan guratan di wajahnya. Penampilan ini membuat Chucky tampak jauh lebih seram dan sadis.

Meski banjir pujian, namun tidak sedikit penonton yang kecewa karena tidak melihat perseteruan Chucky - Andy Barclay yang menjadi "trade-mark" dan benang merah cerita film-film Child's Play.

Karena itu - dan sehubungan dengan suksesnya film Bridge of Chucky - maka pada tahun 2004 dibuatlah sekuel berikutnya dari Chucky yang berjudul Seed of Chucky. Kali ini, kursi penyutradaraan dipercayakan pada Don Mancini sendiri, selaku kreator Chucky. Brad Dourif masih dipercaya sebagai pengisi suara Chucky. Begitu juga Jennifer Tilly yang masih dipercaya mengisi suara Tiffany Valentine.

Film ini mengambil setting waktu 6 tahun pasca kejadian film Bridge of Chucky. Dikisahkan Glenn (Billy Boyd), anak Chucky berbentuk boneka mencari kedua orang tuanya. Setelah tahu kedua orang tuanya telah meninggal, Glenn menggunakan ilmu voodoo untuk membangkitkan kedua orang tuanya. Chucky dan Tiffany pun hidup kembali. Mereka bertiga kemudian mencari tubuh manusia yang bisa mereka gunakan untuk bertukar jiwa. Tetapi setelah bertukar jiwa dengan pasangan artis, dan artis tersebut melahirkan anak kembar, Chucky berkeinginan untuk menjadi orang baik. Hal ini ditentang Tiffany, yang kemudian berusaha membunuh Chucky. Namun Chucky justru berhasil membunuh kekasihnya terebut.

Melihat ibunya dibunuh, Glenn pun kemudian membunuh Chucky. 

Berbeda dengan seri-seri sebelumnya, film ini lebih kental unsur komedi daripada horornya.Inilah yang menjadi sebab film ini kurang sukses di pasaran, bahkan mendapat cercaan dari para penonton dan kritikus film.

Buruknya hasil yang didapat Seed of Chucky, membuat produser franchise film Chucky memutuskan untuk menghentikan produksi Chucky. Namun karena merasa penggemar Chucky masih banyak yang menantikan kemunculan Chucky kembali, Don Mancini akhirnya mencari produser baru untuk merilis seri Chucky berikutnya. Dan tahun 2013, sekuel Chucky berikutnya - Curse of Chucky - dirilis. Sayangnya, film tersebut dirilis dalam bentuk video (Video-On-Demand) dan menjadi seri pertama yang dirilis dalam bentuk demikian.

Meski dirilis dalam bentuk video, film Curse of Chucky meraih kesuksesan yang luar biasa, sehingga akhirnya dibuat kembali sekuel dari Curse of Chucky - yaitu Cult of Chucky - yang kita ulas di atas.