Recommended Movie - BEYOND SKYLINE (2017)



Judul Film            : Beyond Skyline
Sutradara              : Liam O'Donnell
Pemeran               : Frank Grillo, Bojana Novakovic, Callan Mulvey, Iko Uwais, Yayan Ruhian
Tanggal Rilis       : 1 November 2017

Sebuah kebanggaan bagi Indonesia karena awal November nanti akan ada film eksyen super-seru yang menggunakan lokasi pengambilan gambar di Indonesia. Lebih membanggakan lagi, film itu juga akan diperani oleh aktor laga Indonesia : Iko Uwais dan Yayan Ruhian. Ini merupakan reuni mereka berdua setelah sebelumnya dipertemukan dan bertarung habis-habisan di dwilogi film The Raid. Bedanya, jika sebelumnya mereka harus berduel habis-habisan, maka dalam film ini, Iko dan Yayan akan saling bekerja sama melawan para Alien.

Film Beyond Skyline sendiri merupakan sekuel dari film sains-fiksi berjudul Skyline (2010). Sebenarnya film Skyline sendiri bukanlah film yang keren-keren amat waktu ditayangkan. Dibuat dengan dana US$ 20 juta, film itu sendiri mendapat kritikan pedas dari para kritikus (termasuk saya) dikarenakan alur ceritanya yang terbilang sangat lamban dan membosankan. Bayangkan saja, dengan durasi 94 menit, film ini menampilkan banyak adegan percakapan. Keseruan baru dimulai di bagian akhir film, sehingga belum juga penonton terhibur dengan keseruan yang dihadirkan, film pun berakhir.

Mengesalkan kan?

Tapi entah mengapa, film tersebut justru laris dan meraup keuntungan hingga US$ 70 juta lebih.

Melihat kesuksesan film tersebut, akhirnya sekuel film pun dibuat. Dengan menggunakan dana pembuatan yang sama (US$ 20 juta), sekuel berjudul Beyond Skyline pun dibuat. Proses pembuatan film ini pun tergolong cukup lama. Dimulai sejak tahun 2014, film ini baru tuntas proses pengerjaannya tahun 2016. Meski dibuat dengan dana yang rendah, namun film Beyeond Skyline bisa diacungi jempol karena menampilkan adegan efek khusus yang sangat fantastis.

Yang paling membanggakan adalah : Sebagian besar adegan diambil di Yogyakarta dan Batam. Khusus di Yogyakarta, pengambilan gambar dilakukan di sekitar Candi Prambanan. Luar biasa, bukan?

Meski disebut sebagai sekuel, film ini bisa ditonton secara terpisah tanpa perlu menonton film pertamanya. Satu-satunya benang merah yang menghubungkan film ini dengan terdahulunya adalah tema penyerangan mahluk ruang angkasa (Alien) ke bumi.

Diawali dengan setting masa kini, saat Mark (Frank Grillo) dan anaknya - Harper (Callan Mulvey) - sedang menaiki kereta bawah tanah, tiba-tiba terjadi gempa dasyat yang memaksa mereka keluar dari kereta. Saat naik ke permukaan tanah, mereka mendapati kota mereka sedang diserang oleh Alien. Di tengah kekacauan tersebut, tiba-tiba Harper diculik oleh para Alien.

Karena berusaha menyelamatkan anaknya, Mark pun mencari lokasi persembunyian para Alien. Dan dia menemukan kalau Alien tersebut bermarkas di Wilayah Indonesia. Dia pun beranjak ke sana, dan menemukan kalau Indonesia telah dikuasai oleh mahluk ruang angkasa tersebut. Mark kemudian berkenalan dengan Sua (Iko Uwais), pemimpin pergerakan bawah tanah melawan Alien, yang mempersiapkan pasukan untuk menggempur mahluk tersebut.

Namun, belum lagi persiapan tuntas dilakukan, Pasukan Alien berhasil menemukan lokasi persembunyian para pemberontak gerakan bawah tanah. Sehingga perang besar pun tidak terhindarkan.

Berbeda dengan seri sebelumnya, film ini berdurasi lebih panjang (108 menit) dan dipenuhi banyak adegan pertarungan yang brutal dan sadis. Seperti biasa, Iko Uwais dan Yayan Ruhian menunjukkan kepiawaian mereka dalam bertarung menggunakan jurus pencak silat. Pertarungan seru menggunakan tangan kosong dan senjata tajam banyak menghiasi film ini.

Secara keseluruhan, film ini akan menjadi salah satu film seru yang wajib ditunggu. Keseruannya sudah pasti keren banget.

Recommended Movie - WHO KILLED COCK ROBIN? (2017)


Judul Film           : Who Killed Cock Robin? (目擊者 )
Sutradara             : Cheng Wei Hao
Pemeran              : Kaiser Chuang, Tiffany Ann Hsu, Ko Chia Yen, Christopher Lee
Tanggal tayang    : 31 Maret 2017

Pada tahun 1950, ada film Jepang yang sangat populer berjudul Rashomon. Film karya Sutradara Akira Kurosawa ini mengisahkan tentang sebuah kasus pembunuhan misterius yang penyelesaian masalahnya diliat dari berbagai sudut pandang, mulai dari korban, pelaku, saksi, hingga orang luar yang hanya mendengar "dari mulut ke mulut". Film itu sukses luar biasa dan menjadi tren film-film thriller selanjutnya.

Film Who Killed Cock Robin produksi Taiwan yang disutradarai Cheng Wei Hao ini pun mengusung cerita yang mirip dengan Rashomon. Bedanya, jika Rashomon menyerahkan kesimpulan akhir film pada penonotn, maka Who Killed Cock Robin justru mengarahkan penonton kepada beberapa kesimpulan, yang ternyata sebagian besar keliru. Wajar, mengingat kesimpulan itu disampaikan dari sudut pandang pelaku, yang kemudian dimentahkan oleh kesimpulan dari korban. Sehingga tentu saja kita segera mengetahui kalau fakta sebenarnya bukan seperti yang kita duga di awal.

Bingung?

Gak juga.Ceritanya sederhana kok :

Hsiao Chi (Kaiser Chuang) adalah seorang Jurnalis yang 9 tahun silam menjadi saksi sebuah kasus tabrak lari yang terjadi di sebuah jalan di pinggiran kota yang sepi. Sayangnya, Hsiao Chi tidak melihat plat mobil pelaku dan hanya tahu jenis mobilnya saja. Kasus kecelakaan ini tidak pernah terungkap, dan Hsiao Chi pun telah melupakan kasus itu.

Hingga satu hari, ketika mobilnya mengalami kerusakan dan harus diservis di bengkel, Hsiao Chi teringat kembali kasus kecelakaan tersebut. Karena itu, dia pun memutuskan untuk membantu polisi mengungkap kasus tersebut. Dibantu oleh Maggie (Hsu Wei Ning) - Atasannya sekaligus orang yang diam-diam dicintainya - Hsiao Chi pun melakukan penelusuran atas kasus tersebut.

Penelusuran kasus ini ternyata tidak semudah yang diduganya. Korban sekaligus satu-satunya saksi hidup kejadian tersebut - Shu Ai Ting (Ko Chia Yen) - menghilang secara misterius setelah diwawancarai Hsiao Chi. Lebih aneh lagi, pasca wawancara itu, Hsiao Chi disuruh Atasannya untuk tidak lagi mengurusi kasus itu. Namun Hsiao Chi pantang mundur dan terus mencari fakta untuk mengungkap kasus itu.

Semakin dalam Hsiau Chi menggali, dia menemukan semakin banyak fakta kalau kasus "sederhana" tersebut tidak sesederhana yang diduganya. Terbukti kasus tabrak-lari tersebut berhubungan dengan kasus penculikan anak seorang pengusaha 9 tahun silam, kasus pembunuhan seorang guru penyandang cacat, masalah politik yang melibatkan Perdana Menteri Taiwan, hingga kisah cinta Hsiau Chi dengan Atasannya.

Film ini sangat menarik karena selalu menampilkan kilas-balik kejadian dari sudut pandang berbagai pihak, mulai dari korban, saksi mata, hingga pelaku sendiri. Bahkan sesekali penonton "dijebak" dengan penjelasan Sang Pelaku yang ingin menunjukkan dirinya bukan pelaku utama. Namun setelah semua fakta terkumpul, penonton pun tahu kebenaran yang sebenarnya.

Film berdurasi 128 menit sangat cerdas. Alurnya dibuat sedemikian cepat dan menarik, sehingga tidak membuat penonton bosan, namun terus-menerus penasaran. Kejutan demi kejutan terus ditampilkan Sutradara Chen Wei Hao, membuat penonton terus bertanya-tanya, bagaimana akhir cerita ini?


WHO IS "COCK ROBIN"?
Meski judulnya "Who Killed Cock Robin?", namun sepanjang film Anda tidak akan menemukan ada karakter bernama "Cock Robin". Hal ini tentu mengundang pertanyaan, "Lalu siapakah Cock Robin?"

Judul "Who Killed Cock Robin?" sebenarnya bukanlah mengacu pada korban di film tersebut, tetapi judul itu diambil dari puisi klasik Inggris yang dipublikasikan tahun 1744. Puisi berjudul "Who Killed Cock Robin?" ini awalnya hanya terdiri dari 4 baris saja, yaitu :

Who killed Cock Robin?
I, said the Sparrow
with my bow and arrow
I killed Cock Robin

Pada tahun 1770, puisi ini dibuat menjadi 56 baris, yang berisi cerita yang lebih kompleks.

Meski terkesan sederhana, puisi tersebut mengandung makna bahwa jika seseorang ingin menguasai kedudukan, dia harus "berani" membunuh pesaingnya, dan "tega" menunjuk orang kepercayaannya sebagai pelaku kejahatan tersebut. Dan orang yang ditunjuk itu harus "rela" untuk menerima tuduhan tersebut agar kehidupan masyarakat menjadi lebih baik.

Tema "lempar batu sembunyi tangan" versi puisi "Who Killed Cock Robin?" sudah sering digunakan sebagai tema film-film pembunuhan dan misteri. Beberapa di antaranya yang cukup populer : Who Killed Cock Robin? (1935 - film animasi produksi Walt Disney) dan Sabotage (1936 - Sutradara : Alfred Hitchcock), dan Deadman Wonderland (April - Juli 2011; anime karya Mangaka Jepang Kazuma Kondou dan Jinsei Kataoka).



DO YOU KNOW? 
Jangan terkejut jika di film "Who Killed Cock Robin?"ada artis berparas cantik dengan wajah sangat mirip Raisa Andriana (Raisa). Penyanyi yang kini istri Hamish Daud ini sama sekali bukan pemeran utama film itu, melainkan Hsu Wei Ning / Tiffanyu Ann Hsu. Wanita berparas cantik yang sangat mirip Raisa ini adalah aktris dan model populer Taiwan. Gadis keturunan Italia - Amerika - Taiwan ini memulai karir sebagai model pakaian sejak tahun 2003. Pengalamannya bermain film dimulai saat dia menjadi figuran di serial televisi Jia You Fei Fei (2004). Di serial itu, selain menjadi figuran, dia pun turut menyumbangkan suara dengan menyanyikan theme song serial tersebut.

Ini bukan Raisa, tapi Hsu Wei Ning, aktris Taiwan
Nama Hsu Wei Ning baru benar-benar dikenal publik setelah bermain di serial televisi   It Started with A Kiss (2005 - 2006). Meski juga bermain sebagai figuran, namun wajahnya yang menawan dengan cepat membuat banyak penonton - terutama para pria - mabuk kepayang.

Film layar lebar pertama yang diperani Hsu Wei Ning adalah film horor The Tag-Along (2015), di mana dia berperan sebagai seorang Penyiar Radio yang takut menjalani hubungan percintaan yang serius. Film karya sutradara Cheng Wei Hao tersebut merupakan film box-office Taiwan 2015. Bahkan berkat film itu, Hsu Wei Ning meraih penghargaan Best Actress di Taipei Film Awards, dan ini merupakan penghargaan pertama untuknya di dunia perfilman.

Atas kesuksesan yang diraihnya, film ini kemudian dibuat sekuelnya dan dirilis tanggal 25 Agustus 2017 kemarin. Film yang berjudul The Tag Along 2 tetap distradarai Cheng Wei Hao, dan diperani Hsu Wei Ning, Francesca Kao, Lung Shao Hua, dan River Huang. Film itu meraih penghasilan jauh lebih baik daripada seri pertamanya (dibuat dengan dana NT$ 45 juta, film ini meraup keuntungan NT$ 104.8 juta).

Hsu Wei Ning kembali berkolaborasi dengan Sutradara Cheng Wei Hao di film Who Killed Cock Robin. Film ini merupakan film kedua kolaborasi mereka (film The Tag Along 2 adalah kolaborasi ketiga).



Movie Review : Kahaani 2 - Durga Rani Singh (2016)



Judul Film         : Kahaani 2 - Durga Rani Singh
Sutradara          : Sujoy Ghosh
Pemeran            : Vidya Balan, Arjun Rampal, Tunisha Sharma, Jugal Hansraj
Tanggal tayang : 2 Desember 2016

Jika Anda ingin tahu film India paling keren saat ini, maka jawabnya : Kahaani. Film bergenre drama-thriller-misteri ini pertama kali dirilis tahun 2012 dengan sutradara Sujoy Ghosh dan diperani Vidya Balan. Dibuat dengan dana yang cukup "minim" (80 juta Rupee; atau setara dengan Rp 1.62 milyar), film ini mampu meraup keuntungan hingga 1.02 milyar Rupee (atau setara Rp 2.16 milyar). Hasil ini langsung membuat Kahaani menjadi salah satu film India terlaris di waktu itu.

Selain meraih keuntungan finansial yang lumayan, Kahaani juga meraih berbagai penghargaan lokal dan internasional, juga banjir pujian dari para kritikus film dunia. Hal inilah yang kemudian membuat Sujoy Ghosh memutuskan untuk membuat sekuel film tersebut. Dan tahun 2016 kemarin, sekuel berjudul Kahaani 2 : Durga Rani Singh pun dirilis.

Meski disebut "sekuel", film ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan seri pertamanya. Ada pun benang merah yang menghubungkan film pertama dan kedua adalah pemeran utama (Vidya Balan) dan Sutradaranya yang sama.

Sama seperti seri pertamanya, seri kedua juga mengangkat cerita misteri yang penuh kejutan dan tidak terduga sama sekali.

Kahaana 2 : Durga Rani Singh mengisahkan tentang kisah hidup Durga Rani Singh (Vidya Balan), seorang staf kantor sebuah sekolah di kota Kalimpong, Bengal Utara, India. Saat bekerja, dia berjumpa dengan seorang siswi SD berusia 8 tahun bernama Mini Dewan (Naisha Khanna), yang selalu tertidur di kelas. Awalnya, Durga tidak terlalu memperhatikan anak tersebut. Namun ketika setiap hari anak tersebut harus menghadap Kepala Sekolah, Durga pun mulai penasaran untuk mengetahui latar-belakang Mini suka tidur di kelas.

Durga merasa ada yang tidak beres dengan keluarga Mini. Dia pun kemudian berpura-pura menjadi guru sekolah untuk memberikan les privat gratis kepada Mini. Saat di rumah Mini, Durga baru mengetahui kalau Mini diasuh oleh Neneknya, Nyonya Dewan (Amba Sanyal), dan Pamannya Mohit Dewan (Jugal Hansraj). Orang tua Mini telah meninggal karena kecelakaan.

Tebakan Durga benar. Mini ternyata mengalami pelecehan seksual yang dilakukan oleh Pamannya dan melakukan perlakukan tidak pantas oleh Neneknya. Akibatnya Mini mengalami trauma dan akhirnya memutuskan untuk bunuh diri. Beruntung Durga berhasil menyelamatkan nyawa Mini, meski kakinya lumpuh akibat meloncat dari lantai atas rumahnya.

Durga kemudian melaporkan tindakan Nenek dan Paman Mini ke polisi, namun justru dia yang disudutkan dan dituduh mencuri di rumah Keluarga Dewan. Belakangan Nyonya Dewan menyewa seorang pembunuh bayaran untuk membunuh Durga dan Mini. Durga berhasil selamat dari kejaran Sang Pembunuh Bayaran, dan secara tidak sengaja membunuh Nyonya Dewan saat dia mencoba membunuh cucunya.

Demi menyelamatkan Mini, Durga pun membawa kabur Mini ke desa terpencil di Chandan Nagar, dan berganti identitas menjadi Vidya Sinha. Setelah 5 tahun bersembunyi, keberadaannya terlacak oleh Mohit Dewan yang mengutus Pembunuh Bayaran untuk menculik Mini. Durga pun dengan berbagai upaya berusaha mencari keberadaan Mini dan menyelamatkannya.

Film seru ini ditampilkan dengan gaya cerita maju-mundur, sehingga butuh fokus untuk bisa benar-benar memahami jalan ceritanya. Akting Vidya Balan sangat memukau dan berhasil mengharu-biru perasaan penonton.

Meski durasinya cukup panjang (128 menit), namun karena ceritanya yang sangat menarik, film Kahaani tidak terasa membosankan. Bahkan membuat penonton terus-menerus penasaran.

Film ini pun sangat berbeda dengan film-film India pada umumnya, karena tidak menampilkan adegan tari-tarian masal atau tiba-tiba menyanyi seperti film-film India pada umumnya. Adegan perkelahian pun dibuat dengan cukup baik, sekelas film Hollywood berbujet tinggi.

Secara umum, film ini sangat menarik untuk ditonton. Saya bahkan sempat terbawa emosi melihat perjuangan Durga yang berusaha menyelamatkan Mini. Jika Anda suka film dengan alur cerita yang menyentuh sekaligus penuh ketegangan serta kejutan tidak terduga, film ini adalah juaranya yang wajib Anda tonton.

Sebagai info, sama seperti film terdahulunya, film Kahaani 2 : Durga Rani Singh pun menjadi film sukses yang melampaui film pertamanya. Berkat film ini, Vidya Balan terpilih sebagai Nominator Best Actress di Ajang Filmfare Awards, sebuah ajang penghargaan untuk film-film India terbaik.

Atas prestasi ini, Sujoy Ghosh berencana untuk menjadikan Kahaani sebagai film franchise yang akan dirilis setiap 2 tahun sekali.

Recommended Movies - TOKYO GHOUL (東京喰種 )



Judul Film          : Tokyo Ghoul
Sutradara            : Kentaro Hagiwara
Pemeran             : Masataka Kubota, Fumika Shimizu, Nobuyuki Suzuki, Yu Aoi, Kunio Murai
Tanggal rilis       : 29 Juli 2017

Penggemar anime dan manga tentu tahu banget dengan Tokyo Ghoul (東京喰種 - Tokyo Guru). Yep... Tokyo Ghoul adalah manga populer karya Sui Ishida yang dirilis di majalah manga seinen Weekly Young Jump antara September 2011 - September 2014 dan menjadi salah satu manga paling populer saat itu, dengan duduk di peringkat ke-4 Best Selling Manga dengan penjualan total 6,9 juta kopi sepanjang tahun 2014. Jika diakumulasi sejak perilisan perdananya (2011) hingga hari ini, maka total penjualan manga ini mencapai 30 juta kopi dan menjadikannya sebagai salah satu manga terlaris saat ini.

Manga ini sebelumnya sudah diadaptasi dalam bentuk anime oleh Pierrot Studio sebanyak 12 episode dan ditayangkan di Tokyo MX antara Juli - September 2014. Sama seperti manga-nya, anime Tokyo Ghoul juga meraih sukses yang luar biasa, sehingga kehidup dibuat Season Keduanya yang diberi judul Tokyo Ghoul : Root A (8 Januari - 26 Maret 2015). Season kedua ini pun meraih sukses yang sama, sehingga rencana untuk membuat Season Ketiga pun disetujui. Season Ketiga anime ini (diberi judul Tokyo Ghoul : re) akan dirilis tahun 2018.

Sebelum Season Ketiga dirilis, baru-baru ini Studio Film Shochiku Company Limited merilis film layar lebar live-action dari Tokyo Ghoul. Film tersebut dirilis tanggal 29 Juli 2017 di Jepang, dan akan dirilis secara internasional tanggal 16 Oktober 2017.

Film layar lebar Tokyo Ghoul terbilang cukup setia mengikuti alur cerita manga dan anime aslinya. Hanya saja karena pertimbangan durasi, maka banyak bagian dari manga dan anime tersebut yang tidak dimunculkan dalam film ini. Meski demikian, esensi ceritanya sama sekali tidak berubah dan masih tetap asyik dinikmati, terutama bagi para penonton yang sama sekali belum pernah membaca manga Tokyo Ghoul sebelumnya.

Film ini mengisahkan tentang Ken Kaneki (Masatoka Kubota), seorang mahasiswa yang jatuh hati pada Rize Kamishiro (Yu Aoi), teman sekampusnya. Perhatian Ken rupanya tidak bertepuk sebelah tangan. Rize pun menyukai Ken, sehingga mereka pun akhirnya bisa berjalan berdua. Namun perhatian Rize pada Ken hanya kedok saja, karena Rize sebenarnya adalah Ghoul - mahluk jadi-jadian yang hidup dari memakan daging manusia - dan dia ingin memangsa Ken.

Ken selamat dari serangan Rize. Namun dia menderita luka parah sehingga harus dibawa ke rumah sakit. Setelah sembuh, Ken baru menyadari kalau saat di rumah sakit, dia menjalani operasi yang telah mengubahnya menjadi manusia setengah Ghoul. Hal ini bisa terjadi lantaran ada sebagian organ tubuh Rize yang ditransplantasikan ke tubuh Ken, yang membuat Ken memiliki sifat seperti Ghoul yang lapar dan ingin memangsa manusia.

Dengan menjalani hidup sebagai manusia setengah Ghoul, Ken harus menyembunyikan jati-dirinya sebagai Ghoul dari manusia, dan harus bisa membaur dalam kehidupan sosial mahluk Ghoul.Tentu saja untuk bisa menjalani hidup seperti ini tidak mudah, mengingat banyak Ghoul yang tidak suka padanya dan berusaha menyingkirkannya.

Sama seperti versi anime-nya, film ini dipenuhi dengan adegan pertarungan brutal serta adegan sadis berdarah-darah. Bahkan bisa dikatakan film ini jauh lebih sadis daripada anime-nya, karena menampilkan adegan mutilasi serta pembunuhan brutal secara eksplisit.

Para kritikus film sangat memuji sinematografi film Tokyo Ghoul yang menampilkan banyak efek keren yang luar biasa. Bahkan jika dibandingkan dengan film-film Hollywood yang menggunakan bujet besar untuk membuat efek tersebut, film Tokyo Ghoul yang masuk kategori "murah-meriah" ini justru mampu menampilkan efek sekelas film-film mahal tersebut.

Untuk tingkat kesadisan dan kengerian, Tokyo Ghoul disebut kritikus film dunia sebagai film adaptasi anime Paling Brutal dan Sadis saat ini. Jadi kalau Anda adalah penonton yang "haus darah", film ini adalah film yang cocok untuk Anda tonton.



ABOUT "TOKYO GHOUL"
Seperti yang sudah diulas di atas, Tokyo Ghoul  merupakan salah satu anime terlaris saat ini, yang merupakan buah karya Mangaka Sui Ishida. Berbeda dengan anime yang ada sebelumnya, Tokyo Ghoul menampilkan cerita yang berbeda dan jauh lebih seram, yaitu tentang mahluk pemangsa manusia bernama Ghoul yang hidup serta menyaru sebagai manusia biasa. Kelebihan anime Tokyo Ghoul terletak dari alur ceritanya yang dibuat sangat cepat dan seru, membuat pembaca selalu penasaran untuk terus mengetahui kelanjutan ceritanya.

Tidak heran jika Tokyo Ghoul menjadi salah satu anime terlaris saat ini.

Tokyo Ghoul seri pertama dirilis tanggal 8 September 2011 - 18 September 2014 di majalah Weekly Young Jump. Manga ini kemudian dikompilasi menjadi 14 tankobon / volume buku komik yang dirilis antara 17 Februari 2012 - 17 Oktober 2014. Saat pertama kali dirilis, komik Tokyo Ghoul menjadi hits dan laris manis terjual lebih dari 2 juta kopi. Hingga hari ini, komiknya masih terus diburu orang dan telah menembus angka 30 juta kopi.

Atas kesuksesan manga tersebut, pada bulan Agustus 2013, Sui Ishida kemudian merilis manga prekuel berjudul Tokyo Ghoul [Jack] yang dirilis secara digital. Cerita yang terdiri dari 7 Bab ini berfokus pada karakter Arima Kisho dan Taishi Fura di mana setting waktu kejadian adalah 10 tahun sebelum kejadian di Tokyo Ghoul.
Sui Ishida, Mangaka di balik kesuksesan manga Tokyo Ghoul

Setahun kemudian - tepatnya 17 Oktober 2014 - Ishida merilis komik berwarna berjudul Tokyo Ghoul Zakki. Komik ini berisi kumpulan gambar dan konsep cerita Tokyo Ghoul awal, dengan tambahan komentar Sui Ishida mengenai ide awal kisah Tokyo Ghoul. Komik ini merupakan komik pendamping sekaligus komik tambahan untuk menyambut perilisan volume terakhir komik Tokyo Ghoul.

Pada tanggal 16 Oktober 2014, Weekyl Young Jump merilis manga sekuel dari Tokyo Ghoul berjudul Tokyo Ghoul : re. Komik ini melanjutkan cerita manga Tokyo Ghoul dengan setting cerita 2 tahun pasca kejadian di manga pertama tersebut. Di awal perilisannya, banyak kritikus yang mengkritik cerita Tokyo Ghoul : re yang terlalu banyak menampilkan gambar-gambar sadis tanpa disertai pengembangan cerita yang berarti. Kritikan ini diterima  Sui Ishida, yang kemudian mengembangkan cerita Tokyo Ghoul : re menjadi cerita yang lebih baik lagi, sehingga seri-seri berikutnya lebih bisa diterima oleh pembaca.

Selain manga, Sui Ishida pun merilis Tokyo Ghoul dalam bentuk novel. Bekerja sama dengan Novelis Shin Towada, mereka pun merilis 3 novel Tokyo Ghoul antara tahun 2013 - 2014. Seri pertama berjudul Tokyo Ghoul : Days (東京喰種トーキョーグール[日々] Tōkyō Gūru[Hibi] ) yang dirilis tanggal 19 Juni 2013. Novel ini mengisahkan pada keseharian hidup karakter-karakter utama dari kisah Tokyo Ghoul.

Novel kedua - Tokyo Ghoul : Void  (東京喰種トーキョーグール[空白] Tōkyō Gūru[Kūhaku] ) - dirilis tanggal 19 Juni 2014, mengisahkan tentang 6 bulan pasca kejadian di komik Tokyo Ghoul volume 8 dan 9.

Dan novel ketiga - Tokyo Ghoul : Past (東京喰種トーキョーグール[昔日] Tōkyō Gūru[Sekijitsu]) - dirilis 19 Desember 2014, di mana mengisahkan tentang latar belakang beberapa karakter utama Tokyo Ghoul, termasuk kisah hidup Ken Kaneki, yang merupakan tokoh sentral dari kisah Tokyo Ghoul.

Kesuksesan  manga Tokyo Ghoul menarik perhatian Studio Film Pierrot yang kemudian mengadaptasi dan memproduksi manga tersebut menjadi serial animasi dengan total 12 episode. Serial anime tersebut ditayangkan di Tokyo MX antara tanggal 4 Juli - 190 September 2014.

Anime tersebut sangat sukses dan mendapatkan respon yang sangat positif, tidak saja di Jepang, tetapi juga di luar negeri, termasuk Amerika, dan Indonesia.

Pasca kesuksesan anime itu, Pierrot kemudian merilis Season Kedua dari anime tersebut berjudul Tokyo Ghoul : Root A yang ditayangkan antara 9 Januari - 27 Maret 2015. Dan sama seperti seri sebelumnya, Season Kedua ini pun sukses luar biasa di dunia.

Atas kesuksesan itu, maka pada tanggal 5 Oktober 2017, Pierrot mengumumkan rencana perilisan Season Ketiga Tokyo Ghoul yang akan ditayangkan tahun 2018. Adapun judul season ketiga tersebut adalah Tokyo Ghoul : re.







Recommended Movies - GODZILLA : PLANET OF THE MONSTERS (2017)



Judul Film         : Godzilla - Planet of the Monsters (GODZILLA -怪獣惑星- Gojira: Kaijū Wakusei
Sutradara           : Kobun Shizuno & Hiroyuki Seshita 
Pengisi Suara    : Mamoru Miyano, Takahiro Sakurai, Kana Hanazawa
Tanggal Rilis    : 17 November 2017

Godzilla adalah monster raksasa (Kaiju) Legendaris Jepang yang tidak ada matinya dan terus menjadi pujaan banyak orang. Sejak pertama kali muncul tahun 1954 hingga hari ini, Godzilla telah menjadi mimpi buruk, tetapi juga pahlawan dan sahabat manusia. Dan kebesaran namanya tidak saja dikenal masyarakat Jepang, tetapi telah menyebar hingga seluruh dunia.

Setelah film re-boot Godzilla (Shin Godzilla) - yang merupakan reboot ketiga kalinya - dirilis dan sukses di tahun 2016, Toho Animation segera mengumumkan kalau mereka akan merilis film animasi layar lebar Godzilla yang akan dirilis tahun 2017. Saat proses penulisan skenario, ternyata jalan ceritanya berkembang, sehingga akhirnya diputuskan untuk membuat film animasi tersebut menjadi trilogi, dan seri pertama akan dirilis November 2017.

Film animasi Godzilla : Planet of the Monsters akan menjadi film animasi layar lebar pertama di franchise Godzilla ini, dan akan menjadi film ke-32 dari keseluruhan franchise film Godzilla sejak tahun 1954.

Film ini mengisahkan kondisi bumi di masa depan, yaitu tahun 2048, di mana saat itu Godzilla dan para monster raksasa (kaiju) telah menguasai bumi, sehingga tidak memungkinkan lagi manusia untuk tinggal di sana. Mereka pun memutuskan untuk meninggalkan bumi dan melakukan pencarian tempat tinggal baru. Setelah berkelana selama 20 tahun di ruang angkasa, manusia menemukan sebuah planet baru bernama Tau Ceti E, salah satu planet yang menjadi bagian dari Bintang Raksasa di Konstelasi Cetus yang dalam dunia nyata diyakini memiliki struktur dan kondisi yang sama dengan Tata Surya tempat Bumi berada.

Namun setibanya di planet itu, mereka baru menemukan kalau Tau Ceti E tidak mungkin ditinggali manusia. Tidak ada pilihan, manusia harus kembali ke bumi. Setibanya di bumi, mereka baru menyadari kalau kondisi di bumi telah berbeda dan manusia ternyata telah meninggalkan bumi selama 21,000 tahun. Ekosistem pun telah berubah. Kini Godzilla menjadi satu-satunya mahluk yang ada di bumi, dan dia sedang sangat kelaparan.

Film Godzilla : Planet of the Monsters akan tayang di layar bioskop Jepang pada tanggal 17 November 2017. Selanjutnya, Netflix - selaku pemegang hak siar televisi - akan menyiarkan film ini secara streaming di 190 negara.

Recommended Movie - CULT OF CHUCKY (2017)



Judul Film              : Cult of Chucky
Sutradara                : Don Mancini
Pemeran                 : Brad Dourif, Fiona Dourif, Alex Vincent, Jeniffer Tilly
Tanggal tayang      : 3 Oktober 2017

Jauh sebelum Generasi Milenial mengenal boneka terkutuk Annabelle, ada boneka pembunuh berantai yang sudah lebih dulu menjadi legenda dan menghantui penonton di dunia. Boneka itu bernama Chucky.

Ya, Chucky adalah boneka yang paling mengerikan dan telah menghantui moviegoers sejak tahun 1980an. Dan tahun ini, Chucky muncul kembali lewat film berjudul Culf of Chucky.  Film ini sendiri merupakan seri ketujuh dan sekuel langsung dari film Curse of Chucky yang sebelumnya sudah dirilis tahun 2013 silam.

Pada film Curse of Chucky, dikisahkan kalau boneka terkutuk Chucky (disuarakan oleh Boris Dourif) dikirim ke kediaman Keluarga Pierce. Di kediaman itu, Chucky kemudian membunuh para penghuni rumah : Sarah Pierce (Chantai Quesnelle; sang Ibu), Barbie (Danielle Bisutti; anak sulung), Ian (Brennan Elliot; suami Barbie), Jill (Maitland McConnell; pengasuh anak Barbie), dan Alice (Summer H. Howell; anak Barbie).

Hanya Nica Pierce (Fiona Dourif), anak bungsu Sarah Pierce dan satu-satunya korban yang selamat. Dari Chucky sendiri, Nica mendapatkan fakta mengejutkan : Ternyata saat masih menjadi manusia bernama Charles Lee Ray, Chucky pernah jatuh hati dengan Sarah Pierce. Demi mendapatkan Sarah, Chucky kemudian membunuh ayah Nica dan Barbie. Namun tindakannya diketahui Sarah yang kemudian menjebak Chucky dan dikejar polisi. Itulah sebabnya Chucky memendam dendam pada Sarah dan keluarganya, serta berniat menghabisi mereka semua.

Sebelum Chucky berhasil membunuh Nica, polisi datang ke lokasi kejadian. Karena hanya Nica yang ada di sana, maka dia dinyatakan sebagai pelaku tunggal pembunuhan sadis keluarganya tersebut. Dan karena Nica meracau saat ditangkap, dia dinyatakan mengalami gangguan jiwa, sehingga mendapat perawaran di Institusi Sakit Jiwa.

Chucky kemudian dikirim ke rumah Andy Barclay (Alex Vincent) untuk menuntaskan misinya yang tertunda. Namun, Andy sudah lebih dulu menyadari kehadiran Chucky, sehingga sebelum Chucky bertindak, Andy segera menembak kepala Chucky.

Nah, film Cult of Chucky melanjutkan cerita dari film Curse of Chucky. Di film ini, dikisahkan kalau Nica dipindahkan dari institusi sakit jiwa baru di mana di sana, dia menjalani sesi penyembuhan. Rupanya dalam proses penyembuhan,  Dr Foley (Michael Therriault) - Sang Psikolog - menggunakan Boneka Good Guy, yang tidak lain adalah wujud manifestasi Chucky. Di antara semua pasien, hanya Madeleine (Elisabeth Rosen) yang tertarik untuk merawat boneka tersebut seperti anaknya sendiri.

Tidak lama setelah itu, ternyata serangkaian pembunuhan sadis di rumah sakit tersebut. Pelakunya sudah jelas : Chucky. Tetapi tidak ada orang yang mempercayai, bahkan semua menuding Nica adalah pelaku sebenarnya.

Di lain tempat, Andy Barclay punya hobi baru, yaitu menyiksa Chucky yang hanya tersisa kepala. Saat mendengar adanya pembunuhan di rumah sakit jiwa dengan modus-operandi seperti yang biasa dilakukan Chucky, Andy menjadi penasaran karena seolah-olah ada orang lain yang menjiplak gaya Chucky. Ternyata, saat membunuh keluarga Piece, Chucky sempat memindahkan rohnya ke tubuh Alice, dan menjadikannya sebagai medium untuk memultiplikasi dirinya. Jadi kini Chucky ada di beberapa boneka Good Guy dan leluasa membunuh siapapun yang diingininya.

Guna menghentikan aksi Chucky, Andy pun bergegas menuju ke rumah sakit jiwa, buat menghadapi Chucky untuk yang keterakhir kalinya.

Banyak pengamat dan penggemar film Chucky memuji film ini karena memiliki alur cerita yang jauh lebih berkembang dibandingkan seri-seri sebelumnya. Hal yang paling menarik dari Cult of Chucky adalah banyaknya kejutan yang sama sekali tidak terduga sehingga film ini tidak membosankan dan tidak mudah ditebak alurnya.


ABOUT "CHUCKY"
Mungkin setelah menonton film ini, Anda akan sangat penasaran dengan sosok boneka Chucky dan berusaha menemukan semua film Chucky. Tapi Anda harus kecewa karena mungkin hanya ada 4 dari total 7 film saja yang berjudul Chucky yang akan Anda temukan.
Brad Dourif sebagai Charles Lee Ray (Child's Play)

Chucky sendiri adalah karakter antagonis yang awalnya muncul di film Child's Play. Film ini adalah film bertema horor kreasi Don Mancini. Child's Play pertama dirilis tanggal 9 November 1988, dengan sutradara Tom Holland dan diperani Alex Vincent, Catherine Hicks, Chris Sarandon, serta Brad Dourif. Film ini mengisahkan tentang Charles Lee Ray (diperani Brad Dourif), seorang pembunuh berantai yang selalu membunuh korbannya dengan cara yang sangat kejam. Pembunuh yang punya nama panggilan "Chucky" ini dikenal juga dengan sebutan "Si Pencekik dari Lakeshore". Selain hobi membunuh, Chucky juga seorang praktisi sihir Voodoo yang memungkinkannya tidak bisa mati saat ditempak polisi.

Dalam sebuah aksinya, Chucky tertembak oleh seorang polisi. Sebelum meninggal, Chucky berhasil memindahkan rohnya ke sebuah boneka Good Guy. Boneka tersebut ditemukan oleh gelandangan yang kemudian menjualnya pada keluarga Barclays. Boneka itu akhirnya diberikan pada Andy Barclays (Alex Vincent) sebagai hadiah ulang tahun. Chucky kemudian ingin memindahkan rohnya pada Andy, tetapi tindakannya gagal. Marah karena tidak berhasil menguasai Andy, Chucky pun membantai keluarga Andy.

Dibuat dengan biaya yang cukup murah (US$ 9 juta), film ini meraih penghasilan sebesar US$ 44.2 juta. Prestasi ini cukup menggembirakan sehingga sekuel film ini pun disetujui untuk dibuat.

Maka tahun 1990, film Child's Play 2 dirilis. Sama seperti seri pertamanya, skenario dibuat oleh Don Mancini serta disutradarai John Lafia. Hanya Alex Vincent dan Brad Dourif yang kembali bermain di film ini. Sementara itu, pemeran lain yang bergabung antara lain Gerrit Graham, Jenny Agutter, dan Christine Elise (sebagai Kyle, kakak angkat Andy).

Mengambil setting 2 tahun pasca kejadian di seri pertama, Child's Play 2 mengisahkan tentang perusahaan PlayPals - yang memproduksi boneka Good Guy - membuat ulang boneka Good Guy yang dirasuki Chucky. Dan boneka itu pun hidup kembali serta membunuhi orang-orang di dalam perusahaan tersebut. Chucky kemudian memburu Andy untuk menuntaskan misinya: memindahkan rohnya ke tubuh Andy. Namun sebelum aksinya berhasil, Andy dan Kyle berhasil menghancurkan boneka Chucky kembali.

Sama seperti seri pertamanya, film Child's Play 2 pun meraih kesuksesan yang sama. Dengan biaya produksi US$ 13 juta, film ini berhasil meraup keuntungan hingga US$ 35.7 juta. Dan kembali lagi Produser akhirnya setuju untuk memproduksi seri ketiga dari Child's Play.

Tahun 1991, film Child's Play 3 akhirnya dirilis. Skenario tetap ditulis oleh Don Mancini, namun penyutradaraan diserahkan kepada Jack Bender. Kali ini hanya aktor Brad Dourif saja yang kembali dipercaya menjadi pengisi suara Chucky. Sedangkan para aktor pendukung film ini antara lain Justin Whalin, Dakin Matthews, Perrey Reeves, Dean Jacobson, dan Travis Fine.

Dikisahkan 8 tahun sejak kejadian di film Child's Play 2, Andy Barclay (Justin Whalin) telah remaja dan dikirim ke Sekolah Tentara Kent Military Academy.

Sementara itu, bekas boneka Chucky telah didaur ulang dan digunakan kembali di boneka Good Guy versy baru. Akibatnya sudah dapat ditebak : Chucky hidup lagi dan kembali mencari keberadaan Andy Barclays.

Namun ketika menemukan keberadaan Andy di barak tentara, Chucky pun memindahkan sasarannya pada Ronald Tyler (Jeremy Sylvers), salah seorang rekan Andy. Beberapa kali usaha dilakukan Chucky agar dapat memindahkan rohnya ke tubuh Tyler, tetapi selalu gagal. Namun ketika dia sudah berhasil menguasai Tyler, Andy berhasil mencegah arwah Chucky berpindah ke Tyler, kemudian berhasil membunuh Chucky kembali dengan melemparkannya ke kipas raksasa, sehingga tubuh Chucky hancur berantakan.

Sayang, hasil yang diraih Child's Play 3 tidak sebaik yang kedua seri sebelumnya. Selain perolehan penghasilan yang sangat kurang (hanya meraup US$ 20.5 juta), banyak kritikus yang mengkrisi film ini lemah dalam plot cerita. Meski demikian, satu hal positif yang ada di film ini adalah penggunaan boneka animatronik yang cukup baik. Boneka robot tersebut berhasil menampilkan perubahan ekspresi Chucky dengan sangat sempurna.

Bagi Don Mancini sendiri, Child's Play 3 adalah film terburuk yang pernah dibuat, sehingga dia enggan untuk terlibat dalam pengerjaan sekuel film Child's Play lagi.

Tujuh tahun kemudian (1998), sekuel film Child's Play dirilis. Namun berbeda dengan 3 seri sebelumnya, mulai seri keempat ini, film boneka pembunuh ini menggunakan nama Chucky sebagai judul film. Karena itu, di tahun ini, sekuel tersebut dirilis dengan judul Bride of Chucky. Don Mancini masih menulis skenario film. Sedangkan sutradara film ini adalah Ronny Yu, Sutradara Hong Kong yang sebelumnya sukses membuat dwilogi film wuxia The Bride With White Hair (1993; diperani Leslie Cheung dan Bridgitte Ling Ching Sia).

Brad Dourif masih dipercaya sebagai pengisi suara boneka Chucky. Sedangkan aktris Jennifer Tilly mendapat peran sebagai Tiffany Valentine, kekasih Chucky yang juga nantinya menjadi boneka. Selain mereka berdua, artis lain pendukung film ini adalah John Ritter, Katherine Heigl, dan Nick Stabile.

Meski dibuat 7 tahun kemudian, namun film Bridge of Chucky mengambil setting 1 bulan pasca kejadian di Child's Play 3.

Dikisahkan pasca pembantaian di Barak Tentara, Tiffany Valentine (Jennifer Tilly) - kekasih Charles Lee Ray - diam-diam mengambil sisa tubuh Chucky, lalu membangkitkan Chucky kembali dengan ilmu voodoo yang dipelajarinya. Setelah Chucky hidup kembali, Tiffany memaksa Chucky untuk menikahinya. Namun Chucky menolak, sehingga dia dikurung di sebuah lemari. Chucky berhasil melarikan diri, kemudian membunuh Tiffany. Setelah itu, Chucky memasukkan arwah Tiffany ke dalam boneka wanita, dan boneka itu pun hidup.

Karena masih berkeinginan untuk menjadi manusia kembali, Chucky mengajak Tiffany untuk mencari tubuh yang tepat. Mereka pun menemukan Jesse (Nick Stabile) dan kekasihnya, Jade (Katherina Heigl) sebagai sasaran.  Saat Chucky berusaha memindahkan arwahnya dan Tiffany ke tubuh Jesse dan Jade, terjadi pertarungan hebat. Jade berhasil membunuh Chucky. Sedangkan Tiffany - yang saat itu ternyata sedang hamil - melahirkan anak-anak berbentuk boneka, sebelum akhirnya menghembuskan nafas terakhir.

Film ini memiliki perbedaan dengan seri-seri film Chucky sebelumnya, karena sangat dominan dengan komedi yang dibalur dengan adegan sadis khas film-film Child's Play. Alhasil formula ini mampu merebut hati penonton. Dibuat dengan dana US$ 25 juta, film ini mampu meraup keuntungan hingga US$ 50.7 juta.  Film ini pun mendapat pujian dari para kritikus dan penonton dan dianggap jauh lebih baik daripada 3 seri Child's Play. Selain itu, banyak penonton yang juga memuji penampilkan Chucky yang baru : penuh jahitan dan guratan di wajahnya. Penampilan ini membuat Chucky tampak jauh lebih seram dan sadis.

Meski banjir pujian, namun tidak sedikit penonton yang kecewa karena tidak melihat perseteruan Chucky - Andy Barclay yang menjadi "trade-mark" dan benang merah cerita film-film Child's Play.

Karena itu - dan sehubungan dengan suksesnya film Bridge of Chucky - maka pada tahun 2004 dibuatlah sekuel berikutnya dari Chucky yang berjudul Seed of Chucky. Kali ini, kursi penyutradaraan dipercayakan pada Don Mancini sendiri, selaku kreator Chucky. Brad Dourif masih dipercaya sebagai pengisi suara Chucky. Begitu juga Jennifer Tilly yang masih dipercaya mengisi suara Tiffany Valentine.

Film ini mengambil setting waktu 6 tahun pasca kejadian film Bridge of Chucky. Dikisahkan Glenn (Billy Boyd), anak Chucky berbentuk boneka mencari kedua orang tuanya. Setelah tahu kedua orang tuanya telah meninggal, Glenn menggunakan ilmu voodoo untuk membangkitkan kedua orang tuanya. Chucky dan Tiffany pun hidup kembali. Mereka bertiga kemudian mencari tubuh manusia yang bisa mereka gunakan untuk bertukar jiwa. Tetapi setelah bertukar jiwa dengan pasangan artis, dan artis tersebut melahirkan anak kembar, Chucky berkeinginan untuk menjadi orang baik. Hal ini ditentang Tiffany, yang kemudian berusaha membunuh Chucky. Namun Chucky justru berhasil membunuh kekasihnya terebut.

Melihat ibunya dibunuh, Glenn pun kemudian membunuh Chucky. 

Berbeda dengan seri-seri sebelumnya, film ini lebih kental unsur komedi daripada horornya.Inilah yang menjadi sebab film ini kurang sukses di pasaran, bahkan mendapat cercaan dari para penonton dan kritikus film.

Buruknya hasil yang didapat Seed of Chucky, membuat produser franchise film Chucky memutuskan untuk menghentikan produksi Chucky. Namun karena merasa penggemar Chucky masih banyak yang menantikan kemunculan Chucky kembali, Don Mancini akhirnya mencari produser baru untuk merilis seri Chucky berikutnya. Dan tahun 2013, sekuel Chucky berikutnya - Curse of Chucky - dirilis. Sayangnya, film tersebut dirilis dalam bentuk video (Video-On-Demand) dan menjadi seri pertama yang dirilis dalam bentuk demikian.

Meski dirilis dalam bentuk video, film Curse of Chucky meraih kesuksesan yang luar biasa, sehingga akhirnya dibuat kembali sekuel dari Curse of Chucky - yaitu Cult of Chucky - yang kita ulas di atas.