10 Film Terbaik Bertema Aktivitas Mendaki Gunung (Mountaineering)

Aktivitas Mendaki Gunung (Mountaineering) adalah aktivitas yang sangat digemari banyak orang, tidak saja di luar negeri, tetapi juga di Indonesia. Selain meningkatkan rasa cinta pada alam sekitar, juga memberikan rasa takjub pada ciptaan Tuhan saat berada di puncak gunung yang tinggi.

Banyak hal yang sangat menarik yang bisa diceritakan dari aktivitas menantang ini., Mulai dari cuaca di sekitar gunung atau hutan yang mudah berubah-ubah, suasana keakraban yang terjalin diantara sesama Pendaki, hingga kejadian-kejadian ekstrim yang membahayakan jiwa sang Pelaku Mountaineering sendiri. Hal-hal inilah yang kemudian menjadi inspirasi para sineas, yang kemudian membuat film bertema Dunia Mountaineering.

Sebenarnya ada banyak sekali film-film bertema dunia panjat gunung ini. Tapi saya memilihkan 10 film yang menurut saya merupakan film terbaik yang WAJIB ditonton oleh para penggiat dunia Mountaineering. Selain menjadi inspirasi, film-film ini juga akan membuka wawasan tentang kondisi gunung yang akan didaki, serta suasana selama pendakian. Dengan demikian, akan muncul rasa hormat dan penghargaan kepada alam, sehingga selama pendakian, para Pelaku Mountaineering bisa ikut menjaga dan merawat alam agar tidak rusak.

1. NORTH FACE / NORDWAND (2008)
Inilah film legendaris yang wajib ditonton Para Pecinta Kegiatan Panjat Gunung. North Face adalah film produksi Jerman (disutradarai Phillip Stolzi) yang menampilkan kisah nyata aksi panjat gunung Eiger yang dilakukan oleh 2 orang pendaki gunung kenamaan Jerman : Toni Kurz (Benno Furmann) dan Andi Histerstoisser (Florian Lukas).

Seperti yang diketahui banyak orang, Gunung Eiger adalah salah satu gunung tertinggi di Swiss. Dengan ketinggian mencapai 4,158 meter, Gunung ini gunung yang paling menantang untuk didaki. Biasanya para pendaki memilih mendaki sisi utara Gunung Eiger - yang dikenal dengan sebutan The North Face atau Nordwand - karena sisi tersebut memiliki kesulitan yang luar biasa untuk didaki. Selain tebingnya yang nyaris berdiri tegak 90 derajat, udara di sekitar Gunung Eiger sering berubah sangat ekstrim, sehingga membahayakan jiwa para pendaki. Sejak tahun 1930an hingga hari ini, sudah puluhan pendaki yang tewas saat berusaha menaklukkan North Face. Meski demikian, hal ini tidak mengurungkan niat para pendaki untuk mendaki bagian utara Gunung Eiger tersebut.

Nah, pendakian North Face yang paling fenomenal adalah terjadi tahun 1936, di mana saat itu terjadi lomba panjang tebing antara tim pendaki gunung Jerman dan Austria. Negara Jerman diwakili Toni Kurz dan Andi Hinterstoisser yang berasal dari Desa Bechtesgaden, yang terkenal sebagai desa "penghasil" para pendaki gunung handal di dunia.

Saat pendakian dimulai, cuaca di sekitar Gunung Eiger tiba-tiba berubah ekstrim. Satu-persatu pendaki meninggal dunia. Meski demikian, hal itu tidak mengurungkan niat Toni dan Andi untuk terus melajut ke puncak Gunung Eiger. Sayangnya, takdir berkata lain, dan mereka pun akhirnya tewas menggenaskan beberapa meter menjelang puncak Gunung Eiger.

Film ini dengan sangat sempurna berhasil mereka-ulang kejadian yang terjadi di tahun 1936 tersebut. Tidak hanya itu, film ini pun dianggap berhasil menangkap dan menampilkan semua elemen sejarah pendakian Gunung Eiger tersebut.

Film berdurasi 121 menit ini tidak saja sukses di Jerman, tetapi juga sukses di dunia, bahkan menjadi tontonan wajib para pendaki gunung di Amerika Serikat, Inggris, Italia, dan Jepang.



2. EVEREST (2015)
Meski namanya sudah lama melegenda - dan sudah banyak orang yang membuat film dokumenter tentang gunung ini - kisah Gunung Everest baru diangkat ke layar lebar tahun 2015 silam. Disutradarai Baltasar Kormakur serta diperani para aktor papan atas Hollywood (Jason Clarke, Josh Brolin, John Hawkes, Robin Wright, Michael Kelly, Sam Worthington, Keira Knightley, Emily Watson, dan Jaket Gyllenhaal), film ini mengetengahkan kisah nyata tentang bencana badai salju di Gunung Everest yang terjadi tanggal 10 - 11 Mei 1996, dan menewaskan 8 dari 12 orang pendaki gunung yang waktu itu sedang melakukan pendakian.

Diceritakan pada bulan Mei 1996, sekelompok pendaki gunung berkumpul untuk melakukan pendakian ke Gunung Everest. Hampir semua pendaki adalah para pendaki handal yang telah melakukan serangkaian pendakian ke gunung-gunung tertinggi di dunia.

Dalam perjalanan pendaki Gunung Everest, satu-persatu peserta tumbang, sehingga tinggallah 12 orang yang berhasil mendaki dan tiba di puncak Everest. Masalahnya, saat mereka turun, badai salju segera menyambut mereka. Tak ayal, para pendaki itu terjebak di tengah badai. Mereka tidak bisa meminta bantuan, sedangkan Tim Penyelamat tidak dapat naik ke gunung karena kondisi cuaca yang tidak memungkinkan.

Meski adegan badai salju dilakukan di dalam studio (dan diberi efek CGI), namun pengambilan gambar benar-benar dilakukan di daerah pegunungan yang terletak di wilayah Nepal dan Base-Camp Everest. Sebelum proses pengambilan gambar dilakukan, para pemain film sudah terlebih dulu mempersiapkan diri mereka berlatih panjang gunung. Bahkan Aktor Josh Brolin dan Jake Gyllenhaal telah berlatih naik gunung selama setahun, sebelum pengambilan gambar film Everest.

Film ini tidak saja sukses (meraup keuntungan sebesar US$ 203 juta, dibuat dengan modal US$ 55 juta), tetapi juga meraih berbagai penghargaan film tingkat internasional.



3. K2 (1991)
Pecinta Alam dan Pendaki Gunung tentu sudah tidak asing lagi dengan K2, Gunung Tertinggi Kedua setelah Gunung Everest. Dengan ketinggian 8,611 meter di atas permukaan laut, K2 (yang juga dikenal dengan nama Gunung Goodwin-Austen atau Chhogori) yang terletak di perbatasan Kabupaten Taxkorgan Tajik, Xinjiang (Tiongkok) - Kabupaten Gilgit Baltistan (Pakistan) ini terkenal dengan sebutan "Gunung Buas" (The Savage Mountain) karena sulitnya medan yang harus dilewati para pendaki untuk mencapai puncak gunung tersebut. K2 menempati posisi kedua dalam Daftar 800 Gunung yang Paling Banyak Memakan Korban Jiwa Pendaki. Sejak pendakian pertama di tahun 1856 hingga hari ini, tercatat sudah ada 300 Pendaki Gunung yang berhasil naik ke puncak, 77 Pendaki harus berhenti di tengah jalan karena mengalami luka serius, dan 1 korban meninggal.

Keganasan Gunung K2 dan kegigihan Para Pendaki untuk menaklukkan gunung ini kemudian dibuat film layar lebarnya berjudul K2. Film yang disutradarai Franc Roddam ini diperani Michael Biehn dan Matt Craven. Meski merupakan film fiksi, namun kisahnay sendiri merupakan adaptasi dari pengalaman 2 orang Pendaki Gunung asal Amerika Serikat - Jim Wickmire dan Louis Reichardt - yang pada tahun 1978 tercatat dalam Sejarah sebagai 2 orang Amerika Serikat Pertama yang berhasil mencapai puncak K2.

Dikisahkan dalam film ini, dua orang sahabat - Taylor Brooks (Michael Biehn) dan Harold Jameson (Matt Craven) - adalah 2 orang pekerja kangtoran yang senang mendaki gunung. Satu ketika, kedua sahabat itu melakukan ekspedisi ke Gunung K2. Ekspedisi mereka ini mendapat dukungan dana dari bilioner Phillip Clairborne (Raymond J. Barry), yang sekaligus mendampingi mereka.

Bersama 2 orang pendaki lain - Dallas Woolf (Luca Bercovici) dan Takane Shimuzu (Hiroshi Fujioka) - mereka pun berangkat mendaki gunung tersebut. Di awal pendakian, Clairbone harus berhenti dan dibawa pulang karena terkena Sakit Ketinggian (AMS : Acute Mountain Sickness; gangguan pernafasan karena kekurangan oksigen di daerah ketinggian). Saat perjalanan dilanjutkan, Takane mengalami hiportermia dan meninggal, sedangkan Dallas hilang dalam badai salju.

Taylor dan Harold melanjutkan perjalanan dan berhasil mencapai Puncak Gunung K2. Namun saat mereka turun, Harold tergelincir sehingga mengakibatkan kakinya patah dan kehilangan tali panjatnya. Dengan bersusah-payah - di tengah kondisi Gunung yang sangat tidak bersahabat - Taylor berjuang keras untuk membawa temannya turun ke bawah dengan selamat.

Meski bukan merupakan film box-office, tetapi K2 merupakan film dramatis yang menampilkan kuatnya jalinan persahabatan Taylor dan Harold yang sangat kuat. Bahkan dalam kondisi gunung yang tidak bersahabat, mereka masih tetap bisa bersama-sama berjuang, serta tidak meninggalkan sahabatnya yang sedang dalam kondisi sekarat.



4.  127 HOURS (2010)
Film biografi yang dibuat dalam bentuk "found footage" ini terbilang film klasik yang wajib dikoleksi para Pecinta Alam. Disutradarai Danny Boyle, film yang diperani James Franco ini menampilkan sosok Aron Ralston, seorang Pendaki Bukit (Canyoneer) yang secara tidak sengaja terjebak di dalam lembah Blue John Canyon.

Dengan durasi 93 menit, film ini menampilkan perjuangan Aron Ralston yang tergelincir di dalam lembah Blue John Canyon. Tangan kanannya terjepit di bebatuan lembah, sehingga tidak memungkinkan baginya untuk pergi. Film ini menjadi menarik karena menampilkan cara Aron bertahan hidup meski berada di ruang gerak yang sangat sempit dan perbekalan yang sangat minim.

Selama 5 hari (127 jam), Aron berusaha untuk bertahan hidup. Hingga pada satu titik, ketika merasa tidak mungkin lagi diam menunggu kematian, Aron kemudian memutuskan untuk mengamputasi tangan kanannya yang terjepit.

Film ini merupakan adaptasi dari kisah nyata Aron Ralston - Pendaki Gunung dan Lembah asal Amerika Serikat - yang benar-benar pernah terjebak di tengah lembah di Utah pada tahun 2003. Setelah 5 hari terjebak di tengah lembah, Aron mengambil keputusan yang cukup mengerikan : mengamputasi tangannya sendiri. Kisah perjuangannya ini sebelumnya didokumentasikan dalam otobiografinya berjudul "Between A Rock and A Hard Place"

Meski telah mengalami kejadian buruk, tetapi semangat Aron untuk terus mendaki tidak berhenti. Hingga hari ini, Aron masih giat mendaki gunung dan melakukan banyak aktivitas sosial.



5. SCREAM OF STONE (1991)
Sebuah film adaptasi kisah nyata lain yang cukup menegangkan adalah film Scream of Stone (Cerro Torre : Schrei aus Stein). Film ini merupakan film produksi Jerman yang disutradarai oleh Werner Herzog, dan diperani Vittorio Mezzogiomo, Stefan Glowacz, Mathilda May, Donald Sutherland, Brad Dourif, dan Al Waxman.

Film ini mengisahkan tentang perjuangan Pendaki Gunung Cesare Maestri dan temannya, Toni Egger, dalam usaha mereka menaklukkan Gunung Cerro Torre pada tahun 1959.

Cerro Torre merupakan salah satu gunung dari kumpulan Pegunungan Es Patagonia Selatan di Amerika Selatan. Gunung ini berada di perbatasan Argentina dan Chilli. Selain diselimuti salju, pegunungan ini juga mengalami terpaan angin yang sangat kencang, sehingga sangat menyulitkan para pendaki untuk bisa mencapai puncak gunung tersebut.

Usaha pertama pendakian Gunung Cerro Torre pertama kali dilakukan pada tahun 1959 oleh Toni Egger dan Cesare Maestri. Namun dalam pendakian tersebut, Toni Egger tewas tersapu runtuhan es (avalanche) dan Cesare terpaksa menghentikan usaha pendakiannya karena kondisi cuaca yang tidak membahayakan jiwanya.

Pada tahun 1970, Cesare mendaki Gunung Cerro Torre kembali bersama 5 orang pendaki : Ezio Alimonta, Daniele Angeli, Claudio Baldessarri, Carlo Claus, dan Pitro Vidi. Mereka berenam berhasil menemukan jalur baru mendaki Gunung Cerro Torre, yaitu melalui sebelah Tenggara. Jalur tersebut mereka namakan "The Compressor Route", yang hingga hari ini menjadi Jalur Legendaris yang banyak dilalui banyak pendaki profesional.



6. THE WHITE TOWER (1950)
Film klasik yang diperani aktor legendaris Amerika Serikat Glenn Ford dan Alida Valli ini merupakan film pendakian gunung yang tidak umum pada masanya. Hal ini dikarenakan film ini menampilkan sosok pendaki gunung wanita. Pada masa film ini dibuat, mendaki gunung adalah hal yang tidak lazim dilakukan oleh wanita. Karena itu, film ini sangat unik sekaligus karya monumental bagi para Penyuka Aktivitas Panjat Gunung.

Diadaptasi dari novel berjudul sama karya James Ramsel Ullman, film yang disutradarai Ted Tetzlaff ini mengisahkan tentang Carla Alten (Alida Valli), seorang wanita keras kepala yang memutuskan untuk mewujudkan impian ayahnya, yaitu mendaki hingga ke puncak Gunung "The White Tower" yang merupakan bagian dari deretan pegunungan Swiss Alps. Sebelumnya, ayah Carla sudah pernah mencoba mendaki, tetapi gagal dan meninggal di tengah perjalanan.

Untuk melakukan perjalanan berbahaya ini, Carla meminta bantuan Martin Ordway (Glenn Ford) - seorang Pendaki Gunung Handal - untuk mendampinginya. Dalam pendakian tersebut, Carla dan Martin berkenalan dengan 6 orang lain yang kebetulan berencana melakukan ekspedisi yang sama ke Gunung "The White Tower" yang merupakan gunung yang belum pernah berhasil ditaklukkan para pendaki sebelumnya.

Kedelapan orang tersebut kemudian melakukan pendakian yang sangat mustahil dan berbahaya. Satu-satunya cara untuk bisa mencapai puncak adalah bekerja sama. Meski sangat tidak mudah, namun kedelapan orang tersebut akhirnya bisa saling bekerja sama dan bahu-membahu hingga berhasil mencapai puncak The White Tower.



7. A LONELY PLACE TO DIE (2011)
Film bertema mountaineering tidak melulu bicara tentang drama. Ada juga yang seru bergenre thriller. Salah satu yang sangat menarik untuk ditonton adalah film ini. Produksi Inggris yang disutradarai Julian Gilbey ini diperani oleh Melissa George, Ed Speleers, Karel Roden, Eamonn Walker, Sean Harris, dan Kate Magowan.

Bersetting di Dataran Tinggi Scotlandia yang dipenuhi pegunungan yang menantang untuk didaki, 5 orang Pendaki Gunung - Alison (Melissa George), Ed (Ed Speleers), Rob (Alec Newman), Jenny (Kate Magowan), dan Alex (Gary Sweeney) - secara tidak sengaja menemukan seorang gadis Serbia yang dikubur hidup-hidup di tengah hutan. Setelah berhasil membebaskan gadis itu, kelima orang tersebut diburu-buru oleh orang-orang misterius. Orang tersebut ternyata adalah kelompok mafia. Dan mereka berusaha menutup mulut kelima orang Pendaki Gunung tersebut agar tidak menceritakan tindakan mereka pada pihak berwajib.

Kejar-kejaran seru terjadi di tengah hutan. Dengan kemampuan bertahan hidup yang mereka miliki, kelima pendaki itu pun berusaha mati-matian menyelamatkan diri mereka, sekaligus mencari cara untuk mengalahkan orang-orang yang berusaha membunuh mereka.



8. THE CLIMB (2002)
Film yang disutradarai John Schmidt ini merupakan film yang sangat inspiratif tentang kerja sama dan membuang ego masing-masing pendaki saat sedang melakukan pendakian.

Diperani Jason George, Ned Vaughn, Dabney Coleman, dan David Stuart, film ini mengisahkan tentang dua pendaki gunung dengan kepribadian yang berbeda : Derrick (Jason George) adalah seorang pendaki gunung yang sangat egois dan sombong. Karena telah sering sukses mendaki gunung sendirian, dia merasa dirinya paling hebat dan tidak butuh bantuan siapapun untuk menaklukkan gunung manapun. Sebaliknya, Michael (Ned Vaughn) adalah seorang Pendaki Gunung yang baik hati dan selalu mengedepankan kerja sama untuk bisa menuntaskan sebuah pendakian.

Satu ketika, kedua orang tersebut dipertemukan dalam sebuah misi penyelamatan di sebuah gunung. Lokasi yang sulit dan sangat berbahaya tidak memungkinkan mereka untuk bisa melakukan penyelamatan itu sendirian. Mau-tidak mau, mereka harus bekerja sama untuk dapat menuntaskan tugas tersebut. Mungkinkan Derrick yang arogan mau bekerja sama dengan Michael?



9. INTO THIN AIR : DEATH ON EVEREST (1997)
Delapan belas tahun sebelum film Everest dibuat, film-televisi Into thin Air : Death on Everest sudah lebih dulu mengangkat kisah tentang bencana badai salju dasyat yang menghantam Gunung Everest pada bulan Mei 1996 dan menewaskan 8 orang dari 12 pendaki yang sedang melakukan ekspedisi kala itu.

Film-televisi ini dibuat berdasarkan biografi Into Thin Air yang ditulis oleh Jon Krakauer, salah seorang pendaki yang selamat dalam bencana tersebut. Film-televisi Into Thin Air : Death on Everest disutradarai Robert Markowitz dengan diperani Christopher McDonald, Peter Horton, Nathanael Parker, Richard Jenkins, Tim Dutton, dan Jeff Perry. Film-televisi ini ditayangkan pertama kali di jaringan televisi ABC (American Broadcasting Company) pada tanggal 9 November 1997.



10. NANGA PARBAT (2010)
Daftar ini saya tutup dengan sebuah film dramatis produksi Jerman yang menampilkan kisah pendakian gunung legendaris yang dilakukan oleh 2 bersaudara. Nanga Parbat merupakan film yang merupakan adaptasi dari kisah nyata pendakian yang dilakukan Pendaki Gunung Terkenal dari Jerman : Reinhold Messner dan Gunther Messner.

Disutradarai Joseph Vilsmaier, film dramatis yang diperani Florian Stetter, Markus Krojer, Lorenzo Walcher, Andreas Tobias dan Karl Markovics ini mengisahkan Reinhold Messner (Stetter) yang pada tahun 1970 mengajak adiknya, Gunther Messner (Andreas Tobias) untuk mendaki Nanga Parbat, Gunung Tertinggi Kesembilan (ketinggian 8,126 meter di atas permukaan air. Gunung tersebut berada di sebelah barat Gunung Himalaya. Gunung Nanga Parbat merupakan gunung paling berbahaya untuk didaki. Sudah puluhan pendaki yang tewas saat mencoba menaklukkan gunung ini. Hal ini membuat Nanga Parbat mendapat gelar "Gunung Pembunuh".

Saat pendakian akan dimulai, kondisi cuaca sedang tidak mendukung. Kedua bersaudara itu diperingatkan untuk tidak melanjutkan pendakian. Namun mereka tetap memaksa untuk mendaki. Melalui perjuangan yang cukup berat, Reinhold dan Gunther berhasil mencapai puncak Nanga Parbat dan menancapkan bendera mereka. Sayangnya, saat turun, Gunther cedera akibat hantaman cuaca yang sangat dasyat. Kondisi mereka menjadi parah ketika persediaan makanan habis. Pada saat itu, terjadi longsor salju (avalanche) yang menyebabkan kematian Gunther.

Tim penyelamat akhirnya berhasil menemukan keberadaan Reinhold dan membawanya pulang dengan selamat.

Recommended Movie - PETAK UMPET MINAKO (2017)


Judul Film        : Petak Umpet Minako
Sutradara          : Billy Christian
Pemeran            : Regina Rengganis, Gandhi Fernando, Wendy Wilson, Miller Khan, Nicky Tirta
Tanggal tayang  : 7 September 2017

Permainan Petak Umpat adalah salah satu permainan anak-anak yang sangat populer di dunia. Meski tujuan permainannya sama (1 anak mencari teman-temannya yang bersembunyi), tetapi teknik dan bentuk permainannya berbeda. Dan salah satu permainan petak umpet yang cukup unik adalah permainan petak umpet Jepang. Permainan ini disebut Hitori Kakurenbo, di mana para pemain justru bermain petak umpat dengan Arwah Orang Mati.

Permainan inilah yang menjadi dasar cerita dari film Petak Umpet Minako yang akan tayang 5 September 2017 mendatang di bioskop-bioskop di seluruh Indonesia.

Film ini mengisahkan sekumpulan anak muda yang melakukan reuni SMA mereka. Untuk mengenang kembali masa-masa indah di masa SMA, Vindha (Regina Rengganis) kemudian mengajak teman-temannya untuk bermain Petak Umpet di lingkungan sekolah. Tapi jenis Petak Umpet yang akan dimainkan adalah Petak Umpet Jepang bernama Hitori Kakurenbo.

Mereka menggunakan boneka Itchimatsu (boneka khas dari Jepang) yang diberi nama Minako sebagai yang jaga, lalu mereka kemudian memanggil arwahh untuk ikut bermain. Setelah Minako dirasuki, Vindha dan teman-temannya pun segera bersembunyi.

Masalah dimulai setelah permainan berlangsung. Minako memang hidup, dan mulai mencari para pemain yang bersembunyi. Siapapun yang dia temui, akan dia bunuh. Dan satu-persatu pemain pun menemui ajalnya dengan cara menggenaskan. Tidak seorang pun yang bisa keluar dari lingkungan sekolah, atau Minako akan membantai mereka hidup-hidup.

Dan Minako tidak akan berhenti, hingga semua Pemain habis dibantainya.

Bagaimana cara menghentikan teror Minako? Semua orang yang tersisa harus berjuang keras menemukan caranya, sebelum mereka menjadi korban selanjutnya.


TENTANG "HITORI KAKURENBO"
Permainan Hitori Kakurenbo adalah sebuah permainan petak umpet ekstrim yang biasa dilakukan di Jepang. Para pemainnya adalah orang dewasa. Anak-anak tidak boleh bermain permainan ini karena risiko permainan ini cukup besar dan dapat mencelakai sang anak.

Permainan Hitori Kakurenbo (yang artinya "Bermain Petak Umpet Sendiri") disebut ekstrim karena permainan ini melibatkan Arwah orang mati atau Roh Gentanyangan. Tidak jelas siapa pencipta permainan ini dan kapan permainan ini pertama kali dilakukan. Jika melihat dari jejak tragis yang ditinggalkannya, permainan ini sepertinya sudah dilakukan sejak puluhan tahun silam (saya perkirakan antara tahun 1950 - 1960an).

Awalnya Hitori Kakurenbo merupakan metode yang digunakan para cenayang untuk berkomunikasi dengan Roh. Satu hal yang dirasakan oleh para roh adalah kesepian. Karena itu, untuk menghibur arwah orang mati, sang cenayang mengajak keluarga orang mati tersebut bermain petak-umpat. Dari sanalah, Hitori Kakurenbo yang semula adalah ritual komunikasi dengan Roh, kemudian berubah menjadi permainan petak umpet orang dewasa yang cukup ekstrim.

Disebut ekstrim karena banyak pemain sering memainkan permainan ini tanpa pendampingan dari Cenayang atau orang yang punya kemampuan mengusir Roh. Akibatnya dalam permainan tersebut, selalu saja ada korban, entah terluka, kerasukan, bahkan tewas. Mengapa bisa terjadi? Karena saat pemanggilan roh, tidak selalu roh yang datang adalah Roh yang memang bisa diajak bermain. Justru kebanyakan adalah Roh Jahat yang senang mencelakai manusia.

Ada banyak variasi permainan Hitori Kakurenbo. Namun secara garis besar permainan ini membutuhkan sebuah boneka, benang merah, potongan kuku atau tetes darah dari para pemain, pisau atau alat tajam lainnya, beras, dan gelas berisi air garam.

Permainan biasa dilakukan di sebuah rumah besar di mana di dalam rumah itu hanya boleh diisi oleh orang-orang yang akan memainkan permainan tersebut. Jumlah pemain tidak dibatasi (namun harus dipastikan para pemain ada orang-orang yang sudah dewasa, bukan anak-anak atau remaja di bawah 21 tahun).

Ruang lingkup permainan adalah di dalam rumah tersebut, dan tidak seorang pun diperkenankan untuk keluar dari rumah hingga permainan usai. Kondisi rumah harus dalam keadaan gelap agar bisa bersembunyi.

Permainan diawali dengan menyayat boneka lalu mengeluarkan kapas isi boneka. Masukkan beras dan potongan kuku atau darah para pemain ke dalam bagian boneka yang disayat (versi lain menyebutkan menikam dada sang boneka dengan pisau yang telah dilumuri darah para pemain dan membiarkan pisau tersebut tetap tertancap di tubuh boneka tersebut), kemudian jahit sayatan tadi dengan benang merah. Berilah nama boneka tersebut, kemudian masukkan boneka tersebut di baskom berisi air, dan letakkan gelas berisi air garam di dekat sang boneka. Setelah itu, para pemain harus segera mencari tempat persembunyian karena permainan sudah dimulai.


Tidak ada batasan waktu dalam permainan ini. Bisa berlangsung 30 menit, 1 jam, bahkan berjam-jam tergantung kondisi dan situasi. Biasanya 15 menit pertama tidak terjadi apa-apa. Namun setelah itu, akan muncul banyak keanehan. Mulai dari suara orang tertawa, suara langkah, atau suara lainnya yang berusaha menarik perhatian pemain untuk keluar dari tempat persembunyiannya. Itu pertanda Sang Boneka sudah bergerak mencari para pemain.

Apabila ada pemain yang tempat persembunyiannya ketahuan oleh Sang Boneka, maka akibatnya bisa fatal : Sang Pemain bisa dilukai oleh Boneka (bahkan pada beberapa kasus ekstrim ada pemain yang ditusuk dengan pisau hingga tewas), bahkan ada yang dirasuki oleh Roh yang bersemayam di tubuh Sang Boneka.

Para Pemain tidak diperbolehkan meninggalkan lokasi sebelum permainan usai, karena akan berakibat fatal bagi semua pemain. Permainan dianggap selesai, apabila ada pemain yang berhasil menangkap Boneka tersebut lalu membawanya ke tempat di mana air garam berada. Setelah menemukan air garam, Pemain harus segera meneguk dan menyembur air garam itu ke Boneka tersebut sambil berseru sebanyak tiga kali, "Aku Menang!". Segera setelah itu, langsung potong benang merah pada boneka untuk memutuskan hubungan antara dunia roh dan dunia manusia.

Meski permainan dianggap sudah selesai, tetapi dalam beberapa kasus Arwah di dalam boneka ternyata tidak mau pergi, dan justru mengancam jiwa sang pemain. Bahkan sering diberitakan ada beberapa orang pemain yang menghilang secara misterius saat bermain permainan ini, dan dia tidak pernah ditemukan hingga hari ini.

Karena permainan ini sangat berbahaya, banyak orang tua dan Pendeta Shinto yang melarang kaum muda memainkan Permainan Hitori Kakurenbo. Meski demikian, masih banyak para pemuda yang penasaran dan masih memainkan permainan ini sebagai sebuah "Tantangan Uji Nyali".



DO YOU KNOW? 
Shooting film Petak Umpet Minako dilakukan cukup singkat : hanya 12 hari. Pembuatan filmnya dilakukan di akhir tahun 2015 dan rampung di awal tahun 2016. Meski demikian, film ini ternyata membutuhkan waktu 1 tahun untuk proses post-production, karena memasukkan banyak efek-khusus untuk film ini.
Risa Saraswati
Musik latar film Petak Umpet Minako dipercayakan pada Risa Saraswati. Buat Anda yang awam, Risa Saraswati adalah juga orang yang bertanggung jawab di balik kesuksesan film horor Danur (2017) yang tayang beberapa waktu lalu. Film Danur merupakan adaptasi dari novel yang dibuatnya berjudul Gerbang Dialog Danur. Novel tersebut merupakan kisah nyata kehidupan Risa Saraswati sendiri, yang mengisahkan bakat "supranatural" yang dimilikinya untuk berkomunikasi dengan arwah orang mati.

Meski filmnya sendiri baru akan tayang 7 September 2017 mendatang, tetapi promo film ini telah gencar dilakukan sejak Mei 2017 kemarin. Promo film Petak Umpet Minako dilakukan di beberapa kota besar seperti Bandung, Medan, Surabaya, Yogyakarta, dan Jakarta. Puncak kegiatan promo film ini diadakan di acara Ennichisai yang berlangsung di Little Tokyo Blok M, Jakarta, tanggal 13 - 14 Mei 2017 silam. Sebagai informasi, Ennichisai adalah acara tahunan kulinari, seni, dan kebudayaan Jepang yang rutin dilakukan setiap tahun di kawasan Blok M, Jakarta. Acara tersebut sudah berlangsung sejak tahun 2010 dan rata-rata dihadiri oleh lebih dari 200,000 pengunjung. Selain menampilkan pertunjukan kesenian tradisional (Mikoshi, Dashi, dan nyanyian tradisional Eisa), Ennichisai juga menampilkan kesenian modern (J-Pop, J-rock, dan Cosplay).

Manyoritas lokasi pengambilan gambar film Petak Umpet Minako dilakukan di CTC Senen, yang merupakan sebuah gedung perkantoran di Jakarta yang sudah sangat lama tidak digunakan. Suasana horor sangat kental terasa di dalam gedung tersebut, karena kondisi gedung yang sudah tidak terawat dan gelap. Selain itu, banyak kejadian aneh yang dialami para kru selama proses shooting berlangsung. Mulai dari kesurupan massal, beberapa peralatan shooting juga sempat tidak dapat digunakan selama satu jam, bahkan artis Regina Rengganis yang tiba-tiba terjebak di salah satu lantai di gedung tersebut. Meski demikian, secara umum, proses shooting bisa berjalan dengan baik dan lancar.

Recommended Movie - PENGABDI SETAN (2017)


Judul Film        : Pengabdi Setan
Sutradara          : Joko Anwar
Pemeran           : Tara Basro, Bront Palarae, Ayu Laksmi, Fachri Albar, Asmara Abigail
Tangal tayang   : September 2017

September 2017 mendatang, bioskop Indonesia akan diramaikan dengan kehadiran film horor Pengabdi Setan. Film karya Sutradara Joko Anwar ini merupakan remake dari film berjudul sama karya sutradara Sisworo Gautama Putra yang tayang tahun 1980. Meski judulnya "konyol", tapi film ini jangan dipandang sebelah mata, karena film aslinya adalah film yang pernah sukses secara finansial, tidak saja di Indonesia, tetapi juga sampai manca negara.

Sebenarnya hingga hari ini belum ada informasi resmi mengenai alur cerita film ini. Baik Joko Anwar maupun para kru film ini tidak bersedia membocorkan alur cerita film ini. Namun, jika mengacu pada cerita asli film Pengabdi Setan, maka alur cerita filmnya nanti akan kurang lebih seperti ini :

Ada sebuah keluarga kaya-raya yang terbilang kurang komunikasi dan kurang harmonis. Sang ayah - Munarto - adalah seorang pebisnis yang terlalu sibuk dengan urusan perusahaannya. Sedangkan kedua anaknya - Tomi dan Rita - adalah remaja yang sibuk berpesta di luar rumah setiap malam. Akibatnya tinggallah sang Ibu - Muwarti - sendirian di rumah mereka yang besar.

Satu ketika, Muwarti meninggal dunia. Di malam ketika sang ibu meninggal, Tomi tanpa sengaja memergoki arwah Ibunya. Hal ini membuatnya ketakutan dan merasa ada yang tidak beres dengan kematian sang Ibu.

Tomi pun berkonsultasi dengan seorang Dukun. Sang Dukun mengatakan kalau ada aura negatif di sekitar rumah Tomi, dan membahayakan nyawa seluruh penghuni rumah. Untuk melawan aura negatif itu, Tomi diharuskan memperkuat dirinya dengan berlatih Ilmu Hitam.

Pasca menguasi Ilmu Hitam, rumah tempat tinggal Tomi dan keluarga justru semakin angker dan mengerikan. Banyak kejadian aneh serta penampakan seram yang menghantui Tomi, Rita, dan ayah mereka. Mengapa hal itu bisa terjadi? Mungkinkah mereka dapat lepas dari kejaran para arwah gentayangan tersebut?



ABOUT "PENGABDI SETAN"
Tahun 1980, sinema Indonesia pernah menggemparkan dunia lewat perilisan film berjudul Pengabdi Setan karya sutradara Sisworo Gautama Putra. Film tersebut diperani Ruth Pelupessy, W.D. Mochtar, Fachrul Rozy, I.M. Damsyik, dan Doddy Sukma. Didistribusikan oleh Rapi Films, Pengabdi Setan yang berdurasi 96 menit tersebut menjadi film yang horor paling sukses di masa itu.


Kesuksesan film ini tidak lepas dari segi cerita yang terbilang sangat baru kala itu. Di masa lalu, film-film horor Indonesia masih dipengaruhi oleh film-film Hollywood dan Hong Kong, sehingga cerita yang diangkat selalu meniru film kedua negara tersebut. Namun dalam film Pengabdi Setan, Sutradara Sisworo Gautama Putra mengangkat cerita yang sama sekali berbeda dan sangat menonjolkan budaya Indonesia. Yang paling kentara adalah penggunaan Genderuwo dan Kuntilanak. Alhasil, film ini sangat sukses, sehingga Genderuwo dan Kuntilanak pun menjadi "terkenal" sebagai hantu paling mengerikan dalam dunia perfilman (serta kehidupan masyarakat) Indonesia.

Film ini tidak saja sukses secara finansial di Indonesia, tetapi juga sangat sukses saat dirilis di luar negeri (Jepang dan Amerika Serikat). Saat dirilis di luar negeri, film ini mengunakan judul "Satan's Slave". Sakin suksesnya film Pengabdi Setan, muncul beberapa komunitas kultus film ini di beberapa wilayah Asia.



DO YOU KNOW?
Joko Anwar sudah mempunyai ide untuk membuat ulang film Pengabdi Setan sejak 10 tahun silam, Namun karena kesibukannya menggarap proyek lain, Joko Anwar tidak keburu membuat skenario film ini. Barulah di tahun 2016, saat berdiskusi dengan Gope dan Sunil Samtani (Produser Rapi Films) yang menanyakan skenario Pengabdi Setan, maka Joko Anwar pun mengebut pembuatan skenario film tersebut.
Joko Anwar

Proses pembuatan skenario Pengabdi Setan dilakukan Joko Anwar selama 2 minggu. Namun karena konten ceritanya sangat menyeramkan, Joko Anwar tidak pernah menulis naskah itu sendirian. Dia selalu minta para kru film menemaninya saat dia menulis skenario film tersebut.

Proses shooting dilakukan di Pangalengan, Jawa Barat, selama 21 hari, sejak tangal 24 April 2016. Kini film tersebut sedang dalam tahap pasca-produksi, dan siap tayang September 2017 mendatang. Hingga artikel ini dibuat, tanggal perilisan film belum diungkap Joko Anwar. Jadi bersabar saja ya...

Untuk membuat penonton penasaran, Joko Anwar telah merilis 2 teaser trailer. Teaser Trailer Pertama dirilis tanggal 23 Juni 2017 silam. Dalam teaser tersebut, ditampilkan adegan suara lonceng yang tiba-tiba terdengar di dalam sebuah ruangan rumah yang gelap dan kelam. Teaser ini cukup berhasil membuat penasaran 22,000 orang penonton. Sedangkan teaser kedua film Pengabdi Setan baru dirilis hari ini (4 Agustus 2017).  Dalam teaser tersebut, terdapat adegan sebuah rumah berlantai dua yang sangat gelap dan kelam, tiba-tiba muncul teriakan yang mengerikan dari dalam rumah. Siapa yang berteriak? Itu masih rahasia....!! Yang pasti, teaser tersebut juga berhasil membuat banyak penonton makin penasaran untuk segera menonton film tersebut.

Berbeda dengan Pengabdi Setan versi 1980, durasi film Pengadi Setan versi 2017 ini akan sedikit lebih panjang. Jika gunting BSF (Badan Sensor Film) tidak terlalu tajam dan disetujui dirilis secara utuh, maka film ini akan berdurasi 104 menit.

Agar sesuai dengan versi aslinya, Joko Anwar tidak akan menggunakan efek khusus CGI atau Teknik Komputer seperti yang biasa dilakukan film-film masa kini. Untuk menimbulkan efek seram, maka Joko Anwar menggunakan teknik Practical Effect yang terbilang sangat sederhana, seperti memainkan efek pencahayaan dan tata make-up. Untuk adegan seram, proses shooting benar-benar dilakukan di malam hari, sehingga memunculkan atmosfir yang seram, tidak saja buat para pemain dan kru, tetapi akan juga dirasakan oleh penonton.


Recommended TV Series - THE SINNER (2017 - onward)


Judul Serial TV     : The Sinner
Jaringan Televisi   : USA Network
Pemeran                : Jessica Biel, Christopher Abbott, Dohn Norwood, Abby Miller
Tanggal tayang     : 2 Agustus 2017 - sekarang
Total episode        : 8

Meski namanya sempat berkibar di awal tahun 2000an lewat film-film box-office seperti The Rules of Attraction (2002), The Texas Chainsaw Massacre (2003), dan The Illusionist (2010), namun karir film Jessica Biel tampaknya tidak berjalan dengan baik. Terbukti setelah itu, banyak film-filmnya yang gagal di pasaran, sehingga namanya meredup.

Mungkin inilah yang menjadi alasan kenapa istri dari Justin Timberlake ini memutuskan untuk banting stir dan bermain di serial televisi. Keputusan ini sepertinya tepat, karena namanya menjadi berkibar kembali. Dan serial televisi terbaru yang diperaninya adalah The Sinner yang baru tayang di Jaringan Televisi USA Network tanggal 2 Agustus 2017 kemarin.

The Sinner merupakan adaptasi dari novel berjudul sama karya Novelis Petra Hammesfahr, dan dibuat dalam bentuk mini-seri sebanyak 8 episode. Selain menjadi pemeran utama, Jessica Biel juga menjadi Produser serial televisi ini.

The Sinner mengisahkan tentang Cora (Jessica Biel), seorang wanita yang lahir dari keluarga Katolik yang sangat taat dalam menjalankan ajaran agama mereka. Setelah tumbuh dewasa, Cora menikah dengan Mason Tannetti (Christopher Abbott). Dari pernikahan tersebut, mereka dibuahi seorang anak laki-laki.

Saat sedang berlibur di sebuah pantai, Cora melihat sepasang pria-wanita sedang bercumbu di hadapannya. Tanpa basa-basi, Cora mengambil pisau, kemudian menusuk pria tersebut berkali-kali hingga tewas. Aksi Cora tersebut sangat mengejutkan semua orang, termasuk suaminya sendiri. Cora segera diamankan polisi.

Kasus pembunuhan yang dilakukan Cora ditangani oleh Detektif Harry Ambrose (Bill Pullman) dan Detektif  Dan Leroy (Dohn Norwood). Berdasarkan fakta dan saksi, Detektif Leroy menyatakan kasus ini sudah selesai karena Cora sudah terbukti dengan sah dan meyakinkan sebagai pelaku tunggal pembunuhan. Tetapi Detektif Ambrose justru berpikiran lain. Meski kasusnya dianggap selesai, dia merasa ada kejanggalan dalam kasus ini.

Penyidikan yang dilakukan Ambrose menemukan kalau Frankie Belmont - korban yang dibunuh Cora - ternyata mengenal Cora. Yang lebih aneh lagi, dari keterangan saksi, Frankie sengaja membiarkan dirinya dibunuh Cora. Ambrose pun mendatangi Cora dan mewawancarainya. Terkuaklah fakta kalau beberapa tahun sebelumnya, Cora pernah menjalin hubungan rahasia dengan Frankie. Meski demikian, orang tua Frankie membantah pernyataan Cora karena pada waktu itu, Frankie justru sedang ada di kota lain, sehingga tidak mungkin berhubungan dengan Cora.

Saat wawancara berikutnya dengan Cora, Detektif Ambrose kemudian memutarkan rekaman lagu yang dimainkan Frankie. Dan tiba-tiba Cora menyerang Detektif Ambrose dengan cara yang sama saat dia menghabisi Frankie. Kejadian itu sangat mengagetkan Detektif Ambrose, dan dia menduga ada hubungan antara lagu tersebut dengan masa lalu Cora, yang membuatnya bereaksi cukup ekstrim. Apa yang sebenarnya terjadi pada Cora di masa lalunya?

Banyak kritikus memuji akting Jessica Biel di serial ini. Penampilannya disebut sangat cerdas dan menunjukkan kualitas Jessica Biel sebagai aktris papan atas.


(Not) Recommended Movie - EL BAR (2017)



Judul Film                : El Bar 
Sutradara                  : Alex de la Iglesia
Pemeran                   : Blanca Suarez, Mario Casas, Alejandro Awada, Carmen Machi, Trele Pavez
Sutradara                  : 24 Maret 2017

Film thriller produksi dan berbahasa Spanyol ini sebenarnya memiliki "segalanya" untuk menjadi sebuah film box-office : alur cerita yang penuh ketegangan, dialog cerdas, dan akting para pemain yang sangat prima. Sayangnya, film berdurasi 94 menit ini hanya mampu mempertahankan semuanya di paruh pertama film saja. Selanjutnya, film ini gagal-total untuk mengakhiri eksekusi dengan baik. Bahkan bisa dibilang, ending film ini cukup mengecewakan dan membuat penonton bertanya-tanya, "Ngapain habisin waktu cuma nonton film ginian ?"

El Bar (atau dalam perilisan internasional berjudul : The Bar) diawali dengan adegan orang-orang memasuki sebuah kafe yang terletak di tengah kota Madrid, Spanyol. Salah seorang pengunjung kafe masuk ke toilet, dan kemudian salah seorang pengunjung yang lain keluar kafe. Baru beberapa langkah meninggalkan kafe, tiba-tiba sang pengunjung tewas tertembak Sniper (Penembak Jitu). Sontak semua orang terkejut. Para pejalan kaki di kota pun berhamburan melarikan diri. Dan dalam sekejap, lokasi sekitar kafe tersebut sunyi-senyap, seolah-olah semua orang menghilang.

Seorang pengunjung kafe mencoba meninggalkan kafe tersebut, dan dia pun tewas tertembak.

Maka kemudian tinggallah 8 orang di dalam kafe tersebut :
- Nacho (Mario Casas) : seorang pekerja iklan digital 
- Elena (Blanca Suarez) : seorang wanita karir
- Sergio (Alejandro Awada) : salesman pakaian dalam wanita
- Trini (Carmen Machi) : seorang janda yang hobi bermain game yang ada di kafe
- Amparo (Terele Pavez) : pemilik kafe
- Andres (Joaquin Climent) : mantan detektif
- Satur (Secun de la Rosa) : juru masak kafe
- Israel (Jaime Ordonez) : tuna wisma yang mengalami gangguan jiwa

Delapan orang ini berusaha mencari tahu apa yang melatar-belakangi pembunuhan kedua pengunjung kafe tersebut. Selanjutnya, kejadian-kejadian aneh mulai terjadi : Kedua mayat korban penembakan tiba-tiba menghilang. Sinyal telepon tiba-tiba hilang. Orang di dalam toilet tiba-tiba muncul dengan wajah membengkak. Para polisi datang dan membakar ban di depan kafe. Dan tidak ada berita sama sekali tentang kasus penembakan tersebut.

Misteri ini mulai terkuak setelah mereka membuka ponsel milik pengunjung dari toilet yang tewas. Ternyata pembunuhan itu ada kaitannya dengan kasus merebaknya sebuah virus misterius di Afrika. Dan pengunjung dari toilet tersebut diduga membawa virus mematikan tersebut. Apakah kesemua pengunjung kafe terjangkiti virus? Mampukah mereka keluar dari kafe tersebut dengan selamat?

Sebenarnya ketegangan sudah cukup baik dimunculkan sedari awal film. Intensitasnya pun terus-menerus berhasil dipertahankan. Sayangnya, di pertengahan film, ketegangan film tiba-tiba seperti kehilangan tenaganya dan mulai melempem. Hal ini terlihat dari jalan ceritanya yang sangat terasa sekali seperti diulur-ulur, seolah-olah enggan dituntaskan dengan segera.

Hal lain yang cukup mengganggu adalah editing film. Entah disengaja atau tidak, banyak sekali kekeliruan shooting yang tidak dipotong, dan dibiarkan, sehingga menimbulkan kesan kalau film ini dibuat sangat tidak profesional serta sangat terburu-buru. Ada adegan saat Elena memegang alat suntik berisi anti-virus. Adegan memperlihatkan Elena menggenggam alat suntik itu, tetapi saat berpindah adegan, tampak alat suntik itu justru tergeletak di telapak tangan Elena (tidak digenggam).

Adegan lain memperlihatkan ponsel yang ditemukan Nacho di pakaian pria dari toilet hanya tersisa 10%. Saat Satur ingin merebut ponsel itu, batere ponsel tiba-tiba habis dan ponsel tidak bisa digunakan lagi. Namun beberapa saat kemudian, ponsel aktif kembali dan bisa menerima kabar via WhatsApp (Ingat....!!! Saat itu tidak ada sinyal dan telpon sudah mati total. Bagaimana mungkin bisa menerima WhatsApp?).

Adegan paling ekstrim adalah saat Nacho bertarung dengan Israel di selokan bawah tanah memperebutkan pistol. Saat bertarung, keduanya menyelam, lalu terdengar 2 kali tembakan di dalam air. Bagaimana mungkin pistol yang terendam air dan dalam kondisi basah total bisa ditembakkan di dalam air? Lalu setelah itu, Nacho muncul dari dalam air memegang pistol, dan pistol itu masih berfungsi dengan sangat baik dan bisa ditembakkan. Lha... kok bisa?

Adegan terakhir benar-benar mengganggu karena ingin membodohi penonton. Pembodohan yang cukup konyol, dan ngawur sekali.... !!!!

Selain adegan-adegan yang mengganggu tersebut, hal lain yang cukup mengganggu adalah akhir cerita film ini yang tidak menjelaskan kejadian yang sesungguhnya terjadi. Cerita berakhir setelah pengunjung kafe berhasil keluar dengan selamat. Dan kota yang tadinya sunyi-senyap, tiba-tiba ramai kembali oleh orang dan kendaraan, seolah-olah tadi tidak terjadi apa-apa. Sepertinya Sutradara Alex de la Iglesia sengaja membiarkan penonton "berasumsi" dan menarik kesimpulan sendiri tentang apa yang mereka tonton barusan.

Untuk Para Penikmat Film Awam, tentu hal ini sangat mengecewakan dan menyebalkan, mengingat mereka - termasuk saya - sudah berharap untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Jika harus menarik kesimpulan sendiri, saya sendiri cukup bingung, mengingat banyak adegan yang tidak konsisten sehingga tidak mungkin membuat sebuah kesimpulan yang konkret dan bisa menjelaskan kesimpulan akhir film ini.


Film ini bisa menjadi tontonan yang menghibur, namun hanya di 45 menit awal saja. Setelah itu, sepertinya Penonton tidak perlu melanjutkan tontonan, karena ceritanya sudah terkesan diulur-ulur dan intensitas ketegangan pun sudah sangat menurun dibandingkan 45 menit pertama.

Recommended TV Series - Bet Hur (賭城群英會)


Judul TV Series           : Bet Hur
Sutradara / Produser    : Wong Jing
Pemeran                       : Patrick Tse, Charmaine Sheh, Kenneth Ma, Raymond Wong, Natalis Chan
Tanggal tayang             : 19 Juni - 4 Agustus 2017
Total episode                : 35

Wong Jing adalah salah seorang Sineas Senios Hong Kong yang cukup disegani dan dihormati. Berkiprah di dunia film sejak tahun 1975, Wong Jing telah mengenal dengan baik asam-garam dunia perfilman Hong Kong. Tidak heran kalau film-film yang disutradarai dan diproduserinya selalu sukses, meski kebanyakan bisa dikatakan film-film konyol dan aneh.

Wong Jing mulai dikenal dunia setelah film yang disutradarainya - God of Gamblers (賭神 - Du Sheng; 1989) sukses besar. Film yang diperani Chow Yun Fat dan Andy Lau itu memecahkan rekor pendapatan film Hong Kong di waktu itu, dengan meraih penghasilan finansial sebesar HK$ 37 juta. Sebuah rekor pendapatan yang belum pernah diraih film Hong Kong sebelumnya. God of Gamblers kemudian membuat tren sendiri, di mana sejak sukses besar, banyak bermunculan film-film Hong Kong yang mengangkat tema perjudian. Beberapa di antaranya yang sukses adalah All for The Winner, Casino Raiders, dan Casino Taycoon.

Bicara tentang film judi, God Of Gamblers sebenarnya bukanlah film pertama yang mengupas tentang Dunia Judi. Pada tahun 1980, TVB pernah merilis sebuah serial televisi bertema dunia judi. Serial tersebut berjudul The Shell Game (千王之王), dan merupakan karya sinema Hong Kong pertama yang mengangkat tema tentang Judi. Diperani Patrick Tse - yang merupakan aktor papan atas film-film drama Hong Kong waktu itu - serial tersebut mengisahkan tentang Raja Judi dari Guangzhou Lo Hoi yang mempertaruhkan Gelar Raja Judinya menghadapi Raja Judi dari Shanghai Cheuk Yi Fu.

Serial The Shell Game yang bertotal 25 episode tersebut menjadi serian Hong Kong klasik yang sangat melegenda karena menampilkan banyak teknik judi yang sangat menakjudkan dengan alur cerita yang menegangkan. Dan yang menarik dari serial ini adalah : Skenarionya dibuat oleh Wong Jing, yang waktu itu baru belajar menulis skenario film.


Kini, setelah 38 tahun pasca kesuksesan The Shell Game, Wong Jing sepertinya ingin bernostalgia, mengenang masa-masa awal kesuksesannya berkarya di dunia film. Karena itu, dia pun memproduksi kembali serial The Shell Game dengan versi yang lebih baru. Skenarionya sedikit diubah agar sesuai dengan kondisi masa kini. Dan pada bulan Juni kemarin, serial berjudul Bet Hur - yang merupakan adaptasi dari skenario The Shell Game - pun dirilis di stasiun televisi TVB.

Di serial bertotal 35 episode ini, Wong Jing tidak hanya menulis skenario, tetapi juga menyutradarai dan memproduseri serial tersebut. 

Serial ini mengisahkan tentang sebuah pertarungan judi besar antara 2 orang Master Judi Hong Kong yang terjadi 20 tahun silam. Ketika salah satu Master Judi terdesak, muncullah Heong Mo Ming (Patrick Tse) - yang dikenal dengan julukan Ksatria Judi - menolong sang Master Judi. Heong Mo Ming berhasil memenangkan perjudian itu. Namun kemenangan itu memunculkan dendam kepada pihak yang kalah, sehingga mereka bertekad menghabisi Heong Mo Ming. Menyadari jiwanya terancam, Heong Mo Ming kemudian menghilang.

Heong Mo Ming memiliki 2 orang murid : Sze Dan Gor (Natalis Chan) dan Sap Sam Mui (Monica Chan). Kedua murid itu saling mencintai, namun akhirnya berpisah setelah terjadi salah paham. Setelah guru mereka menghilang, Sze Dan Gor dan Sap Sam Mui diam-diam mengangkat murid untuk meneruskan warisan Ilmu Judi mereka.

Sze Dan Gor mengangkat 3 orang murid : Chow Goon Jai (Kenneth Ma), Chui Sui Man (Raymond Wong), dan Siu Sai Gor (Dominic Ho).

Sedangkan Sap Sam Mui juga mengangkat 3 orang murid : Sze Siu Dung (Charmaine Sheh), Ching Siu Bak (Samantha Ko), dan Wong Siu Nam (Connie Man).

Dalam beberapa kali kesempatan, murid-murid Sze Dan Gor dan Sap Sam Mui sering bertarung dalam arena judi internasional. Di tengah pertarungan tersebut, Goon Jai dan Siu Dung kemudian saling mencintai. Mereka pun kemudian saling bahu-membahu saat menghadapi Raja Judi Hong Kong To Dung Hoi (Joseph Lee).

Dalam pertarungan melawan To Dung Hoi, tiba-tiba Chui Sui Man - murid Sze Dan Gor - berhianat dan memihak musuh. Kondisi ini tidak menguntungkan karena Sui Man sangat pintar dan tahu semua trik yang digunakan saudara seperguruannya. Ketika kondisi mereka sudah terdesar, Sang Ksatria Judi Heong Mo Ming muncul untuk menolong.

Kemunculan Heong Mo Ming kembali sontak mengejutkan para musuhnya, yang segera bersiap untuk membalaskan dendam mereka yang sudah terpendam lebih dari 20 tahun. Akankah mereka berhasil mengalahkan Heong Mo Ming bersama kedua murid dan cucu-muridnya?

Meski menampilkan banyak adegan komedi slapstik konyol khas Wong Jing, namun alur cerita serial ini terbilang sangat menarik dan penuh kejutan. Banyak trik cerdas yang ditampilkan Wong Jing, sehingga penonton selalu dibuat penasaran untuk terus menonton serial ini hingga akhir.



DO YOU KNOW? 
Di serial Bet Hur inilah untuk pertama kali setelah 38 tahun, Wong Jing dan Patrick Tse bekerja sama kembali. Sebelumnya mereka bekerja sama di serial televisi The Shell Game. Hanya saja waktu itu, Wong Jing hanya seorang Penulis Skenario. Kini, dia menjadi Sutradara yang mengarahkan Patrick Tse.

Adegan paling mengejutkan dan mengharukan di Bet Hur (Episode 27)
Berbeda dengan The Shell Game, serial Bet Hur menampilkan banyak adegan dramatis, di mana banyak karakter utama dalam serial ini yang tewas dengan cara yang mengejutkan. Salah satu adegan yang paling menghentak dan mengejutkan adalah kematian Siu Bak (Samantha Ko), Saudara Seperguruan Siu Dung (Charmaine Sheh).  Dalam adegan yang ada di Episode 27 tersebut , Siu Dung melihat langsung bagaimana Saudara Seperguruannya itu tewas dibantai musuh mereka. Adegan selanjutnya memperlihatkan Siu Bak meratapi kematian Siu Bak. Banyak Netizen yang memuji adegan itu dan menyebut penampilan Charmaine Sheh di sana sebagai penampilan "Tingkat Dewa", karena mampu membuat para penonton ikut terbawa suasana dan menangis saat menyaksikan adegan tersebut. 



Space Squad (スペース・スクワッド ) - Bagian 2 (Tamat)

Setelah sebelumnya saya mengulas tentang dwilogi Space Squad (detil lengkap pembahasannya bisa Anda baca di sini ), maka di bagian ini saya akan mengulas tentang sosok Space Sheriff Gavan dan Tokusou Sentai Dekaranger.

Sosok Tokusatsu dan Super Sentai ini bisa dikatakan sebagai sosok legendaris di dunia perfilman Jepang. Gavan adalah pahlawan tokusatsu yang terkenal di era 1980-an, sedangkan Dekaranger adalah kelompok super-sentai yang populer di awal tahun 2000an. Bertemunya kedua pahlawan legendaris ini dalam satu film, tentu saja sangat menarik sekali.

Nah,... Bagi Anda yang kurang familiar dengan kedua superhero ini, berikut ini saya tampilkan profil mereka.


SPACE SHERIFF GAVAN (宇宙刑事ギャバン - Uchuu Keiji Gaban)
Space Sheriff Gavan (atau biasa disingkat menjadi Gavan / Gaban / Gabin) ini adalah tokoh super hero yang sangat populer di awal tahun 1980an. Karakter hasil kreasi Toei Company ini pertama kali muncul di stasiun televisi TV Asahi tanggal 5 Maret 1982 - 25 Februari 1983 dalam serial televisi Space Sheriff Gavan, dengan total 44 episode.
Gaban Original

Space Sheriff Gavan mengisahkan tentang Gavan / Gaban (diperani Kenji Ohba), seorang Polisi Keamanan Ruang Angkasa dari Kesatuan Galactic Union Police yang tinggal di Planet Burung / Bado Sei. Satu ketika, dia mendapat tugas untuk melindungi bumi setelah Organisasi Kejahatan Galaktik Maguu - yang dipimpin Don Horror - melakukan kekacauan di sana.
Kenji Ohba sebagai Gaban (1982)
Kenji Ohba sebagai Gaban (2017)

Ibu Gaban bernama Tomiko Ichijouji adalah penduduk Bado Sei, sedangkan ayahnya - Voicer - adalah manusia bumi, yang juga Polisi Keamanan Ruang Angkasa. Sayangnya sang ayah menghilang saat bertugas di bumi.

Bersama Mimi (Wakiko Kano) - Asisten yang juga anak dari Atasan Gaban - mereka pun berangkat ke bumi dan melacak keberadaan Maguu. Selama di bumi, Gavan menggunakan identitas Ichijouji Retsu dan bekerja sebagai pengurus kuda di Peternakan Avalon Youth Club.

Serial televisi Space Sheriff Gavan menjadi sangat terkenal, tidak saja di Jepang, tetapi juga di banyak negara di kawasan Asia Tenggara (Filipina, Malaysia, Indonesia), Eropa, dan Amerika. Kesuksesan Gavan ini kemudian memunculkan genre baru film tokusatsu yang dikenal dengan nama Metal Hero Series, yang meraih kesuksesan yang sama seperti serial Kamen Rider dan Super Sentai.

Pasca Space Sheriff Gavan, bermunculan superhero lain yang sejenis yang kesemuanya sukses dan menjadi legenda. Beberapa di antaranya adalah : Space Sheriff Sharivan, Space Sheriff Shaider, Kyojuu Tokusou Juspion, Choujinki Metalder, Tokusou Robo Janperson, B-Fighter Kabuto, Tetsuwan Tantei Robotack, dan lain-lain.

Meski sempat sangat sukses di masa itu, namun kepopuleran Metal Hero Series memudar setelah tahun 1995. Tidak ada lagi karakter Metal Hero Series yang dibuat. Meski demikian, karakter-karakter superhero tersebut tetap disukai oleh para fansnya.
Tiga Metal Hero Pertama (ki-ka): Sharivan, Shaider, Gaban

Menyambut 30 tahun Metal Hero Series, Toei kemudian merilis film Koizoku Sentai Gokaiger vs Space Sheriff Gavan : The Movie di bulan Januari 2012. Film ini menjadi film pertama pertemuan (crossover) antara Super Sentai dan Metal Hero Series, sekaligus kemunculan perdana Gaban setelah 30 tahun absen dari dunia hiburan. Rupanya kemunculan Gaban - yang waktu itu diperani Kenji Ohba - mendapat sambutan yang sangat meriah dari para fans Gaban, terutama para penggemarnya yang kini telah berusia dewasa dan telah punya anak-anak.

Meski masih tampak sangat sehat dan prima, namun harus diakui kalau Kenji Ohba (yang kala itu sudah berusia 58 tahun) sudah tidak mungkin lagi melakukan banyak aksi berbahaya seperti saat dia memerani karakter Gavan di masa lalu. Karena itu, guna mengantisipasi respon positif para penonton sekaligus menjangkau penggemar baru yang masih berusia muda, maka bulan Oktober 2012, Toei merilis film Space Sheriff Gavan : The Movie.
Geki Jumonji (diperani Yuma Ishigaki)

Di film itu, dikisahkan Gavan / Retsu (Kenji Ohba) yang sudah tua melatih seorang anggota polisi ruang angkasa muda dari Galactic Union Police bernama Geki Jumonji (Yuma Ishigaki). Berkat kemampuannya yang sangat baik, Geki kemudian terpilih menjadi Space Sheriff dengan nama Gavan Type-G, menggantikan Gavan Pertama yang sudah pensiun.

Yuma Ishigaki tampak sangat pas memerani karakter Geki Jumonji / Gavan Type G, sehingga dia terus dipercaya untuk memerani karakter tersebut.
Gaban Type G

Pasca kesukses film layar lebar Space Sheriff Gavan : The Movie, Yuma Ishigaki tampil kembali di film layar lebar Suer Hero Taisen Z (atau judul lengkapnya : Kamen Rider x Super Sentai x Space Sheriff : Super Hero Taisen Z). Film tersebut dirilis tahun 2013, dan menampilkan crossover 3 franchise Tokusatsu yang sangat terkenal di Jepang : Kamen Rider, Super Sentai, dan Metal Hero. Selain Gavan, di film itu juga tampil juniornya, yaitu Sharivan dan Shaider.

Dan tahun 2017, Space Sheriff Gavan tampil kembali dalam V-Cinema berjudul Space Squad. Film tersebut sebenarnya merupakan prolog dari petualangan Gavan selanjutnya, di mana dia akan sering muncul di serial televisi Tokusatsu yang lain, baik sebagai cameo, maupun pemeran utama.





TOKUSOU SENTAI DEKARANGER (特捜戦隊デカレンジャー Tokusō Sentai Dekarenjā)
Dekaranger - atau juga yang lebih dikenal dengan sebutan S.P.D. (Special Police Dekaranger) - adalah franchise serial televisi Super Sentai ke-28 produksi Toei. Serial ini ditayangkan dari tanggal 15 Februari 2004 - 6 Februari 2005 dengan total 50 episode. Berbeda dengan kebanyakan tema cerita super sentai yang melawan para monster yang berencanan menguasai bumi, maka serial Dekaranger justru menceritakan tentang kesatuan Dekaranger yang berhadapan dengan para kriminal yang mengacaukan kedamaian galaksi, termasuk bumi.

Musuh utama yang dihadapi oleh para anggota Dekaranger adalah Agent Abrella (Ryusei Nakao), mahluk ruang angkasa yang juga penjual senjata gelap. Selain menghadapi Abrella, Dekaranger juga berhadapan dengan para kriminal ruang angkasa yang mendapat banyak bantuan persenjataan dari Abrella.

Tokoh utama dalam serial ini adalah Banban Akaza (diperani Ryuji Sainei), seorang polisi muda galaktika yang mendapat pelatihan di ruang angkasa, kemudian ditugaskan ke bumi. Di bumi, dia bergabung dengan SPD (Special Police Dekaranger) yang dipimpin seorang Pemimpin berwajah Serigala bernama Doggie Kruger yang biasa dipanggil "Boss" / Deka Master (dperani Tetsu Inada). Di kelompok SPD tersebut, Banban ditunjuk untuk memimpin Fire Squad. Saat berubah, Banban mengenakan seragam Merah, sehingga dia dipanggil Deka Red.

Para anggota SPD Fire Squad yang dipimpin Banban adalah Hoji Thomas / Deka Blue (Tsuyoshi Hayashi), Senichi Enari / Deka Green (Yousuke Itou), Marika Reimon / Deka Yellow (Ayumi Kinoshita), dan Koume Kodou / Deka Pink (Mika Kikuchi).

Hal unik dalam kelompok Dekaranger adalah : Semua anggota tim pernah dipanggil menurut nama asli mereka, tetapi justru berdasarkan nama julukan.

Banban Akaza dijuluki "Ban".

Hoji Thomas dijuluki "Hoji".

Senichi Enari dijuluki "Sen-Chan".

Marika Reimon dijuluki "Jasmine".

Dan Koume Kodou dijuluki "Umeko".

Dalam perkembangan ceritanya, ketika SPD Fire Squad dihadapkan pada musuh terberat mereka - Three Hells Siblings (ヘルズ3兄弟 Herusu San Kyōdai) dari Planet Reversia - mereka dibantu oleh seorang Dekaranger dari SPD Tokkyou bernama Tekkan Aira / Tetsu (Tomokazu Yoshida), dengan nama julukan "Tetsu" (muncul di episode 26). Saat mengenakan kostum perangnya, Tetsu memperkenalkan dirinya sebagai Deka Break atau Deka VI (Deka 6).
Deka Break / Tetsu

Selain dibantu Tetsu, dalam beberapa kali kesempatan, Dekaranger juga dibantu oleh Boss / Doggy Kruger yang juga bisa berubah menjadi Dekaranger bernama Deka Master. Doggy Kruger adalah Kepala Polisi Galaksi dari Planet Anubis dan terkenal sebagai Pemimpin Polisi Antariksa yang paling disegani sekaligus ditakuti banyak penjahat ruang angkasa. Tidak ada satupun kriminal yang bisa menang jika berhadapan dengannya. Karena itulah dia kemudian mendapatkan gelar "Hell's Guard Dog" (地獄の番犬 Jigoku no Banken ) karena kehebatannya terebut.

Doggy Kruger / Deka Master
Doggy Kruger adalah sahabat dari super sentai Gekisou Sentai Carranger dan Space Sheriff Gavan, karena mereka sama-sama bertarung melawan kriminal dari ruang angkasa.

Selain dibuat dalam bentuk serial televisi, Dekaranger juga dibuat dalam versi layar lebarnya. Tanggal 11 September 2004, diriliskan film Tokusou Sentai Dekaranger The Movie : Full Blast Action. Film berdurasi 39 menit ini menampilkan banyak elemen dari film Mission : Impossible 2, serta beberapa adegan pertarungan gaya film-film Hong Kong garapan Sutradara John Woo.

Kesuksesan serial Dekaranger di Jepang menarik perhatian Jaringan Televisi ABC Family untuk mengadaptasi serial tersebut menjadi serial televisi anak-anak Hollywood berjudul Power Ranger S.P.D. Serial ini dirilis tanggal 5 Februari - 14 November 2005 dengan total 38 episode. Serial ini melanjutkan petualangan Power Rangers Dino Thunder (adaptasi dari serial super sentai Bakuryu Sentai Abaranger) yang berakhir masa penayangannnya di Jaringan Televisi ABC Family tanggal 20 November 2004.

Meski alur dan musuh yang dihadapinya berbeda dengan versi aslinya, Power Rangers S.P.D. meraih kesuksesan yang luar biasa saat ditayangkan di Amerika Serikat.

Berbeda dengan serial super sentai pada umumnya, Dekaranger menjadi satu-satunya serial Super Sentai yang menampilkan semua karakter perempuannya menikah.
Tokusou Sentai Dekaranger : 10 Years Later

Dalam film Tokusou Sentai Dekaranger : 10 Years After (特捜戦隊デカレンジャー 10 YEARS AFTER Tokusō Sentai Dekarenjā Ten Iyāzu Afutā ) - yang dirilis Toei sebagai peringatan 10 tahun kesuksesan Dekaranger (dirilis tanggal 7 Oktober 2015) - Jasmine dikisahkan menikah dengan salah seorang rekannya dari Akademi Polisi Antariksa bernama Hikaru Hiwatari.

Sedangkan dalam film Space Squad, giliran Umeko yang menikah dengan rekan satu kelompoknya, yaitu Sen-Chan. Pernikahan mereka sempat diganggu oleh Geki Jumonji / Gavan yang tiba-tiba datang menghentikan acara pernikahan dan meminta bantuan Jasmine untuk mencari Shelly yang diculik oleh kelompok Genmaku yang dipimpin Mad Gallant.



Recommended TV Series - THE UNHOLY ALLIANCE (同盟)


Judul Serial TV    : The Unholy Alliance
Ditayangkan         : TVB - Hong Kong
Pemeran               : Ruco Chan, Nancy Wu, Joel Chan, Elaine Yiu, Kwok Fung, Elena Kong
Tanggal tayang     : 7 Agustus 2017 - sekarang
Total Episode        : 28

Jazz Boon adalah Produser Hong Kong yang cukup disegani saat ini. Meski sudah berkiprah di dunia serial televisi Hong Kong sejak tahun 1995, tapi namanya baru dikenal sejak tahun 2012 ketika serial televisi yang diproduseri sekaligus disutradarainya - Friendly Fire (法網狙擊 ) - meraih sukses luar biasa. Sejak itu, hampir semua serial televisi yang diproduserinya pasti meraih sukses yang luar biasa.

Prestasi paling gemilangnya adalah saat serial televisi Line Walker (使徒行者) yang dirilis tahun 2014 meraih sukses yang luar biasa. Dalam serial itu, Jazz Boon berperan sebagai Produser dan Sutradara. Serial bergenre thriller-eksyen itu tidak saja sukses dalam perolehan rating (rata-rata episode ditonton lebih dari 2 juta penonton Hong Kong), tetapi juga meraih banyak penghargaan di ajang TVB Anniversary, dan membuat serial Line Walker menjadi Serial Televisi Terfavorit tahun 2014.

Jazz Boon mengulang kesuksesannya di tahun 2016, saat memproduseri sekaligus menyutradai serial televisi A Fist Within Four Walls (城寨英雄 ). Serial bergenre beladiri-modern itu juga berhasil memikat banyak penonton (rata-rata 2 juta penonton setiap episodenya) sekaligus menggondol berbagai penghargaan. Bahkan A Fist Within Four Walls didapuk menjadi Serial Drama Paling Favorit tahun 2016. Tidak hanya itu, berkat serial itu, nama aktor Ruco Chan dan aktris Nancy Wu - yang menjadi pemeran utama serial tersebut - langsung melesat menjadi aktor papan atas Hong Kong.

Sebelumnya, Ruco Chan bukanlah aktor yang diperhitungkan di Hong Kong. Meski sudah berkiprah cukup lama di dunia film, namun hampir semua serial televisi yang diperani Ruco Chan kurang sukses. Sejak kesuksesan serial televisi A Fist Within Four Walls, Ruco Chan menjadi idola penonton Hong Kong dan banyak mendapat kesempatan untuk bermain di banyak serial televisi produksi TVB.

Nah, baru-baru ini - tepatnya tanggal 7 Agustus 2017 kemarin - Jazz Boon kembali memproduseri sekaligus menyutradarai serial televisi terbaru TVB berjudul The Unholy Alliance. Serial bergenre thriller-eksyen ini terbilang sangat seru dan kini sedang menjadi serial yang paling ditunggu-tunggu oleh penonton Hong Kong.

Seperti ingin mengulang sukses serial A Fist Within Four Walls, Jazz Boon mengajak aktor Ruco Chan dan aktris Nancy Wu untuk berpasangan kembali di serial televisi The Unholy Alliance. 

The Unholy Alliance merupakan serial impian Jazz Boon, di mana dia sudah lama sekali ingin membuat serial televisi eksyen modern yang menampilkan berbagai adegan beladiri. Jazz Boon mengemas serial ini dengan gaya cerita ala Mission : Impossible, disertai banyak adegan perkelahian berbagai aliran, seperti MMA, Brazilian Jiu-Jitsu, Krav Maga, dan Kung fu. Tidak ketinggalan, serial ini juga sarap dengan adegan tembak-tembakan seru, aksi kejar-kejaran, hingga ledakan (dan penghancuran mobil-mobil mewah).

Secara garis besar, serial ini mengisahkan tentang seorang pengusaha wanita Hong Kong bernama Ling Hung (Nina Paw) yang terkenal sebagai pebisnis yang menguasai sindikasi internasional terbesar di dunia. Karena cara kepemimpinannya yang sangat otoriter, banyak orang yang tidak suka padanya sehingga berusaha menjatuhkan, bahkan membunuh dirinya.

Menyadari ancaman yang dihadapinya, Ling Hung kemudian menitipkan anaknya yang masih bayi ke Sahabat - sekaligus mantan Anak Buah Kepercayaannya - yang tinggal di Taiwan. Sementara itu, dia kemudian mengadopsi anak angkat bernama Ling Tsin Yau untuk melindungi dirinya.

Bertahun-tahun kemudian, anak biologis Ling Hung - bernama Ko Tsz Kit (Ruco Chan) - telah tumbuh dewasa dan menjadi Pelatih Surfing di Taiwan. Orang yang mengadopsi dirinya - Bibi Mei - adalah pengusaha sebuah hotel kecil yang terletak tidak jauh dari pantai.

Belakangan, para musuh mengetahui keberadaan anak kandung Ling Hung, dan mereka pun pergi ke Taiwan untuk membunuhnya. Ling Hung menyadari hal itu, sehingga mengutus orang kepercayaannya - Naka Yuen Ching Yan (Nancy Wu) - untuk melindungi Ko Tsz Kit.

Dalam sebuah penyerbuan, Bibi Mei tewas terbunuh. Beruntung Naka berhasil menyelamatkan Ko Tsz Kit dan memberitahu jatidiri Tsz Kit yang sebenarnya. Mengetahui hal itu, Tsz Kit memutuskan untuk ke Hong Kong untuk menemui ibu kandungnya. Kehadiran Tsz Kit di Hong Kong menimbulkan suasana yang tidak nyaman, terutama bagi Kent Ling Tsin Yau yang merasa disaingi oleh anak kandung Ling Hung. Belum lagi para musuh Ling Hung telah mengetahui jati-diri anak kandung Ling Hung, sehingga mereka tidak segan-segan lagi untuk menghabisi Ling Hung dan keluarganya.

Melihat kondisi itu, Naka kemudian melatih Tsz Kit untuk menjadi jagoan yang handal agar bisa melindungi diri sendiri serta ibunya. Mereka berdua pun kemudian menjadi pasangan mematikan yang sangat ditakuti oleh musuh-musuh Ling Hung.

Pada saat artikel ini dibuat, serial The Unholy Alliance masih tayang di TVB - Hong Kong, dan sejauh ini meraih rating yang cukup baik. Selain ceritanya yang sangat menarik, aksi seru berupa tembak-tembakan dan koreografi perkelahian yang seru, menjadi alasan serial ini sangat digemari di Hong Kong.



DO YOU KNOW? 
Selain Ruco Chan dan Nancy Wu, aktor lain dari serial A Fist Within Four Walls yang juga diajak bermain di serial The Unholy Alliance adalah Oscar Leung (梁烈唯 - Liang Li Wei) . Pria kelahiran 26 Maret 1979 ini adalah aktor muda yang cukup sering bermain di serial televisi TVB. Memulai karirnya di dunia peran sejak tahun 2004 - dengan memerani serial Shine on You (青出於藍) -  Oscar kemudian banyak dipercaya untuk berperan dalam berbagai serial televisi TVB. Dalam kehidupan nyata, Oscar Leung adalah keponakan dari aktor senior Hong Kong, Bryan Leung (梁家仁 - Liang Jia Ren).

Oscar Leung
Awalnya, Jazz Boon juga mengajak aktris Grace Wong dan Benjamin Yuen untuk bergabung dalam serial The Unholy Alliance. Kedua artis ini juga mendukung serial televisi A Fist Within Four Walls. Sayangnya, kedua artis itu menolak karena bentrok dengan jadwal shooting mereka yang lain.
Phillip Kwok
Koreografi perkelahian serial The Unholy Alliance diserahkan kepada Phillip Kwok, yang sebelumnya menjadi koreografer perkelahian untuk serial televisi A Fist Within Four Walls. Sebagai informasi, Phillip Kwok (Kuo Chui) sendiri adalah aktor senior yang juga terkenal sebagai stunt-man dan koreografer perkelahian yang handal. Di tahun 1970an, Kwok dikenal sebagai aktor laga yang sangat sering bermain di film-film laga produksi Shaw Brothers. Film yang mengangkat namanya menjadi Aktor Papan Atas Hong Kong adalah film Five Deadly Venoms (1978), di mana dalam film tersebut dia berperan sebagai He Yuan Xin alias Si Racun Keempat (Kadal). Berkat film inilah, Kwok bersama 4 orang pemeran lain di film tersebut (Lo Mang, Wei Pei, Lu Feng, dan Chiang Sheng) dikenal publik dengan julukan Venom Mob. Setiap film yang mereka perani pasti menjadi film box-office.