Showing posts with label thriller. Show all posts
Showing posts with label thriller. Show all posts

Recommended Movie - THE VILLAINESS (2017)



Judul Film               : The Villainess
Sutradara                 : Jung Byung Gil
Pemeran                  : Kim Ok Bin, Shin Ha Kyun, Sung Joon, Kim Seo Hyung
Tanggal tayang       : 8 Juni 2017

Dua kata yang bisa saya katakan untuk film ini : LUAR BIASA.

Film ini diawali dengan adegan pertarungan yang tidak biasa, di mana Penonton dibuat seolah-olah mengalami sendiri perkelahian berdarah melawan begitu banyak orang yang menyerang dari berbagai arah dan dengan berbagai senjata. Mulai dari pistol, handgun, pisau, piring, tongkat, samurai, hingga tangan kosong. Pertarungan ini dibuat dengan durasi yang lumayan panjang, tanpa putus, dan sangat cepat, sehingga tidak terasa membosankan.

Tidak heran jika film ini mendapatkan aplus standing ovation (tepuk tangan sambil berdiri) dari Penonton selama 10 menit saat ditayangkan di Cannes Film Festival.

Film ini pun meraih kesuksesan yang luar biasa saat ditayangkan di berbagai negara di luar Korea Selatan, dan menjadikannya salah satu film box-office dunia yang sangat populer saat ini.

Meski menampilkan banyak adegan perkelahian seru, alur cerita film ini sebenarnya tidak terlalu spesial.

Alkisah Sook Hee (Kim Ok Bin) adalah seorang gadis yatim piatu yang telah dilatih menjadi Pembunuh Bayaran sejak berusia masih sangat belia. Di bawah didikan seorang mantan pembunuh bayaran dari China, Sook Hee - tinggal di Desa Yan Bian, China - tumbuh menjadi seorang pembunuh kejam yang sangat hebat dengan kemampuan bela diri yang sangat mengerikan. Bahkan beberapa kali dia mendapat tugas untuk menghabisi orang, dan dia melakukan tugasnya dengan sangat baik, sempurna, dan bersih.

Setelah mentornya meninggal, Sook Hee memutuskan untuk kembali ke Korea Selatan dan melamar kerja sebagai Pegawai Negeri. Dia pun diterima kerja dan menikmati kehidupan barunya yang sangat damai.

Namun kehidupannya tidak bertahan lama, karena muncul orang-orang yang mencurigai masa lalunya, kemudian berusaha untuk menghabisinya. Mengetahui nyawanya terancam, Sook Hee akhirnya kembali lagi ke kehidupan masa lalunya.

Banyak penonton yang membandingkan film ini dengan film La Femme Nikita (1990) hasil besutan Sutradara Luc Besson, karena kedua film ini memiliki kesamaan cerita yang nyaris mirip. Keunggulan film The Villainess terletak pada teknik sinematografinya yang sangat menarik dan berhasil membawa penonton merasakan sensasi seperti seorang pembunuh yang sedang melakukan pembantaian.

Namun jika Anda penggemar film dengan alur cerita yang intens dan dituturkan dengan alur yang menarik, sepertinya Anda akan lebih suka La Femme Nikita. Meski film La Femme Nikita kurang seru dibandingkan The Villainess (mengingat teknik sinematografi era 1990-an belum secanggih seperti sekarang), namun La Femme Nikita punya keunggulan dari segi cerita yang lebih enak untuk diikuti. The Villainess terbilang lamban, terlalu bertele-tele, dan terlalu banyak adegan maju-mundur yang membingungkan.

Sebenarnya tidak terlalu mudah memahami alur cerita The Villaines. Tapi jika Anda adalah tipe orang yang hanya senang melihat adegan perkelahian yang mendebarkan dan berdarah-darah, maka The Villaines sangat cocok untuk Anda. Jadi... selama menonton : Jangan pikirkan alur cerita. Yang penting nikmati saja keseruan pertarungannya.


Recommended Movie - BEYOND SKYLINE (2017)



Judul Film            : Beyond Skyline
Sutradara              : Liam O'Donnell
Pemeran               : Frank Grillo, Bojana Novakovic, Callan Mulvey, Iko Uwais, Yayan Ruhian
Tanggal Rilis       : 1 November 2017

Sebuah kebanggaan bagi Indonesia karena awal November nanti akan ada film eksyen super-seru yang menggunakan lokasi pengambilan gambar di Indonesia. Lebih membanggakan lagi, film itu juga akan diperani oleh aktor laga Indonesia : Iko Uwais dan Yayan Ruhian. Ini merupakan reuni mereka berdua setelah sebelumnya dipertemukan dan bertarung habis-habisan di dwilogi film The Raid. Bedanya, jika sebelumnya mereka harus berduel habis-habisan, maka dalam film ini, Iko dan Yayan akan saling bekerja sama melawan para Alien.

Film Beyond Skyline sendiri merupakan sekuel dari film sains-fiksi berjudul Skyline (2010). Sebenarnya film Skyline sendiri bukanlah film yang keren-keren amat waktu ditayangkan. Dibuat dengan dana US$ 20 juta, film itu sendiri mendapat kritikan pedas dari para kritikus (termasuk saya) dikarenakan alur ceritanya yang terbilang sangat lamban dan membosankan. Bayangkan saja, dengan durasi 94 menit, film ini menampilkan banyak adegan percakapan. Keseruan baru dimulai di bagian akhir film, sehingga belum juga penonton terhibur dengan keseruan yang dihadirkan, film pun berakhir.

Mengesalkan kan?

Tapi entah mengapa, film tersebut justru laris dan meraup keuntungan hingga US$ 70 juta lebih.

Melihat kesuksesan film tersebut, akhirnya sekuel film pun dibuat. Dengan menggunakan dana pembuatan yang sama (US$ 20 juta), sekuel berjudul Beyond Skyline pun dibuat. Proses pembuatan film ini pun tergolong cukup lama. Dimulai sejak tahun 2014, film ini baru tuntas proses pengerjaannya tahun 2016. Meski dibuat dengan dana yang rendah, namun film Beyeond Skyline bisa diacungi jempol karena menampilkan adegan efek khusus yang sangat fantastis.

Yang paling membanggakan adalah : Sebagian besar adegan diambil di Yogyakarta dan Batam. Khusus di Yogyakarta, pengambilan gambar dilakukan di sekitar Candi Prambanan. Luar biasa, bukan?

Meski disebut sebagai sekuel, film ini bisa ditonton secara terpisah tanpa perlu menonton film pertamanya. Satu-satunya benang merah yang menghubungkan film ini dengan terdahulunya adalah tema penyerangan mahluk ruang angkasa (Alien) ke bumi.

Diawali dengan setting masa kini, saat Mark (Frank Grillo) dan anaknya - Harper (Callan Mulvey) - sedang menaiki kereta bawah tanah, tiba-tiba terjadi gempa dasyat yang memaksa mereka keluar dari kereta. Saat naik ke permukaan tanah, mereka mendapati kota mereka sedang diserang oleh Alien. Di tengah kekacauan tersebut, tiba-tiba Harper diculik oleh para Alien.

Karena berusaha menyelamatkan anaknya, Mark pun mencari lokasi persembunyian para Alien. Dan dia menemukan kalau Alien tersebut bermarkas di Wilayah Indonesia. Dia pun beranjak ke sana, dan menemukan kalau Indonesia telah dikuasai oleh mahluk ruang angkasa tersebut. Mark kemudian berkenalan dengan Sua (Iko Uwais), pemimpin pergerakan bawah tanah melawan Alien, yang mempersiapkan pasukan untuk menggempur mahluk tersebut.

Namun, belum lagi persiapan tuntas dilakukan, Pasukan Alien berhasil menemukan lokasi persembunyian para pemberontak gerakan bawah tanah. Sehingga perang besar pun tidak terhindarkan.

Berbeda dengan seri sebelumnya, film ini berdurasi lebih panjang (108 menit) dan dipenuhi banyak adegan pertarungan yang brutal dan sadis. Seperti biasa, Iko Uwais dan Yayan Ruhian menunjukkan kepiawaian mereka dalam bertarung menggunakan jurus pencak silat. Pertarungan seru menggunakan tangan kosong dan senjata tajam banyak menghiasi film ini.

Secara keseluruhan, film ini akan menjadi salah satu film seru yang wajib ditunggu. Keseruannya sudah pasti keren banget.

Recommended Movie - WHO KILLED COCK ROBIN? (2017)


Judul Film           : Who Killed Cock Robin? (目擊者 )
Sutradara             : Cheng Wei Hao
Pemeran              : Kaiser Chuang, Tiffany Ann Hsu, Ko Chia Yen, Christopher Lee
Tanggal tayang    : 31 Maret 2017

Pada tahun 1950, ada film Jepang yang sangat populer berjudul Rashomon. Film karya Sutradara Akira Kurosawa ini mengisahkan tentang sebuah kasus pembunuhan misterius yang penyelesaian masalahnya diliat dari berbagai sudut pandang, mulai dari korban, pelaku, saksi, hingga orang luar yang hanya mendengar "dari mulut ke mulut". Film itu sukses luar biasa dan menjadi tren film-film thriller selanjutnya.

Film Who Killed Cock Robin produksi Taiwan yang disutradarai Cheng Wei Hao ini pun mengusung cerita yang mirip dengan Rashomon. Bedanya, jika Rashomon menyerahkan kesimpulan akhir film pada penonotn, maka Who Killed Cock Robin justru mengarahkan penonton kepada beberapa kesimpulan, yang ternyata sebagian besar keliru. Wajar, mengingat kesimpulan itu disampaikan dari sudut pandang pelaku, yang kemudian dimentahkan oleh kesimpulan dari korban. Sehingga tentu saja kita segera mengetahui kalau fakta sebenarnya bukan seperti yang kita duga di awal.

Bingung?

Gak juga.Ceritanya sederhana kok :

Hsiao Chi (Kaiser Chuang) adalah seorang Jurnalis yang 9 tahun silam menjadi saksi sebuah kasus tabrak lari yang terjadi di sebuah jalan di pinggiran kota yang sepi. Sayangnya, Hsiao Chi tidak melihat plat mobil pelaku dan hanya tahu jenis mobilnya saja. Kasus kecelakaan ini tidak pernah terungkap, dan Hsiao Chi pun telah melupakan kasus itu.

Hingga satu hari, ketika mobilnya mengalami kerusakan dan harus diservis di bengkel, Hsiao Chi teringat kembali kasus kecelakaan tersebut. Karena itu, dia pun memutuskan untuk membantu polisi mengungkap kasus tersebut. Dibantu oleh Maggie (Hsu Wei Ning) - Atasannya sekaligus orang yang diam-diam dicintainya - Hsiao Chi pun melakukan penelusuran atas kasus tersebut.

Penelusuran kasus ini ternyata tidak semudah yang diduganya. Korban sekaligus satu-satunya saksi hidup kejadian tersebut - Shu Ai Ting (Ko Chia Yen) - menghilang secara misterius setelah diwawancarai Hsiao Chi. Lebih aneh lagi, pasca wawancara itu, Hsiao Chi disuruh Atasannya untuk tidak lagi mengurusi kasus itu. Namun Hsiao Chi pantang mundur dan terus mencari fakta untuk mengungkap kasus itu.

Semakin dalam Hsiau Chi menggali, dia menemukan semakin banyak fakta kalau kasus "sederhana" tersebut tidak sesederhana yang diduganya. Terbukti kasus tabrak-lari tersebut berhubungan dengan kasus penculikan anak seorang pengusaha 9 tahun silam, kasus pembunuhan seorang guru penyandang cacat, masalah politik yang melibatkan Perdana Menteri Taiwan, hingga kisah cinta Hsiau Chi dengan Atasannya.

Film ini sangat menarik karena selalu menampilkan kilas-balik kejadian dari sudut pandang berbagai pihak, mulai dari korban, saksi mata, hingga pelaku sendiri. Bahkan sesekali penonton "dijebak" dengan penjelasan Sang Pelaku yang ingin menunjukkan dirinya bukan pelaku utama. Namun setelah semua fakta terkumpul, penonton pun tahu kebenaran yang sebenarnya.

Film berdurasi 128 menit sangat cerdas. Alurnya dibuat sedemikian cepat dan menarik, sehingga tidak membuat penonton bosan, namun terus-menerus penasaran. Kejutan demi kejutan terus ditampilkan Sutradara Chen Wei Hao, membuat penonton terus bertanya-tanya, bagaimana akhir cerita ini?


WHO IS "COCK ROBIN"?
Meski judulnya "Who Killed Cock Robin?", namun sepanjang film Anda tidak akan menemukan ada karakter bernama "Cock Robin". Hal ini tentu mengundang pertanyaan, "Lalu siapakah Cock Robin?"

Judul "Who Killed Cock Robin?" sebenarnya bukanlah mengacu pada korban di film tersebut, tetapi judul itu diambil dari puisi klasik Inggris yang dipublikasikan tahun 1744. Puisi berjudul "Who Killed Cock Robin?" ini awalnya hanya terdiri dari 4 baris saja, yaitu :

Who killed Cock Robin?
I, said the Sparrow
with my bow and arrow
I killed Cock Robin

Pada tahun 1770, puisi ini dibuat menjadi 56 baris, yang berisi cerita yang lebih kompleks.

Meski terkesan sederhana, puisi tersebut mengandung makna bahwa jika seseorang ingin menguasai kedudukan, dia harus "berani" membunuh pesaingnya, dan "tega" menunjuk orang kepercayaannya sebagai pelaku kejahatan tersebut. Dan orang yang ditunjuk itu harus "rela" untuk menerima tuduhan tersebut agar kehidupan masyarakat menjadi lebih baik.

Tema "lempar batu sembunyi tangan" versi puisi "Who Killed Cock Robin?" sudah sering digunakan sebagai tema film-film pembunuhan dan misteri. Beberapa di antaranya yang cukup populer : Who Killed Cock Robin? (1935 - film animasi produksi Walt Disney) dan Sabotage (1936 - Sutradara : Alfred Hitchcock), dan Deadman Wonderland (April - Juli 2011; anime karya Mangaka Jepang Kazuma Kondou dan Jinsei Kataoka).



DO YOU KNOW? 
Jangan terkejut jika di film "Who Killed Cock Robin?"ada artis berparas cantik dengan wajah sangat mirip Raisa Andriana (Raisa). Penyanyi yang kini istri Hamish Daud ini sama sekali bukan pemeran utama film itu, melainkan Hsu Wei Ning / Tiffanyu Ann Hsu. Wanita berparas cantik yang sangat mirip Raisa ini adalah aktris dan model populer Taiwan. Gadis keturunan Italia - Amerika - Taiwan ini memulai karir sebagai model pakaian sejak tahun 2003. Pengalamannya bermain film dimulai saat dia menjadi figuran di serial televisi Jia You Fei Fei (2004). Di serial itu, selain menjadi figuran, dia pun turut menyumbangkan suara dengan menyanyikan theme song serial tersebut.

Ini bukan Raisa, tapi Hsu Wei Ning, aktris Taiwan
Nama Hsu Wei Ning baru benar-benar dikenal publik setelah bermain di serial televisi   It Started with A Kiss (2005 - 2006). Meski juga bermain sebagai figuran, namun wajahnya yang menawan dengan cepat membuat banyak penonton - terutama para pria - mabuk kepayang.

Film layar lebar pertama yang diperani Hsu Wei Ning adalah film horor The Tag-Along (2015), di mana dia berperan sebagai seorang Penyiar Radio yang takut menjalani hubungan percintaan yang serius. Film karya sutradara Cheng Wei Hao tersebut merupakan film box-office Taiwan 2015. Bahkan berkat film itu, Hsu Wei Ning meraih penghargaan Best Actress di Taipei Film Awards, dan ini merupakan penghargaan pertama untuknya di dunia perfilman.

Atas kesuksesan yang diraihnya, film ini kemudian dibuat sekuelnya dan dirilis tanggal 25 Agustus 2017 kemarin. Film yang berjudul The Tag Along 2 tetap distradarai Cheng Wei Hao, dan diperani Hsu Wei Ning, Francesca Kao, Lung Shao Hua, dan River Huang. Film itu meraih penghasilan jauh lebih baik daripada seri pertamanya (dibuat dengan dana NT$ 45 juta, film ini meraup keuntungan NT$ 104.8 juta).

Hsu Wei Ning kembali berkolaborasi dengan Sutradara Cheng Wei Hao di film Who Killed Cock Robin. Film ini merupakan film kedua kolaborasi mereka (film The Tag Along 2 adalah kolaborasi ketiga).



Recommended Movies - TOKYO GHOUL (東京喰種 )



Judul Film          : Tokyo Ghoul
Sutradara            : Kentaro Hagiwara
Pemeran             : Masataka Kubota, Fumika Shimizu, Nobuyuki Suzuki, Yu Aoi, Kunio Murai
Tanggal rilis       : 29 Juli 2017

Penggemar anime dan manga tentu tahu banget dengan Tokyo Ghoul (東京喰種 - Tokyo Guru). Yep... Tokyo Ghoul adalah manga populer karya Sui Ishida yang dirilis di majalah manga seinen Weekly Young Jump antara September 2011 - September 2014 dan menjadi salah satu manga paling populer saat itu, dengan duduk di peringkat ke-4 Best Selling Manga dengan penjualan total 6,9 juta kopi sepanjang tahun 2014. Jika diakumulasi sejak perilisan perdananya (2011) hingga hari ini, maka total penjualan manga ini mencapai 30 juta kopi dan menjadikannya sebagai salah satu manga terlaris saat ini.

Manga ini sebelumnya sudah diadaptasi dalam bentuk anime oleh Pierrot Studio sebanyak 12 episode dan ditayangkan di Tokyo MX antara Juli - September 2014. Sama seperti manga-nya, anime Tokyo Ghoul juga meraih sukses yang luar biasa, sehingga kehidup dibuat Season Keduanya yang diberi judul Tokyo Ghoul : Root A (8 Januari - 26 Maret 2015). Season kedua ini pun meraih sukses yang sama, sehingga rencana untuk membuat Season Ketiga pun disetujui. Season Ketiga anime ini (diberi judul Tokyo Ghoul : re) akan dirilis tahun 2018.

Sebelum Season Ketiga dirilis, baru-baru ini Studio Film Shochiku Company Limited merilis film layar lebar live-action dari Tokyo Ghoul. Film tersebut dirilis tanggal 29 Juli 2017 di Jepang, dan akan dirilis secara internasional tanggal 16 Oktober 2017.

Film layar lebar Tokyo Ghoul terbilang cukup setia mengikuti alur cerita manga dan anime aslinya. Hanya saja karena pertimbangan durasi, maka banyak bagian dari manga dan anime tersebut yang tidak dimunculkan dalam film ini. Meski demikian, esensi ceritanya sama sekali tidak berubah dan masih tetap asyik dinikmati, terutama bagi para penonton yang sama sekali belum pernah membaca manga Tokyo Ghoul sebelumnya.

Film ini mengisahkan tentang Ken Kaneki (Masatoka Kubota), seorang mahasiswa yang jatuh hati pada Rize Kamishiro (Yu Aoi), teman sekampusnya. Perhatian Ken rupanya tidak bertepuk sebelah tangan. Rize pun menyukai Ken, sehingga mereka pun akhirnya bisa berjalan berdua. Namun perhatian Rize pada Ken hanya kedok saja, karena Rize sebenarnya adalah Ghoul - mahluk jadi-jadian yang hidup dari memakan daging manusia - dan dia ingin memangsa Ken.

Ken selamat dari serangan Rize. Namun dia menderita luka parah sehingga harus dibawa ke rumah sakit. Setelah sembuh, Ken baru menyadari kalau saat di rumah sakit, dia menjalani operasi yang telah mengubahnya menjadi manusia setengah Ghoul. Hal ini bisa terjadi lantaran ada sebagian organ tubuh Rize yang ditransplantasikan ke tubuh Ken, yang membuat Ken memiliki sifat seperti Ghoul yang lapar dan ingin memangsa manusia.

Dengan menjalani hidup sebagai manusia setengah Ghoul, Ken harus menyembunyikan jati-dirinya sebagai Ghoul dari manusia, dan harus bisa membaur dalam kehidupan sosial mahluk Ghoul.Tentu saja untuk bisa menjalani hidup seperti ini tidak mudah, mengingat banyak Ghoul yang tidak suka padanya dan berusaha menyingkirkannya.

Sama seperti versi anime-nya, film ini dipenuhi dengan adegan pertarungan brutal serta adegan sadis berdarah-darah. Bahkan bisa dikatakan film ini jauh lebih sadis daripada anime-nya, karena menampilkan adegan mutilasi serta pembunuhan brutal secara eksplisit.

Para kritikus film sangat memuji sinematografi film Tokyo Ghoul yang menampilkan banyak efek keren yang luar biasa. Bahkan jika dibandingkan dengan film-film Hollywood yang menggunakan bujet besar untuk membuat efek tersebut, film Tokyo Ghoul yang masuk kategori "murah-meriah" ini justru mampu menampilkan efek sekelas film-film mahal tersebut.

Untuk tingkat kesadisan dan kengerian, Tokyo Ghoul disebut kritikus film dunia sebagai film adaptasi anime Paling Brutal dan Sadis saat ini. Jadi kalau Anda adalah penonton yang "haus darah", film ini adalah film yang cocok untuk Anda tonton.



ABOUT "TOKYO GHOUL"
Seperti yang sudah diulas di atas, Tokyo Ghoul  merupakan salah satu anime terlaris saat ini, yang merupakan buah karya Mangaka Sui Ishida. Berbeda dengan anime yang ada sebelumnya, Tokyo Ghoul menampilkan cerita yang berbeda dan jauh lebih seram, yaitu tentang mahluk pemangsa manusia bernama Ghoul yang hidup serta menyaru sebagai manusia biasa. Kelebihan anime Tokyo Ghoul terletak dari alur ceritanya yang dibuat sangat cepat dan seru, membuat pembaca selalu penasaran untuk terus mengetahui kelanjutan ceritanya.

Tidak heran jika Tokyo Ghoul menjadi salah satu anime terlaris saat ini.

Tokyo Ghoul seri pertama dirilis tanggal 8 September 2011 - 18 September 2014 di majalah Weekly Young Jump. Manga ini kemudian dikompilasi menjadi 14 tankobon / volume buku komik yang dirilis antara 17 Februari 2012 - 17 Oktober 2014. Saat pertama kali dirilis, komik Tokyo Ghoul menjadi hits dan laris manis terjual lebih dari 2 juta kopi. Hingga hari ini, komiknya masih terus diburu orang dan telah menembus angka 30 juta kopi.

Atas kesuksesan manga tersebut, pada bulan Agustus 2013, Sui Ishida kemudian merilis manga prekuel berjudul Tokyo Ghoul [Jack] yang dirilis secara digital. Cerita yang terdiri dari 7 Bab ini berfokus pada karakter Arima Kisho dan Taishi Fura di mana setting waktu kejadian adalah 10 tahun sebelum kejadian di Tokyo Ghoul.
Sui Ishida, Mangaka di balik kesuksesan manga Tokyo Ghoul

Setahun kemudian - tepatnya 17 Oktober 2014 - Ishida merilis komik berwarna berjudul Tokyo Ghoul Zakki. Komik ini berisi kumpulan gambar dan konsep cerita Tokyo Ghoul awal, dengan tambahan komentar Sui Ishida mengenai ide awal kisah Tokyo Ghoul. Komik ini merupakan komik pendamping sekaligus komik tambahan untuk menyambut perilisan volume terakhir komik Tokyo Ghoul.

Pada tanggal 16 Oktober 2014, Weekyl Young Jump merilis manga sekuel dari Tokyo Ghoul berjudul Tokyo Ghoul : re. Komik ini melanjutkan cerita manga Tokyo Ghoul dengan setting cerita 2 tahun pasca kejadian di manga pertama tersebut. Di awal perilisannya, banyak kritikus yang mengkritik cerita Tokyo Ghoul : re yang terlalu banyak menampilkan gambar-gambar sadis tanpa disertai pengembangan cerita yang berarti. Kritikan ini diterima  Sui Ishida, yang kemudian mengembangkan cerita Tokyo Ghoul : re menjadi cerita yang lebih baik lagi, sehingga seri-seri berikutnya lebih bisa diterima oleh pembaca.

Selain manga, Sui Ishida pun merilis Tokyo Ghoul dalam bentuk novel. Bekerja sama dengan Novelis Shin Towada, mereka pun merilis 3 novel Tokyo Ghoul antara tahun 2013 - 2014. Seri pertama berjudul Tokyo Ghoul : Days (東京喰種トーキョーグール[日々] Tōkyō Gūru[Hibi] ) yang dirilis tanggal 19 Juni 2013. Novel ini mengisahkan pada keseharian hidup karakter-karakter utama dari kisah Tokyo Ghoul.

Novel kedua - Tokyo Ghoul : Void  (東京喰種トーキョーグール[空白] Tōkyō Gūru[Kūhaku] ) - dirilis tanggal 19 Juni 2014, mengisahkan tentang 6 bulan pasca kejadian di komik Tokyo Ghoul volume 8 dan 9.

Dan novel ketiga - Tokyo Ghoul : Past (東京喰種トーキョーグール[昔日] Tōkyō Gūru[Sekijitsu]) - dirilis 19 Desember 2014, di mana mengisahkan tentang latar belakang beberapa karakter utama Tokyo Ghoul, termasuk kisah hidup Ken Kaneki, yang merupakan tokoh sentral dari kisah Tokyo Ghoul.

Kesuksesan  manga Tokyo Ghoul menarik perhatian Studio Film Pierrot yang kemudian mengadaptasi dan memproduksi manga tersebut menjadi serial animasi dengan total 12 episode. Serial anime tersebut ditayangkan di Tokyo MX antara tanggal 4 Juli - 190 September 2014.

Anime tersebut sangat sukses dan mendapatkan respon yang sangat positif, tidak saja di Jepang, tetapi juga di luar negeri, termasuk Amerika, dan Indonesia.

Pasca kesuksesan anime itu, Pierrot kemudian merilis Season Kedua dari anime tersebut berjudul Tokyo Ghoul : Root A yang ditayangkan antara 9 Januari - 27 Maret 2015. Dan sama seperti seri sebelumnya, Season Kedua ini pun sukses luar biasa di dunia.

Atas kesuksesan itu, maka pada tanggal 5 Oktober 2017, Pierrot mengumumkan rencana perilisan Season Ketiga Tokyo Ghoul yang akan ditayangkan tahun 2018. Adapun judul season ketiga tersebut adalah Tokyo Ghoul : re.







Recommended Movies - GODZILLA : PLANET OF THE MONSTERS (2017)



Judul Film         : Godzilla - Planet of the Monsters (GODZILLA -怪獣惑星- Gojira: Kaijū Wakusei
Sutradara           : Kobun Shizuno & Hiroyuki Seshita 
Pengisi Suara    : Mamoru Miyano, Takahiro Sakurai, Kana Hanazawa
Tanggal Rilis    : 17 November 2017

Godzilla adalah monster raksasa (Kaiju) Legendaris Jepang yang tidak ada matinya dan terus menjadi pujaan banyak orang. Sejak pertama kali muncul tahun 1954 hingga hari ini, Godzilla telah menjadi mimpi buruk, tetapi juga pahlawan dan sahabat manusia. Dan kebesaran namanya tidak saja dikenal masyarakat Jepang, tetapi telah menyebar hingga seluruh dunia.

Setelah film re-boot Godzilla (Shin Godzilla) - yang merupakan reboot ketiga kalinya - dirilis dan sukses di tahun 2016, Toho Animation segera mengumumkan kalau mereka akan merilis film animasi layar lebar Godzilla yang akan dirilis tahun 2017. Saat proses penulisan skenario, ternyata jalan ceritanya berkembang, sehingga akhirnya diputuskan untuk membuat film animasi tersebut menjadi trilogi, dan seri pertama akan dirilis November 2017.

Film animasi Godzilla : Planet of the Monsters akan menjadi film animasi layar lebar pertama di franchise Godzilla ini, dan akan menjadi film ke-32 dari keseluruhan franchise film Godzilla sejak tahun 1954.

Film ini mengisahkan kondisi bumi di masa depan, yaitu tahun 2048, di mana saat itu Godzilla dan para monster raksasa (kaiju) telah menguasai bumi, sehingga tidak memungkinkan lagi manusia untuk tinggal di sana. Mereka pun memutuskan untuk meninggalkan bumi dan melakukan pencarian tempat tinggal baru. Setelah berkelana selama 20 tahun di ruang angkasa, manusia menemukan sebuah planet baru bernama Tau Ceti E, salah satu planet yang menjadi bagian dari Bintang Raksasa di Konstelasi Cetus yang dalam dunia nyata diyakini memiliki struktur dan kondisi yang sama dengan Tata Surya tempat Bumi berada.

Namun setibanya di planet itu, mereka baru menemukan kalau Tau Ceti E tidak mungkin ditinggali manusia. Tidak ada pilihan, manusia harus kembali ke bumi. Setibanya di bumi, mereka baru menyadari kalau kondisi di bumi telah berbeda dan manusia ternyata telah meninggalkan bumi selama 21,000 tahun. Ekosistem pun telah berubah. Kini Godzilla menjadi satu-satunya mahluk yang ada di bumi, dan dia sedang sangat kelaparan.

Film Godzilla : Planet of the Monsters akan tayang di layar bioskop Jepang pada tanggal 17 November 2017. Selanjutnya, Netflix - selaku pemegang hak siar televisi - akan menyiarkan film ini secara streaming di 190 negara.

Recommended Movie - CULT OF CHUCKY (2017)



Judul Film              : Cult of Chucky
Sutradara                : Don Mancini
Pemeran                 : Brad Dourif, Fiona Dourif, Alex Vincent, Jeniffer Tilly
Tanggal tayang      : 3 Oktober 2017

Jauh sebelum Generasi Milenial mengenal boneka terkutuk Annabelle, ada boneka pembunuh berantai yang sudah lebih dulu menjadi legenda dan menghantui penonton di dunia. Boneka itu bernama Chucky.

Ya, Chucky adalah boneka yang paling mengerikan dan telah menghantui moviegoers sejak tahun 1980an. Dan tahun ini, Chucky muncul kembali lewat film berjudul Culf of Chucky.  Film ini sendiri merupakan seri ketujuh dan sekuel langsung dari film Curse of Chucky yang sebelumnya sudah dirilis tahun 2013 silam.

Pada film Curse of Chucky, dikisahkan kalau boneka terkutuk Chucky (disuarakan oleh Boris Dourif) dikirim ke kediaman Keluarga Pierce. Di kediaman itu, Chucky kemudian membunuh para penghuni rumah : Sarah Pierce (Chantai Quesnelle; sang Ibu), Barbie (Danielle Bisutti; anak sulung), Ian (Brennan Elliot; suami Barbie), Jill (Maitland McConnell; pengasuh anak Barbie), dan Alice (Summer H. Howell; anak Barbie).

Hanya Nica Pierce (Fiona Dourif), anak bungsu Sarah Pierce dan satu-satunya korban yang selamat. Dari Chucky sendiri, Nica mendapatkan fakta mengejutkan : Ternyata saat masih menjadi manusia bernama Charles Lee Ray, Chucky pernah jatuh hati dengan Sarah Pierce. Demi mendapatkan Sarah, Chucky kemudian membunuh ayah Nica dan Barbie. Namun tindakannya diketahui Sarah yang kemudian menjebak Chucky dan dikejar polisi. Itulah sebabnya Chucky memendam dendam pada Sarah dan keluarganya, serta berniat menghabisi mereka semua.

Sebelum Chucky berhasil membunuh Nica, polisi datang ke lokasi kejadian. Karena hanya Nica yang ada di sana, maka dia dinyatakan sebagai pelaku tunggal pembunuhan sadis keluarganya tersebut. Dan karena Nica meracau saat ditangkap, dia dinyatakan mengalami gangguan jiwa, sehingga mendapat perawaran di Institusi Sakit Jiwa.

Chucky kemudian dikirim ke rumah Andy Barclay (Alex Vincent) untuk menuntaskan misinya yang tertunda. Namun, Andy sudah lebih dulu menyadari kehadiran Chucky, sehingga sebelum Chucky bertindak, Andy segera menembak kepala Chucky.

Nah, film Cult of Chucky melanjutkan cerita dari film Curse of Chucky. Di film ini, dikisahkan kalau Nica dipindahkan dari institusi sakit jiwa baru di mana di sana, dia menjalani sesi penyembuhan. Rupanya dalam proses penyembuhan,  Dr Foley (Michael Therriault) - Sang Psikolog - menggunakan Boneka Good Guy, yang tidak lain adalah wujud manifestasi Chucky. Di antara semua pasien, hanya Madeleine (Elisabeth Rosen) yang tertarik untuk merawat boneka tersebut seperti anaknya sendiri.

Tidak lama setelah itu, ternyata serangkaian pembunuhan sadis di rumah sakit tersebut. Pelakunya sudah jelas : Chucky. Tetapi tidak ada orang yang mempercayai, bahkan semua menuding Nica adalah pelaku sebenarnya.

Di lain tempat, Andy Barclay punya hobi baru, yaitu menyiksa Chucky yang hanya tersisa kepala. Saat mendengar adanya pembunuhan di rumah sakit jiwa dengan modus-operandi seperti yang biasa dilakukan Chucky, Andy menjadi penasaran karena seolah-olah ada orang lain yang menjiplak gaya Chucky. Ternyata, saat membunuh keluarga Piece, Chucky sempat memindahkan rohnya ke tubuh Alice, dan menjadikannya sebagai medium untuk memultiplikasi dirinya. Jadi kini Chucky ada di beberapa boneka Good Guy dan leluasa membunuh siapapun yang diingininya.

Guna menghentikan aksi Chucky, Andy pun bergegas menuju ke rumah sakit jiwa, buat menghadapi Chucky untuk yang keterakhir kalinya.

Banyak pengamat dan penggemar film Chucky memuji film ini karena memiliki alur cerita yang jauh lebih berkembang dibandingkan seri-seri sebelumnya. Hal yang paling menarik dari Cult of Chucky adalah banyaknya kejutan yang sama sekali tidak terduga sehingga film ini tidak membosankan dan tidak mudah ditebak alurnya.


ABOUT "CHUCKY"
Mungkin setelah menonton film ini, Anda akan sangat penasaran dengan sosok boneka Chucky dan berusaha menemukan semua film Chucky. Tapi Anda harus kecewa karena mungkin hanya ada 4 dari total 7 film saja yang berjudul Chucky yang akan Anda temukan.
Brad Dourif sebagai Charles Lee Ray (Child's Play)

Chucky sendiri adalah karakter antagonis yang awalnya muncul di film Child's Play. Film ini adalah film bertema horor kreasi Don Mancini. Child's Play pertama dirilis tanggal 9 November 1988, dengan sutradara Tom Holland dan diperani Alex Vincent, Catherine Hicks, Chris Sarandon, serta Brad Dourif. Film ini mengisahkan tentang Charles Lee Ray (diperani Brad Dourif), seorang pembunuh berantai yang selalu membunuh korbannya dengan cara yang sangat kejam. Pembunuh yang punya nama panggilan "Chucky" ini dikenal juga dengan sebutan "Si Pencekik dari Lakeshore". Selain hobi membunuh, Chucky juga seorang praktisi sihir Voodoo yang memungkinkannya tidak bisa mati saat ditempak polisi.

Dalam sebuah aksinya, Chucky tertembak oleh seorang polisi. Sebelum meninggal, Chucky berhasil memindahkan rohnya ke sebuah boneka Good Guy. Boneka tersebut ditemukan oleh gelandangan yang kemudian menjualnya pada keluarga Barclays. Boneka itu akhirnya diberikan pada Andy Barclays (Alex Vincent) sebagai hadiah ulang tahun. Chucky kemudian ingin memindahkan rohnya pada Andy, tetapi tindakannya gagal. Marah karena tidak berhasil menguasai Andy, Chucky pun membantai keluarga Andy.

Dibuat dengan biaya yang cukup murah (US$ 9 juta), film ini meraih penghasilan sebesar US$ 44.2 juta. Prestasi ini cukup menggembirakan sehingga sekuel film ini pun disetujui untuk dibuat.

Maka tahun 1990, film Child's Play 2 dirilis. Sama seperti seri pertamanya, skenario dibuat oleh Don Mancini serta disutradarai John Lafia. Hanya Alex Vincent dan Brad Dourif yang kembali bermain di film ini. Sementara itu, pemeran lain yang bergabung antara lain Gerrit Graham, Jenny Agutter, dan Christine Elise (sebagai Kyle, kakak angkat Andy).

Mengambil setting 2 tahun pasca kejadian di seri pertama, Child's Play 2 mengisahkan tentang perusahaan PlayPals - yang memproduksi boneka Good Guy - membuat ulang boneka Good Guy yang dirasuki Chucky. Dan boneka itu pun hidup kembali serta membunuhi orang-orang di dalam perusahaan tersebut. Chucky kemudian memburu Andy untuk menuntaskan misinya: memindahkan rohnya ke tubuh Andy. Namun sebelum aksinya berhasil, Andy dan Kyle berhasil menghancurkan boneka Chucky kembali.

Sama seperti seri pertamanya, film Child's Play 2 pun meraih kesuksesan yang sama. Dengan biaya produksi US$ 13 juta, film ini berhasil meraup keuntungan hingga US$ 35.7 juta. Dan kembali lagi Produser akhirnya setuju untuk memproduksi seri ketiga dari Child's Play.

Tahun 1991, film Child's Play 3 akhirnya dirilis. Skenario tetap ditulis oleh Don Mancini, namun penyutradaraan diserahkan kepada Jack Bender. Kali ini hanya aktor Brad Dourif saja yang kembali dipercaya menjadi pengisi suara Chucky. Sedangkan para aktor pendukung film ini antara lain Justin Whalin, Dakin Matthews, Perrey Reeves, Dean Jacobson, dan Travis Fine.

Dikisahkan 8 tahun sejak kejadian di film Child's Play 2, Andy Barclay (Justin Whalin) telah remaja dan dikirim ke Sekolah Tentara Kent Military Academy.

Sementara itu, bekas boneka Chucky telah didaur ulang dan digunakan kembali di boneka Good Guy versy baru. Akibatnya sudah dapat ditebak : Chucky hidup lagi dan kembali mencari keberadaan Andy Barclays.

Namun ketika menemukan keberadaan Andy di barak tentara, Chucky pun memindahkan sasarannya pada Ronald Tyler (Jeremy Sylvers), salah seorang rekan Andy. Beberapa kali usaha dilakukan Chucky agar dapat memindahkan rohnya ke tubuh Tyler, tetapi selalu gagal. Namun ketika dia sudah berhasil menguasai Tyler, Andy berhasil mencegah arwah Chucky berpindah ke Tyler, kemudian berhasil membunuh Chucky kembali dengan melemparkannya ke kipas raksasa, sehingga tubuh Chucky hancur berantakan.

Sayang, hasil yang diraih Child's Play 3 tidak sebaik yang kedua seri sebelumnya. Selain perolehan penghasilan yang sangat kurang (hanya meraup US$ 20.5 juta), banyak kritikus yang mengkrisi film ini lemah dalam plot cerita. Meski demikian, satu hal positif yang ada di film ini adalah penggunaan boneka animatronik yang cukup baik. Boneka robot tersebut berhasil menampilkan perubahan ekspresi Chucky dengan sangat sempurna.

Bagi Don Mancini sendiri, Child's Play 3 adalah film terburuk yang pernah dibuat, sehingga dia enggan untuk terlibat dalam pengerjaan sekuel film Child's Play lagi.

Tujuh tahun kemudian (1998), sekuel film Child's Play dirilis. Namun berbeda dengan 3 seri sebelumnya, mulai seri keempat ini, film boneka pembunuh ini menggunakan nama Chucky sebagai judul film. Karena itu, di tahun ini, sekuel tersebut dirilis dengan judul Bride of Chucky. Don Mancini masih menulis skenario film. Sedangkan sutradara film ini adalah Ronny Yu, Sutradara Hong Kong yang sebelumnya sukses membuat dwilogi film wuxia The Bride With White Hair (1993; diperani Leslie Cheung dan Bridgitte Ling Ching Sia).

Brad Dourif masih dipercaya sebagai pengisi suara boneka Chucky. Sedangkan aktris Jennifer Tilly mendapat peran sebagai Tiffany Valentine, kekasih Chucky yang juga nantinya menjadi boneka. Selain mereka berdua, artis lain pendukung film ini adalah John Ritter, Katherine Heigl, dan Nick Stabile.

Meski dibuat 7 tahun kemudian, namun film Bridge of Chucky mengambil setting 1 bulan pasca kejadian di Child's Play 3.

Dikisahkan pasca pembantaian di Barak Tentara, Tiffany Valentine (Jennifer Tilly) - kekasih Charles Lee Ray - diam-diam mengambil sisa tubuh Chucky, lalu membangkitkan Chucky kembali dengan ilmu voodoo yang dipelajarinya. Setelah Chucky hidup kembali, Tiffany memaksa Chucky untuk menikahinya. Namun Chucky menolak, sehingga dia dikurung di sebuah lemari. Chucky berhasil melarikan diri, kemudian membunuh Tiffany. Setelah itu, Chucky memasukkan arwah Tiffany ke dalam boneka wanita, dan boneka itu pun hidup.

Karena masih berkeinginan untuk menjadi manusia kembali, Chucky mengajak Tiffany untuk mencari tubuh yang tepat. Mereka pun menemukan Jesse (Nick Stabile) dan kekasihnya, Jade (Katherina Heigl) sebagai sasaran.  Saat Chucky berusaha memindahkan arwahnya dan Tiffany ke tubuh Jesse dan Jade, terjadi pertarungan hebat. Jade berhasil membunuh Chucky. Sedangkan Tiffany - yang saat itu ternyata sedang hamil - melahirkan anak-anak berbentuk boneka, sebelum akhirnya menghembuskan nafas terakhir.

Film ini memiliki perbedaan dengan seri-seri film Chucky sebelumnya, karena sangat dominan dengan komedi yang dibalur dengan adegan sadis khas film-film Child's Play. Alhasil formula ini mampu merebut hati penonton. Dibuat dengan dana US$ 25 juta, film ini mampu meraup keuntungan hingga US$ 50.7 juta.  Film ini pun mendapat pujian dari para kritikus dan penonton dan dianggap jauh lebih baik daripada 3 seri Child's Play. Selain itu, banyak penonton yang juga memuji penampilkan Chucky yang baru : penuh jahitan dan guratan di wajahnya. Penampilan ini membuat Chucky tampak jauh lebih seram dan sadis.

Meski banjir pujian, namun tidak sedikit penonton yang kecewa karena tidak melihat perseteruan Chucky - Andy Barclay yang menjadi "trade-mark" dan benang merah cerita film-film Child's Play.

Karena itu - dan sehubungan dengan suksesnya film Bridge of Chucky - maka pada tahun 2004 dibuatlah sekuel berikutnya dari Chucky yang berjudul Seed of Chucky. Kali ini, kursi penyutradaraan dipercayakan pada Don Mancini sendiri, selaku kreator Chucky. Brad Dourif masih dipercaya sebagai pengisi suara Chucky. Begitu juga Jennifer Tilly yang masih dipercaya mengisi suara Tiffany Valentine.

Film ini mengambil setting waktu 6 tahun pasca kejadian film Bridge of Chucky. Dikisahkan Glenn (Billy Boyd), anak Chucky berbentuk boneka mencari kedua orang tuanya. Setelah tahu kedua orang tuanya telah meninggal, Glenn menggunakan ilmu voodoo untuk membangkitkan kedua orang tuanya. Chucky dan Tiffany pun hidup kembali. Mereka bertiga kemudian mencari tubuh manusia yang bisa mereka gunakan untuk bertukar jiwa. Tetapi setelah bertukar jiwa dengan pasangan artis, dan artis tersebut melahirkan anak kembar, Chucky berkeinginan untuk menjadi orang baik. Hal ini ditentang Tiffany, yang kemudian berusaha membunuh Chucky. Namun Chucky justru berhasil membunuh kekasihnya terebut.

Melihat ibunya dibunuh, Glenn pun kemudian membunuh Chucky. 

Berbeda dengan seri-seri sebelumnya, film ini lebih kental unsur komedi daripada horornya.Inilah yang menjadi sebab film ini kurang sukses di pasaran, bahkan mendapat cercaan dari para penonton dan kritikus film.

Buruknya hasil yang didapat Seed of Chucky, membuat produser franchise film Chucky memutuskan untuk menghentikan produksi Chucky. Namun karena merasa penggemar Chucky masih banyak yang menantikan kemunculan Chucky kembali, Don Mancini akhirnya mencari produser baru untuk merilis seri Chucky berikutnya. Dan tahun 2013, sekuel Chucky berikutnya - Curse of Chucky - dirilis. Sayangnya, film tersebut dirilis dalam bentuk video (Video-On-Demand) dan menjadi seri pertama yang dirilis dalam bentuk demikian.

Meski dirilis dalam bentuk video, film Curse of Chucky meraih kesuksesan yang luar biasa, sehingga akhirnya dibuat kembali sekuel dari Curse of Chucky - yaitu Cult of Chucky - yang kita ulas di atas.






Recommended Movie - THE SLEEP CURSE (失眠)


Judul Film    : The Sleep Curse 
Sutradara      : Herman Yau 
Pemeran       : Anthonny Wong, Michelle Wai, Jo Jo Goh, Lam KaTung
Tanggal rilis :  12 Juni 2017

Banyak orang tentu setuju kalau tidur adalah salah satu keharusan bagi setiap manusia agar mereka dapat mengembalikan stamina mereka kembali. Tetapi tahukah Anda, kalau tidak semua manusia bisa tidur? Bahkan ada yang menderita penyakit susah tidur (Insomnia) sehingga tidak dapat tidur selama berhari-hari.

Kondisi susah tidur inilah yang menjadi tema dasar dari film thriller-horror karya sutradara Herman Yau. Bagi penggemar film Hong Kong, nama Herman Yau bukan nama asing. Dia sudah dikenal sejak tahun 1980-an sebagai Sutradara spesialis film-film thriller sadis. Karyanya yang paling terkenal adalah The Untold Story (1993) yang mengangkat kisah nyata penjual bakpao di Kowloon yang menggunakan daging manusia sebagai isian bakpaonya. Film yang menampilkan banyak adegan sadis yang "terlalu realistis" ini mengundang kontroversi, sekaligus pujian dari para kritikus film. Tidak heran jika film itu menjadi film legendaris yang hingga hari ini masih banyak disukai penonton.

Film Herman Yau selanjutnya adalah Ebola Syndrome (1996) yang masuk Category III (film semi-porno). Film ini tidak saja menampilkan adegan sensual yang sangat vulgar, tetapi juga adegan sadis yang bikin miris penonton.

Tahun ini, Herman Yau kembali merilis film ultra-sadis terbarunya berjudul The Sleep Curse. Bertemakan thriller-horror, film ini mengambil cerita tentang seorang Profesor bernama Lam Sik Ka yang menderita Insomnia Akut yang membuatnya bertahun-tahun tidak dapat tidur. Dari pengalamannya tersebut, dia berpendapat kalau manusia dapat hidup tanpa tidur sama sekali. Dengan tidak tidur, efektivitas hidup manusia akan jauh lebih baik dan manusia dapat melakukan lebih banyak hal lagi dengan tidak tidur sepanjang hidupnya. Saat dia mengajukan dana untuk penelitian ke kampus tempatnya bekerja, para Direksi Kampus menolak mendanai penelitiannya tersebut karena dinilai tidak masuk akal dan sangat berbahaya.

Tak lama kemudian, Monique (Jo Jo Goh) - mantan kekasih Sik Ka yang kini tinggal di Malaysia - mendatangi Sik Ka untuk meminta bantuan menyidiki kasus keluarganya yang juga tiba-tiba menderita insomnia akut. Bahkan kakaknya mengalami halusinasi dan tewas akibat menderita Insomnia Akut (tidak bisa tidur selama 18 hari). Sik Ka akhirnya setuju membantu Monique untuk menyidiki kasus Insomnia yang dialami keluarga Monique tersebut.

Selama menyidiki kasus keluarga Monique, Sik Ka melihat penampakan arwah wanita misterius yang terus-menerus mengikutinya. Sik Ka kemudian meminta bantuan Ahli Nujum untuk mengetahui latar-belakang wanita tersebut. Ternyata wanita tersebut berhubungan dengan kehidupan masa lalu Sik Ka. Wanita itu ternyata yang menurunkan kutukan Insomnia pada ayah Sik Ka, yang kemudian menurun pada Sik Ka. Yang lebih mengejutkan lagi, ternyata kutukan itupun dialami oleh keluarga Monique.

Ini adegan mutilasi yang super sadis..... !!!
Bagaimana Sik Ka dan Monique berhasil melepaskan kutukan yang menghantui turun-temurun keluarga mereka? Ternyata jawabannya sangat mengejutkan, dan .... SADIS... !!!

Film berdurasi 108 menit ini - sama seperti film-film Herman Yau sebelumnya - menampilkan adegan kesadisan yang terbilang sangat luar biasa mengerikan dan bikin trauma. Banyal adegan ditampilkan dengan sangat vulgar dan nyaris di luar ambang batas toleransi penonton normal, misalnya adegan pemerkosaan, adegan menguliti tubuh manusia, adegan mengambil otak, hingga adegan mutilasi (termasuk mutilasi alat vital pria yang ditampilkan tanpa sensor sama sekali) serta pemenggalan kepala. Semuanya ditampilkan dengan jelas dan "apa-adanya". Bahkan ekspresi dingin wajah Anthonny Wong yang melakukan sebagian adegan itu terbilang sangat sempurna karena mampu membawa aura kengerian bagi penonton.

Secara umum, film ini adalah sebuah film yang keren. Tetapi buat Anda yang ga kuat jantung, saya sarankan untuk tidak menonton film ini. Selain karena penuh kejutan, film ini juga penuh dengan adegan sadis nan brutal yang benar-benar di luar kewajaran dan perikemanusiaan.




Recommended TV Series - MR MERCEDES (2017 - onward)


Judul TV Seri          : Mr Mercedes
Ditayangkan            : Audiences TV Network / DirectTV
Pemeran                  :  Brendan Gleeson, Harry Treadaway, Justine Lupe
Tanggal tayang        : 9 Agustus - 11 Oktober 2017
Total episode           : 10

Sepertinya belakangan ini karya-karya Stephen King sedang laris manis dan banyak dirilis para Produser Amerika. Setelah sebelumnya film layar lebar The Dark Tower dan It, serta serial televisi The Mist dirilis bulan lalu, kini muncul lagi serial terbaru yang merupakan karya terbaru Stephen King, berjudul Mr. Mercedes.

Serial televisi 10 episode ini merupakan serial misteri adaptasi dari novel Stephen King berjudul sama. Novel teresebut dirilis tanggal 3 Juni 2014 dan menjadi novel trilogi pertama (trilogi kedua berjudul Finders Keepers yang dirilis tahun 2015, dan End of Watch dirilis tahun 2016). Novel Mr. Mercedes merupakan novel Stephen King pertama yang bergenre "Hard-Boiled Detective" (genre novel yang menceritakan tentang tindakan seorang polisi / detektif yang menggunakan cara kekerasan / tidak mengikuti sistem seharusnya untuk menuntaskan suatu masalah).

Serial yang baru tayang 3 episode - pada saat artikel ini dibuat - mengisahkan tentang aksi sadis yang dilakukan seorang pria misterius yang mengendarai mobil Mercedes. Sang pria membawa mobilnya menabrak kerumunan orang yang sedang mengantri di Kantor Pekerjaan Umum untuk mencari pekerjaan. Akibat kejadian itu, 8 orang tewas seketika, dan 16 orang menderita luka parah. Polisi berhasil menemukan mobilnya, namun tidak pernah berhasil menemukan siapa pelakunya.
Detektif Bill Hodges (Brendan Gleeson)

Detektif Bill Hodges (Brendan Gleeson) berusaha menyidiki kasus ini. Sayangnya, sebelum dia berhasil menemukan pelaku kejahatan sadis itu, dia sudah keburu pensiun. Meski demikian, dia masih sangat penasaran untuk menuntaskan kasus itu. Karena itu, walau pun sudah pensiun, Detektif Bill masih terus menggali informasi perkembangan kasus itu lewat rekan kerjanya, Detektif Jerome Robinson (Jharrel Jerome).
Brady Harsfield (Harry Treadaway)

Dua tahun kemudian, Brady Harsfield (Harry Treadaway) - yang tidak lain adalah pelaku sebenarnya dari penabrakan tersebut - kini telah bekerja sebagai karyawan di sebuah perusahaan penjualan produk elektronik. Pria psikopat super cerdas itu, diam-diam menyadari dan menyimpan kebanggaan kalau kasus yang dilakukannya dulu masih diselidiki oleh polisi. Yang lebih membuatnya bangga adalah ternyata Detektif Bill yang sudah pensiun pun masih penasaran dengan dirinya.

Karena itu, Brady kemudian mengintimidasi Detektif Bill dan menantangnya untuk bisa menangkap Brady. Brady tidak hanya sekedar menantang Detektif Bill, tetapi dia juga membuat beberapa "aksi" kecil yang membahayakan orang-orang yang dikenal Detektif Bill. Hal ini mengundang amarah Detektif Bill, sehingga dia akhirnya menerima tantangan Brady. Pada akhirnya terjadilah pertarungan dan adu-siasat antara kedua orang tersebut.



ABOUT "MR MERCEDES"' NOVEL
Seperti yang sudah ditulis di awal, Mr Mercedes adalah novel karya Stephen King dan merupakan novel pertama dari trilogi cerita detektif yang dibuat olehnya.

Rencana penulisan novel bergenre detektif sudah mencuat saat Stephen King menjadi Pembicara di University of Massachusetts Lovell pada tanggal 7 Desember 2012.  Dalam forum terbuka dengan mahasiswa, dia menyampaikan rencananya untuk membuat sebuah novel yang bercerita tentang polisi yang sudah pensiun namun masih terganggu dengan kasus pembunuhan yang pernah diselidikinya. Judul tentatif yang digunakan Stephen King untuk novelnya tersebut adalah Mr. Mercedes.
Cover Depan Novel "Mr Mercedes"

Judul dan alur cerita novel tersebut sebenarnya terinspirasi dari kejadian nyata yang terjadi beberapa bulan sebelumnya (2012), di mana ada seorang wanita yang memacu mobilnya, menghantam Restoran McDonald, sehingga mencederai para pengunjung di restoran tersebut.

Awalnya, Mr Mercedes direncanakan untuk dibuat dalam bentuk cerita pendek. Namun dengan berkembangkan cerita yang dibuat, Mr Mercedes pun akhirnya berubah menjadi novel.

Banyak kritikus yang kemudian memuji novel Stephen King ini karena merupakan terobosan baru yang dilakukan King, dan belum pernah dilakukan sebelumnya. Selama ini, Stephen King dikenal sebagai Novelis Spesialis Cerita Horror. Sehingga kemunculan novel ini jelas merupakan hal yang sangat menarik. Secara garis besar, banyak yang memuji alur cerita novel Stephen King yang sangat intens dan menegangkan.


Recommended TV Series - Bet Hur (賭城群英會)


Judul TV Series           : Bet Hur
Sutradara / Produser    : Wong Jing
Pemeran                       : Patrick Tse, Charmaine Sheh, Kenneth Ma, Raymond Wong, Natalis Chan
Tanggal tayang             : 19 Juni - 4 Agustus 2017
Total episode                : 35

Wong Jing adalah salah seorang Sineas Senios Hong Kong yang cukup disegani dan dihormati. Berkiprah di dunia film sejak tahun 1975, Wong Jing telah mengenal dengan baik asam-garam dunia perfilman Hong Kong. Tidak heran kalau film-film yang disutradarai dan diproduserinya selalu sukses, meski kebanyakan bisa dikatakan film-film konyol dan aneh.

Wong Jing mulai dikenal dunia setelah film yang disutradarainya - God of Gamblers (賭神 - Du Sheng; 1989) sukses besar. Film yang diperani Chow Yun Fat dan Andy Lau itu memecahkan rekor pendapatan film Hong Kong di waktu itu, dengan meraih penghasilan finansial sebesar HK$ 37 juta. Sebuah rekor pendapatan yang belum pernah diraih film Hong Kong sebelumnya. God of Gamblers kemudian membuat tren sendiri, di mana sejak sukses besar, banyak bermunculan film-film Hong Kong yang mengangkat tema perjudian. Beberapa di antaranya yang sukses adalah All for The Winner, Casino Raiders, dan Casino Taycoon.

Bicara tentang film judi, God Of Gamblers sebenarnya bukanlah film pertama yang mengupas tentang Dunia Judi. Pada tahun 1980, TVB pernah merilis sebuah serial televisi bertema dunia judi. Serial tersebut berjudul The Shell Game (千王之王), dan merupakan karya sinema Hong Kong pertama yang mengangkat tema tentang Judi. Diperani Patrick Tse - yang merupakan aktor papan atas film-film drama Hong Kong waktu itu - serial tersebut mengisahkan tentang Raja Judi dari Guangzhou Lo Hoi yang mempertaruhkan Gelar Raja Judinya menghadapi Raja Judi dari Shanghai Cheuk Yi Fu.

Serial The Shell Game yang bertotal 25 episode tersebut menjadi serian Hong Kong klasik yang sangat melegenda karena menampilkan banyak teknik judi yang sangat menakjudkan dengan alur cerita yang menegangkan. Dan yang menarik dari serial ini adalah : Skenarionya dibuat oleh Wong Jing, yang waktu itu baru belajar menulis skenario film.


Kini, setelah 38 tahun pasca kesuksesan The Shell Game, Wong Jing sepertinya ingin bernostalgia, mengenang masa-masa awal kesuksesannya berkarya di dunia film. Karena itu, dia pun memproduksi kembali serial The Shell Game dengan versi yang lebih baru. Skenarionya sedikit diubah agar sesuai dengan kondisi masa kini. Dan pada bulan Juni kemarin, serial berjudul Bet Hur - yang merupakan adaptasi dari skenario The Shell Game - pun dirilis di stasiun televisi TVB.

Di serial bertotal 35 episode ini, Wong Jing tidak hanya menulis skenario, tetapi juga menyutradarai dan memproduseri serial tersebut. 

Serial ini mengisahkan tentang sebuah pertarungan judi besar antara 2 orang Master Judi Hong Kong yang terjadi 20 tahun silam. Ketika salah satu Master Judi terdesak, muncullah Heong Mo Ming (Patrick Tse) - yang dikenal dengan julukan Ksatria Judi - menolong sang Master Judi. Heong Mo Ming berhasil memenangkan perjudian itu. Namun kemenangan itu memunculkan dendam kepada pihak yang kalah, sehingga mereka bertekad menghabisi Heong Mo Ming. Menyadari jiwanya terancam, Heong Mo Ming kemudian menghilang.

Heong Mo Ming memiliki 2 orang murid : Sze Dan Gor (Natalis Chan) dan Sap Sam Mui (Monica Chan). Kedua murid itu saling mencintai, namun akhirnya berpisah setelah terjadi salah paham. Setelah guru mereka menghilang, Sze Dan Gor dan Sap Sam Mui diam-diam mengangkat murid untuk meneruskan warisan Ilmu Judi mereka.

Sze Dan Gor mengangkat 3 orang murid : Chow Goon Jai (Kenneth Ma), Chui Sui Man (Raymond Wong), dan Siu Sai Gor (Dominic Ho).

Sedangkan Sap Sam Mui juga mengangkat 3 orang murid : Sze Siu Dung (Charmaine Sheh), Ching Siu Bak (Samantha Ko), dan Wong Siu Nam (Connie Man).

Dalam beberapa kali kesempatan, murid-murid Sze Dan Gor dan Sap Sam Mui sering bertarung dalam arena judi internasional. Di tengah pertarungan tersebut, Goon Jai dan Siu Dung kemudian saling mencintai. Mereka pun kemudian saling bahu-membahu saat menghadapi Raja Judi Hong Kong To Dung Hoi (Joseph Lee).

Dalam pertarungan melawan To Dung Hoi, tiba-tiba Chui Sui Man - murid Sze Dan Gor - berhianat dan memihak musuh. Kondisi ini tidak menguntungkan karena Sui Man sangat pintar dan tahu semua trik yang digunakan saudara seperguruannya. Ketika kondisi mereka sudah terdesar, Sang Ksatria Judi Heong Mo Ming muncul untuk menolong.

Kemunculan Heong Mo Ming kembali sontak mengejutkan para musuhnya, yang segera bersiap untuk membalaskan dendam mereka yang sudah terpendam lebih dari 20 tahun. Akankah mereka berhasil mengalahkan Heong Mo Ming bersama kedua murid dan cucu-muridnya?

Meski menampilkan banyak adegan komedi slapstik konyol khas Wong Jing, namun alur cerita serial ini terbilang sangat menarik dan penuh kejutan. Banyak trik cerdas yang ditampilkan Wong Jing, sehingga penonton selalu dibuat penasaran untuk terus menonton serial ini hingga akhir.



DO YOU KNOW? 
Di serial Bet Hur inilah untuk pertama kali setelah 38 tahun, Wong Jing dan Patrick Tse bekerja sama kembali. Sebelumnya mereka bekerja sama di serial televisi The Shell Game. Hanya saja waktu itu, Wong Jing hanya seorang Penulis Skenario. Kini, dia menjadi Sutradara yang mengarahkan Patrick Tse.

Adegan paling mengejutkan dan mengharukan di Bet Hur (Episode 27)
Berbeda dengan The Shell Game, serial Bet Hur menampilkan banyak adegan dramatis, di mana banyak karakter utama dalam serial ini yang tewas dengan cara yang mengejutkan. Salah satu adegan yang paling menghentak dan mengejutkan adalah kematian Siu Bak (Samantha Ko), Saudara Seperguruan Siu Dung (Charmaine Sheh).  Dalam adegan yang ada di Episode 27 tersebut , Siu Dung melihat langsung bagaimana Saudara Seperguruannya itu tewas dibantai musuh mereka. Adegan selanjutnya memperlihatkan Siu Bak meratapi kematian Siu Bak. Banyak Netizen yang memuji adegan itu dan menyebut penampilan Charmaine Sheh di sana sebagai penampilan "Tingkat Dewa", karena mampu membuat para penonton ikut terbawa suasana dan menangis saat menyaksikan adegan tersebut.