10 Kekeliruan yang Ditampilkan Film Tentang Dunia Remaja Masa Kini

Film remaja selalu menarik untuk disimak, karena menampilkan suasana yang ceria, menarik, dan menyenangkan. Perseteruan antar remaja dalam merebut perhatian gebetan. Pergumulan hidup mereka. Hingga petualangan yang mendebarkan. Semua hal yang berhubungan dengan dunia masa muda sangat menarik untuk disimak. Banyak orang tua yang juga menikmati film tentang remaja masa kini karena membawa memori mereka tentang dunia masa kini.

Sayangnya, banyak film bertema remaja masa kini yang sebenarnya tidak relevan dengan dunia remaja sebenarnya. Bahkan gaya hidup remaja yang ditampilkan di film kadang terasa sudah "ketinggalan zaman", meski dibungkus dalam bentuk konteks dunia masa kini. Tidak heran jika banyak remaja masa kini yang meniru gaya hidup remaja di film, terkesan "kuno" dan tidak sesuai dengan tren masa kini.

Dan berikut ini adalah 10 Kekeliruan yang Paling Sering ditampilkan di film-film bertema dunia remaja masa kini :

1. SEMUA KUTU BUKU SELALU JELEK DAN BERKACA MATA
Sudah menjadi hal yang sangat jamak Anda temukan dalam film apapun kalau Pelajar Kutu Buku selalu digambarkan jelek dan berkaca mata. Princess Diary, American Pie, dan She's All That adalah beberapa contoh film drama remaja yang menampilkan para gadis kutu-buku berkaca mata, berperilaku aneh, tidak gaul, dan jelek. Stereotip ini sudah berlangsung sejak film era 1970-an hingga hari ini.

Faktanya? Anda tentu kenal dengan artis seperti Anna Paquin, Freddy Prinze Jr, dan Jodie Foster. Mereka adalah orang-orang cerdas dan terkenal suka membaca (Kutu Buku). Apakah mereka terlihat berperilaku aneh, tidak gaul, dan jelek ?



2. SEMUA SISWA SEKOLAH SELALU BERPAKAIAN MEWAH
Jika Anda pernah menonton film Mean Girls, tentu Anda akan melihat para siswa yang berdandan sangat mewah, berpakaian minim, dan selalu punya baju baru setiap hari. Memang itu sah-sah saja ditampilkan di film. Tetapi apakah siswa di sekolah Amerika seperti demikian?

Faktanya : Nyaris tidak ada anak-anak remaja masa kini yang punya waktu untuk merawat dirinya agar terlihat cantik / tampan setiap hari, serta selalu punya pakaian baru yang mewah untuk dipamerkan di sekolah setiap hari.

Para remaja pria pada umumnya selalu mengenakan pakaian yang itu-itu saja saat bersekolah. Sedangkan para wanitanya lebih nyaman mengenakan pakaian santai seperti kaos, sepatu sneakers, dan celana jeans. Tidak ada waktu untuk berdandan, kecuali Guru tidak memberikan tugas dan pelajaran di sekolah.



3. SETIAP HARI ADALAH WAKTU BERPESTA
Film-film remaja seperti Pretty Little Liars, Scream, dan American Pie selalu menampilkan para remaja yang hampir setiap malam berpesta di rumah teman-temannya. Meski paginya harus sekolah, tapi mereka bisa berpesta sedemikian liar di malam hari. Mungkinkah demikian?

Kenyataannya : Nyaris tidak ada remaja yang punya waktu untuk berpesta. Jangankan mengadakan pesta di rumahnya, untuk bisa nonton TV atau film layar lebar saja mereka hanya punya waktu yang sangat terbatas. Ini dikarenakan tugas dan PR sekolah yang cukup banyak, yang mengharuskan mereka untuk fokus menuntaskannya. Banyak remaja yang justru menghabiskan waktu di perpustakaan dan kafe untuk berdiskusi dengan sesama teman tentang soal pelajaran. Tidak ada waktu bermain, kecuali Jumat Malam. Itu pun sangat terbatas.


4. SISWA YANG BEROLAH RAGA ADALAH SISWA KURANG CERDAS
Banyak film remaja yang menampilkan para siswa yang berprestasi di bidang olah raga digambarkan sebagai siswa-siswa berotak udang alias tidak cerdas. Dan sering kali mereka selalu mendapatkan nilai rendah untuk pelajaran apapun. Film remaja seperti Varsity Blues dan Suborgatory dengan gamblang menggambarkan para remaja yang aktif di bidang olah raga sama sekali buruk di bidang pendidikan.

Faktanya : Tidak semua siswa yang berprestasi di bidang olah raga adalah siswa bodoh. Ryan Fitzpatrick (pemain American Football Buffalo Bills berjuluk "Harvard Man"), Steve Nash (pebasket NBA yang lulus cum-laude di Jurusan Sosiologi Universitas Santa Clara, Canada),  Bill Bradley (pebasket New York Knicks, lulusan cum-laude Universitas Princeton dan Oxford), dan Pau Gasol (pebasket Lakers yang lulus Jurusan Farmasi University of Barcelona) adalah sebagian siswa berprestasi di bidang olah raga dan juga berprestasi secara akademik.


5. SISWA YANG PACARAN DI SMA, PASTI MENIKAH SETELAH KULIAH
Serial televisi seperti Dawson's Creek, The O.C., dan Gossip Girl selalu menampilkan pasangan sejoli yang kalau pacaran sejak SMA, pasti akan menikah setelah lulus kuliah.

Bahkan parahnya, dalam serial televisi Beverly Hills 90210 digambarkan kalau pasangan kekasih yang telah melakukan hubungan suami-istri sejak SMA dipastikan akan menikah setelah kuliah, dan hidup bahagia selamanya.

Apakah kisah cinta demikian benar adanya?

Riset di Amerika Serikat membuktikan bahwa hanya 2% saja pasangan yang pacaran sejak SMA akan menikah setelah lulus kuliah.



6. ORANG TUA JARANG DI RUMAH DAN TIDAK PERDULI APA YANG DILAKUKAN ANAKNYA DI RUMAH
Hampir semua film layar lebar Amerika Serikat menampilkan para orang tua yang selalu tidak di rumah dan meninggalkan anaknya sendirian di rumah. Film seperti Scream, I Know What You Did Last Summer, Urban Legend, dan lain-lain adalah film yang menampilkan remaja yang ditinggalkan sendirian di rumah, yang pada akhirnya menjadi korban pembunuhan, atau justru berhubungan intim dengan kekasihnya.

Sedemikian burukkah sikap para orang tua Amerika? Faktanya tidak demikian. Semua orang tua Amerika Serikat sangat perduli dengan anak-anak mereka. Meski sebagian orang tua sibuk bekerja, namun mereka selalu memastikan keselamatan orang tuanya. Bahkan sudah menjadi "kebiasaan" dalam komunitas atau masyarakat Amerika Serikat, jika ada lebih dari 2 mobil parkir di sebuah rumah untuk waktu yang lama, para tetangga akan menghubungi polisi dan melaporkan hal "janggal" tersebut.

Jadi keperdulian orang tua di Amerika Serikat pada anak-anaknya masih cukup tinggi. Jadi jangan pernah berharap anak-anak remaja dapat membuat pesta gila-gilaan di dalam rumah selama orang tua mereka pergi.


7. BAGI PARA REMAJA, PUNYA SIM ADALAH KEBANGGAAN 
Serial televisi seperti Drake & Josh, 7th Heaven, dan Hannah Montana menampilkan adegan para remaja yang sangat tergila-gila untuk mendapatkan SIM (Surat Ijin Mengemudi). Bagi mereka, mendapatkan SIM adalah segala-galanya. Tidak ada hal yang lebih berarti selain mendapatkan SIM. Tujuannya hanya satu : Agar bisa berkeliling kota membawa mobil.

Apakah memang demikian?

Faktanya tidak semua remaja Amerika Serikat suka punya SIM. Karena ketika mereka punya SIM, salah satu kewajiban yang harus mereka lakukan adanya menjadi "sopir" yang mengantar serta menjemput adik mereka yang masih di bawah umur. Tentu saja hal ini menjadi beban cukup mengganggu. Belum lagi mereka akan mendapatkan banyak tugas dari orang tua mereka untuk berbelanja, mengambil pakaian di laundry, mengantarkan barang, dan lain sebagainya.

Jadi punya SIM bukanlah kebanggaan dan bukanlah segalanya. Justru menjadi beban tersendiri bagi para remaja dan membuaat mereka tidak nyaman.


8. BAGI REMAJA, BISA BAWA MOBIL KE SEKOLAH ITU KEREN
Entah sudah berapa ratus ribu film remaja yang menampilkan para remaja ke sekolah membawa mobil-mobil keren dan dipakai untuk bergaya dengan temannya. Serial televisi Beverly Hills 90210, Step Up, Crossroads, What a Girl Wants, bahkan Spider-Man : Homecoming sekalipun menampilkan para remaja yang ke sekolah membawa mobil. Sepertinya keren banget bisa ke sekolah membawa mobil.

Sama seperti memiliki SIM, di dunia nyata, tidak banyak remaja Amerika Serikat yang suka membawa mobil ke sekolah. Selain karena harus melakukan banyak pekerjaan rumah setelah pulang sekolah (menjemput adik dari sekolah, mengambil pakaian di laundry, dan lain-lain), dia pun harus mengisi bensin (dari uang jajannya sendiri), dan merawat mobil (mencuci, menservis mobil, mengurusi asuransi mobil). Ini belum bicara soal parkir mobil yang biaya parkirnya cukup mahal.

Daripada membawa mobil sendiri, banyak remaja yang memilih menaiki MRT atau sepeda ke sekolah.


9. PESTA SEKOLAH ADALAH WAKTU YANG TEPAT UNTUK "MELAMAR"
Salah satu adegan paling konyol dalam film remaja adalah pesta sekolah, di mana sepasang siswa-siswi sekolah menari, kemudian tiba-tiba sang pria "melamar" sang siswi sekolah. Entah melamar sebagai kekasih, atau menjadi pasangan hidup.

Keliatannya sih memang romantis. Tetapi faktanya tidak demikian.

Remaja masa kini tidak "seromantis" yang Anda duga seperti di film. Bahkan di pesta apapun, sebagian besar remaja lebih memilih menyendiri sambil sibuk meng-update status mereka di jejaring sosial. Bahkan para guru belakangan ini kesulitan untuk mengajak para remaja untuk bisa "turun" menari bersama, karena para remaja sudah sibuk dengan hidup mereka masing-masing di dunia maya.


10. MASA REMAJA ADALAH MASA UNTUK MELEPASKAN "KEPERJAKAAN" DAN "KEPERAWANAN"
Oke.... ini adalah hal yang sangat absurb yang hingga hari ini masih ditampilkan di film-film remaja. Film seperti Scream dan American Pie adalah contoh konret yang secara eksplisit menampilkan pernyataan bahwa masa SMA adalah masa di mana para siswa harus melepaskan "keperjakaan" dan "keperawanan" mereka.


Faktanya : Meski bebas, para remaja sudah diajarkan untuk hidup bertanggung jawab. Mungkin di era 1970 - 1980an di mana para remaja menjalani hidup dengan slogan "hidup sebebas-bebasnya", seks-bebas mungkin marak dan sah-sah saja dilakukan, bahkan saat SMA. Tetapi di masa kini, ketika penyakit HIV AIDS dan penyakit kelamin menjadi momok, para remaja sudah mulai berhati-hati dalam menjalin hubungan intim.

Tidak semua remaja masa kini punya keinginan untuk melepaskan "keperjakaan" dan "keperawanan" di masa SMA, meski "keperjakaan" dan "keperawanan" bukan hal penting buat mereka. Namun demikian, untuk menjalani hubungan intim butuh proses yang cukup rumit dan kompleks. Tidak semudah dan sesuka mereka di masa lalu.

Jadi jika Anda maish berpikir "seks-bebas" adalah gaya hidup remaja Amerika Serikat, berarti Anda masih hidup di era 1970an.

Movie Review - TRUTH OR DARE (2018)

Judul Film              : Truth or Dare
Sutradara                : Jeff Wadlow
Pemeran                 : Lucy Hale, Tyler Posey, Violett Beane, Hayden Szeto
Tanggal rilis           : 13 April 2018

Sebuah film anak muda bergenre horor-supranatural baru-baru ini tayang di Amerika Serikat. Dibuat dengan dana yang tidak besar (US$ 3.5 juta), film ini mampu meraup keuntungan sebesar US$ 21 juta dan berada di peringkat ketiga tangga Box Office Amerika Serikat, persis di bawah A Quiet Place (peringkat pertama) dan Rampage (peringkat kedua).

Alur cerita film ini sebenarnya sederhana saja : Sekelompok pemuda bertamasya ke Meksiko. Di sana, mereka berkenalan dengan seorang pria penduduk lokal bernama Carter (London Liboiron) yang mengajak mereka bermain sebuah permainan klasik Amerika Serikat bernama Truth or Dare. Dalam permainan itu, setiap orang diberi tantangan : Mengatakan sesuatu dengan jujur (Truth) atau menerima tantangan melakukan hal ekstrim (Dare).

Awalnya para pemuda itu menganggap permainan itu biasa-biasa saja. Tetapi rupanya permainan itu justru merupakan permainan kutukan yang harus dimainkan terus-menerus. Jika salah seorang pemain menolak melakukan permainan tersebut, maka dia pun akan tewas sebagai konsekuensi dari ketidak-taatannya pada permainan.

Maka sudah dapat ditebak : Satu persatu korban berjatuhan. Dan yang masih hidup berusaha mencari cara untuk mematahkan kutukan tersebut.

Kalau mau jujur, film horor atau thriller yang diperani para artis remaja dan ABG sebenarnya menampilkan banyak hal konyol. Film jenis ini sempat meraih kejayaan ketika di tahun 1990an ketika film Scream (1996) sukses dan menjadi film remaja bergenre slasher paling populer di masa itu. Tidak heran, banyak produser yang kemudian merilis film-film thriller dan horor yang diperani aktor dan artis ABG. Alur cerita tidak perlu rumit dan detil. Penonton tidak akan terlalu memperhatikan. Justru fokus mereka hanya pada para pemeran film yang cantik dan seksi, atau tampan dan bertubuh bagus.

Hal serupa juga terjadi pada film ini. Uniknya, para pemain muda yang bermain di film Truth or Dare adalah para artis yang biasanya bermain di serial televisi Amerika Serikat : Lucy Hale adalah pemeran di serial televisi Pretty Little Liars produksi Freedom, Tyler Posey di serial televisi Teen Wolf (MTV), Violett Beane di serial televisi The Flash (CW), dan Hayden Szeto di serial televisi The Good Place (NBC).

Jadi terbilang cukup wajar jika akting mereka belum senatural artis yang langsung terjun ke layar lebar seperti Gal Gabot, Jason Momoa, Ezra Miller, dan Tom Holland. Meski demikian, mungkin kita bisa memberikan nilai lebih pada Lucy Hale yang punya kematangan berakting yang agak lebih baik yang artis lain di film Truth or Dare, terutama saat dia sedang berperan sebagai orang yang kerasukan.

Sebagai sebuah film hiburan, Truth or Dare cukup sukses dan berhasil menghadirkan ketegangan serta membuat penonton penasaran. Tetapi jika Anda adalah penonton yang mengharapkan film dengan cerita yang cerdas, jangan harap dapat menemukannya di film ini. Sudah pasti film ini tidak menawarkan apapun selain kejutan demi kejutan. Akting para pemain pun terbilang cukup standar tanpa memberikan nilai lebih.

Meski secara kualitas film ini kurang, tetapi karena perolehan film ini cukup lumayan, tidak heran jika dalam waktu dekat, sekuel film ini akan dibuat.


Recommended Movie - DETECTIVE CHINATOWN 2 (唐人街探案 2 )




Judul Film    : Detectie Chinatown 2
Sutradara      : Cheng Si Cheng
Pemeran       : Wang Bao Qiang, Liu Hao Ran, Xiao Yang, Natasha Liu Bordizzo
Tanggal tayang : 16 Februari 2018

Bulan Februari 2018 kemarin, film Detective Chinatown 2 mengejutkan para moviegoers dunia karena berhasil meraih keuntugnan finansial yang luar biasa dalam waktu singkat dan menjadi film produksi Tiongkok pertama tahun ini  yang berhasil duduk di 10 Besar Film terlaris di Dunia. Film ini merupakan sekuel dari film Detective Chinatown (2015) yang juga sukses di Tiongkok, dengan mengantongi keuntungan finansial sebesar US$ 126 juta. Sekuelnya sendiri meraup keuntungan sebesar US$ 446 juta, melewati keuntungan film pertamanya.

Sekuel ini masih diperani pemeran yang sama, di mana kali ini ceritanya mengisahkan petualangan Detektif Tang Ren (Wang Bao Qiang) dan Qing Feng (Liu Hao Ran) yang kali ini dimintai bantuan Paman Qi (Kenneth Tsang), seorang pemimpin triad terhormat di Chinatown New York, untuk mencari anaknya yang sudah beberapa hari menghilang. Penyidikan kedua detektif itu justru menemukan kalau sang anak ternyata telah tewas.

Kematian anak Paman Qi memicu ketengangan dan kecurigan antar triad. Agar kasus ini tidak berkembang lebih besar, Detektif Tang dan Qing pun turun tangan lebih dalam lagi untuk mengungkap pelaku pembunuhan tersebut. Dalam menjalankan misinya, mereka mendapat bantuan dari interpol internasional.


Film ini mengusung kisah misteri yang ditampilkan dengan gaya super-kocak, membuat penonton tidak tegang, namun sangat menikmati film tersebut sebagai tontonan komedi yang menghibur.



ABOUT "DETECTIVE CHINATOWN"
Film Detective Chinatown merupakan film produksi Tiongkok yang menjadi fenomena tersendiri. Dirilis pertama kali tanggal 31 Desember 2015, film ini mengisahkan tentang seorang seorang pria bernama Qin Feng (Liu Hao Ran) yang ingin bersekolah di Sekolah Kepolisian. Sayang, karena tabiatnya yang buruk dan pemalas, Qin Feng tidak diterima di sekolah tersebut. Dia kemudian berlibur ke Bangkok, menemui Pamannya yang dijuluki sebagai "Detektif Nomer 1 di Chinatown Bangkok".

Meski berjuluk demikian, yang mengejutkan Qin Feng adalah sang paman - Tang Ren (Wang Bao Qiang)  - sangat jauh dari apa yang didengarnya. Dia tidak saja pemalas, tetapi juga penipu, dan tidak punya kemampuan apapun. Bahkan selalu dicela oleh Sersan Kon Tai (Xiao Yang) dari Kepolisian setempat Bangkok.

Dalam sebuah kasus perampokan emas yang mengakibatkan kematian seorang pelakunya, duo Tang Ren -  Qing Feng ditantang oleh Sersan Kon Tai untuk berlomba dengan Kepolisian Thailand mengungkap kasus tersebut. Siapapun yang memenangi perlombaan itu akan mendapat promosi menjadi Kepala Deputi Kepolisian Thailand.

Dengan gaya penyidikan dan teknik pengumpulan informasi yang tidak lazim dan nyeleneh, Tang Ren dan Qing Feng berhasil mengungkap kasus itu terlebih dahulu.

Film kocak ini mendapat respon yang positif dari para penonton Tiongkok, di mana film yang dibuat dengan biaya US$ 15 juta berhasil meraup keuntungan US$ 126 juta. Film ini berhasil duduk di peringkat kesembilan Film Terlaris di Tiongkok tahun 2015.

Hasil film ini terpecahkan oleh sekuelnya - Detective Chinatown 2 - yang dirilis 16 Febrauri 2018 silam, di mana film tersebut berhasil meraup keuntungan US$ 446 juta, dan menempatkannya di peringkat pertama Film Terlaris di Tiongkok dan peringkat kedua Film Terlaris Dunia.

Dengan hasil demikian, maka sudah ada lampu hijau untuk proses pembuatan sekuel berikutnya dari film ini.

Recommended Movie - THE VILLAINESS (2017)



Judul Film               : The Villainess
Sutradara                 : Jung Byung Gil
Pemeran                  : Kim Ok Bin, Shin Ha Kyun, Sung Joon, Kim Seo Hyung
Tanggal tayang       : 8 Juni 2017

Dua kata yang bisa saya katakan untuk film ini : LUAR BIASA.

Film ini diawali dengan adegan pertarungan yang tidak biasa, di mana Penonton dibuat seolah-olah mengalami sendiri perkelahian berdarah melawan begitu banyak orang yang menyerang dari berbagai arah dan dengan berbagai senjata. Mulai dari pistol, handgun, pisau, piring, tongkat, samurai, hingga tangan kosong. Pertarungan ini dibuat dengan durasi yang lumayan panjang, tanpa putus, dan sangat cepat, sehingga tidak terasa membosankan.

Tidak heran jika film ini mendapatkan aplus standing ovation (tepuk tangan sambil berdiri) dari Penonton selama 10 menit saat ditayangkan di Cannes Film Festival.

Film ini pun meraih kesuksesan yang luar biasa saat ditayangkan di berbagai negara di luar Korea Selatan, dan menjadikannya salah satu film box-office dunia yang sangat populer saat ini.

Meski menampilkan banyak adegan perkelahian seru, alur cerita film ini sebenarnya tidak terlalu spesial.

Alkisah Sook Hee (Kim Ok Bin) adalah seorang gadis yatim piatu yang telah dilatih menjadi Pembunuh Bayaran sejak berusia masih sangat belia. Di bawah didikan seorang mantan pembunuh bayaran dari China, Sook Hee - tinggal di Desa Yan Bian, China - tumbuh menjadi seorang pembunuh kejam yang sangat hebat dengan kemampuan bela diri yang sangat mengerikan. Bahkan beberapa kali dia mendapat tugas untuk menghabisi orang, dan dia melakukan tugasnya dengan sangat baik, sempurna, dan bersih.

Setelah mentornya meninggal, Sook Hee memutuskan untuk kembali ke Korea Selatan dan melamar kerja sebagai Pegawai Negeri. Dia pun diterima kerja dan menikmati kehidupan barunya yang sangat damai.

Namun kehidupannya tidak bertahan lama, karena muncul orang-orang yang mencurigai masa lalunya, kemudian berusaha untuk menghabisinya. Mengetahui nyawanya terancam, Sook Hee akhirnya kembali lagi ke kehidupan masa lalunya.

Banyak penonton yang membandingkan film ini dengan film La Femme Nikita (1990) hasil besutan Sutradara Luc Besson, karena kedua film ini memiliki kesamaan cerita yang nyaris mirip. Keunggulan film The Villainess terletak pada teknik sinematografinya yang sangat menarik dan berhasil membawa penonton merasakan sensasi seperti seorang pembunuh yang sedang melakukan pembantaian.

Namun jika Anda penggemar film dengan alur cerita yang intens dan dituturkan dengan alur yang menarik, sepertinya Anda akan lebih suka La Femme Nikita. Meski film La Femme Nikita kurang seru dibandingkan The Villainess (mengingat teknik sinematografi era 1990-an belum secanggih seperti sekarang), namun La Femme Nikita punya keunggulan dari segi cerita yang lebih enak untuk diikuti. The Villainess terbilang lamban, terlalu bertele-tele, dan terlalu banyak adegan maju-mundur yang membingungkan.

Sebenarnya tidak terlalu mudah memahami alur cerita The Villaines. Tapi jika Anda adalah tipe orang yang hanya senang melihat adegan perkelahian yang mendebarkan dan berdarah-darah, maka The Villaines sangat cocok untuk Anda. Jadi... selama menonton : Jangan pikirkan alur cerita. Yang penting nikmati saja keseruan pertarungannya.


Recommended Movie - KNIGHT KRIS (2017)


Judul Film          : Knight Kris
Sutradara            : Antonius dan William Fajito
Pengisi Suara     : Deddy Corbuzier, Chika Jessica, Stella Cornelia, Kaesang Pangarep
Tanggal tayang   : 23 November 2017

Diam-diam, selama 3 tahun terakhir ini Mentalis sekaligus Aktor dan Pembawa Acara Deddy Corbuzier terlibat dalam proses pembuatan film animasi Indonesia kelas dunia. Film animasi berjudul Knight Kris ini diproduksi oleh Viva Fantasia Animation dan SSS Pictures yang dibuat 100% oleh animator Indonesia. Tampilan animasi ini terbilang sangat canggih - jika dibandingkan dengan animasi produk lokal yang sudah rilis sebelumnya - karena menggunakan teknik CGI tercanggih dan gambar yang halus serta jauh lebih hidup.

Selain gambarnya yang sangat memanjakan mata, alur ceritanya pun sangat menarik karena  banyak mengangkat budaya Indonesia. Selain tokoh pewayangan, keris - yang menjadi senjata khas masyarakat Jawa - turut pula diangkat dan menjadi bagian dari film ini.

Knight Kris mengisahkan tentang seorang anak bernama Bayu yang pada suatu ketika mendatangi sebuah candi kuno dan menemukan ada keris yang tertancap di dalam candi. Karena iseng, Bayu pun mencabut keris itu. Dan terjadilah keajaiban : Bayu menjadi manusia super dengan kekuatan luar biasa.

Tanpa disadari Bayu, ternyata keris itu adalah segel yang digunakan para ksatria masa lalu untk mengurung raksasa kejam dan berbahaya bernama Asura. Ketika keris itu dicabut, maka Asura - yang sudah dikurung selama ribuan tahun - berhasil melepaskan diri dan melakukan teror pada manusia.

Menyadari kesalahannya telah mencabut keris itu, maka Bayu meminta bantuan Rani - sepupunya - untuk membantu mengalahkan Asura. Selain itu, Bayu pun nantinya mendapat bantuan dari Kera Tua misterius bernama Empu Tandra yang punya kesaktian luar biasa untuk mengalahkan Asura.



DO YOU KNOW ?
Deddy Corbuzier merupakan produser sekaligus pengisi suara film animasi Knight Kris ini.

Menurut Deddy Corbuzier, biaya produksi film Knight Kris mencapai lebih dari Rp 18 Milyar (sumber : brilio.net). Biaya sedemikian besar tergolong wajar mengingar kualitas animasi yang dibuat pun sangat baik dan berkualitas tinggi.

Meski Bayu adalah karakter pria, namun pengisi suaranya wanita lho..... !!! Yep, Chika Jessica adalah pengisi suara Bayu. Meski aslinya suara Chika sangat feminim dan centil, namun hal itu tidak terasa saat dia membawakan suara Bayu. Sementara itu, Deddy Corbuzier akan mengisi suara karakter Bima Sekti, dan Kaesang Pengarep akan mengisi suara Yuda.

Saat menonton film ini nanti, Anda mungkin akan penasaran dengan pengisi suara Asura, karena suaranya sangat familiar. Ya... nama Pengisi Suaranya adalah Bima Sakti dan dialah orang yang selama betahun-tahun menjadi pengisi suara untuk karakter Giant di serial animasi Doraemon.

Seperti yang saya ulas di atas, film Knight Kris dibuat selama 3 tahun. Deddy Corbuzier - selaku produser film - menutup rapat informasi berkenaan dengan rencana dan proses pembuatan film ini karena dia kuatir film ini tidak dapat terselesaikan. Namun setelah proses pembuatannya sudah mendekati akhir dan hasilnya dinilais angat baik, Deddy akhirnya memutuskan untuk menginformasikan proyeknmya ini.

Proyek Knight Kris merupakan proyek impian Deddy Corbuzier yang ingin melihat Anak Indonesia menonton film bermutu yang cocok untuk usia mereka. Seandainya 10 anak saja yang datang ke bioskop dan menonton film Knight Kris, maka impian Deddy Corbuzier sudah tercapai.

Promo film Knight Kris dilakukan lewat media sosial dan dari cerita mulut-ke mulut. Dengan demikian, diharapkan dapat lebih cepat menyebar efektif ke masyarakat.

7 Film Pilihan Bulan November 2017

Wa... ga terasa ya sudah masuk bulan November 2017. Itu berarti tinggal 8 minggu lagi kita akan melewati tahun 2017 dan masuk ke tahun 2018. Semakin mendekati akhir tahun, semakin banyak film keren yang menanti dan wajib dicatat dalam daftar nonton kita.

Hmmm... kira-kira apa saja ya?

Yuk.... kita mulai dengan daftarnya.


1. MURDER ON THE ORIENT EXPRESS (Rilis : 2 November 2017)
Sutradara            : Kenneth Branagh
Pemeran             : Kenneth Branagh, Willem Dafoe, Penelope Cruz, Judi Dench, Johnny Depp

Film keren yang wajib ditonton di awal bulan November adalah film ini. Buat penggemar film misteri, judul film ini sudah sangat tidak asing. Yep... ini merupakan adaptasi dari salah satu novel best-seller karya Agatha Christie. Seperti yang Anda ketahui, novel ini merupakan novel misteri paling populer sepanjang masa, sehingga alur ceritanya banyak disadur menjadi dasar dari film-film misteri lain. Film ini sendiri merupakan adaptasi keempat setelah sebelumnya pernah diadaptasi  tahun 1974 (film layar lebar berjudul sama), tahun 2001 (serial televisi berjudul sama), dan tahun 2010 (salah satu episode dari serial televisi Agatha Christie's Poirot).

Murder on the Orient Express mengambil setting tahun 1930, di mana Detektif Kenamaan dari Inggris Hercule Poirot (Kenneth Branagh) menaiki Kereta Api Legendaris Orient Express. Awalnya perjalanan di Orient Express ini hanyalah liburan yang dilakukan Poirot untuk membuang rasa penatnya. Tetapi di tengah perjalanan, terjadi sebuah pembunuhan dengan korban salah satu penumpang kereta tersebut.

Kasus ini menjadi rumit karena terlalu banyak tersangka, terlalu banyak bukti yang menjebak, dan terlalu banyak hal yang sulit dijelaskan.

Didukung oleh aktor dan aktris papan atas Hollywood, film ini diyakini bakal akan menjadi box-office. Dan meski hasilnya belum keluar, tetapi Sutradara Kenneth Branagh sudah sangat yakin kalau film ini akan masuk jajaran box-office, sehingga dia sudah menyiapkan skenario untuk sekuel film ini.



2. PADDINGTON 2 (Rilis : 10 November 2017)
Sutradara           : Paul King
Pemeran             : Hugh Bonneville, Sally Hawkins, Brendan Gleeson, Julie Walter, Hugh Grant

Tahun 2014 silam, film Paddington meraih kesuksesan yang luar biasa. Drama keluarga yang menggunakan teknologi animasi CGI ini diadaptasi dari cerita bergambar Paddington Bear karya Michael Bond, mengisahkan tentang seekor beruang bernama Padington yang bermigrasi dari hutan ke Peru dan berakhir di Inggris, kemudian diadaptasi oleh Keluarga Brown. Film yang dibuat dengan dana US$ 55 juta tersebut meraup keuntungan US$ 268 juta dan menjadikannya salah satu film drama-keluarga paling populer di waktu itu.

Cerita di sekuel ini akan melanjutkan kisah yang ditinggalkan di seri sebelumnya. Dikisahkan setelah tinggal bersama Keluarga Brown, Paddington (disuarakan Ben Whishaw) tertarik dengan sebuah buku unik yang dijual di Toko Antik milik Tuan Samuel Gruber (Jim Broadbent). Untuk bisa mendapatkan buku itu, Paddington bekerja serabutan dan mengumpulkan uang.

Saat uangnya terkumpul, Paddington mendapat kabar kalau buku itu dicuri. Bersama orang sekota, Paddington pun mencari pencuri buku tersebut. Berhasilkah dia menemukan pencurinya?



3. MAYHEM (Rilis : 10 November 2017)
Sutradara            : Joe Lynch
Pemeran             : Steven Yeun, Samara Weaving, Steven Brand, Kerry Fox

Kangen dengan Glenn (salah satu karakter di serial televisi The Walking Dead)? Ternyata pasca meninggalnya karakter Gleen yang diperaninya di serial televisi tersebut, karir Steven Yeun sebagai aktor tidak berakhir, malah justru makin bersinar. Dia tidak saja mendapat tawaran bermain di serial televisi lain, tetapi juga film layar lebar.

Dan salah satu film layar lebar pasca serial televisi The Walking Dead yang diperani Steven Yeun adalah film ini. Bergenre horor-komedi, film ini sebenarnya menggunakan alur cerita yang mirip dengan serial televisi The Walking Dead. Jadi - buat para penggemar serial tersebut - film ini bisa dikatakan sebagai "nostalgia" bagi para penggembar yang masih belum terima kalau Glenn sudah tiada di serial The Walking Dead.

Di film ini, Steven Yeun berperan sebagai Derek Cho, seorang pekerja di Firma Pengacara yang dituduh melakukan hal yang tidak pernah dilakukannya. Tanpa diberi kesempatan membela diri, Cho akhirnya dipecat dari perusahaan tersebut.

Di waktu bersamaan, sebuah virus merebak dan menginfeksi orang-orang di dalam gedung tempat Cho bekerja. Demi keselamatan penduduk, maka gedung tempat kerja Cho dikarantina. Terjebak di dalam gedung, Cho harus mati-matian mencari cara untuk menyelamatkan diri, sebelum akhirnya terjangkiti virus mematikan tersebut.



4. JUSTICE LEAGUE (Rilis : 17 November 2017)
Sutradara             : Zack Snyder
Pemeran               : Ben Affleck, Henry Cavill, Amy Adams, Gal Gadot, Ezra Miller, Jason Momoa

Inilah film yang paling ditunggu bulan ini : Justice League. Film ini merupakan lanjutan dari film Superman v. Batman : Dawn of Justice yang akan menceritakan nasib dunia pasca kematian Superman (Henry Cavill).

Pasca kematian Superman tersebut, dunia dikejutkan dengan kemunculan Steppenwolf (Ciaran Hinds) dan pasukannya, Parademons, yang mencari 3 Kotak Ibu (Mother Boxes) yang merupakan superkomputer yang diyakini dapat digunakan untuk menguasai jagat raya.

Dengan musuh yang sedemikian berat dan banyak, Batman / Bruce Wayne (Ben Affleck) dan Wonder Woman / Putri Diana (Gal Gadot) kemudian memutuskan untuk meminta bantuan para superhero lain yang dianggap mampu menghadapi kekuatan Steppenwold dan pasukannya. Mereka pun bertemu dengan Barry Allan / Flash (Ezra Miller), Arthur Curry / Aquaman (Jason Momoa), dan Victor Stone / Cyborg (Ray Fisher). Kelima superhero ini pun akhirnya bertarung mati-matian melawan Steppenwolf demi melindungi masa depan manusia.



5.  THE STAR (Rilis : 17 November 2017)
Sutradara                  : Timothy Reckart
Pengisi Suara           : Steven Yeun, Gina Rodriguez, Zachary Levi, Oprah Winfrey, Kris Kristofferson

Menyambut Kelahiran Yesus Kristus, maka bulan ini dirilis sebuah film animasi berjudul The Star. Film animasi ini mengadaptasi cerita perjalanan Maria dan Yusuf - orang tua Yesus Kristus - ke Tanah Yudea untuk menjalani sensus penduduk. Di tengah perjalanan - tepatnya di Kota Betlehem - Maria dan Yusuf harus bermalam karena Maria harus melahirkan.

Berbeda dengan cerita kelahiran Yesus Kristus pada umumnya, maka di film ini yang menjadi karakter utama adalah Si Keledai yang membawa Maria. Keledai itu bernama Bo (disuarakan oleh Steven Yeun). Bo adalah seekor keledai kecil yang merasa dirinya tidak bisa apa-apa karena tubuhnya yang kecil. Namun kehidupannya berubah setelah dia dipilih Yusuf (Zachary Levi) untuk membawa Maria (Gina Rodriguez) ke Yudea guna menjalani Sensus Penduduk.

Sepanjang perjalanan, Bo harus melewati rintangan yang tidak mudah. Belum lagi dia harus berjuang keras membopong Maria yang saat itu sedang hamil tua. Sungguh bukan pekerjaan yang mudah bagi Keledai kecil ini. Namun dengan semangat pantang menyerah - dan dengan dukungan para sahabatnya : Dave si Merpati (Keegan-Michael Key), Leah Si Kuda (Kelly Clarkson), Edith Si Sapi (Patricia Heaton), Abby Si Babi Kecil (Kristin Chenoweth), Felix dan Cyrus Sang Onta (masing-masing disuarakan Tracy Morgan dan Tyler Perry) - Bo pun berhasil membawa Maria dengan selamat tiba di Betlehem.

Dan ketika Sang Bayi lahir, barulah Bo menyadari siapa yang dibawanya, dan kejadian ini membuatnya menjadi Pahlawan yang dikenal Umat Manusia Sepanjang Masa.



6. WONDER (Rilis : 17 November 2017)
Sutradara               : Stephen Chbosky
Pemeran                 : Julia Roberts, Owen Wilson, Jacob Tremblay, Noah Jupe

Film drama ini dipastikan akan bikin Anda berlinang air mata karena kisahnya sangat menyentuh. Diadaptasi dari novel berjudul sama karya R.J. Palacio, film ini mengisahkan tentang August "Auggie" Pullman (Jacob Tremblay), seorang anak berusia 8 tahun yang terlahir dengan wajah sangat buruk.

Meski keluarganya sudah beberapa kali membawanya ke rumah sakit guna melakukan upaya operasi plastik, namun usaha ini selalu gagal. Akhirnya Auggie memutuskan untuk menjalani hidup apa adanya. Namun masalahnya tidak mudah. Karena wajah buruknya itu, Auggie sering menjadi di-bully anak-anak sekolah.

Meski demikian, Auggie berhasil menunjukkan kepada teman-temannya, kalau kejahatan tidak harus dibalas dengan kejahatan. Justru kebaikan hati Auggie menyentuh hati teman-temannya, sehingga perlahan-lahan dia pun mendapatkan respek dan penghargaan dari teman-teman sekolahnya.

Kerennya film ini tidak lepas dari akting Jacob Tremblay yang sangat gemilang dan berhasil memerani karakter Auggie dengan sempurna.



7. COCO (Rilis : 22 November 2017)
Sutradara                : Adrian Molina
Pengisi suara          : Anthony Gonzalez, Gael Garcia Bernal, Benjamin Bratt

Bulan November ini ada film animasi 3D keren produksi Pixar - Walt Disney Pictures, berjudul Coco. Konsep cerita animasi ini diangkat dari budaya Meksiko Dia de Muertos (Day of the Dead) di mana pada waktu itu, masyarakat Meksiko berkumpul dan berdoa bagi teman, keluarga, maupun kerabat yang sudah meninggal.

Film ini akan berfokus pada petualangan seorang anak berusia 12 tahun bernama Miguel Riviera (Anthony Gonzalez) yang tinggal di Desa Santa Cecilia, Meksiko. Miguel bercita-cita menjadi seorang musisi seperti idolanya Ernesto de la Cruz (Benjamin Bratt), seorang musisi terkenal Meksiko yang meninggal saat mengadakan konser. Sayang, cita-cita Miguel ditentang keluarganya karena mereka pernah mengalami kenyataan pahit : Kakek Buyut Miguel pergi dan menelantarkan keluarganya karena ingin menjadi musisi.

Miguel bersikukuh untuk tetap menjadi artis. Diam-diam dia mengikuti kompetisi penyanyi berbakat. Ketika orang tuanya tahu, mereka memarahi Miguel dan menghancurkan gitarnya. Miguel kecewa, dan kabur dari rumah.

Dalam perjalanan perginya, secara tidak sengaja Miguel berpapasan dengan hantu tengkorak leluhurnya. Saat menyadari Miguel punya kemampuan melihat orang mati, maka Miguel pun dibawa melintasi Tanah Orang Mati untuk mencari kakek buyutnya. Tanpa disadarinya, Miguel terjebak di tempat itu. Dia harus keluar dari Tanah Orang Mati sebelum matahari terbit, atau dia akan terjebak selamanya di sana.

Ide pembuatan film ini sebenarnya sudah ada sejak tahun 2010. Adalah Lee Unkrich - Sutradara Toy Story 3 produksi Pixar - yang menggelontorkan ide untuk membuat cerita dengan latar belakang budaya Meksiko yang sangat populer di dunia itu. Setelah Pixar Studio memberikan lampu hijau padanya, Unkrich dan timnya melakukan serangkaian kunjungan ke Meksiko untuk memahami lebih dalam tentang latar belakang budaya Dia de Muertos. Selama 6 tahun, Tim Unkrich melakukan riset dan akhirnya berhasil membuat formula cerita budaya tersebut yang mereka beri nama Coco.

Film ini sebenarnya sudah ditayangkan pertama kali di Meksiko tanggal 27 Oktober 2017 silam, bertepatan waktu dengan perayaan Dia de Muertos. Film ini meraih sukses yang luar biasa dengan perolehan US$ 9.3 juta di hari pertama penayangan. Bahkan perolehannya kini (setelah tayang 1 bulan) telah mencapai US$ 41.4 juta, melampaui perolehan yang diterima film The Avengers dalam kurun waktu yang sama.



Recommended Movie - BEYOND SKYLINE (2017)



Judul Film            : Beyond Skyline
Sutradara              : Liam O'Donnell
Pemeran               : Frank Grillo, Bojana Novakovic, Callan Mulvey, Iko Uwais, Yayan Ruhian
Tanggal Rilis       : 1 November 2017

Sebuah kebanggaan bagi Indonesia karena awal November nanti akan ada film eksyen super-seru yang menggunakan lokasi pengambilan gambar di Indonesia. Lebih membanggakan lagi, film itu juga akan diperani oleh aktor laga Indonesia : Iko Uwais dan Yayan Ruhian. Ini merupakan reuni mereka berdua setelah sebelumnya dipertemukan dan bertarung habis-habisan di dwilogi film The Raid. Bedanya, jika sebelumnya mereka harus berduel habis-habisan, maka dalam film ini, Iko dan Yayan akan saling bekerja sama melawan para Alien.

Film Beyond Skyline sendiri merupakan sekuel dari film sains-fiksi berjudul Skyline (2010). Sebenarnya film Skyline sendiri bukanlah film yang keren-keren amat waktu ditayangkan. Dibuat dengan dana US$ 20 juta, film itu sendiri mendapat kritikan pedas dari para kritikus (termasuk saya) dikarenakan alur ceritanya yang terbilang sangat lamban dan membosankan. Bayangkan saja, dengan durasi 94 menit, film ini menampilkan banyak adegan percakapan. Keseruan baru dimulai di bagian akhir film, sehingga belum juga penonton terhibur dengan keseruan yang dihadirkan, film pun berakhir.

Mengesalkan kan?

Tapi entah mengapa, film tersebut justru laris dan meraup keuntungan hingga US$ 70 juta lebih.

Melihat kesuksesan film tersebut, akhirnya sekuel film pun dibuat. Dengan menggunakan dana pembuatan yang sama (US$ 20 juta), sekuel berjudul Beyond Skyline pun dibuat. Proses pembuatan film ini pun tergolong cukup lama. Dimulai sejak tahun 2014, film ini baru tuntas proses pengerjaannya tahun 2016. Meski dibuat dengan dana yang rendah, namun film Beyeond Skyline bisa diacungi jempol karena menampilkan adegan efek khusus yang sangat fantastis.

Yang paling membanggakan adalah : Sebagian besar adegan diambil di Yogyakarta dan Batam. Khusus di Yogyakarta, pengambilan gambar dilakukan di sekitar Candi Prambanan. Luar biasa, bukan?

Meski disebut sebagai sekuel, film ini bisa ditonton secara terpisah tanpa perlu menonton film pertamanya. Satu-satunya benang merah yang menghubungkan film ini dengan terdahulunya adalah tema penyerangan mahluk ruang angkasa (Alien) ke bumi.

Diawali dengan setting masa kini, saat Mark (Frank Grillo) dan anaknya - Harper (Callan Mulvey) - sedang menaiki kereta bawah tanah, tiba-tiba terjadi gempa dasyat yang memaksa mereka keluar dari kereta. Saat naik ke permukaan tanah, mereka mendapati kota mereka sedang diserang oleh Alien. Di tengah kekacauan tersebut, tiba-tiba Harper diculik oleh para Alien.

Karena berusaha menyelamatkan anaknya, Mark pun mencari lokasi persembunyian para Alien. Dan dia menemukan kalau Alien tersebut bermarkas di Wilayah Indonesia. Dia pun beranjak ke sana, dan menemukan kalau Indonesia telah dikuasai oleh mahluk ruang angkasa tersebut. Mark kemudian berkenalan dengan Sua (Iko Uwais), pemimpin pergerakan bawah tanah melawan Alien, yang mempersiapkan pasukan untuk menggempur mahluk tersebut.

Namun, belum lagi persiapan tuntas dilakukan, Pasukan Alien berhasil menemukan lokasi persembunyian para pemberontak gerakan bawah tanah. Sehingga perang besar pun tidak terhindarkan.

Berbeda dengan seri sebelumnya, film ini berdurasi lebih panjang (108 menit) dan dipenuhi banyak adegan pertarungan yang brutal dan sadis. Seperti biasa, Iko Uwais dan Yayan Ruhian menunjukkan kepiawaian mereka dalam bertarung menggunakan jurus pencak silat. Pertarungan seru menggunakan tangan kosong dan senjata tajam banyak menghiasi film ini.

Secara keseluruhan, film ini akan menjadi salah satu film seru yang wajib ditunggu. Keseruannya sudah pasti keren banget.

Recommended Movie - WHO KILLED COCK ROBIN? (2017)


Judul Film           : Who Killed Cock Robin? (目擊者 )
Sutradara             : Cheng Wei Hao
Pemeran              : Kaiser Chuang, Tiffany Ann Hsu, Ko Chia Yen, Christopher Lee
Tanggal tayang    : 31 Maret 2017

Pada tahun 1950, ada film Jepang yang sangat populer berjudul Rashomon. Film karya Sutradara Akira Kurosawa ini mengisahkan tentang sebuah kasus pembunuhan misterius yang penyelesaian masalahnya diliat dari berbagai sudut pandang, mulai dari korban, pelaku, saksi, hingga orang luar yang hanya mendengar "dari mulut ke mulut". Film itu sukses luar biasa dan menjadi tren film-film thriller selanjutnya.

Film Who Killed Cock Robin produksi Taiwan yang disutradarai Cheng Wei Hao ini pun mengusung cerita yang mirip dengan Rashomon. Bedanya, jika Rashomon menyerahkan kesimpulan akhir film pada penonotn, maka Who Killed Cock Robin justru mengarahkan penonton kepada beberapa kesimpulan, yang ternyata sebagian besar keliru. Wajar, mengingat kesimpulan itu disampaikan dari sudut pandang pelaku, yang kemudian dimentahkan oleh kesimpulan dari korban. Sehingga tentu saja kita segera mengetahui kalau fakta sebenarnya bukan seperti yang kita duga di awal.

Bingung?

Gak juga.Ceritanya sederhana kok :

Hsiao Chi (Kaiser Chuang) adalah seorang Jurnalis yang 9 tahun silam menjadi saksi sebuah kasus tabrak lari yang terjadi di sebuah jalan di pinggiran kota yang sepi. Sayangnya, Hsiao Chi tidak melihat plat mobil pelaku dan hanya tahu jenis mobilnya saja. Kasus kecelakaan ini tidak pernah terungkap, dan Hsiao Chi pun telah melupakan kasus itu.

Hingga satu hari, ketika mobilnya mengalami kerusakan dan harus diservis di bengkel, Hsiao Chi teringat kembali kasus kecelakaan tersebut. Karena itu, dia pun memutuskan untuk membantu polisi mengungkap kasus tersebut. Dibantu oleh Maggie (Hsu Wei Ning) - Atasannya sekaligus orang yang diam-diam dicintainya - Hsiao Chi pun melakukan penelusuran atas kasus tersebut.

Penelusuran kasus ini ternyata tidak semudah yang diduganya. Korban sekaligus satu-satunya saksi hidup kejadian tersebut - Shu Ai Ting (Ko Chia Yen) - menghilang secara misterius setelah diwawancarai Hsiao Chi. Lebih aneh lagi, pasca wawancara itu, Hsiao Chi disuruh Atasannya untuk tidak lagi mengurusi kasus itu. Namun Hsiao Chi pantang mundur dan terus mencari fakta untuk mengungkap kasus itu.

Semakin dalam Hsiau Chi menggali, dia menemukan semakin banyak fakta kalau kasus "sederhana" tersebut tidak sesederhana yang diduganya. Terbukti kasus tabrak-lari tersebut berhubungan dengan kasus penculikan anak seorang pengusaha 9 tahun silam, kasus pembunuhan seorang guru penyandang cacat, masalah politik yang melibatkan Perdana Menteri Taiwan, hingga kisah cinta Hsiau Chi dengan Atasannya.

Film ini sangat menarik karena selalu menampilkan kilas-balik kejadian dari sudut pandang berbagai pihak, mulai dari korban, saksi mata, hingga pelaku sendiri. Bahkan sesekali penonton "dijebak" dengan penjelasan Sang Pelaku yang ingin menunjukkan dirinya bukan pelaku utama. Namun setelah semua fakta terkumpul, penonton pun tahu kebenaran yang sebenarnya.

Film berdurasi 128 menit sangat cerdas. Alurnya dibuat sedemikian cepat dan menarik, sehingga tidak membuat penonton bosan, namun terus-menerus penasaran. Kejutan demi kejutan terus ditampilkan Sutradara Chen Wei Hao, membuat penonton terus bertanya-tanya, bagaimana akhir cerita ini?


WHO IS "COCK ROBIN"?
Meski judulnya "Who Killed Cock Robin?", namun sepanjang film Anda tidak akan menemukan ada karakter bernama "Cock Robin". Hal ini tentu mengundang pertanyaan, "Lalu siapakah Cock Robin?"

Judul "Who Killed Cock Robin?" sebenarnya bukanlah mengacu pada korban di film tersebut, tetapi judul itu diambil dari puisi klasik Inggris yang dipublikasikan tahun 1744. Puisi berjudul "Who Killed Cock Robin?" ini awalnya hanya terdiri dari 4 baris saja, yaitu :

Who killed Cock Robin?
I, said the Sparrow
with my bow and arrow
I killed Cock Robin

Pada tahun 1770, puisi ini dibuat menjadi 56 baris, yang berisi cerita yang lebih kompleks.

Meski terkesan sederhana, puisi tersebut mengandung makna bahwa jika seseorang ingin menguasai kedudukan, dia harus "berani" membunuh pesaingnya, dan "tega" menunjuk orang kepercayaannya sebagai pelaku kejahatan tersebut. Dan orang yang ditunjuk itu harus "rela" untuk menerima tuduhan tersebut agar kehidupan masyarakat menjadi lebih baik.

Tema "lempar batu sembunyi tangan" versi puisi "Who Killed Cock Robin?" sudah sering digunakan sebagai tema film-film pembunuhan dan misteri. Beberapa di antaranya yang cukup populer : Who Killed Cock Robin? (1935 - film animasi produksi Walt Disney) dan Sabotage (1936 - Sutradara : Alfred Hitchcock), dan Deadman Wonderland (April - Juli 2011; anime karya Mangaka Jepang Kazuma Kondou dan Jinsei Kataoka).



DO YOU KNOW? 
Jangan terkejut jika di film "Who Killed Cock Robin?"ada artis berparas cantik dengan wajah sangat mirip Raisa Andriana (Raisa). Penyanyi yang kini istri Hamish Daud ini sama sekali bukan pemeran utama film itu, melainkan Hsu Wei Ning / Tiffanyu Ann Hsu. Wanita berparas cantik yang sangat mirip Raisa ini adalah aktris dan model populer Taiwan. Gadis keturunan Italia - Amerika - Taiwan ini memulai karir sebagai model pakaian sejak tahun 2003. Pengalamannya bermain film dimulai saat dia menjadi figuran di serial televisi Jia You Fei Fei (2004). Di serial itu, selain menjadi figuran, dia pun turut menyumbangkan suara dengan menyanyikan theme song serial tersebut.

Ini bukan Raisa, tapi Hsu Wei Ning, aktris Taiwan
Nama Hsu Wei Ning baru benar-benar dikenal publik setelah bermain di serial televisi   It Started with A Kiss (2005 - 2006). Meski juga bermain sebagai figuran, namun wajahnya yang menawan dengan cepat membuat banyak penonton - terutama para pria - mabuk kepayang.

Film layar lebar pertama yang diperani Hsu Wei Ning adalah film horor The Tag-Along (2015), di mana dia berperan sebagai seorang Penyiar Radio yang takut menjalani hubungan percintaan yang serius. Film karya sutradara Cheng Wei Hao tersebut merupakan film box-office Taiwan 2015. Bahkan berkat film itu, Hsu Wei Ning meraih penghargaan Best Actress di Taipei Film Awards, dan ini merupakan penghargaan pertama untuknya di dunia perfilman.

Atas kesuksesan yang diraihnya, film ini kemudian dibuat sekuelnya dan dirilis tanggal 25 Agustus 2017 kemarin. Film yang berjudul The Tag Along 2 tetap distradarai Cheng Wei Hao, dan diperani Hsu Wei Ning, Francesca Kao, Lung Shao Hua, dan River Huang. Film itu meraih penghasilan jauh lebih baik daripada seri pertamanya (dibuat dengan dana NT$ 45 juta, film ini meraup keuntungan NT$ 104.8 juta).

Hsu Wei Ning kembali berkolaborasi dengan Sutradara Cheng Wei Hao di film Who Killed Cock Robin. Film ini merupakan film kedua kolaborasi mereka (film The Tag Along 2 adalah kolaborasi ketiga).



Movie Review : Kahaani 2 - Durga Rani Singh (2016)



Judul Film         : Kahaani 2 - Durga Rani Singh
Sutradara          : Sujoy Ghosh
Pemeran            : Vidya Balan, Arjun Rampal, Tunisha Sharma, Jugal Hansraj
Tanggal tayang : 2 Desember 2016

Jika Anda ingin tahu film India paling keren saat ini, maka jawabnya : Kahaani. Film bergenre drama-thriller-misteri ini pertama kali dirilis tahun 2012 dengan sutradara Sujoy Ghosh dan diperani Vidya Balan. Dibuat dengan dana yang cukup "minim" (80 juta Rupee; atau setara dengan Rp 1.62 milyar), film ini mampu meraup keuntungan hingga 1.02 milyar Rupee (atau setara Rp 2.16 milyar). Hasil ini langsung membuat Kahaani menjadi salah satu film India terlaris di waktu itu.

Selain meraih keuntungan finansial yang lumayan, Kahaani juga meraih berbagai penghargaan lokal dan internasional, juga banjir pujian dari para kritikus film dunia. Hal inilah yang kemudian membuat Sujoy Ghosh memutuskan untuk membuat sekuel film tersebut. Dan tahun 2016 kemarin, sekuel berjudul Kahaani 2 : Durga Rani Singh pun dirilis.

Meski disebut "sekuel", film ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan seri pertamanya. Ada pun benang merah yang menghubungkan film pertama dan kedua adalah pemeran utama (Vidya Balan) dan Sutradaranya yang sama.

Sama seperti seri pertamanya, seri kedua juga mengangkat cerita misteri yang penuh kejutan dan tidak terduga sama sekali.

Kahaana 2 : Durga Rani Singh mengisahkan tentang kisah hidup Durga Rani Singh (Vidya Balan), seorang staf kantor sebuah sekolah di kota Kalimpong, Bengal Utara, India. Saat bekerja, dia berjumpa dengan seorang siswi SD berusia 8 tahun bernama Mini Dewan (Naisha Khanna), yang selalu tertidur di kelas. Awalnya, Durga tidak terlalu memperhatikan anak tersebut. Namun ketika setiap hari anak tersebut harus menghadap Kepala Sekolah, Durga pun mulai penasaran untuk mengetahui latar-belakang Mini suka tidur di kelas.

Durga merasa ada yang tidak beres dengan keluarga Mini. Dia pun kemudian berpura-pura menjadi guru sekolah untuk memberikan les privat gratis kepada Mini. Saat di rumah Mini, Durga baru mengetahui kalau Mini diasuh oleh Neneknya, Nyonya Dewan (Amba Sanyal), dan Pamannya Mohit Dewan (Jugal Hansraj). Orang tua Mini telah meninggal karena kecelakaan.

Tebakan Durga benar. Mini ternyata mengalami pelecehan seksual yang dilakukan oleh Pamannya dan melakukan perlakukan tidak pantas oleh Neneknya. Akibatnya Mini mengalami trauma dan akhirnya memutuskan untuk bunuh diri. Beruntung Durga berhasil menyelamatkan nyawa Mini, meski kakinya lumpuh akibat meloncat dari lantai atas rumahnya.

Durga kemudian melaporkan tindakan Nenek dan Paman Mini ke polisi, namun justru dia yang disudutkan dan dituduh mencuri di rumah Keluarga Dewan. Belakangan Nyonya Dewan menyewa seorang pembunuh bayaran untuk membunuh Durga dan Mini. Durga berhasil selamat dari kejaran Sang Pembunuh Bayaran, dan secara tidak sengaja membunuh Nyonya Dewan saat dia mencoba membunuh cucunya.

Demi menyelamatkan Mini, Durga pun membawa kabur Mini ke desa terpencil di Chandan Nagar, dan berganti identitas menjadi Vidya Sinha. Setelah 5 tahun bersembunyi, keberadaannya terlacak oleh Mohit Dewan yang mengutus Pembunuh Bayaran untuk menculik Mini. Durga pun dengan berbagai upaya berusaha mencari keberadaan Mini dan menyelamatkannya.

Film seru ini ditampilkan dengan gaya cerita maju-mundur, sehingga butuh fokus untuk bisa benar-benar memahami jalan ceritanya. Akting Vidya Balan sangat memukau dan berhasil mengharu-biru perasaan penonton.

Meski durasinya cukup panjang (128 menit), namun karena ceritanya yang sangat menarik, film Kahaani tidak terasa membosankan. Bahkan membuat penonton terus-menerus penasaran.

Film ini pun sangat berbeda dengan film-film India pada umumnya, karena tidak menampilkan adegan tari-tarian masal atau tiba-tiba menyanyi seperti film-film India pada umumnya. Adegan perkelahian pun dibuat dengan cukup baik, sekelas film Hollywood berbujet tinggi.

Secara umum, film ini sangat menarik untuk ditonton. Saya bahkan sempat terbawa emosi melihat perjuangan Durga yang berusaha menyelamatkan Mini. Jika Anda suka film dengan alur cerita yang menyentuh sekaligus penuh ketegangan serta kejutan tidak terduga, film ini adalah juaranya yang wajib Anda tonton.

Sebagai info, sama seperti film terdahulunya, film Kahaani 2 : Durga Rani Singh pun menjadi film sukses yang melampaui film pertamanya. Berkat film ini, Vidya Balan terpilih sebagai Nominator Best Actress di Ajang Filmfare Awards, sebuah ajang penghargaan untuk film-film India terbaik.

Atas prestasi ini, Sujoy Ghosh berencana untuk menjadikan Kahaani sebagai film franchise yang akan dirilis setiap 2 tahun sekali.

Recommended Movies - TOKYO GHOUL (東京喰種 )



Judul Film          : Tokyo Ghoul
Sutradara            : Kentaro Hagiwara
Pemeran             : Masataka Kubota, Fumika Shimizu, Nobuyuki Suzuki, Yu Aoi, Kunio Murai
Tanggal rilis       : 29 Juli 2017

Penggemar anime dan manga tentu tahu banget dengan Tokyo Ghoul (東京喰種 - Tokyo Guru). Yep... Tokyo Ghoul adalah manga populer karya Sui Ishida yang dirilis di majalah manga seinen Weekly Young Jump antara September 2011 - September 2014 dan menjadi salah satu manga paling populer saat itu, dengan duduk di peringkat ke-4 Best Selling Manga dengan penjualan total 6,9 juta kopi sepanjang tahun 2014. Jika diakumulasi sejak perilisan perdananya (2011) hingga hari ini, maka total penjualan manga ini mencapai 30 juta kopi dan menjadikannya sebagai salah satu manga terlaris saat ini.

Manga ini sebelumnya sudah diadaptasi dalam bentuk anime oleh Pierrot Studio sebanyak 12 episode dan ditayangkan di Tokyo MX antara Juli - September 2014. Sama seperti manga-nya, anime Tokyo Ghoul juga meraih sukses yang luar biasa, sehingga kehidup dibuat Season Keduanya yang diberi judul Tokyo Ghoul : Root A (8 Januari - 26 Maret 2015). Season kedua ini pun meraih sukses yang sama, sehingga rencana untuk membuat Season Ketiga pun disetujui. Season Ketiga anime ini (diberi judul Tokyo Ghoul : re) akan dirilis tahun 2018.

Sebelum Season Ketiga dirilis, baru-baru ini Studio Film Shochiku Company Limited merilis film layar lebar live-action dari Tokyo Ghoul. Film tersebut dirilis tanggal 29 Juli 2017 di Jepang, dan akan dirilis secara internasional tanggal 16 Oktober 2017.

Film layar lebar Tokyo Ghoul terbilang cukup setia mengikuti alur cerita manga dan anime aslinya. Hanya saja karena pertimbangan durasi, maka banyak bagian dari manga dan anime tersebut yang tidak dimunculkan dalam film ini. Meski demikian, esensi ceritanya sama sekali tidak berubah dan masih tetap asyik dinikmati, terutama bagi para penonton yang sama sekali belum pernah membaca manga Tokyo Ghoul sebelumnya.

Film ini mengisahkan tentang Ken Kaneki (Masatoka Kubota), seorang mahasiswa yang jatuh hati pada Rize Kamishiro (Yu Aoi), teman sekampusnya. Perhatian Ken rupanya tidak bertepuk sebelah tangan. Rize pun menyukai Ken, sehingga mereka pun akhirnya bisa berjalan berdua. Namun perhatian Rize pada Ken hanya kedok saja, karena Rize sebenarnya adalah Ghoul - mahluk jadi-jadian yang hidup dari memakan daging manusia - dan dia ingin memangsa Ken.

Ken selamat dari serangan Rize. Namun dia menderita luka parah sehingga harus dibawa ke rumah sakit. Setelah sembuh, Ken baru menyadari kalau saat di rumah sakit, dia menjalani operasi yang telah mengubahnya menjadi manusia setengah Ghoul. Hal ini bisa terjadi lantaran ada sebagian organ tubuh Rize yang ditransplantasikan ke tubuh Ken, yang membuat Ken memiliki sifat seperti Ghoul yang lapar dan ingin memangsa manusia.

Dengan menjalani hidup sebagai manusia setengah Ghoul, Ken harus menyembunyikan jati-dirinya sebagai Ghoul dari manusia, dan harus bisa membaur dalam kehidupan sosial mahluk Ghoul.Tentu saja untuk bisa menjalani hidup seperti ini tidak mudah, mengingat banyak Ghoul yang tidak suka padanya dan berusaha menyingkirkannya.

Sama seperti versi anime-nya, film ini dipenuhi dengan adegan pertarungan brutal serta adegan sadis berdarah-darah. Bahkan bisa dikatakan film ini jauh lebih sadis daripada anime-nya, karena menampilkan adegan mutilasi serta pembunuhan brutal secara eksplisit.

Para kritikus film sangat memuji sinematografi film Tokyo Ghoul yang menampilkan banyak efek keren yang luar biasa. Bahkan jika dibandingkan dengan film-film Hollywood yang menggunakan bujet besar untuk membuat efek tersebut, film Tokyo Ghoul yang masuk kategori "murah-meriah" ini justru mampu menampilkan efek sekelas film-film mahal tersebut.

Untuk tingkat kesadisan dan kengerian, Tokyo Ghoul disebut kritikus film dunia sebagai film adaptasi anime Paling Brutal dan Sadis saat ini. Jadi kalau Anda adalah penonton yang "haus darah", film ini adalah film yang cocok untuk Anda tonton.



ABOUT "TOKYO GHOUL"
Seperti yang sudah diulas di atas, Tokyo Ghoul  merupakan salah satu anime terlaris saat ini, yang merupakan buah karya Mangaka Sui Ishida. Berbeda dengan anime yang ada sebelumnya, Tokyo Ghoul menampilkan cerita yang berbeda dan jauh lebih seram, yaitu tentang mahluk pemangsa manusia bernama Ghoul yang hidup serta menyaru sebagai manusia biasa. Kelebihan anime Tokyo Ghoul terletak dari alur ceritanya yang dibuat sangat cepat dan seru, membuat pembaca selalu penasaran untuk terus mengetahui kelanjutan ceritanya.

Tidak heran jika Tokyo Ghoul menjadi salah satu anime terlaris saat ini.

Tokyo Ghoul seri pertama dirilis tanggal 8 September 2011 - 18 September 2014 di majalah Weekly Young Jump. Manga ini kemudian dikompilasi menjadi 14 tankobon / volume buku komik yang dirilis antara 17 Februari 2012 - 17 Oktober 2014. Saat pertama kali dirilis, komik Tokyo Ghoul menjadi hits dan laris manis terjual lebih dari 2 juta kopi. Hingga hari ini, komiknya masih terus diburu orang dan telah menembus angka 30 juta kopi.

Atas kesuksesan manga tersebut, pada bulan Agustus 2013, Sui Ishida kemudian merilis manga prekuel berjudul Tokyo Ghoul [Jack] yang dirilis secara digital. Cerita yang terdiri dari 7 Bab ini berfokus pada karakter Arima Kisho dan Taishi Fura di mana setting waktu kejadian adalah 10 tahun sebelum kejadian di Tokyo Ghoul.
Sui Ishida, Mangaka di balik kesuksesan manga Tokyo Ghoul

Setahun kemudian - tepatnya 17 Oktober 2014 - Ishida merilis komik berwarna berjudul Tokyo Ghoul Zakki. Komik ini berisi kumpulan gambar dan konsep cerita Tokyo Ghoul awal, dengan tambahan komentar Sui Ishida mengenai ide awal kisah Tokyo Ghoul. Komik ini merupakan komik pendamping sekaligus komik tambahan untuk menyambut perilisan volume terakhir komik Tokyo Ghoul.

Pada tanggal 16 Oktober 2014, Weekyl Young Jump merilis manga sekuel dari Tokyo Ghoul berjudul Tokyo Ghoul : re. Komik ini melanjutkan cerita manga Tokyo Ghoul dengan setting cerita 2 tahun pasca kejadian di manga pertama tersebut. Di awal perilisannya, banyak kritikus yang mengkritik cerita Tokyo Ghoul : re yang terlalu banyak menampilkan gambar-gambar sadis tanpa disertai pengembangan cerita yang berarti. Kritikan ini diterima  Sui Ishida, yang kemudian mengembangkan cerita Tokyo Ghoul : re menjadi cerita yang lebih baik lagi, sehingga seri-seri berikutnya lebih bisa diterima oleh pembaca.

Selain manga, Sui Ishida pun merilis Tokyo Ghoul dalam bentuk novel. Bekerja sama dengan Novelis Shin Towada, mereka pun merilis 3 novel Tokyo Ghoul antara tahun 2013 - 2014. Seri pertama berjudul Tokyo Ghoul : Days (東京喰種トーキョーグール[日々] Tōkyō Gūru[Hibi] ) yang dirilis tanggal 19 Juni 2013. Novel ini mengisahkan pada keseharian hidup karakter-karakter utama dari kisah Tokyo Ghoul.

Novel kedua - Tokyo Ghoul : Void  (東京喰種トーキョーグール[空白] Tōkyō Gūru[Kūhaku] ) - dirilis tanggal 19 Juni 2014, mengisahkan tentang 6 bulan pasca kejadian di komik Tokyo Ghoul volume 8 dan 9.

Dan novel ketiga - Tokyo Ghoul : Past (東京喰種トーキョーグール[昔日] Tōkyō Gūru[Sekijitsu]) - dirilis 19 Desember 2014, di mana mengisahkan tentang latar belakang beberapa karakter utama Tokyo Ghoul, termasuk kisah hidup Ken Kaneki, yang merupakan tokoh sentral dari kisah Tokyo Ghoul.

Kesuksesan  manga Tokyo Ghoul menarik perhatian Studio Film Pierrot yang kemudian mengadaptasi dan memproduksi manga tersebut menjadi serial animasi dengan total 12 episode. Serial anime tersebut ditayangkan di Tokyo MX antara tanggal 4 Juli - 190 September 2014.

Anime tersebut sangat sukses dan mendapatkan respon yang sangat positif, tidak saja di Jepang, tetapi juga di luar negeri, termasuk Amerika, dan Indonesia.

Pasca kesuksesan anime itu, Pierrot kemudian merilis Season Kedua dari anime tersebut berjudul Tokyo Ghoul : Root A yang ditayangkan antara 9 Januari - 27 Maret 2015. Dan sama seperti seri sebelumnya, Season Kedua ini pun sukses luar biasa di dunia.

Atas kesuksesan itu, maka pada tanggal 5 Oktober 2017, Pierrot mengumumkan rencana perilisan Season Ketiga Tokyo Ghoul yang akan ditayangkan tahun 2018. Adapun judul season ketiga tersebut adalah Tokyo Ghoul : re.