Kerusakan moral maupun akhlak masyarakat di sekitar kita kini dirasakan bertambah dari hari ke hari. Tindakan kejahatan begitu cepat membelah diri sehingga media massa tidak pernah kehabisan berita kriminal setiap harinya. Korupsi, kolusi, nepotisme, suap, ‘tikus berdasi’ sudah menjadi perkara biasa di semua lapisan masyarakat. Perzinahan, pornografi dan pornoaksi begitu ramai di perbincangkan serta di jadikan ajang trend saat ini. Kasus narkoba terus meningkat, sama halnya dengan angka pengidap HIV/AIDS.
Sangat banyak fakta untuk mengatakan masyarakat kita sedang sakit parah bahkan ‘dying’. Sehingga wajib adanya upaya untuk memperbaiki kondisi masyarakat saat ini pada umumnya. Bukankah Allah SWT tidak akan mengubah nasib suatu kaum, sampai mereka mau mengubah nasib mereka sendiri (QS Ar Ra’du : 11) ??
Sebagai umat muslim, tentunya kita menginginkan perubahan masyarakat yang rusak saat ini menjadi masyarakat Islam. Kaum muslimin harus diselamatkan dari kehinaan yang mereka alami dengan cara mengajak mereka untuk berjuang menegakkan syariat Islam di bawah naungan Daulah Khilafah yang dapat menjamin kesejahteraan hidup di dunia dan tentu saja kebahagiaan hidup di akhirat.
Majelis Ta’lim sebagai lembaga non formal di masyarakat merupakan sarana yang sangat potensial untuk menyampaikan dawkah Islam dan membina masyarakat. Jumlahnya amat banyak, hampir tersebar di seluruh provinsi, kabupaten/kota, bahkan hingga ke tingkat RW dan RT sekalipun. Majelis Ta’lim ini menjangkau seluruh lapisan masyarakat mulai dari masyarakat kelas atas, kelas menengah hingga kelas bawah.
Majelis Ta’lim juga merupakan wadah pembinaan yang potensial, karena di dalamnya terdapat para muslimin dan muslimah yang dengan niat ikhlas Lillaahi ta’ala siap untuk mendengarkan “wejangan” dan menambah pemahaman ajaran Islam. Kesiapan diri seperti ini dan juga kehadiran rutin mereka memungkinkan pengemban dakwah (para da’i/da’iyah) untuk dapat mengubah pemahaman dan perilaku mereka secara berkesinambungan.
Agar majlis ta’lim dapat menjadi wadah pembinaan umat menuju masyarakat Islam, majelis ta’lim tidak boleh dijalankan sebagai sebuah aktivitas rutin belajar-mengajar tanpa arah dan tujuan yang jelas. Seharusnya majelis ta’lim bertujuan :
1. Mengokohkan aqidah (keimanan) pesertanya
2. Menjadikan pesertanya sebagai pribadi yang selalu terikat dengan syari’at Islam dalam kehidupan kesehariannya
3. Menjadikan pesertanya sebagai ibu yang mendidik anaknya dengan baik, sehingga menjadi kader umat yang berkualitas
4. Menjadikan pesertanya sebagai pejuang penegakkan syari’at dalam masyarakat.
Untuk mencapai tujuan-tujuan di atas, maka haruslah majelis ta’lim dikelola dengan sungguh-sungguh. Mulai dari mempersiapkan materi yang akan disajikan, pemberi materi dan metode penyampaian yang tepat sehingga mudah bagi peserta majelis ta’lim untuk menerima materi sebagai pemahaman yang berpengaruh dalam perilaku mereka.
Materi pokok yang diajarkan dalam majelis ta’lim ini semestinya mencakup: aqidah Islam, hukum-hukum syara’ untuk individu, hukum syara’ dalam pendidikan anak dan fiqih siyasi Islam dalam konteks kekinian.
Dari sisi pemberi materi, maka pemberi materi dalam majlis ta’lim haruslah orang-orang yang:
a. Memiliki aqidah Islam yang kuat,
b. Memiliki ilmu dan wawasan yang cukup dan mau terus belajar dan terbuka untuk mengembangkan ilmu dan wawasannya tersebut,
c. Menguasai metode mengubah perilaku manusia,
d. Sabar dan tawakal dalam mengubah perilaku madh’unya
e. Dapat memberi tauladan yang baik.
Sifat dari pengajaran dalam majlis ta’lim haruslah berupa pembentukan perilaku, tidak hanya bersifat transfer of knowledge. Untuk itu, ilmu harus diberikan untuk membetuk amal (perbuatan), bukan sekedar informasi. Jadi, pemberian ilmu di majlis ta’lim tidak cukup sekedar mengajarkan hukum, tapi juga menumbuhkan motivasi / dorongan dari aqidah, untuk menjalankan hukum tersebut, seberat apapun.
Kita sangat berharap dari pengelolaan majlis ta’lim seperti gambaran di atas akan terbentuk ibu-ibu yang berkualitas, yang akan melahirkan dan mendidik anak-anak menjadi generasi yang berkualitas, yakni yang tidak hanya cerdas tetapi peduli terhadap Islam dan kaum muslimin.
No comments:
Post a Comment