Showing posts with label asian games. Show all posts
Showing posts with label asian games. Show all posts
TV Series Recommended - CAUGHT IN THE HEARTBEAT (青春警事, 2018)
Judul TV Series : Caught in the Heartbeat
Jaringan TV :Tencent & Dragon TV - China
Pemeran : Jiao Jun Yan, Yang Ting Dong, Wei Da Xun, Wang Zi Xuan
Tanggal tayang : 2 Juli 2018 - sekarang
Total episode : 40
Bicara serial televisi Tiongkok, kita semua akan langsung membayangkan serial televisi bergenre wuxia. Ya, Tiongkok memang terkenal dengan serian wuxia-nya yang mengagumkan, baik dari segi cerita maupun penggarapannya. Pertarungan wuxia serian Tiongkok selalu seru dan menarik.
Sedikit orang yang tahu, kalau serial televisi Tiongkok sudah sangat berbeda. Mereka tidak lagi hanya membuat serian wuxia, tetapi sudah merambah ke genre-genre yang bervariasi, mulai dair drama, thriller, misteri, fantasi, hingga genre petualangan. Dan salah satu serian Tiongkok befgenre non-wuxia yang sedang tinggi rating-nya adalah serial Caught in the Heartbeat (青春警事 - Qing Chun Jing Shi).
Serial bergenre thriller-komedi ini mengangkat cerita yang cukup unik, dan terbilang belum pernah diangkat sebelumnya oleh serial manapun.
Ceritanya berpusat pada seorang gadis muda bernama Jing Gu (Jiao Jun Yan) yang tergeletak di rumah sakit dalam keadaan koma selama 3 tahun. Satu ketika, Detektif Tang Yi Xiu (Wei Da Xun) melakukan pengejaran kepada seorang tersangka kejahatan. Sang Kriminal masuk ke dalam kamar pasien Jing Gu dan melakukan perlawanan. Secara tidak sengaja Detektif Tang terjatuh dan mencium Jing Gu.
Secara ajaib - bak kisah Putri Salju - Jing Gu terbangun pasca dikecup Detektif Tang.
Meski sudah sadar, namun Jing Gu mengalami amnesia sehingga dia tidak ingat semua kejadian di masa lalu. Dia kemudian mengetahui kalau orang tuanya telah tiada dan dia dirawat oleh Pamannya, yang merupakan Direktur Kepolisian Tiongkok. Karena ayahnya juga seorang polisi yang meninggal saat bertugas, Jing Gu akhirnya memutuskan untuk mendaftar sebagai polisi. Dia diterima dan bekerja sebagai staf administrasi barang bukti.
Tak lama berselang, terjadi pembunuhan misterius yang menewaskan seorang model terkenal dari Tiongkok. Sang model ditemukan tewas di sungai yang terletak di pelosok di dalam hutan. Padahal model ini seharusnya saat ini sedang menikmati liburan di Paris. Detektif Tang mendapat tugas untuk menyidiki kasus ini. Secara tidak sengaja dia berpapasan kembali dengan Jing Gu. Entah mengapa, saat Jing Gu menyentuh barang bukti yang dipegang Detektif Tang, dia mendapatkan penglihatan tentang kejadian pembunuhan.
Selain mendapat penglihatan, otak Jing Gu tiba-tiba dapat mengingat banyak hal yang sangat detil. Dia disebut memiliki "memori super" berkat kejadian koma yang dialaminya.
Berbekal kemampuan "ingatan super" yang dimilikinya, Jing Gu bekerja sama dengan Detektif Tang menyidiki kasus pembunuhan tersebut, sekaligus menyidiki masa lalu Jing Gu yang misterius.
Sekilas alur cerita serial ini mirip dengan serial televisi Korea Investigation Couple. Meski demikian, serial Caught in The Heartbeat memiliki perbedaan yang sangat mencolok. Salah satunya adalah dari total episodenya yang terbilang jauh lebih panjang daripada Investigation Couple. Selain itu, Investigation Couple banyak melibatkan Ahli Forensik, sedangkan Caught in the Heartbeat lebih banyak menampilkan investigasi dan hubungan kocak Jing Gu - Detektif Tang.
Meski mengusung genre yang "serius", alur cerita serial ini terbilang sangat ringan dan mudah dicerna. Jadi penonton pun tidak dipusingkan dengan teori psikologi "berat" seperti yang biasa digunakan oleh serian produk Hollywood.
DO YOU KNOW?
Meski di awal episode disebutkan lokasi kejadian serial ini di Kota Tian Yi, namun proses shooting serial ini dilakukan sepenuhnya di Kota Shenzhen.
Untuk bisa tampil realistis, para pemeran utama - terutama Jiao Jun Yan dan Wei Da Xun - mendapat gemblengan langsung dari Kepolisian Tiongkok. Selain latihan fisik yang cukup berat, mereka pun dilatih untuk menggunakan senjata api, senjata tajam, serta teknik melumpuhkan lawan.
Proses pengambilan gambar seluruh episode dilakukan selama 4 bulan, dimulai dari tanggal 25 April hingga 16 Agustus 2018.
Kontroversi di Balik Pembuatan Reality Show "DATING NAKED"
Tahun 2014 silam, jaringan televisi VH-1 merilis sebuah reality-show yang sangat kontroversi berjudul "Dating Naked". Konsep acaranya adalah mempertemukan beberapa pria dan wanita untuk saling mengenal dan menjalin hubungan asmara. Bedanya dengan acara "mak-comblang" yang sudah ada sebelumnya, dalam acara ini semua kontestan tampil tanpa busana sama sekali.
Yep.... Anda tidak salah baca : Semua kontetas tampil tanpa busana alias "b*gil". Sejak awal hingga akhir acara mereka sama sekali tidak mengenakan sehelai benang pun. Meski demikian, jangan berpikir kotor dulu. Walau semuanya tanpa busana, namun seluruh bagian vital mereka dikaburkan, sehingga penonton acara tidak akan bisa melihat bagian tersebut.
Tujuan acara ini dibuat adalah agar para kontestan dapat mengenal calon pasangannya secara terbuka dan tidak menutupi apapun, termasuk bagian intim mereka. Dengan demikian diharapkan para peserta dapat menerima kelemahan dan kekurangan dari calon pasangan mereka nanti.
Meski tujuannya baik, namun acara ini memicu kontroversi yang cukup ramai di dunia maya. Sejak penayangan pertamanya hingga acara ini dihentikan (April 2017), serial ini terus-menerus menuai protes keras, baik dari penonton, bahkan para peserta acara tersebut.
TANPA BUSANA SEJAK AUDISI
Kontroversi sebenarnya sudah terjadi saat audisi dilakukan. Para peserta yang mendaftar untuk mengikuti audisi acara ini diharuskan tampil tanpa busana sama sekali. Tujuan hal ini dilakukan agar para kontestan bisa merasa nyaman saat mengikuti proses pengambilan gambar. Karena selama pengambilan gambar (yang semuanya dilakukan di lokasi terbuka dan mungkin dipenuhi dengan orang-orang "normal" yang berbusana), mereka diwajibkan untuk tidak mengenakan pakaian sama sekali dan harus bisa tampil rileks.
Proses audisi terdiri dari serangkaian wawancara dengan berbagai orang, mulai dari Eksekutif Acara "Dating Naked" hingga psikolog dan ahli kepribadian. Mereka pun diwajibkan mengisi formulir Kuesioner yang terdiri dari 500 pertanyaan.
MEMBANDINGKAN UKURAN
Hal yang cukup mengganggu fokus para kontestan di acara "Dating Naked" adalah perhatian mereka pada alat genital sesama mereka. Para pria tanpa sadar sering membandingkan "milik" mereka sehingga seringkali hal itu menimbulkan perasaan malu, yang berdampak pada "mood" mereka saat sedang di depan kamera.
Sutradara acara ini sering menghentikan acara guna memberikan arahan bagi para peserta pria yang tampak kurang bersemangat mengikuti acara tersebut.
Sebaliknya, para wanita tampak biasa-biasa saja dan tidak terlalu memperhatikan "ukuran" aset masing-masing. Hanya saja di awal proses pengambilan gambar, fokus mereka seringkali teralihkan oleh tampilan genital para pria yang sangat mengganggu. Namun seiring waktu, mereka berhasil berkonsentrasi dan menuntaskan setiap adegan.
PARA PRIA SENANG MENYENTUH .... DAN ITU SANGAT MENGGANGGU PARA WANITA
Hal yang paling mengganggu para kontestan wanita adalah "keisengan" para kontestan pria yang senang menyentuh bagian apa saja dari tubuh mereka, baik saat proses pengambilan gambar, maupun saat istirahat. Mereka tidak dapat berbuat apa-apa karena perihal "sentuh-menyentuh" tersebut tercantum dalam kontrak.
Meski demikian, tidak berarti para pria bisa seenaknya saja menyentuh kontestan wanita dengan alasan apapun juga. Diane Poulos, salah seorang kontestan wanita selalu membalikkan punggungnya ketika ada kontestan pria mencoba menyentuh bagian dadanya.
NYAMUK DAN SENGATAN MATAHARI
Season Pertama "Dating Naked" dilakukan di Panama. Meski memiliki pemandangan pantai yang indah, tetapi lokasi itu menjadi momok bagi para kontestan karena serbuan nyamuk dan sengatan mataharinya.
Menurut Amy Paffarth - pembawa acara "Dating Naked" - nyamuk di Panama benar-benar mengerikan. Para kru dan dirinya telah mencoba berbagai cara untuk mengusir nyamuk, mulai dengan menggunakan pengusir nyamuk alami, sampai ke bahan kimia, tetapi tidak mampu mengusir nyamuk tersebut. Anda bisa bayangkan, jika Amy Paffarth yang masih mengenakan pakaian lengkap saja tersiksa oleh nyamuk yang berseliweran, bagaimana para kontestan yang tidak mengenakan pakaian sama sekali?
Ditambah lagi kondisi di pantai Panama sangat panas. Sampai-sampai beberapa kontestan mengalami kulit terbakar lantaran panasnya yang menyengat.
PARA SPONSOR MUNDUR DARI ACARA
Sepertinya para sponsor - beberapa diantaranya adalah Biskuit Oreo dan produk Yogurt Dial - tidak mengetahui kalau acara yang mereka sponsori ternyata mengandung konten dewasa yang sangat vulgar. Jadi ketika acara tersebut ditayangkan di televisi, mereka kaget dan segera memutuskan untuk menghentikan pendanaan untuk produksi acara tersebut.
Menurut Eksekutif Acara "Dating Naked", 90% sponsor acara tersebut mundur di akhir Season Pertama karena merasa tidak sejalan dengan konten acara tersebut.
PENGAMBILAN GAMBAR "FRONTAL"
Bagian dari acara tersebut yang paling diprotes oleh para penonton adalah pengambilan gambar yang dilakukan dari depan (frontal). Acara tersebut banyak sekali menampilkan bagian depan utuh tubuh para kontestan. Meski bagian vital para kontestan telah dikaburkan, namun hal ini tetap saja tampak sangat mengganggu.
TV Series Recommended - Sacred Games (2018)
Judul TV Seri : Sacred Games
Ditayangkan : Netflix - India
Sutradara : Vikramaditya Motwane dan Anurag Kashyap
Pemeran : Saif Ali Khan, Nawazuddin Siddiqui, Radhika Apte, Girish Kulkarni
Tanggal tayang : 6 Juli 2018
Total episode : 8
Belakangan ini, banyak film India yang berhasil menggebrak dan sudah mulai "go-international". Selain film-film layar lebarnya, kini giliran serial televisi mereka yang berhasil "go-international" dan ditayangkan oleh Netflix.
Serial Sacred Games merupakan serial televisi keren yang merupakan adaptasi dari novel berjudul sama karya Vikram Chandra yang dirilis tahun 2006. Meski untuk peredaran internasional, serial Sacred Games tidak menggunakan bahasa Inggris melainkan tetap menggunakan bahasa India sebagai bahasa percakapan. Serial ini juga jauh berbeda dengan film-film India pada umumnya, di mana serial ini tidak ada adegan tari-tarian. Dan yang paling menarik adalah sinematografinya yang menggunakan teknik yang sama persis seperti yang digunakan oleh film Hollywood.
Serial bergenre thriller ini mengisahkan tentang Sartaj Singh (Saif Ali Khan), seorang polisi jujur dari Mumbai yang harus berhadapan dengan semua teman sekantor - termasuk Atasannya - yang merupakan polisi korup. Karena kejujurannya pula, dia harus rela bercerai dengan istrinya yang memilih menikah dengan seorang pria kaya-raya.
Dalam keadaan frustrasi, Sartaj tiba-tiba dihubungi oleh seorang pria misterius yang sangat mengenal dirinya dan ayahnya. Sang pria menceritakan latar-belakang hidupnya serta aksi sadis yang dilakukannya. Sartaj menyidiki identitas orang yang meneleponnya, dan mengetahui kalau orang itu tidak lain adalah Ganesh Gaitonde (Nawazuddin Siddiqui), pemimpin geng India yang cukup ditakuti di masa lalu. Kini, di usianya yang sudah lanjut, dia ingin melakukan sebuah aksi kejahatan terhebat yang akan membuat banyak orang mengenangnya.
Sartaj mencari tahu keberadaan Ganesh. Dan saat berhasil menemukannya, Ganesh mengatakan kepada Sartaj kalau Mumbai akan hancur dalam waktu 25 hari. Sartaj harus menemukan seseorang bernama Trivedi, karena hanya dialah yang mampu menghentikan kehancuran Mumbai. Sebelum Sartaj tahu siapa sosok Trivedi yang dimaksud, Ganesh tewas.
Dan Sartaj pun memulai petualangannya, bertarung melawan waktu, mencari keberadaan Trivedi untuk menyelamatkan Mumbai dari kehancuran. Lewat serangkaian aksi dan kejar-kejaran, Sartaj akhirnya berhasil menemukan siapa Trivedi itu sebenarnya. Malangnya, pada waktu dia berhasil mengungkap misteri tersebut, Sartaj justru terjebak di dalam ruang berisi ribuan alat peledak yang siap menghancurkan Mumbai.
Setiap episode serial ini berdurasi 1 jam lebih, yang mana jauh lebih panjang daripada serial televisi pada umumnya (40 - 43 menit). Meski demikian, serial ini tidak membosankan, bahkan bikin penasaran penonton. Setiap bagian serial ini dipenuhi dengan ketegangan dan aksi seru, sehingga penonton tidak akan menyadari kalau serial ini panjang.
DO YOU KNOW?
Sejak awal tahun 2000, Netflix telah mulai membuat dan merilis serial non-Hollywood. Setelah merilis serial Hong Kong dan Indonesia, mereka mulai melirik untuk merilis serial televisi India. Namun mereka tidak menemukan ada bahan yang cocok untuk diangkat, hingga tahun 2006 Erik Barmack - Wakil Presiden Netflix - membaca novel Sacred Games karya Vikram Chandra dan sanga tertarik untuk mengangkat kisah itu menjadi serial televisi Netflix.
Setelah melalui diskusi yang cukup panjang, Vikram Chandra akhirnya setuju novelnya diproduksi menjadi serial televisi dan ditayangkan Netflix. Namun dia menginginkan 1 syarat : Serial itu harus dibuat dengan percakapan bahasa India. Alasan Chandra adalah karena menurutnya bahasa Inggris tidak akan mampu mengangkat esensi cerita yang dibuatnya dan akan menimbulkan kesalahan interpretasi.
Setiap episode serial Sacred Games diberi judul yang diambil dari mitologi Hindu. Semisal episode pertama berjudul Aswatthama, merupakan nama salah satu karakter dari cerita Mahabharata. Dalam kisah Mahabharata, pasca Perang Kurusetra, Aswatthama dikutuk Krisna sehingga tidak bisa mati.
Sedangkan episode kedua berjudul Halahaha, adalah nama racun yang ada di cerita Samudra Manthan, yang mana racun tersebut tercipta ketika Deva (Dewa) dan Asura (Iblis) bekerja sama untuk melawan Amrita - mahluk yang tidak dapat mati - yang berniat menguasai dunia.
Bagi orang awam, mungkin hanya mendengar bahasa yang dipakai dalam serial tersebut hanya satu bahasa, yaitu bahasa India. Padahal sebenarnya serial ini menggunakan beberapa bahasa daerah India: Hindi, Marathi, Punjabi, dan Gujarati. Tujuan penggunaan bahasa tersebut agar para penonton bisa merasakan sensasi "India yang sebenarnya".
Kubra Sait |
Sosok Kuckoo - yang merupakan karakter transgender - diperankan oleh Kubbra Sait, yang tidak lain adalah wanita asli. Sebelum menjadi artis, Kubbra Sait adalah Manager Akunting di Microsoft. Kemudian dia meniti karir sebagai seorang model yang memenangkan berbagai penghargaan internasional, sebelum akhirnya menjadi aktris. Beberapa film sukses yang diperaninya antara lain Ready (2011), Sultan (2016), dan Sacred Games (2018).
Subscribe to:
Posts (Atom)