Judul Film : El Bar
Sutradara : Alex de la Iglesia
Pemeran : Blanca Suarez, Mario Casas, Alejandro Awada, Carmen Machi, Trele Pavez
Sutradara : 24 Maret 2017
Film thriller produksi dan berbahasa Spanyol ini sebenarnya memiliki "segalanya" untuk menjadi sebuah film box-office : alur cerita yang penuh ketegangan, dialog cerdas, dan akting para pemain yang sangat prima. Sayangnya, film berdurasi 94 menit ini hanya mampu mempertahankan semuanya di paruh pertama film saja. Selanjutnya, film ini gagal-total untuk mengakhiri eksekusi dengan baik. Bahkan bisa dibilang, ending film ini cukup mengecewakan dan membuat penonton bertanya-tanya, "Ngapain habisin waktu cuma nonton film ginian ?"
El Bar (atau dalam perilisan internasional berjudul : The Bar) diawali dengan adegan orang-orang memasuki sebuah kafe yang terletak di tengah kota Madrid, Spanyol. Salah seorang pengunjung kafe masuk ke toilet, dan kemudian salah seorang pengunjung yang lain keluar kafe. Baru beberapa langkah meninggalkan kafe, tiba-tiba sang pengunjung tewas tertembak Sniper (Penembak Jitu). Sontak semua orang terkejut. Para pejalan kaki di kota pun berhamburan melarikan diri. Dan dalam sekejap, lokasi sekitar kafe tersebut sunyi-senyap, seolah-olah semua orang menghilang.
Seorang pengunjung kafe mencoba meninggalkan kafe tersebut, dan dia pun tewas tertembak.
Maka kemudian tinggallah 8 orang di dalam kafe tersebut :
- Nacho (Mario Casas) : seorang pekerja iklan digital
- Elena (Blanca Suarez) : seorang wanita karir
- Sergio (Alejandro Awada) : salesman pakaian dalam wanita
- Trini (Carmen Machi) : seorang janda yang hobi bermain game yang ada di kafe
- Amparo (Terele Pavez) : pemilik kafe
- Andres (Joaquin Climent) : mantan detektif
- Satur (Secun de la Rosa) : juru masak kafe
- Israel (Jaime Ordonez) : tuna wisma yang mengalami gangguan jiwa
Delapan orang ini berusaha mencari tahu apa yang melatar-belakangi pembunuhan kedua pengunjung kafe tersebut. Selanjutnya, kejadian-kejadian aneh mulai terjadi : Kedua mayat korban penembakan tiba-tiba menghilang. Sinyal telepon tiba-tiba hilang. Orang di dalam toilet tiba-tiba muncul dengan wajah membengkak. Para polisi datang dan membakar ban di depan kafe. Dan tidak ada berita sama sekali tentang kasus penembakan tersebut.
Misteri ini mulai terkuak setelah mereka membuka ponsel milik pengunjung dari toilet yang tewas. Ternyata pembunuhan itu ada kaitannya dengan kasus merebaknya sebuah virus misterius di Afrika. Dan pengunjung dari toilet tersebut diduga membawa virus mematikan tersebut. Apakah kesemua pengunjung kafe terjangkiti virus? Mampukah mereka keluar dari kafe tersebut dengan selamat?
Sebenarnya ketegangan sudah cukup baik dimunculkan sedari awal film. Intensitasnya pun terus-menerus berhasil dipertahankan. Sayangnya, di pertengahan film, ketegangan film tiba-tiba seperti kehilangan tenaganya dan mulai melempem. Hal ini terlihat dari jalan ceritanya yang sangat terasa sekali seperti diulur-ulur, seolah-olah enggan dituntaskan dengan segera.
Hal lain yang cukup mengganggu adalah editing film. Entah disengaja atau tidak, banyak sekali kekeliruan shooting yang tidak dipotong, dan dibiarkan, sehingga menimbulkan kesan kalau film ini dibuat sangat tidak profesional serta sangat terburu-buru. Ada adegan saat Elena memegang alat suntik berisi anti-virus. Adegan memperlihatkan Elena menggenggam alat suntik itu, tetapi saat berpindah adegan, tampak alat suntik itu justru tergeletak di telapak tangan Elena (tidak digenggam).
Adegan lain memperlihatkan ponsel yang ditemukan Nacho di pakaian pria dari toilet hanya tersisa 10%. Saat Satur ingin merebut ponsel itu, batere ponsel tiba-tiba habis dan ponsel tidak bisa digunakan lagi. Namun beberapa saat kemudian, ponsel aktif kembali dan bisa menerima kabar via WhatsApp (Ingat....!!! Saat itu tidak ada sinyal dan telpon sudah mati total. Bagaimana mungkin bisa menerima WhatsApp?).
Adegan paling ekstrim adalah saat Nacho bertarung dengan Israel di selokan bawah tanah memperebutkan pistol. Saat bertarung, keduanya menyelam, lalu terdengar 2 kali tembakan di dalam air. Bagaimana mungkin pistol yang terendam air dan dalam kondisi basah total bisa ditembakkan di dalam air? Lalu setelah itu, Nacho muncul dari dalam air memegang pistol, dan pistol itu masih berfungsi dengan sangat baik dan bisa ditembakkan. Lha... kok bisa?
Adegan terakhir benar-benar mengganggu karena ingin membodohi penonton. Pembodohan yang cukup konyol, dan ngawur sekali.... !!!!
Selain adegan-adegan yang mengganggu tersebut, hal lain yang cukup mengganggu adalah akhir cerita film ini yang tidak menjelaskan kejadian yang sesungguhnya terjadi. Cerita berakhir setelah pengunjung kafe berhasil keluar dengan selamat. Dan kota yang tadinya sunyi-senyap, tiba-tiba ramai kembali oleh orang dan kendaraan, seolah-olah tadi tidak terjadi apa-apa. Sepertinya Sutradara Alex de la Iglesia sengaja membiarkan penonton "berasumsi" dan menarik kesimpulan sendiri tentang apa yang mereka tonton barusan.
Film ini bisa menjadi tontonan yang menghibur, namun hanya di 45 menit awal saja. Setelah itu, sepertinya Penonton tidak perlu melanjutkan tontonan, karena ceritanya sudah terkesan diulur-ulur dan intensitas ketegangan pun sudah sangat menurun dibandingkan 45 menit pertama.
No comments:
Post a Comment